Jumat, 28 Juni 2024

2023 #12: Kisah Kelam Mahasiswa Penerjemah di Babel

Penulis: R. F. Kuang
Penerbit: Shira Media
Harga: Rp 199.000
Rating: 4.75/5
"Bahasa adalah keragaman. Ribuan cara berbeda untuk memandang, untuk bergerak, di dunia ini. Tidak: bahasa adalah ribuan dunia. Dan penerjemah-adalah perkara yang perlu dilakukan, meski sia-sia untuk bergerak di antara berbagai dunia itu."
-Babel, hal 627-
Pembaca umumnya sudah mengenal sosok Alif, Raja, Said, Dulmajid, Atang, dan Baso, para tokoh dalam kisah  Negeri 5 Menara besutan Ahmad Fuadi. Saat saya kecil dahulu, hari-hari saya banyak ditemani oleh Darrell Rivers,  Alicia Johns, Sally Hope, Mary-Lou, dan Gwendoline Mary Lacey  para gadis yang bersekolah di Malory Towers. Sebuah kisah  karya Enid Blyton.

Seiring waktu, mumcul Harry Potter, Ron Weasley dan Hermione Granger, tiga sekawan dalam serial Harry Potter yang fenomenal. Maka sekarang saatnya  kita  berkenalan dengan Robin  dari Kanyon, Remy dari Calcuta, Letty seorang putri jendral dari Inggris, dan  Victoire dari Haiti, para mahasiswa  penerjemah dari Babel. 

Kesamaan dari para tokoh adalah mereka semua tinggal di  sekolah yang memiliki asrama. Bedanya, kehidupan keempat mahasiswa Babel diwarnai dengan berbagai peristiwa tak biasa. Semula mereka merasa beruntung karena menjadi mahasiswa di Babel, sebelum menyadari ada yang rahasia kelam yang disembunyikan.

Seorang anak yang terbaring lemas merupakan satu-satunya yang selamat dari wabah kolera di Kanton, menjadi pembuka kisah. Profesor Lovell dari Inggris berhasil menyelamatkan anak tersebut dengan menggunakan batangan perak.  Ia selanjutnya menjadi anak angkat profesor dan memilih nama Robin Swift untuk dirinya.

https://www.goodreads.com/book/show/
62212475-babel-czyli-o-konieczno-ci-przemocy
Robin selanjutnya dibawa ke Inggris guna mendapat pelajaran bahasa Yunani Kuno dan bahasa lain agar bisa menjadi  mahasiswa Institut Penerjemah, Babel di Universitas Oxford dimana ia bersahabat dengan empat mahasiswa lainnya.  

Buku ini terbagi dalam 5 buku-saya lebih suka menyebutnya dengan bagian, 33 bab, 1 epilog, serta 2 jeda yang masing-masing membahas tentang Remy dan Letty. Secara garis besar, Bagian pertama membahas tentang asal mula Robin bertemu dengan Profesor Lovell, hingga memulai perkuliahan di Babel.
"Karena, kalau bahasa memang gratis, jika pengetahuan itu gratis. lantas mengapa  semua Gramatika dikunci dan digembok di menara? Mengapa kita tidak pernah mengundang ilmuwan  asing,  atau mengirim ilmuwan kita untuk membantu membuka pusat penerjah di tempat lain di dunia?"
 "Karena, sebagai Institusi Penerjemah Kerajaan, kita melayani kepentingan kerajaan." 
-hal 138-139-
Bagian kedua membahas tentang situasi saat kuliah. Bukan hal mudah mengingat mereka sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan. Tak ada yang melayani Ramy jika ia pertama tiba di kedai.  Bahkan kedua gadis harus mengajak teman pria sebagai penjamin jika ingin meminjam buku di perpustakaan, salah satu bentuk diskriminasi. 

Bagi Robin, Babel adalah  satu-satunya tempat yang menghargai bakatnya dalam hal bahasa, sehingga ia tak harus menjadi pengemis di jalanan Kanton. Babel merupakan fakultas paling bergengsi di Oxford,  jaminan keselamatan bagi Robin. Setidaknya sebelum ia bertemu dengan Griffin. 

Griffin ternyata memiliki hubungan erat dengan Robin. Ia merupakan sosok yang membuka matanya tentang bahayanya kolonialisme. Robin menyadari kekuatan yang timbul dari penguasaan suatu bahasa. Keahlian yang dimanfaatkan oleh petinggi di Inggris untuk melakukan upaya penaklukan pada negara lain.

Selanjutnya pada bagian ketiga menguraikan  perihal Profesor Lovell yang mendapat panggilan tentang kondisi Robin yang kacau akibat pengaruh Griffin.  Perdebatan sengit terjadi diantara keduanya. Robin membantu Hermes mencuri batangan perak dari Babel, karena hanya mahasiswa dan profesor Babel yang dapat memasuki menara.

https://www.goodreads.com/book/
show/62029289-babel-or-the-necessity-of-violence

Dikisahkan juga tentang perjalanan mereka berempat mendampingi Profesor Lovell ke Kanton. Robin dianggap telah mengatakan sesuatu yang tak patut sehingga perjalanan yang seharusnya diteruskan menuju Mauritius dibatalkan, mereka bertolak kembali ke Inggris.

Perbedaan pendapat antara Robin dan Profesor Lovell terjadi lagi. Kali ini akibatnya tidak main-main! Keempat mahasiswa juga  harus menentukan sikap akan memihak kemana. Babel yang memanjakan mereka dengan aneka uang saku dan fasilitas, atau Perkumpulan Hermes yang mengaku sebagai pejuang untuk melawan ketidakadilan dan kejahatan pemerintah.

Puncak kehancuran kehidupan Robin, bisa dikatakan demikian, ada pada bagian keempat. Ia bukan lagi mahasiswa Babel yang dikagumi banyak orang. Sepanjang sisa hidup, ia  harus menanggung akibat perbuatannya selama dalam perjalanan dari Kanton. Belum lagi, kesedihan mendalam karena salah satu sahabatnya meninggal. Untuk kenapanya, baca langsung saja di buku😅.
"Universitas membuat kami memerangi bangsa kami dan membuat kami percaya bahwa pilihan kami hanyalah patuh atau menghadang...."
-hal 487-

Robin semakin memahami tujuan sesungguhnya dari Hermes, untuk membantu ia bahkan rela menjadi borunan bersama dengan temannya yang tersisa. Satu meninggal, satu berkhianat, nasib memang sedang tidak berpihak pada Robin.

Pada bagian penutup, pembaca akan mengetahui bagaimana akhir perjuangan Robin dalam membela prinsipnya. Ia tidak hanya bergandengan tangan dengan anggota Hermes, namun juga bersekutu dengan mahasiswa yang dulu dianggapnya aneh karena sering melakukan demo.

Robin sudah memutuskan untuk menguasai Babel sebagai bukti perlawanannya pada penguasa. Ia juga mencegah perawatan batang perak pada Jembatan Westminster. Hal ini menimbulkan perpecahan diantara mereka.

Pada akhirnya, hidup adalah tentang bagaimana kita memilih. Memilih untuk bersikap, memilih untuk berbuat sesuatu. Atau memilih untuk diam saja tidak berbuat apa.

"Kekerasan adalah satu-satunya bahasa yang mereka pahami karena sistem ekstraksi mereka pada dasarnya memang dilakukan dengan kekerasan. kekerasan mengguncang sistem itu."
-hal 466-
Jika Harry Potter dan teman-temannya punya tongkat sihir, maka Robin dan para mahasiswa Babel memiliki batangan perak. 
https://www.goodreads.com/book/
show/135958717-babel
Batangan perak yang disebut-sebut dalam kisah ini, memiliki kekuatan tertentu, proses pembuatannya-
cipta-perak hanya boleh dilakukan oleh mahasiswa Babel tingkat tertentu.

Prinsip dasar cipta-perak sangat sederhana. yaitu dengan menuliskan padanan kata dari bahasa berbeda namun memiliki kesesuaian. Distorsi yang terjadi akan ditangkap kemudian dimanifestasikan oleh perak. Efeknya bisa bermacam-macam,  pada perasaan, suara, kecepatan, stabilitas, warna, bahkan  bisa mengakibatkan kematian. 

Selain kisah yang menarik, buku ini memiliki catatan kaki yang lumayan panjang. Jika pernah membaca buku Jonathan Strange & Mr Norrell  dari Susanna Clarke, catatan kaki kedua buku serupa. Sama-sama panjang dan terinci.

Sayangnya, ada catatan kaki yang hanya menuliskan Hanzi tanpa menuliskan Pinyin-nya sehingga pembaca yang tak paham bahasa Mandarin akan kurang mengerti keterkaitan huruf tersebut dengan narasi yang ada.

Pada bagian awal bab, terdapat banyak kutipan kata dari buku. Misalnya saja ada C.S Lewis, Oxford di Bab Tiga;  Charles Dickens, Oliver Twist di Bab Lima serta Great Expectation di Bab Dua belas; dan Lewis Carrol, Through the Looking-Glass di Bab Enam. Beberapa nama ada yang tidak saya kenal, tapi hal ini malah memicu rasa ingin tahu untuk mencari informasi lebih lanjut tentang mereka. Buku yang menggugah rasa ingin tahu😅.

Pertama kali melihat edisi asli, saya sudah membayangkan kisah yang suram. Beberapa penerbit juga membuat kover senada. Hanya beberapa yang memberikan sentuhan warna cerah, salah satunya penerbit buku ini.

Bagi saya selaku pembaca, hal ini membuat suasana hati saat membaca menjadi tidak terlalu "suram". Begitu melihat kover mengandung warna ceria,  mengurangi kesan suram dan menciptakan rasa hangat rasanya hati.

Sempat juga menemukan ada beberapa saltik dalam buku. Sayangnya saya tidak memberikan tanda di halaman berapa. Seingat saya, hanya kata berulang, misalnya "jangan jangan" serta huruf yang tidak lengkap dalam sebuah kata.

Sudah! Abaikan saja! Apa yamg tim penerbit lakukan dalam upaya menghadirkan buku ini bagi pembaca harus diapresiasi. Bukan hal mudah. Konon kabarnya bahkan penerbit dan penerjemah kondang yang semula akan penerbitkan buku ini membatalkan rencana tersebut. Untunglah ada penerbit ini😘, kalau tidak, bisa batal  baca edisi terjemahan.

https://www.goodreads.com/book
/show/205298869-babel

Kisah fantasi tentang Oxford pada tahun 1930-an ini direkomendasikan bagi para penerjemah, pekerja dunia buku, dan mahasiswa ilmu budaya, khususnya yang tertarik pada linguistik.  Demikian juga para penggila buku, agar bisa memahami kekuatan yang ada dibalik hasil terjemahan dan kekuasan yang bisa dimiliki oleh penerjemah.

Buku ini berhasil memperoleh penghargaan berupa  Nebula Award for Best Novel (2022), Locus Award for Fantasy Novel (2023), World Fantasy Award Nominee for Novel (2023), British Book Award for Fiction (2023), ALA Alex Award (2023), Goodreads Choice Award Nominee for Fantasy (2022), Ignyte Award Nominee for Best Novel: Adult (2023), serta Barnes & Noble Book of the Year Award Nominee (2022). 

Membaca buku ini, membuat saya makin merasa perlunya seseorang memiliki kemampuan berbagai macam bahasa, selain bahasa Inggris yang sudah dianggap bahasa yang wajib dipahami. Dengan menguasai berbagai bahasa, selain bisa menjalin kerjasama dengan pihak lain. Segala hal, mengandung 2 sisi, termasuk perihal bahasa. 

Jadi ingat akan sosok Raden Mas Panji Sosrokartono. Dengan kemampuan menguasai lebih dari 30 bahasa (daerah dan internasional). Poliglot yang mempergunakan kemampuannya untuk bangsa.

Berikut kalimat yang layak dijadikan penutup. Maafkan saya yang lupa mengutip dari halaman berapa (terlalu bersemangat mencopot pemberi tanda tanpa memperhatikan ada kutipan yang belum dituliskan halamannya)

Bahasa bukan sekedar kumpulan kata-kata. Melainkan cara memandang dunia. Bahasa adalah kunci peradaban, Dan pengetahuan itu layak dipertaruhkan dengan nyawa.

Spektakuler!


.  




Kamis, 06 Juni 2024

2024#11: Hari-hari di Toko Buku Hyunam-dong

Judul asli: Selamat Datang di Toko Buku Hyunam-dong
Penulis: Hwang  Bo-reum
Penerjemah: Suci Anggunisa Pratiwi
Editor: Cicilia Prima
ISBN: 9786020530444
Cetakan: Pertama-2024
Halaman: 397
Penerbit: PT Gramedia Pustaka
Harga: Rp 129.000
Rating: 3.75/5

Tampaknya ada kesamaan antara membaca buku dan membuat kopi. Siapa pun dapat memulainya dengan mudah, semakin mereka melakukannya, semakin mereka jatuh cinta padanya, semakin mereka jatuh cinta, semakin sulit untuk melepaskannya, lama-lama mereka semakin memerlukan detailnya, dan pada akhirnya, pemahaman tentang perbedaan detail itulah yang menentukan kualitas membaca dan kualitas kopi.
-hal 129-

Satu lagi buku yang berkisah tentang toko buku. Tipe buku yang akan langsung membuat para penikmat buku dengan bahagia memasukkan dalam keranjang belanjaan, tanpa peduli apakah saat itu keuangan sedang pas-pasan bahkan cenderung menuju minus🤣.

Dibandingkan dengan buku-buku sejenis, buku ini menawarkan kisah yang berbeda. Tidak ada penjaga toko yang mengantarkan buku rekomendasinya secara langsung ke rumah pelanggan, tidak ada kucing yang mengajak penjaga toko buku untuk melewati beberapa labirin guna menyelamatkan buku

Buku ini berkisah tentang bgaimana dampak toko buku bagi pemilik, penjaga, serta pengunjungnya. Ada juga tentang penulis yang mengalami perubahan hidup setelah berkunjung untuk menjadi narasumber pada kegiatan di toko tersebut.

https://www.goodreads.com/book/
show/202939963-willkommen-in-meiner-buchhandlung
Setelah mengalami peristiwa berat dalam kehidupan, Yeong-ju memutuskan untuk membuka sebuah toko buku. Lokasi yang dipilih bisa dibilang unik, di antara rumah-rumah, serta hanya sedikit orang yang lalu lalang. 

Yeong-ju menghabiskan waktu dengan membaca buku dengan wajah serius. Perlahan, ia mulai mau berinteraksi dengan orang yang mampir serta menerima masukan yang diberikan. Wajahnya sudah tidak terlihat asam lagi.

Suatu ketika, Yeong-ju merasa perlu menambah tenaga barista, sehingga ia bisa melakukan hal lain terkait toko buku. Pengunjung bisa menikmati secangkir kopi hangat sambil melihat buku.  Si barista, Min-joon menjadi sahabat bagi Yeong-ju serta pengunjung rutin toko.

Seiring waktu, aneka kegiatan mulai dilakukan di sana. Mulai dari kelas menulis, diskusi buku dengan penulis, bahkan ada kegiatan belajar merajut. Toko buku yang semula tiada bernyawa, sekarang menjadi tempat hangat yang dicintai banyak orang.
https://www.goodreads.com/book/
show/211919594-witajcie-w-ksi-garni-hyunam-dong

Sebenarnya, usaha Yeong-ju untuk menjalankan toko buku tidaklah mudah. Idealisme dan kenyataan berbalik 100%. Bukan hal yang mudah, namun setelah sekian lama, Yeong-ju menemukan kedamaian dan kebahagian dari toko bukunya.

Para penggila buku tentunya akan menemukan beberapa hal terkait buku dalam buku ini. Misalnya tentang bagaimana upaya Yeong-ju dalam menjalan toko buku, bagaimana proses sebuah buku berjodoh dengan pembacanya
Aku terus membaca buku karena aku sadar bahwa aku bukan orang yang pintar. Dengan terus membaca buku, aku yakin aku bisa menjadi orang yang baik
-hal 89-      
Bagaimana kehidupan para tokoh tentunya dilihat dari  sisi budaya Korea. Mungkin beberapa berbeda dengan apa yang berlaku di sini, anggaplah sebagai tambahan pengetahuan semata. 

Buku yang menarik, hanya pada beberapa bagian saya menemukan kata yang berulang dan kalimat yang rasanya aneh. Mungkin karena terjemahan, sehingga agak sulit mencari kata yang pas. Alur cerita yang cenderung lambat buat saya, juga menjadi kendala dalam upaya menuntaskan buku ini. 

Sumber gambar:
https://www.goodreads.com










Senin, 20 Mei 2024

2024#10: Misteri di Desa Bokudi

Judul asli: Vermilion Rain
Penulis: Kai Elian
Penyunting: Vania Adinda
Ilustrasi sampul: Kesampulan
Ilustrasi isi: Kai Elian
ISBN: 9786020669724
Halaman: 296
Cetakan: Pertama-2024
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 89.000
Rating: 4/5

Dia membuka mulutnya. Kupikir anak itu akan berbicara, tapi lagi-lagi cairan merah seperti darah mengalir dari mulutnya
-hal 73-

Apa yang Anda rasakan jika mengalami hujan tiada henti? Mungkin merasa kondisi kesehatan yang menurun, mobilitas yang terganggu, hingga emosi yang menjadi lebih sensitif. Singkatnya, walau hujan dibutuhkan dan dirindukan, namun mengalaminya dalam waktu lama tanpa henti bisa menimbulkan rasa khawatir.

Bayangkan yang terjadi di Desa Bokudi di lereng Gunung Morui! Sembilan puluh hari hujan turun tanpa henti. Jika tidak segera diatasi, lereng gunung akan longsor dan mengubur seluruh desa. 

Sebuah ekspedisi dibentuk, terdiri dari Elang Langit, seorang pakar klimatologi; Asayana Brahma-Asa, ahli meteorologi yang banting stir menjadi disaster hunter yang juga sahabat Elang; Wicky dari Basarnas; Dito, ahli geologi; dan Jose, seorang dokter. Mereka harus menyelidiki fenomena tersebut dan melakukan evakuasi warga untuk menghindari tertimpa longsor.

Banyak informasi awal yang mengejutkan mereka. Ternyata hujan sudah berlangsung berkepanjangan selama 7 tahun. Setiap Februari, hujan akan terus turun selama 5 bulan. Selain itu, kondisi fisik penduduk desa yang memprihatinkan. Ada yang kakinya berkelojotan, tangan tertekuk, jari-jari bengkok, dan berbagai kondisi lainnya.

Situasi semakin runyam dengan adanya sosok yang dianggap sebagai kepala adat setempat. Meski ada kepala desa, penduduk sangat menghormati dan mengikuti arahannya, bahkan cenderung lebih menaatinya. Khusus untuk Asa, ada tambahan sosok lain yang selalu muncul di dekatnya. 

Kisah ini memicu adrenalin pembacanya. Belum lagi berbagai misteri yang menarik untuk dipecahkan. Kenapa ada pohon beracun yang justru ditanam di halaman puskesmas? Siapa sosok yang sering mengikuti Asa? Siapa dalang penyebab kematian anggota rombongan tersebut? Dan bagaimana hujan bisa turun sekian lama di sana? Menarik!

Ada beberapa hal yang membuat saya penasaran. Dalam suatu bagian, dikisahkan bagaimana Asa menghubungi anak dan istrinya melalui telepon genggam. Ada dua hal yang aneh bagi saya. Pertama disebutkan tidak ada listrik di desa tersebut, lalu bagaimana cara Asa bisa menjaga baterai telepon genggamnya?

Soal tidak tersedianya jasa layanan 
saya mengasumsikan ia mengunakan telepon satelit, walau agak ragu juga jika membaca uraian yang ada. Tapi bukannya hal tersebut tidak mungkin dilakukan.

Kedua, Asa digambaran bisa berbicara denga istrinya, namun ada saja alasan yang dibuat sang istri  sehingga Asa tidak bisa berbicara dengan anaknya. Sesibuknya sang anak, tentunya  akan  diluangkan waktu untuk berbicara dengan  ayahnya yang sedang bertugas jauh.

Kemudian, bagaiman telepon yang ditambatkan  di ikat pinggang diduga terjatuh, kemudian di halaman lain sudah dipergunakan lagi. Padahal dugaan lokasi jatuhnya bukan daerah yang bisa dilalui dengan mudah, jadi bagaimana bisa dengan mudah menemukan barang hilang.  Ternyata jawabannya ada di halaman 12X

Saya memang tipe yang kurang memperhatikan aneka tulisan di kover ketika memutuskan untuk membeli sebuah buku. Judul yang unik serta premis yang menarik, menjadi alasan saya membeli buku ini. Perihal penulisnya memenangkan juara ketiga dalam Lomba Novel Thriller GPU x GWP, baru saya sadari ketika sedang mengagumi kover.

Pada bagian awal kisah disebutkan ada 5 anggota tim serta seorang kepala desa yang  membantu. Tapi dalam kover hanya ada digambarkan 4 orang. Seseorang yang mendayung, saya asumsikan adalah kepala desa. Lalu kemana 1 orang lagi? Hem.... misterius sekali!

Wajah seorang gadis yang yang tersenyum ramah dari balik pohon, lumayan kontras dengan tatapan mata yang diberi warna merah, menyeramkan. Seakan melihat makhluk jahat yang sedang tersenyum ramah, kontras.

Ilustrasi dalam buku terkait lokasi kisah dalam buku ini juga tak kalah menarik. Melihatnya seakan menambah rasa ketegangan dalam menikmati kisah. Duo ilustrator yang layak mendapat acungan jempol.

Selain memberikan hiburan, buku ini juga memberikan tambahan seputar cuaca, limbah industri yang beracun, serta Vermilion yang disebutkan dalam judul. Riset yang dilakukan penulis tidak kaleng-kaleng.

Menurut situs berikut  arti Vermilion adalah merah terang atau ver·juta·lion [ver-mil-y uh n]. Lebih lanjut dijelaskan bahwa menurut  kata benda berarti (1)warna merah tua yang cemerlang; (2)pigmen berwarna merah cerah dan tidak larut dalam air yang terdiri dari merkuri sulfida, yang dulu diperoleh dari cinnabar, sekarang biasanya dihasilkan melalui reaksi merkuri dan belerang.
 
Adapun manfaat serta perkembangan Vermilion bisa dibaca secara rinci di sini. Disebutkan bahwa Saat ini, vermilion  sering digunakan dalam seni dan desain untuk menciptakan gambar yang berani dan bersemangat. Demikian juga dalam membuat pakaian dan aksesoris, serta sering digunakan dalam riasan untuk menciptakan tampilan yang berani dan dramatis.

Pada bagian akhir, penulis menyebutkan bahwa kisah ini terinspirasi dari kisah nyata. Informasi terkait kasus yang diolah penulis bisa dilihat pada situs Kementrian Lingkungan Jepang. karya ilmiah dari Noriyuki Hachiya. Serta dari wikipedia.  

Dokumentasi kasus keracunan merkuri di Pulau Kyushu didokumentasikan oleh Eugene dan Mioko Smith pada tahun 1970 dan diangkat menjadi film dengan judul Minamata pada tahun 2021 dengan bintang Johnny Depp.

Penulis menyebutkan bahwa dari hasil riset, ada kasus pencemaran  lingkungan akibat limbah beracun di Teluk Buyat, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Dicurigai, limbah berasal dari area pertambangan emas di Kecamatan Ratatotok, Minahasa Selatan.

Seru!





Senin, 13 Mei 2024

2024#9: Dee Lestari Dan Kisah-Kisah 98 #2

 Lanjut bagian kedua. Kisah Perempuan Tanpa Gunung dari Aldi A. menyuguhkan makna yang dalam tentang arti persahabatan dan cinta kasih dari tiga orang sahabat yang memiliki latar belakang keluarga berbeda.

Nuraga nekat meninggalkan Jakarta menuju Makasar untuk mencari sahabat almarhum ayahnya hanya dengan berbekal sebuah foto lawas milik ayahnya yang sudah mulai memudar.  Sucipto-ayah Nuraga, Diah, dan Anming adalah sahabat baik. Mereka bersahabat tanpa membedakan latar belakang keluarga.

Sayangnya, peristiwa 98 membuat keberadaan mereka terpisah.  Nuraga hanya mendapatkan informasi minim dari buku harian sang ayah. Tak ada informasi lebih lanjut tentang Diah, sementara Aming dibawa ayahnya mengungsi ke Makasar.  

Buah kepergian Nuraga bukanlah menemukan sahabat-sahabat ayahnya, tapi terkuaknya rahasia yang selama ini dirahasiakan rapat oleh sang ayah. Termasuk siapa sebenarnya ibu kandungnya.

Salah satu bagian mengisahkan bahwa tanpa Nuraga sadari, ia telah bertemu dengan Aming. Suatu kebetulan yang sangat terjadi di dunia nyata, mengingat luasnya kota Makasar. Hanya saja, Aming dihadapannya adalah sosok yang berbeda,ia adalah Perempuan Tanpa Gunung.

Atas dasar kemanusia pula, bercermin dari apa yang dilakukan oleh Sucipto, Nuraga kembali ke Jakarta untuk menemui kekasihnya. Wanita yang sempat ia lupakan keberadaannya. Saat ini. hanya ia yang bisa membantu kekasihnya menjalani kehidupan sebagai korban kekerasan seksual.

Kenapa Aming tidak mengaku pada Nuraga dirinya adalah Aming? Apakah ia malu akan kondisinya? Apakah rasa malu mengalahkan keinginan untuk mengetahui kabar sahabatnya? Kenapa dalam catatannya Sucipto tidak pernah menyinggung tentang keluarga orang yang selama ini dianggap ibu oleh Nuraga? Setidaknya bisa membuat kisah berkembang.

Kisah terakhir dalam buku ini adalah Manusia Laron dari Dewanto Amin Sadono. Meski diletakkan pada bagian terakhir, namun kisah ini juga tak kalah unik.

Entah apa yang terjadi, namun Herman selalu merasa ada manusia laron yang akan datang dan menuntut balas pada dirinya. Maka, rumahnya dibuat bagaikan benteng tanpa celah. Gembok besar dipasang untuk melengkapi pertahanannya. 
Dengan demikian diharapkan tak ada manusia laron yang bisa masuk. Meski tingkahnya dianggap aneh, namun perbuatannya tidak merugikan orang lain.

Anak dan menantunya tinggal di tempat yang berbeda. Sang anak merasa ayahnya mengalami halusinasi, kekhawatiran berlebih. Menantunya menganggap begitulah jika orang yang sudah berumur, justru mereka harus memaklumi dan meningkatkan perhatian. Hanya sang cucu yang setuju dan percaya pada sang kakek.

Selanjutnya dikisahkan tentang bagaimana seseorang yang ditugaskan untuk melakulan pengintaian pada beberapa tempat, belakangan menjadi target penjarahan. Ia sengaja berputar di kota untuk memastikan target memang tepat sasaran,

Penulis memberikan latar belakang tentang beberapa tokoh. Meski agak terlalu panjang, namun hal ini perlu dilakukan agar pembaca bisa mengetahui bagaimana hubungan antara tokoh-tokoh yang ada, 

Jika saya tidak salah tangkap, orang yang ditugasi melakulan penjarahan berapa di salah satu kota di Jawa. Kenapa kota itu? Bukankah ada banyak kota lain yang bisa dijadikan sasaran? 

Pada bagian penutup, disebutkankan bahwa tokoh yang selama ini menjaga Herman, besok akan pergi berziarah pada korban kebakaran salah satu toserba di daerah K,Jakarta. Kenapa keterkaitannya dengan Peristiwa 98 tidak diracik lebih dalam sehingga membuat kisah semakin seru?

Dari 4 kisah dalam buku ini, sepertinya hanya karya  Dewanto Amin yang tidak menampilkan sumber informasi dalam kisahnya. Shan Patricia menyelipkan koran dan foto  sebagai sumber informasi karya wartawan senior yang juga merupakan salah satu tokoh dalam kisahnya. Aliurridha membuat tokohnya yang juga seorang penulis membaca surat elektronik  yang dikirimkan oleh  Lisa.  Kisah dari Aldi  A. memuat catatan harian Sucipto yang selama ini tersimpan rapi, kemudian ditemukan dan dibaca oleh Nuraga.

Selain itu, dari keempat kisah yang ada, hanya karya Shan Patricia yang  mengambil beberapa korban Peristiwa 98 sebagai tokoh kisah.  Sementara yang lain, mengetengahkan dampak peristiwa tersebut bagi satu tokoh saja. 

Secara keseluruhan, ada beberapa buku dalam seri ini. Penulis-penulis ternama memberikan rekomendasi kisah mana yang kayak masuk dalam buku. Saya baru membaca rekomendasi Dee, belum buku lainnya.

Buku yang menarik.

Jumat, 10 Mei 2024

2024#8: Dee Lestari Dan Kisah-Kisah 98 #1

Foto: Shan Patricia
Judul asli: Sepotong Kisah Di Balik 98: Cerita Pilihan Dee Lestari
Penulis: Shan Patricia, dkk
Penyunting: Ika Yuliana Kurniasih
ISBN: 9786026714916
Halaman: 400
Cetakan: Pertama-Januari 2024
Penerbit: PT Falcon Interactive
Harga: Rp 99.000
Rating: 4,25/5

Apa yang Anda ingat tentang peristiwa 98? Bagi saya, ingatan yang muncul adalah proses melahirkan yang maju, paniknya kondisi di rumah sakit akibat genting yang dilempari batu karena dianggap bagian dari milik penguasa saat itu, upaya mencari persediaan sembako dan susu bayi sementara jahitan belum juga kering.

Ketika peristiwa 98 terjadi, mungkin Shan Patricia, Aliurridha, Aldi A, serta Dewanto Amin Sadono-para penulis kisah dalam buku Sepotong Kisah Di Balik 98,  belum lahir atau masih berusia belia, sehingga kurang mendapat gambaran bagaimana suasana saat itu.

Tapi  informasi bisa diperoleh dari berbagai sumber, tinggal bagaimana mereka melakukan riset dan  mengolah hasil riset menjadi sebuah kisah menarik berdasarkan perspektif masing-masing.

Buku ini merupakan wujud dari hasil olah informasi yang mereka lakukan. Empat kisah terkait Peristiwa 98 yang bisa Anda baca.  Ada Kisah Dalam  Remboelan, Lisa Menjadi Lumba-Lumba, Perempuan Tanpa Gunung, serta Manusia Laron. Tiap kisah menarik! Supaya tidak terlalu panjang, dijadikan dua bagian ya ^_^.

Kisah Dalam Remboelan dari Shan Patricia mengisahkan tentang bagaimana beberapa penyintas Peristiwa 98 bertemu dan menuntaskan urusan masing-masing yang belum selesai. Ada seorang PSK, kakak yang kehilangan adiknya, anak perempuan yang lupa siapa keluarganya, dan seorang jurnalis. Pertemuan mereka diprakarsai oleh pemilik dan dilakukan di Kedai Teh Remboelan.

Sumber: Buku Sepotong Kisah Di Balik 98:
Cerita Pilihan Dee Lestari

Membaca kisah ini seakan-akan mendengarkan seorang sedang menceritakan peristiwa yang terjadi pada dirinya, serta beberapa orang yang terhubung dengannya melalui cara yang unik.

Saya penasaran, bagaimana cara  bisa menemukan para penyintas ? Ada beberapa pengunjung kedai teh yang digambarkan sering berkunjung dan merupakan Penyintas  98 juga. Jika para tokohnya memang ditemukan dengan cara yang unik. Namun bagaimana dengan para penyintas yang lain? Bagaimana mereka bisa mengetahui tentang kedai tersebut?  

Aliurridha melalui kisah dengan judul Lisa Menjadi Lumba-Lumba. sukses membuat bulu kuduk saya berdiri ketika membaca bagaimana rumah Lisa kecil dijarah. Lalu ada seorang bule yang merelakan kepala bercucuran darah demi melindungi anak-anaknya dari amukan warga. Serta bagaimana upaya warga memberikan perlindungan bagi mereka yang nyaris terkena lemparan batu tiada henti dari warga lain yang mengamuk.

Narator kisah ini-Alif, berteman dengan Lisa sejak sekolah dasar. Hubungan putus-sambung memberikan kesan tersendiri, terutama karena Lisa merupakan warga keturunan. Peristiwa 98 tidak hanya membuat kehidupan Lisa dan keluarganya menjadi berantakan, namun ternyata juga mengungkap rahasia kelam keluarga yang selama ini disembunyikan.

Setelah lama tak bersua, suatu ketika Lisa mengimkan surel pada Alif. Agar bisa terus berkomunikasi, Alif perlu menjawab pertanyaan yang dikirim melalui surel. Dalam kisah ini, pembaca seakan membaca surat yang disampaikan oleh Lisa. Penulis dengan apik mampu membuat perbedaan mana narasi yang disampaikan oleh Alif, serta mana yang disampaikan oleh Lisa. 
Sumber: Buku Sepotong Kisah Di Balik 98;
Kisah Pilihan Dee Lestari

Trauma akan peristiwa yang ia alami pada tahun 98, membuat Lisa bertekat mencari tahu siapa dalang atas peristiwa itu. Didorong rasa kagum pada penolongnya, Lisa bergabung di Angkatan Laut. Ditambah dengan kemahirannya berenang sehingga seperti lumba-lumba, seakan memuluskan keinginannya. 

Bersama dengan rekan-rekan sepemikiran, Lisa menyelidiki Peristiwa 98. Bukti-bukti yang diperoleh dikirimkan melalui surel ke Alif  untuk disebarluaskan. Sayangnya Lisa sendiri mengalami musibah ketika bertugas, sehingga tidak bisa mengetahui apakah  informasi yang ia dikirim  sudah dipergunakan oleh Alif. 

Hem..., saya jadi malah memiliki banyak pertanyaan. Antara lain, bagaimana jika ternyata Alif yang  menerima surel itu bukanlah Alif yang Lisa tuju? atau bagaimana jika jawaban pertanyaan Lisa tidak bisa dijawab dengan benar? Apakah hasil penelitian Lisa akan tersimpan sia-sia? 

Perjuangan lisa untuk bisa menjadi anggota juga tentunya tidak mudah, mengingat latar belakang keluarga. Seandainya diuraikan lebih, bisa menjadi nilai plus lagi.

Sisanya harap ditunggu.

Sumber Gambar:
Buku Sepotong Kisah Di Balik 98: Cerita Pilihan Dee Lestari
                              


Senin, 22 April 2024

2024#7: Kasih Tak Terlarai

Penulis: Suman H.s
Editor: Tim Editor Balai Pustaka
ISBN: 9786022601364
Halaman: 72
Cetakan: Keenam-2018
Penerbit: Balai Pustaka
Harga: Rp 250.000
Rating: 3/5

Bagaimana yang di hatimu, Taram, demikianlah di hatiku
-hal 13-

Taram adalah anak sulung dari tiga bersaudara dalam keluarganya. Kasih sayang kedua orang tuanya seakan tertumpah pada kedua adiknya. Entah kenapa tapi begitulah adanya. Bisa jadi karena Taram adalah anak sulung, atau karena dianggap sudah besar, tak ada yang tahu alasannya.

Bahkan, dalam sepanjang kehidupan Taram, hanya 2 kali mendapat pujian dari orang tuanya. Pertama, ketika sang ayah membawa sebuah kacamata. Taram yang memiliki hidung mancung, menjadi yang beruntung! Karena pada dirinyalah kacamata tersebut terlihat bagus.

Kali kedua, ketika Taram mengikuti suara bilal yang sedang mengumandangkan azan. Sang ayah mengagumi akan kemampuan Taman meniru bang bilal di mesjid. Bahkan kedua adiknya yang juga ikut mencoba menirukan bang bilal, hasilnya tidak sebagus Taram.

Selanjutnya pembaca akan diajak mengikuti bagaimana perjalanan kehidupan Taram hingga mencapai usia yang sudah patut untuk memiliki pasangan hidup. Ternyata hatinya sudah terpikat pada Sitti Nurhaida, anak Encik Abas-orang yang hartanya paling banyakdi kampung. Gayung pun bersambut, sang gadis juga memiliki perasaan sama.
Kedua pemuda itu telah sekata akan lari meninggalkan kampung halaman, pergi ke negeri asing. kawin. di rantau. Keras sungguh perjanjian itu. Dengarlah!
-hal 25-
Begitulah cinta.  Kisah cinta mereka ternyata tak seindah yang mereka harapkan. Jika ingin bersama, maka keduanya harus meninggalkan kampung halaman tercinta. Membaca bagaimana Taram dengan cerdik menipu orang-orang yang mengejar mereka berdua, sungguh menghibur.
https://www.goodreads.com/book/
show/36443717-kasih-tak-terlarai

Keduanya memang bisa dikatakan sukses di Singapura, namun kerinduan akan tanah kelahiran tetaplah muncul.  Utusan Encik Abas yang mencari keduanya berhasil merayu  Nurhaida untuk ikut pulang kampung. Tinggal mencari waktu yang tepat.

Kesempatan emas yang ditunggu tiba jua. Taram harus pergi ke Johor untuk beberapa waktu. Segera mereka bertolak ke kampung halaman. Selama 8 bulan di sana, lamaran untuk Nurhaida pun datang. Tak akan diterima tentunya. Hingga seorang musafir  Arab yang selama 2 bulan menjadi guru ngaji di sana mengajukan lamaran. Syekh Wahab namanya. 

Pembaca sudah bisa menebak akhir kisah yang berujung kebahagian.  Taram dan Nurhaida menemukan kebahagiannya. Encik Abas mendapat mantu idamannya. Tentang siapakah sosok misterius Syekh Wahab, bisa ditemukan jawabannya dalam kisah ini.

Jika ada beberapa hal yang dianggap tidak sesuai atau janggal, perlu diingat bahwa ketika kisah ini dibuat, hal tersebut merupakan hal yang berbeda dengan saat ini. Jadi dinikmati saja. 

Buku ini dipajang pada lobi Perpustakaan UI    depan thematic garden. Kover dengan dominan warna biru jelas membuat hati saya tergoda untuk  membawanya sebagai bahan bacaan akhir pekan. Jika melihat ketebalan buku (saat itu belum melihat isinya), mungkin tidak butuh waktu lama untuk menuntaskannya.

Sempat penasaran mencari informasi lebih lanjut tentang kisah ini pada buku Ringkasan dan Ulasan Novel Indonesia Modern oleh Maman S. Mahayana,  Oyon Sofyan, dan Achmad Dian. Dan buku Ichtisar Roman Untuk Sekolah Menengah oleh Asis Safioedin, tidak ditemukan juga informasi yang dibutuhkan.  Bis juga karena mata minus saya yang terlewat membaca.
https://jv.wikipedia.org/wiki/Soeman_Hs
Sebelum menikmati kisah ini. pembaca akan disuguhi  Kata Pengantar dari Maman S. Mahayana, yang menyambut cetak ulang  buku ini dengan format baru. Menurut beliau, membaca karya sastra hakekatnya membaca keadaan masyarakat dan budaya yang terungkap  dalam karya itu.

Pada bagian Tentang Pengarang, disebutkan bahwa Suman Hasibuan  lahir di Bemgkalis pada tahun 1904, meninggal pada 8 Mei 1999 di Pekanbaru, Riau.  Beliau banyak terlibat dalam kegiatan kependidikan, sebagai guru, kepala sekolah, penilik, hingga Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Riau. Bahkan beliau juga ikut aktif  bergerilya hingga diangkat sebagai  Komandan Panggalan Gerilya do Rokan dan anggota Staf  Gubenur Militer Riau. 

Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahum 1930 oleh Balai Pustaka. Sedangkan yang saya baca merupakan cetakan keenam. Artinya sejak tahun 1930 hingga 2024, dalam kurun waktu 94 tahun telah ada 6 kali cetak ulang. Sebuah upaya konsisten untuk merawat karya sastra anak anak bangsa.

Sumber Gambar:
https://www.goodreads.com/
https://jv.wikipedia.org

Rabu, 17 April 2024

2024#6: Misteri Sumur Anjing Gila


Judul asli: Sumur Anjing Gila
Penulis: Yudhi Herwibowo
Penyunting: Fidyastria Saspida
ISBN: 9786230056888
Cetakan: Pertama-2024
Halaman: 153
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Harga: Rp 75.000
Rating: 4.25

"Yang bersemayan dalam kegelapan, tak kan abadi dalam cahaya, yang menghancurkan jiwa-jiwa manusia, akan dikembalikan kepada kegelapan, kegelapan yang paling sempurna...."
-hal 129-

Di dekat ujung desa-desa lain, berbatasan dengan hutan di wilayah tebing yang agak tinggi, terdapat sebuah desa dimana sedang berlangsung proyek pembangunan jalan, Desa Suka Maju namanya. 

Pembangunan proyek tersebut ternyata tidak berjalan seperti yang direncanakan, banyak penduduk desa yang mendadak mengundurkan diri karena merasa enggan bekerja meratakan tanah di dekat sebuah sumur tua.

Konon, sumur tersebut merupakan tempat pembuangan mayat anjing-anjing yang dibantai ketika kasus anjing gila sedang marak. Lokasi sumur tua tersebut  berada di dekat rimbunan bambu merah. Keberadaan tanaman bambu merah yang sering dianggap sebagai salah satu sarana guna mendatangkan energi positif, semakin memperkuat kesan angker sumur tersebut.

Sebenarnya sudah lama penduduk desa menjauh dari area dekat sumur tersebut, terutama karena kisah menyeramkan yang beredar, tentang terdengarnya gonggongan anjing tanpa wujud di sana.

Semula pihak kontraktor merasa  ketakutan para pekerja tak beralasan, hingga suatu ketika mandor yang nekat memimpin  mengalami serangan. Awalnya terdengar suara gonggongan nyaring, kemudian muncul asap hitam yang keluar dari sumur  dan berubah menjadi anjing-anjing berbulu hitam yang menyerang mandor,  Meski berhasil selamat, tapi mandor mengalami luka cabikan yang parah.

Belum selesai urusan mandor yang diserang, situasi  berkembang menjadi upaya kepala desa yang ingin mengambil sesuatu dari dalam sumur tersebut. Suatu hal yang dianggap perbuatan tak masuk akal alias nekat oleh warga.

Kepala Desa Madajatra merupakan anak kepala desa terdahulu. Ia sangat membenci istri kakak dan keponakannya. Ketika mengetahui bahwa sang kakak menghilang dan mendapat informasi bahwa keponakannya yang membunuh kemudian membuang mayatnya ke dalam sumur, ia segera membayar orang untuk mengambil mayat sang kakak. 

Begitulah, karena begitu mencintai sang kakak dan sangat membenci keponakan hingga ingin memberikan hukuman seberat mungkin, Kepala Desa Madajatra menjadi gelap mata. Ia tak peduli lagi dengan aneka kejadian serta kisah menakutkan tentang sumur tua itu. 

Dengan harta yang ia miliki, bukan hal sulit mencari orang yang mau masuk ke dalam sumur tersebut. Gagal satu, masih banyak orang yang bisa ia bayar untuk masuk dalam sumur.

Semula, saya menduga kisah dalam buku ini akan berujung pada pemecahan misteri siapa sesungguhnya dalang dibalik kemunculan anjing-anjing dari dalam sumur serta kasus dugaan pembunuhan.

Ternyata urusannya tak sesederhana itu. Ada peristiwa kelam masa lalu yang terkuak, sejarah perubahan nama desa, asal mula sumur, hingga ditemukannya sepasang kerangka manusia dalam dasar sumur. 
“Jika sebuah mata harus dibalas dengan sebuah mata, hanya akan membuat seluruh dunia ini buta”
-Mahatma Gandhi-

Andai  Sadarra-keponakan yang sangat dibenci kepala desa mengamini ajaran Gandhi, tentunya tak akan ia menjadi tersangka pembunuhan. Ia dan ibunya tak bisa membagikan tanah milik keluarga pada pelayanan yang setia, serta memulai hidup baru, bebas dari kekejaman keluarga kepala desa.

Mereka akan tetap menjadi samsak bagi keluarga kelapa desa. Ibu Sadarra tak akan pernah pulih dari kelinglungannya dan terbebas dari KDRT. Sadarra selalu dicela dan direndahkan. Kezaliman akan menang!

Dibandingkan dengan buku-buku Mas Yud yang lain, deskripsi mencekam dan kengerian dalam buku ini merupakan yang paling menakutkan. Tanpa sadar, saya menghembuskan napas panjang setelah selesai menamatkan buku ini. Seakan saya yang mengalami kejadian menyeramkan. Cerita yang mengalir deras menghanyutkan saya dalam banjir kengerian!

Bagaimana tidak, kondisi sumur yang digambarkan mencekam ternyata menyimpan misteri kelam. Asap hitam yang keluar dari sumur berubah menjadi penampakkan wujud seorang pria pada orang tertentu. 

Jika teman-teman pernah membaca buku dari Abdullah Harahap, tentunya paham bahwa dalam tiap kisah ada unsur mistis yang ikut berperan kuat. Terutama untuk menciptakan kengerian. Bisa dalam bentuk benda atau kekuatan supranatural.
Lokasi: Gramedia Matraman

Dalam buku ini, memang ada unsur mistis, namun menurut saya lebih sebagai pelengkap semata, hanya untuk membangun kengerian. Sedangkan untuk misteri, ternyata bisa dipecahkan dengan sederhana.

Menjelang akhir kisah, saya merasa Mas Yud menyelesaikan dengan agak buru-buru. Kisah bisa diakhir dengan lebih klimaks, namun tentunya dengan tidak ala sinetron lokal he he he. Atau memang sengaja dibuat seperti itu karena akan ada lanjutannya, atau pengembangan kisah dari salah satu tokoh? Mari kita tunggu saja.

Oh ya, ada pesan moral yang perlu diingat. Sebaiknya, kita tidak sembarangan mengambil barang orang lain, karena  bisa saja barang yang kita ambil  berakhir dengan menjerumuskan kita dalam kesenggsaran. Tak sebanding dengan kenikmatan dan kemasyuran yang dijanjikan. Seperti salah satu tokoh dalam buku ini.

Buku yang menarik. Direkomendasikan bagi para penyuka kisah triller. Saya menyarankan agar dibaca saat hari gelap jika ingin merasakan sensasi mencekam. Ketika membaca, saya bahkan bisa membayangkan bagaimana kengerian Sadarra ketika mendekati sumur tua, bagaimana takutnya dia ketika disapa penjaga sumur tersebut yang tak pernah ia lihat. Seram!