Jumat, 27 September 2013

Affair Next Door


Penulis: Anna Katharine Green
Penerjemah: Diana A. Santoso
Penyunting: Fitria Pratiwi
ISBN: 979-065-184-8
Halaman:  408 
Penerbit: VisiMedia Pustaka
Harga: Rp65.000,-

Aku, Amanda Butterworth
Aku bukanlah seorang  perawan tua usil
Dengan topi lebar, gaun megar serta sarung tangan menawan
Tapi saat terjadi pembunuhan misterius di dekatku
Naluri ingin tahuku bergejolak

Ku tahu apa yang kulihat
Gramercy Park malam 17 September 1895
Seorang wanita ditemukan tewas di sana
Faktanya rumah itu kosong selama lima bulan
Luka bekas tusukan benda kecil sangat ramping ditemukan pada tubuh korban
Seorang pria mengaku menemani ke rumah kosong tapi tidak membunuhnya

Misterius!
Dua buah topi
Dua pasang sarung tangan
Baju dalam yang tak biasa
Sosok yang nyaris sama
keluarga terpandang
Kisah cinta yang tak biasa

Mereka meremehkan kemampuanku!
Aku melihat apa yang mereka tidak lihat
Aku mengetahui apa yang tidak mereka tahu
Hal sekecil apapun bisa menjadi sebuah pentunjuk

Kadang, kita berada di waktu dan tempat yang salah
Cinta memang unik, harus disikapi dengan bijak
Namun ada saja yang mau melakukan apapun atas nama cinta
Alih-alih kebahagian, justru kematian yang mendekat

Hati-hatilah para penjahat!
Aku, Amanda Butterwoth akan selalu mengawasi kalian!

------->

Jika selama ini kita dimanjakan oleh sosok Miss Marpel, maka dalam buku ini kita akan diajak untuk menikmati sepak terjang Amanda Butterwoth. Memilih untuk tidak menikah, Amanda Butterwoth merupakan sosok yang unik, perpaduan antara pemikir dan sosok yang suka bergaya. Ia tak akan keluar rumah dengan dandanan yang sempurna menurut standart saat itu tentunya.

Berbagai hal menawan mengenai bagaimana Amanda Butterwoth memecahkan misteri banar-benar tidak biasa. Kita akan diajak berkunjung ke binatu, berjalan di malam buta, hingga menemani Amanda Butterwoth menjadi saksi. Setiap hal, bahkan yang seakan tidak berarti ternyata memiliki peranan sendiri dalam usaha Amanda Butterwoth  merangkai sebuah kasus.  Segala hal dilakukan secara sistematis sehingga tak ada yang terlewat. Pembaca hanya perlu sabar dan teliti membaca telaah yang dilakukannya.

Unsur utama dari buku ini adalah aneka kejutan yang muncul. Sosok yang semula seakan hanya tokoh rekaan bisa menjadi sosok nyata. Apa yang merupakan hal penting bisa menjadi hal yang biasa saja. Sang penulis, Anna Katherine Green mampu membuat pembaca terpesona dengan keahliannya dalam hal membunuh, seni membunuh. Pembunuhan yang terjadi bukanlah pembunuhan biasa tetapi menggunakan trik yang jarang tertebak.

Karena tokoh dalam buku ini adalah seorang perempuan, maka penulis menggunakan sudut pandang wanita. Bukan hendak melakukan diskriminasi, tapi secara nyata memang cara berpikir seorang wanita dan seorang pria berbeda. pengalaman sebagai peremuan, fashion serta perasaaan menjadi landasan untuk memecahkan misteri. 

Kisah ini terdiri  dari empat bagian atau disebut buku. Buku pertama berjudul Jendela Miss Butterworth mengisahkan tentang awal mula ia terserat dalam kisah misteri. Buku kedua berjudul Kelokan-kelokan Labirin menguraikan beberapa hal yang jika kita jeli bisa merupakan petunjuk. Buku ketiga berjudul Gadis berpakaian abu-abu, dan buku kelima merupakan penutup dengan judul Akhir Kisah Misteri.

Walau sudah ditulis sejak 116 tahun yang lalu (semoga hitungan saya benar) namun kisah ini masih bisa dinikmati. Pemilihan kata memang kadang sedikit terasa tidak nyaman mengingat perbedaan waktu terbit hingga saat ini, namun secara keseluruhan uraian yang ada cukup bisa dipahami dengan mudah.

Anna Katharine Green (November 11, 1846 - April 11, 1935)  merupakan sosok penulis pertama  kisah detektif di Amerika. Ia djuluki ibu dari novel detektif. Kisahnya mengangkat sosok detektif Ebenezer Gryce dari Kepolisian  New York. Tapi dalam  tiga novel  The Affair Next Door ( 1897),  Lost Man's Lane: a Second Episode in the Life of Amelia Butterworth (1898) dan The Circular Study (1900) seorang perawan tua cerdas Amelia Butterworth membantunya. 

Iseng mengintip ke wikipedia menemukan
Detektif adalah seseorang yang melakukan penyelidikan terhadap suatu kejahatan, baik sebagai detektif  polisi  maupun sebagai detektif swasta. Detektif swasta biasanya bekerja secara komersial dan memerlukan lisensi. Secara informal, terutama dalam kisah-kisah fiksi detektif sering digambarkan sebagai seorang tanpa lisensi yang mengusut suatu tindakan kriminal. Contoh detektif fiksi terkenal antara lain adalah  Sherlock Holmes dan Hercule Poirot 

Tertarik kisah detektif lainya? 
Silahkan mengunjungi http://www.visimediapustaka.com




Senin, 16 September 2013

Sepak Terjang Poirot yang Pertama

Penulis: Agatha Cristie
Penyunting: Muthia Esfand
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Pendesain Sampul & Penata Letak: Nuruli Khotimah
ISBN: 979-065-189-9
Halaman:  276
Penerbit: VisiMedia Pustaka
Harga: Rp 49.000.00


Berhati-hatilah!
Kadang kita berada di waktu dan tempat yang salah tanpa kita sadari.

Kapten Arthur Hastings salah satu contoh. Semula ia hanya ingin berkunjung ke rumah kerabatnya di Styles, sebuah desa nyaman di Inggris. Dengan kereta api ia tiba tepat pada tanggal 5 Juli.  Alih-alih berlibur, ia malah menempatkan dirinya berada dalam sebuah misteri pembunuhan. Sang nyonya rumah ditemukan meninggal. Dokter keluarga menduga ada campur tangan racun dalam kematian itu.

Seperti biasa, sang suami, Alfred Inglethorp , yang baru menikahinya menjadi tersangka utama. Apa lagi jika sang istri meninggal ia akan mendapat warisan yang lumayan. Beberapa orang merasa sang suami tidak mungkin melakukan pembunuhan terencana jika menilik bagaimana ia memperlakukan sang istri dengan penuh kelembutan dan kemesraan.

Jhon  Cavendish sahabat Hastings menjadi tersangka. Urusannya memang cukup rumit karena ternyata  nyonya rumah adalah ibu tiri Jhon dan  Lawrence adiknya. Sang ayah menikahi perempuan itu saat keduanya masih kecil dan meninggalkan sebagian besar  warisan dan rumah bagibnya. Tidak adil memang bagi Jhon bersaudara. Namun karena mereka masih kecil saat itu dan  ibu tiri mereka sangat murah hati, sepertinya tak ada masalah dengan pembagian warisan tersebut. Baru ketika ibu tiri mereka menikah lagi dan meninggal,  timbul berbagai macam spekulasi di kalangan masayrakat.

Tanpa sengaja, Hastings bertemu dengan sahabat lamanya di sana,  Hercule Poirot. Seorang  pensiunan polisi  Belgia dengan tinggi tak lebih dari 160 sentimeter, kepala lonjong telur, dan selalu sedikit miring ke arah satu sisi. kumis kaku. Kondisi kakinya  yang pincang tak menghalanginya untuk selalu berpakaian necis disetiap kesempatan. Kesan rendah diri sangat jauh darinya. Ia cenderung dramatis dalam bertindak. Kelakuannya ini justru membuat kisah semakin seru dibaca.

Ketika nyonya  Inglethorp ditemukan tewas, atas ijin keluarga maka  Hestings meminta bantuan Poirot untuk memecahkan misteri pembunuhan tersebut.  Kebetulan atas kemurahan hati keluarga itu, Poirot dan beberapa sahabatnya bisa tinggal di dekat sana. Bisa ditebak, Poirot sangat bersemangat menerima permohonan bantuan tersebut. Ini merupakan kali pertama mereka bekerja sama.

Selanjutnya kita akan diajak untuk menemukan siapakah pelaku pembunuhan Nyonya Inglethorp, apakah benar ia dibunuh? Dengan apa ia dibunuh? Apakah ada keterlibatan orang-orang dekatnya seperti suami dan anak trinya? Apa hubungannya antara surat wasiat yang lama dengan yang baru. Lalu bagaimana kasus ini justru mempererat cinta kasih beberapa orang.

Sebenarnya jika kita mau mempergunakan "Sel-sel kelabu" yang ada di otak kita, maka kita bisa menebak siapa pelakunya. Perhatikan secara seksama setiap tindakan, dan perkatan Poirot maka petunjuk guna memecahkan misteri ini sudah pernah disampaikan olehnya secara gamblang.

Agar bisa menikmati kisah ini secara maksimal, ingat sebuah kalimat Poirot,
 "Semua detektif yang bagus mengandalkan metode."
Jangan terlalu percaya diri untuk menentukan siapa pelaku kejahatannya. Kadang yang tampak bukanlah hal yag sebenarnya.

 Semua detektif yang bagus mengandalkan metode."Duo detektif ini akan membuat kita terpesona.  Sosok Poirot yang cenderung sabar, pengamat sejati dan  santun sangat bertolak belakang dengan sosok Hastings yang bersemangat, selalu mempercayai apa yang ia lihat tanpa melakukan penelaahan terlebuh dahulu. Tapi perbedaan tersebut yang membuat mereka menjadi sosok yang kompak, saling melengkapi. Kadang sebuah celetukan iseng Hastings justru  merupakan petunjuk penting bagi Poirot. Selanjutnya Poirot adalah pemikir dan Hastings adalah naratornya.


Kisah ini pertama kali terbit  pada oktober 1920. Awalnya buku ini ditulis guna menenuhi tantangan sang kakak untuk menulis novel detekti pada tahun 1916. Kesukaannya membaca kisah detektif tidak langsung membuat karyanya diterbitkan. Berbagai kendala seperti penolakan juga dihadapi Agatha Christie. Ia harus menunggu selama dua tahun  sebelum akhir mendapat khabar kisah ini bisa diterbitkan dengan berbagai penyesuaian.

Kisah Agatha Chirstie yang mengetengahkan sosok Poirot beberapa sudah diangkat ke layar lebar. Dari beberapa aktor yang membawakan peran sebagai Poirot, aktor  David Suchet  salah satunya. Kumis kaku yang menempel benar-benar cocok dengan uraian kumis kebanggan Poirot 

Dame Agatha Mary Clarissa Christie lahir 15 September 1890-12 januari 1976. Selain menulis kisah detektif, ia juga menulis kisah roman dengan mempergunakan nama Mary Westmacott. Untuk mengenal Agatha Christie lebih jauh silahkan simak http://www.agathachristie.com, lalu http://www.goodreads.com/series/51138-hercule-poirot

Sumber:
http://www.stabroeknews.com/2010/archives/12/31/poirot-star-golfer-mcdowell-awarded-uk-honours/


Minggu, 15 September 2013

Enigma, Cinta yang Tak Terjelaskan


Penulis: Yudhi Herwibowo
Editor: Anin Patrajuangga
Kover: Rio
Penata isi: Gun
ISBN:  978-602-251-192-2
Halaman: 233
Penerbit: Grasindo
Harga: Rp 49.000


English to English
noun
1. something that baffles understanding and cannot be explained 
2. a difficult problem 
3. A dark, obscure, or inexplicable saying; a riddle; a statement, the hidden meaning of which is to be discovered or guessed. 
Indonesian to Indonesian
4. teka-teki; tidak jelas (tt ucapan); misterius: pernyataannya menimbulkan -- bagi masyarakat
(http://www.artikata.com/arti-59937-enigma.html)

Tak terhitung persahabatan yang berakhir dengan terpautnya dua hati. Tapi sangat sedikit terpisahnya dua hati yang berakhir dengan persahabatan


Ada  hal yang tidak bisa dijabarkan dengan logika, bahkan untuk hal kecil sekalipun.  Urusan cinta misalnya. Lima sahabat, enam sebenarnya setelah yang satu memutuskan untuk membuka lembaran baru di kota lain, juga mengalami hal serupa. Ada rasa  yang terpendam, ada cinta yang tak seindah kelihatannya,  tak ketinggalan hati yang terluka.

Mereka dipertemukan oleh  meja besar di bawah pohon besar yang ada di sebuah warung lotek di dekat kanisius, Yogyakarta. Mereka rela menunggu hingga tempat favorit itu khusus sekedar untuk bisa bersendau gurau. Perkenalan saat orientasi membawa mereka kedalam sebuah lingkaran persahabatan unik dengan bumbu cinta.

Diawal kisah, penulis memberikan pengenalan karakter masing-masing tokoh.  Hasha sang penulis, Patta lelaki idaman wanita, Chang yang hidup di bawah  bayang masa lalu, Goza si bedabah sejati dan Isra yang takut akan kelebihannya. Kelima tokoh utama dan satu tokoh pembantu digambarkan sedang merenungi jalan kehidupan masing-masing.

Selanjutnya kita akan dimanjakan dengan bagaimana kelima tokoh utama dalam kisah ini Hasha, Isara, Patta, Chang dan Goza menjalani kehidupannya. Hati-hati! Jangan mengambil kesimpulan jika menemukan suatu hal karena apa yang disajikan belum tentu hal yang akan terus berlangsung sampai akhir cerita. 

Dalam kisah ini, Isara dan Hasha   merupakan sepasang kekasih yang serasi.  Satunya suka menulis puisi, yang lain menikmati puisi itu. Sungguh sepadan. Tanpa mereka sadari ,seorang gadis manis, Kurani terpaksa menahan rasa.  Namun akhir kisah justru Isara menikah dengan Patta. Tunggu…., akhirnya juga tidak seperti itu

Ternyata tanpa mereka sadari, kehidupan yang satu mempengaruhi kehidupan yang lain. Mereka berlima menjalani peranannya masing-masing hingga suatu saat suka atau tidak, disengaja maupun tidak,  apa yang mereka lakukan ternyata membawa dampak bagi yang lain. Hubungan sebab akibat sangat jelas dalam kisah ini. Tapi tak ada jalan untuk menghindar, mereka harus menjalankan perannya dalam kehidupan yang lain.

Walau ada lima tokoh dalam buku ini, namun penulis mampu menciptakan karakter yang kuat bagi masing-masing tokoh. Tak ada yang lebih dominan. Semuanya memiliki porsi yang sama dalam kisah ini. Sebuah peristiwa diungkap dari beberapa sudut pandang tokohnya.

Hanya saja bagian  gambaran kehidupan para tokoh kurang diekpos lebih lanjut. Secara kepribadian kita sudah sangat paham bagaimana karakter kelima tokoh utama dalam kisah ini, tapi perihal bagaimana cara menjalani kehidupan masih minim info.

Bicara mengenai sosok Patta misalnya. Patta digambarkan pintar, menarik dan berotak cemerlang. Tapi seberapa pintar, menarik dan cemerlangnya ia? Kariernya dianggap baik melalui ulasan yang terkait dengan staf di Senayan. Tapi seperti apa? Apakah hanya cukup dengan "Membantu" di sana-sini lalu bisa dikatakan cemerlang? Penulis sebaiknya memberikan controh kongkrit seperti menjadi Wakil Ketua Fraksi XXX, karena menyinggung soal Senayan. Atau menyebutkan pujian atas keberhasilannya merekayasa kejadian Z. Apapun itu sebagai bukti pendukung betapa cemerlangnya seorang patta.

Goza yang konon merupakan seorang pembunuh bayaran tersamar dalam tingkah laku kocaknya. Guyonannya selalu mampu menghangatkan suasana. Baginya perempuan hanya untuk menghangatkan tempat tidur, tidak lebih. Mungkin ia lupa jika ia lahir dari rahim seorang perempuan.

Walau digambarkan sebagai seorang bajingan, tapi saya kurang kuat menangkap kesan itu. Goza sangat tahu kelebihannya terhadap perempuan, tapi seperti apa kelebihan itu sepertinya kurang dijabarkan. Memang disebut tampan, tapi setampan apa? Misalnya dengan wajah setampan aktor XX dan suara lembut dan tubuh aduhai, sejenisnyalah. 

Penulis juga terlalu santun mengungkapkan unsur "Bedebah" Goza. Kesan B***n**n kurang terurai selain dari kata-kata yang harus diterima pembaca bahwa Goza dengan segala kelebihannya adalah seorang bedebah, titik.

Akan lebih dramatis jika saat akhir Goza ternyata ada ditangan salah satu korbannya, sosok yang tak disangka-sangka. Penjaga warung, pembantu kost siapa saja. Sehingga efek seorang bedebah yang layak dihabisi tercapai dengan indah. 

Andai sosok Goza juga dibuat seperti Pietro Maxx alias Jolyon Wagg Agen asuransi ala Tintin akan meninggalkan efek dramatis. Tidak ada yang mengira dibalik sosok kocak dan tengilnya ternyata dia. seorang bedebah. Sekalian mengungkap kecintaan penulis pada kisah Tintin he he he.

Kesan takut, kesepian, galau terasa dengan kental. Kesan muram di beberapa bagian tersampaikan dengan sukses. Di bagian lain, kita juga dibuat tersenyum membaca asal muasal nama panggilan Chang, Nama aslinya adalah Indiray. Chang merupakan nama pemberian para sahabat karena mengingatkan mereka pada Chang, tokoh dalam Tintin.

Dibandingkan buku yang lain (plus draf novel-novel yang akan segera lahir) bisa dibilang buku ini memainkan emosi pembacanya ala roller coaster. Saat sedang prihatin betapa kesepiannya Isara, pembaca segera diajak merasakan kegalauan Chang, kemudian meloncat ke Goza yang sedang bersemangat men gatur strategi mesum, selanjutnya mencoba memahami kegalauan hati Patta.

Beberapa gambaran dalam buku walau tersamar  membuat kita teringat pada kejadian belum lama berselang terjadi. Saat menguraikan tentang Chang, saya langsung teringat pada salah satu aliran yang dilarang di tanah air. 

Sang ketua yang digambarkan selalu berpakaian putih-putih secara otomatis mengarahkan pembaca pada apa yang dimaksud penulis dengan cepat. Gempa di Yogya yang menjadi andil bertemunya beberapa dari mereka mengusik rasa empati kita pada para korban gempa di sana. Kegagalan Goza melakukan tugasnya mengingatkan pada kasus pembunuhan salah seorang kuli tinta.

Secara keseluruhan buku ini menawan. Hanya saya merasa penulis tidak membebaskan dirinya untuk mengeksplor para tokoh. Ia seperti  tidak berkreasi secara maksimal, Seakan ada hal-hal yang ditahannya. Ada unsur greget yang hilang dari gaya penulisan seorang Yudhi. Ada semacam keberanian yang ditahan. Entah karena beberapa tokoh terkait dengan urusan yang sempat menjadi hal sensitif, atau khawatir akan memicu hal-hal yang tidak diinginkan.Enigma, ada hal-hal yang tak bisa dijelaskan di sini.

Kover yang tak biasa membuat buku ini memiliki penafsiran yang mendalam. Enigma berasal dari bahasa Yunani kuno : αἴνιγμα (ainigma). Secara harafiah maknanya adalah teka-teki, ketidakjelasan. Enigma merupakan  salah satu jenis dari teka-teki  yang biasanya disajikan dalam bahasa metaforis atau alegoris yang membutuhkan kecerdikan dan  kehati-hatian berpikir untuk memecahkannya. Seorang insinyur Jerman bernama Arthur Scherbius menciptakan Mesin Enigma, mesin penyandi yang digunakan untuk mengenkripsikan dan mendekripsikan sebuah pesan rahasia.

Gerigi pada mesin Enigma yang dijadikan sebagai kover menandakan bahwa kehidupan para tokoh dalam kisah ini saling berkaitan. Roda kehidupan mereka otomatis berputar bersama tanpa bisa dipisahkan. Satu saja gerigi berhenti berputar, maka makna kehidupan yang lain juga tak akan berputar. Bersama-sama atau tidak sama sekali.  

Keterkaitan satu dengan yang lain terjadi tanpa disengaja. Beberapa kejadian memang menjadi bumbu, untuk itu sayang jika tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin.  Patta sangat membenci Goza yang dianggap berkhianat pada persahabatan mereka, kelak ternyata Patta terpaksa memanfaatkan jasa Goza dengan sepenuhnya menyadari jika gagal maka habislah Goza. Sekali jalan dua tujuan tercapai. Unsur seperti ini bisa dibuat lebih dramatis lagi sehingga pembaca bisa merasakan betapa sakit hatinya Patta dan rasa sakit hati  Goza karena dijadikan biduk mainan.

Pilihan kover yang pas menurut saya. Walau saya penasaran kenapa memilih warna coklat yah, kenapa tidak warna cerah sehingga berkesan eksrim. Sebagai pembaca saya penasaran akan isi buku ini menilik kovernya bukan mengandalkan gambar sepasang kekasih, kalimat menye-menye atau siluet yang menandakan kisah cinta. 

Saya memang bukan penggemar kisah cinta apa lagi ala menye-menye, tapi bisa dipastikan kover unik dengan cutting yang tak biasa ini akan menggoda mata saya. Di pojok kiri atas ada tulisan PSA apakah yang artinya? *penasaran*

Saya juga sangat penasaran dengan makanan yang sering  dipesan mereka bersama, Lotek. Apa bedanya denga gado-gado? Karena gambaran yang saya dapat keduanya nyaris sama persis. Aneka Komen dari sahabat di media sosial membuatku makin penasaran. 

Mulai bertanya pada sahabat yang suka memasak, berselancar di dunia maya, hingga duduk memesan seporsi saat pulang kemarin lalu menemukan tulisan di sebuah warung di pinggir jalan, "Sedia Lotek." 

Hasil pengamatan singkat saat icip-icip, keduanya memang mirip. Sama-sama menggunakan bahan dasar berupa rebusan (namun ada juga yang mentah-katanya)  sayur-mayur segar.Lotek  menggunakan kencur dan kentang yang dihaluskan sebagai bumbu kadang ditambah jeruk nipis. Soal isi lotek tidak memasukan telur dalam jajaran bahan, sementara gado-gado ada yang memasukan ada yang tidak.  Soal rasa, saya masih terbuai dengan  gado-gado dengan brand b***o *opini pribadi lho*

Jika ada yang tertarik untuk membuat Lotek, silahkan simak 
http://travel.kapanlagi.com/yogyakarta/kuliner/depot-pujasera/37003-lotek-sagan.html

http://yukariosima.blogspot.com/2011/11/resep-masakan-khas-jawa-lotek-jogja.html


http://travel.kapanlagi.com/yogyakarta/kuliner/depot-pujasera/37003-lotek-sagan.html

Penulis berbakat ini, mengaku bahwa tokoh yang ada dalam kisah ini hanya fiktif semata guna membuat  kisah menjadi menarik. Namun jika hendak dicarikan padanannya, maka sosok Hasha merupakan sosok yang paling mendekati dirinya.

Hemmm, apa iya sih? sosok Goza jelas bukan, hal ini terlihat gambaran Goza sang  bedebah yang kurang dramatis. Mengingat sosok beliau (menurut para sahabat) cukup santun maka hal ini bisa dimaklumi.

Patta? Sepertinya bukan mengingat kita belum pernah dikenalkan dengan "calon" beliau. Mungkin lain kali saat saya soan beliau berkenan mengisahkan dari mana inspirasi para tokoh dalam kisah ini
 
Pada halaman depan, sang penulis menyebutkan bahwa semua  lirik berbahasa Inggris merupakan lirik lagu dari Group Enigma asal Jerman, tak ada salahnya sesekali kita menikmati lagu yangsempat terkenal di tanah air.

 "Return To Innocence"

That's not the beginning of the end
That's the return to yourself
The return to innocence
Love - Devotion
Feeling - Emotion
Love - Devotion
Feeling - Emotion
Don't be afraid to be weak
Don't be too proud to be strong
Just look into your heart my friend
That will be the return to yourself
The return to innocence
If you want, then start to laugh
If you must, then start to cry
Be yourself don't hide
Just believe in destiny

Hayuh diintip yang ini
http://youtu.be/Rk_sAHh9s08
http://youtu.be/2rALVgdoMHk
Hemmm jadi apa yah hubungan antara Enigma kisah dalam buku ini dengan Group Enigma? Apakah ada kaitannya dengan sosok yang menjadi inspirasi? Tak terjelaskan sampai ada pengakuan sang penulis


------------------------------
------------------------------
Saat kini dini hari
Ketika sebuah nomer menerima panggilan
"Kangmas kulo mimpi"
"Den ayu, monggo ngendikan mimpi menopo?"
"Kang mas kulo mresani......."
Hening sesaat
"Hemmmmm ngih pun. Den ayu sampun mengertos tho menawi...."

Wanita itu seumur hidupnya berjuang untuk menolak kelebihan yang dimilikinya. Ia sering bermimpi bertemu dengan seorang lelaki yang tak dikenalnya. Wujudnya sering berbeda. Sebuah tandalah yang menunjukan itu sosok yang sama.

Lelaki itu sering diminta membimbing karena kelebihannya, tapi dalam perjalanannya ia sering melihat siluet  sosok wanita. Tak ada kerabat atau kenalannya yang serupa. Kadang siluet  itu hadir dalam sosok nyaris lengkap, kadang sangat  samar. Ciri yang melekat yang membuatnya tahu ia berhadapan dengan sosok yang sama
.

Suatu saat, keduanya bertemu di kehidupan nyata.
Tak butuh lama untuk  saling menyadari 
Bahwa mereka berhadapan dengan sosok yang selama ini sering hadir
Yang satu berkompromi dengan kelebihan yang selama ini dipungkiri
Yang  lain mendampingi dan mendapatkan banyak hal untuk ditelaah
Dalam kehidupan ini, banyak hal yang tak bisa dijelaskan,
Enigma

------------------>
*Kisah di balik review buku ini

Kemarin sore saat pulang mengurus sebuah proyek
Me: Stopppppppp! Cintaku berhenti di warung itu
C: Hah? Warung yang mana? *celingukan*
Me: Itu yang ada tulisan sedia Lotek
C: Oh udah kelewat dikit nih? Kalo gitu kudu puter balik. Besok aja yah mampirnya *setelah  sukses cari lokasi buat berhenti sebentar*
Me: Enggak ah mau sekarang
C: Tapi baliknya bakalan macet nih, secara malam minggu di sini kan padat. Besok aja yukk nyobainnya *ngerayu lapis 7*
Me: Repot yah musti muter
C: Iya, kalo besok bisa dari jauh udah siap-siap minggir *bersiap mau jalan lagi*
Me: Oh ya sudah kl gitu aku turun sini aja, ntar pulang naik ojek jg bs kl angkot ngak ada jd cintaku ngak ribet *siap-siap*
C: WHATS!!!!!!!!!! Aduhhhh kenapa sih ngeyel musti nyobain Lotek sekarang? Aneh. Kemarin-kemarin ngak tergoda padahal sering kan lewat sini *wajah sesangar singa*
Me: Butuh riset buat review bukunya Mas Yudhi Herwibowo yang terbaru
C: *Tarik napas puanjanggggg* Ya sud tapi kalo balik macet jangan rewel yah *pasang wajah termanyun sejagat*
Me: Ngak akan! Profesionalisme dalam mereview butuh pengorbanan. Thx yahh cintaku *kasih senyum termanis*
C: Hem *siap-siap puter balik*
C: Eh puja jiwaku, Mas Yudhi  lg bikin buku lagi kan?
Me: he eh kenapa?
C: Enggak sekedar siaga 1 jk mendadak kamu pingin pergi ke lokasi yg ditulis di buku itu demi profesionalisme review. *nada datar tapi dongkol*
Me: Ohh gt, ntar aku tanya yah setting lokasinya dimana *pura2 ngak tahu ada yg be te

Gambar:
http://ekanadashofa.staff.uns.ac.id/tag/yudhi-herwibowo/
http://travel.kapanlagi.com/yogyakarta/kuliner/depot-pujasera/37003-lotek-sagan.html