Jumat, 01 April 2011

Olympus : Menjelajah Negeri Para Dewa-Dewi

Pengarang : Anton WP
Halaman : 244
Penerbit : Penerbit bukuKatta
Januari 2010

Buku ini berisikan sekitar 114 cerita. Penyusunan halaman yang sangat efisiensi membuat halaman yang hanya 243 mampu menampung sekian banyak cerita, tentunya ditambah dengan ilustrasi cantik yang kian membuat mata dimanjakan saat membaca buku ini

Dahulu salah satu stasiun televisi swasta menayangkan cerita mengenai kisah kepahlawan seorang anak manusia keturunan dewa bernama Hercules serta perempuan perkasa bernama Xina. Keduanya mengambil setting metodologi Yunani. Program tersebut menjadi tontonan favorit saya karena selain menghibur juga menyampaikan pesan moral dengan cara yang menarik

Saat meminjam buku ini , saya langsung penasaran pada kedua tokoh yang sangat saya kenal itu plus beberapa tokoh yang pernah saya dengar namanya. Namun rupanya nama-nama yang saya cari tidak ada di buku ini. Namun saat mengintip daftar isi yang memuat begitu banyak cerita, saya terpacu untuk menuntaskan lembar-lembar yang ada.

Saya menemukan beberapa hal yang menarik. Di buku ini, Hercules mendapat nama Heracles. Kesamaan tokoh dengan nama yang berbeda ini baru saya sadari saat membaca cerita dengan judul Dua Belas Tugas Heracles” , isinya persis dengan 12 tugas Hercules.

Heracles merupakan anak Zeus dari wanita bernama Alcmene. Saat lahir, semula Heracles diberi nama Alcides. Namun Hera yang mengetahui anak tersebut adalah keturunan Zeus mengirim dua ekor ular berbisa untuk membunuh bayi itu. Namun ular tersebut malah dipencet hingga mati. Guna meredam kemarahan Hera, maka sang ibu memberi nama Heracles.

Namun sepertinya kisah Herculs atau Heracles ini merupakan kisah yang paling popular.Kisah Hercules dengan 12 tugasnya bahkan sudah diadopsi oleh Dame Agatha Mary Clarissa Christie dalam ceritanya mengenai 12 tugas untuk Hercule Poirot, salah satu tokoh detektif pada tahun 1947.

Dari buku ini, terkesan Zeus adalah seorang dewa yang mata keranjang. Kisah petualangannya membuat para istrinya marah. Terutama Hera, yang selalu berusaha melampiaskan kemarahannya ke mereka yang memiliki hubungan dengan kisah kasih Zeus. Entah anak hasil hubungan tersebut, perempuan yang dikasihi Zeus, hingga mereka yang hanya membantu saja.

Ada juga cerita mengenai Echo yang semula adalah peri. Akibat berusaha menghalangi Hera menangkap basah Zeus dalam petualangan cintanya. Ia dikutuk hanya mampu mengucapkan kata-kata terakhir, tak pernah awal. Suaranya hingga saat ini masih bsai terdengar di pegunungan, mengulangu kata terakhir yang diucapkan siapapun.

Saya juga baru menyadari bahwa di kepala Apollo ada mahkota. Mahkota dari rangkaian cabang dan daun-daun pohon yang ada ada di kepala Apollo merupakan wujud kerinduannya akan kekasih hatinya Daphne yang telah menjadi pohon yang kemudian disebut pohon salam. Ia juga menghiasi alat musik lira dan tempat panahnya.

Di halaman 61, ada sebuah cerita berjudul Artemis dan Endymion. Dikisahkan bagaimana Artemis tertarik pada seorang pengembara yang bernama Endymion. Saking tertariknya tanpa sadar ia mencium pipi kanan pemuda itu, hal itu membuat pemuda yang tertidur menjadi terbangun.Karena malu maka ia segera melarikan diri. Hal itu terus dilakukannya pada malam-malam berikutnya.

Artemis ingin Endymion selalu menemaninya, maka ia memohon pada ayahandanya Zeus agar pemuda itu tetap muda hingga bisa menemaninya. Permintaannya dikabulkan Zeus namun sang pemuda harus tidur selamanya. Artemis lalu membawa Endymion yang dibuat tidur abadi ke sebuah gua di Gunung Latmos. Tiap malam ia datang menemui kekasihnya. Mereka memiliki 50 orang anak perempuan yang disebut Menae.

Saya tahu ini cerita fantasi, seperti juga yang ditulis di cover belakang buku ini. Namun bagaimana bisa, memiliki anak sebanyak itu jika si pria tidur abadi? Kecuali jika saat malam hari sang pria terbangun dari tidurnya dan saat menjelang pagi tertidur lagi, seperti vampir.

Yang tak kalah serunya, kisah mengenai Troy. Termasuk peperangan di Kota Troy, kisah Kuda Troy hingga kisah cinta yang menyelimuti peristiwa itu. Semuanya diuraikan secara apik dan menarik dalam buku ini.

Ada beberapa kesalahan penyebutan nama yang menyanggu. Misalnya pada halaman 36 diceritakan mengenai Dionysus. Disebutkan bagaimana Hera sangat membencinya, maka untuk itu Rhea sang nenek melindunginya. Ia mengajarkan cara menanam anggur dan membuat buahnya menjadi minuman istimewa.

Saat ia meminta sang cucu untuk mengembara di bumi dan mengajarkan ilmu yang diperolehnya, maka seharusnya ditulis “Perintah Rhea” bukan “Perintah Hera” Bagaimana mungkin Hera yang memerintahkan. Sementara yang mengajarkan ilmu adalah Rhea sang nenek yang menyayanginya. Hera justru mengutuknya menjadi gila

Sekilas, pada awal-awal, terlihat para dewa-dewi tidak mementingkan moral. Seorang anak bisa dengan mudahnya mengkudeta sang ayah lalu mengawini ibunya sendiri. Mengrim mereka yang tidak disenanginya ke dunai bawah tanah, ke penjara. Namun kian kebelakang, terlihat ada yang berbeda. Jika ada cerita tanpa sengaja seorang anak membunuh ayahnya dan mengawini ibunya, maka sang anak akan menghukum dirinya sendiri.

Dewa-dewi ternyata juga bisa melakukan hal-hal yang lebih rendah serta nekat dibandingkan manusia. Kadang mansia malah memiliki sifat yang lebih mulia dari pada dewa-dan dewi

Terlepas dari kekurangan yang ada. Buku ini benar-benar menghibur saya serta menambah pengetahuan saya mengenai dunia dewa-dewi. Fantasi saya kian terpicu untuk berkelana lepas. Seadainya ada cerita fantasi yang dibuat berdasarkan kisah-kisah yang ada dalam buku ini pasti seru!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar