Kamis, 27 Oktober 2016

2016 #119-120: Seri Q.E.D

Kembali menikmati acara diskon komik he he he. Antara lain kesempatan melengkapi seri Q.E.D (キューイーディー しょうめいしゅうりょう. Merupakan manga karya Motohiro Katou, seri ini mengambil judul yang lumayan unik Q.E.D, kependekan dari  frase  bahasa latin Quod Erat Demonstrandum.  Maknanya  yang sudah dibuktikan atau sudah terbukti. Frase ini ditulis pada akhir pembuktian matematika atau argumen filosofi sebagai pernyataan terakhir dari sesuatu yang terlah dibuktikan. Dengan kata lain, singkatan ini menandai akhir sebuah pembuktikan.

Lalu apa hubungan antara  seri dengan kata Q.E.D?  Seri dalam buku ini merupakan kisah detektif yang membutuhkan pembuktian dalam menyelesaikan sebuah kasus. Selain itu, salah satu tokoh yang ada dalam buku ini merupakan lulusan  dari M.I.T pada  usia lima belas tahun yang gemar matematika.

Bercerita tentang kehidupan seorang anak jenius bernama So Toma dan Kana Mizuhara anak seorang  inspektur polisi.  Meski sudah lulus M.I.T, So Toma tetap menjalani sekolah menengah di Jepang. Hal ini disebabkan ia ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang anak sekolah. 

Lagi pula untuk urusan pergaulan ia memang agak berbeda, lebih cenderung pendiam dan menyendiri  Di sekolah itu ia bersahabat dengan Mizuhara yang bisa dikatakan cukup popular, lincah, cerewet dan agak egois. Berbedaan diantara mereka  justru membuat keduanya  saling melengkapi.

http://www.thriftbooks.com
Toma disebutkan juga memiliki seorang adik yang juga genius.  Baiklah, sepertinya keluarga mereka memang memiliki gen genius.  Sementara  dalam kisah, sering disebutkan mengenai kehebatan Mizuhara  dalam hal Kendo. Sepanjang kisah, memang tidak ada perihal urusan cinta diantara keduanya. Tapi beberapa adegan menunjukan rasa cemburu Mizuhara serta rasa khawatir Toma padanya.
   
Beberapa kali juga dsebutkan mengenai sahabat Toma saat berada di M.I.T, seorang pria bernama Syd Green yang terkenal usil sehingga dipanggil Loki. Seperti umumnya persahabatan yang naik-turun, mereka juga pernah berselisih, walau akhirnya berdamai kembali. Loki sempat ingin mengajak Toma untuk kembali ke Amerika. Sebuah usaha yang sia-sia.

Untuk urusan penyelidikan Toma memang tidak begitu terlihat aktif  berada di lapangan. Itu merupakan bagian Mizuhara. Dengan menelaah informasi yang diterima, ia bisa memecahkan masalah dengan tepat.

Selanjutnya Toma akan meminta orang-orang yang terlibat untuk berkumpul mendengarkan ulasannya. Ia menjabarkan alasan menduga seseorang menjadi tersangka, lalu memberikan penjelasan lebih lanjut jika ada hal yang bisa dianggap menggugurkan orang itu sebagai tersangka.  Pada akhir uraian ia akan mengucapkan "Demikian akhir dari penjelasanku"

Buku yang saya beli antara lain nomor 45 dan 46. Untuk buku nomor 45 berisikan dua cerita. Cerita pertama berjudul Venus, sementara kisah selanjutnya berjudul Cinta Pertama. Untuk kisah Venus, tidak berarti kisahnya mengenai planet Venus namun mengarah pada kasus yang disebabkan cinta. Karena Venus sering kali dianggap identik dengan cinta maka kisah tersebut diberi judul Venus. Sementara kisah Cinta Pertama memang merupakan kisah yang dikarenakan urusan cinta pertama seseorang. Singkatnya kedua kisah dalam buku ini mengandung unsur cinta. Sinopsis yang ada di bagian belakang buku menceritakan mengenai kisah Cinta Pertama.
https://www.goodreads.com

Sementara untuk buku nomor 46 juga berisi dua buah kisah, Patah Hati serta Ziarah. Sinopsis yang ada di bagian belakang buku ini merupakan sinopsis dari kisah Patah Hati.

Kover seri ini  memiliki pola yang sama. Sosok Toma dan Mizuhara dengan latar keseluruhan kover berwarna putih. Pada bagian atas terdapat panduan dua warna dalam bentuk garis. Tidak ada gambar sosok Toma dan Mizuhara  yang sama dalam seri ini. Pada tahun 2009, seri ini memenangkan The Kodansha Manga Award untuk Shonen Kategori

Tanpa sengaja, saya menemukan link yang menyediakan komik seri ini. Memang tidak semua namun lumayan untuk menghibur. Legal atau tidak, entahlah. Silahkan ikuti hati nurani masing-masing saja. Link yang saya maksud ada di sini.

Lumayan untuk mengasah otak. 

Minggu, 23 Oktober 2016

2016 #118: Cole Randolph Beraksi Kembali

Judul asli: Five Kingdoms: Rogue Knight
Penulis: Brandon Mull
Penerjemah: Reinitha Lasmana
Penyunting: Dyah Agustine
ISBN: 9789794339626
Halaman:525
Cetakan: Pertama-September 2016
Penerbit: Mizan Fantasi

Harga: Rp 75.000
Rating: 3.5/5

"Sungguh, ikutlah denganku."

Cole bimbang harus berbuat apa. Si wanita tua sepertinya terlalu memaksa, dan mungkin berbahaya. "Mengapa harus aku?"

Dia mendekatkan bibir keringnya ke telinga Cole. "Aku juga dari Arizona."

Betapa bahagianya Cole ketika bertemu dengan seorang anak yang juga seperti dirinya. Berasal dari Arizona dan terjebak. Meski lokasi pertemuan mereka bukanlah tempat yang umum dan nyaman. Memang  anak itu bukanlah salah seorang sahabatnya, namun tetap saja ada perasaan lega dan bahagia yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Mungkin saja ia bisa mendapat informasi di mana sahabatnya ditahan, apakah mereka masih hidup, banyak hal yang ingin ia tanyakan.

Cole kembali mengalami berbagai hal dalam upaya menemukan para sahabat sambil membantu Putri Mira mencari para saudarinya. Ia lebih aman bersama sang putri dari pada pergi sendirian, mengingat situasi lima negeri yang tidak aman. Mereka menuju Negeri Elloweer.

Dalam perjalanan tersebut, tidak saja mereka harus berhadapan dengan  makhluk-makhluk aneh, orang-orang berbahaya, ahli sihir yang pandai membuat ilusi tapi juga harus melawan diri sendiri. Rasa egois dan sifat jahat lainnya bisa muncul dan mengacaukan keadaan.

Tidak hanya itu, Cole juga harus berurusan dengan Ansel, penjual budak yang dulu menangkap dan menjualnya. Ansel mencurigai Cole kabur dari majikannya, ia ingin membawa Cole kembali meski sudah melihat marka bebas di tangan Cole.

Kemampuan Cole juga berkembang seiring waktu. Meski perlahan namun sedikit demi sedikit ia mulai menunjukan bakat terpendamnya sebagai seorang penindai. Seeorang malah menyebutkan bahwa Cole memiliki bakat unik. Ia harus mulai mengenali dan mengembangkan bakatnya itu.

http://goodreads.com
Dan selain urusan perkelahian, sihir, mencari orang, urusan cinta juga mendapat peranan dalam buku ini. Memang tidak seheboh kisah cinta terkenal, namun tetap ada sebagai bumbu kisah. Juga untuk mengajarkan bahwa mencintai seseorang adalah hak bagi orang lain, tapi bukan berarti bisa memaksakan cinta. Ada banyak cara untuk menunjukan rasa cinta.

Dibandingkan dengan buku pertama, buku ini menawarkan banyak peristiwa dengan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Misalnya saat Cole mengingat awal mula ia dan sahabatnya berada di sana, karena  rasa ingin tahunya terhadap rumah seseorang. Andai ia tak usil, mungkin mereka masih ada di rumah saat itu.

Salah satu adegan kocak di halaman 440 memberi kita pelajaran bahwa sopan santun bisa membuat kita selamat.  Kadang bersikap sopan walau tidak sesuai dengan keinginan kita sangat membantu. Sopan santun yang dilakukan oleh Cole membuatnya menjadi sosok yang berbeda.

Pada bagian yang lain, membuktikan bahwa kadang kita tidak tahu siapakah jati diri orang yang berada di dekat kita. Bisa saja ia sebenarnya adalah orang lain, namun bisa juga orang terdekat. Kita memang harus lebih mawas diri.

Salah satu kesatria mengajarkan bahwa kekurangan bukan untuk disesali, namun justru harus menjadi kekuatan untuk mengembangkan diri menjadi sosok yang lebih baik. Jika tidak maka tidak mungkin bisa beradaptasi dengan lingkungan.
 
Bagian yang paling saya suka adalah ketika mereka berada di Ruang Pertukaran. Semacam tempat untuk bertukar informasi rahasia dengan cara yang unik. Seberapa unik? Baca sendiri ya ^_^ 

Entah salah edit atau mungkin saya yang salah memahami kalimat di halaman 275. Tertulis, "Aku habis pikir, dia mampu membuat sosok Gustus...." Bukankah lebih pas jika tertulis, "Aku tak habis pikir, dia mampu membuat sosok Gustus...." Karena bagian tersebut mengisahkan tentang keheranan pada kemampuan seseorang.

Sekilas, buku ini agak mirip dengan Fablehaven, dalam artinya tempat kisah bukan di sekitar kita. Penulis menciptakan dunia tersendiri bagi kisah ini. Dibutuhkan keahlian untuk tetap konsisten dalam dunia tersebut.
 
Semoga terjemahan buku selanjutnya keluar dalam waktu yang tidak terlalu lama. Untuk bisa menikmati kisah ini, saya harus membaca resumen buku sebelumnya. Review buku sebelumnya bisa dibaca di sini.


Jumat, 21 Oktober 2016

2016 #115-117 : The Lunar Chronicles



















Kadang, kendala membaca buku berseri adalah kelanjutan yang tidak terbit dalam versi terjemahan. Beberapa kisah seru yang saya baca  hanya terbit sebagian, kadang hanya buku pertama, walau ada juga yang sudah terbit dua dari tiga buku. Begitulah dunia buku.

Untuk seri ini, kendalanya bukan pada tidak munculnya buku selanjutnya, namun pada keterbatasan stok (mungkinkah karena peminat banyak?), serta harga yang lumayan dibandingkan buku lainnya. Tak heran ketika di IIBF 2016 yang lalu, booth penerbit buku ini harus menempekan  keterangan last stock pada salah satu buku dari seri ini. Dengan iming-iming diskon 30% siapa yang mampu menahan godaan untuk mampir dan membeli.

Beruntung, saya mendapat pinjaman seri ini. Begitulah salah satu keberuntungan yang membuat "jodoh" saya dengan seri The Lunar Chronicles bisa berlanjut. Oh ya, saya sudah membaca buku pertama, Cinder. Review bisa dilihat di sini.     . 

Guna menyingkat semata, saya tak perlu menuliskan data bahwa penulis kisah ini adalah Marissa Meyer, desain kover oleh @hanheebin, penerbitnya adalah Penerbit  Spring pada tiap data buku. Data yang diberikan adalah data yang berbeda tiap buku.
Judul: Scarlet
Penerjemah: Dewi Sunarni
ISBN: 9786027150560
Halaman: 444
Cetakan: Pertama-Februari 2016
Harga: 81.500
Rating: 3,5/5

Kisahnya dimulai dengan seorang gadis Scarlet Benoit yang kehilangan neneknya. Pihak kepolisian sudah menghentikan pencarian dan penutup kasus dikarenakan bukti yang kurang kuat. Satu-satunya petunjuk yang ia peroleh dari sang ayah yang menyebutkan si penculik memiliki  tato bertuliskan TSOK di lengannya.

Dalam upaya mencari sang nenek ia ditemani oleh seorang petarung jalanan dengan nama Wolf. Di lengan Wolf juga terdapat tato TSOK, Tentara yang Setia pada Ordo Kawanan. 

Dilain bagian, diceritakan juga tentang upaya melarikan diri Cinder dan Kapten Carswell Throne yang menggegerkan. Kaisar Kai memerintahkan pihak militer untuk mencari Cinder terkait masalah ini. 

Awalnya saya agak penasaran, mengapa kisah Scarlet dan Cinder diuraikan bergantian. Ternyata hubungan keduanya baru jelas di halaman 189.  Baiklah, keduanya harus saling membantu jika ingin tujuannya tercapai.

Kisah ini merupakan adaptasi dari kisah Little Red Riding Hood.

Judul: Cress
Penerjemah: Jia Effendi
ISBN: 9786027150584
Halaman: 576
Cetakan: Pertama-Mei 2016
Harga: Rp 115.000
Rating: 3,5/5

Hanya dengan melihat kover saja, pembaca sudah bisa menebak bahwa ini merupakan kisah yang terinspirasi dari dongeng Rapunzel. 

Selama kurang lebih tujuh belas tahun Cress Darnel berada dalam sebuah satelit, yang setiap enam belas jam mengelilingi bumi. Ia bisa melihat bagaimana situasi di Bumi melalui aneka layar serba canggih yang ada di hadapannya. Meski sepertinya terkurung, ia menyebut dirinya sebagai Putri dalam Sangkar. 

Saya tidak bisa membayangkan, apa yang ia kerjakan untuk menghabiskan waktu selama itu, sendirian. Kalau pun ada yang bisa dianggap kawan adalah komputer. 

Cress dipaksa membantu Sybil  dalam melayani Ratu Bulan. Tapi diam-diam dia memberi peringatan pada Cinder mengenai apa yang terjadi. Ia juga membantu membuat pesawat Cinder tidak terdeteksi di radar. Namun belakangan usahanya ketahuan hingga ia harus menyelamatkan diri.

Bagian yang paling menyentuh adalah ketika Cress harus kehilangan rambutnya. Ia membiarkan Kapten Thorne yang mendapat kehormatan melakukannya. Urusan romantis makin terasa dalam buku ini.

Bersama dengan Cinder dan Scarlet, mereka berusaha menggagalkan niat jahat Ratu Bulan untuk menguasai dunia. Sebuah revolusi harus disiapkan.

Judul Winnter
Penerjemah: Yudith Listiandri
ISBN: 9786027432239
Halaman: 900
Cetakan: Pertama-Agustus2016
Harga: Rp 139.000
Rating: 3,5/5

Pada buku sebelumnya, dikisahkan bahwa Scarlet tertangkap. Ia diberikan kepada anak tiri Ratu Levana, Wintter yang menjadikannya "peliharaan"

Seperti kisah Putri Salju yang dibunuh melalui apel beracun oleh ibu tiri karena rasa iri, Winter juga merasakan suasana bermusuhan dari sang ibu tiri. Bahkan Ratu Levana berani mengolok-oloknya di hadapan orang banyak.

Berlawanan dengan sang ratu, Winter justru berhati lembut. Ia bahkan menjahit  banyak barang bagi orang lain seperti topi bayi. Sehari-hari ia dikawal oleh pengawal kerajaan yang juga temannya Jacin Clay. Dahulu Jacin merupakan pilot pesawat Sybil. Ia sering mengantar Sybil mendatangi satelit tempat Cress ditahan. 

Bisa dikatakan beberapa hal yang masih samar makin jelas hubungannya dalam buku ini. Tentunya makin penuh adegan seru, jadi bingung mau membagi penggaalan kisah yang mana. Seru!

Adegan yang menyerupai pemburu hendak membunuh Putri Salju atas perintah ibu tirinya, membuat saya langsung merasa melo. Kasihan tokoh ini. Sudah digambarkan agak aneh karena kemampuannya, masih harus dibunuh oleh orang terdekatnya juga. 

Dan seperti juga kisah klasik pada umumnya, buku ini ditutup dengan hal yang menyenangkan. Mungkin pembaca sudah bisa menebak bagaimana akhir kisah ini, tapi proses menuju akhir tetap merupakan hal yang teramat sangat menarik buat disimak.

Jadi secara garis besar bisa simpulkan bahwa Cinder adalah seorang putri yang seharusnya menjadi ratu di Bulan.  Scarlet seorang petani serta pilot ruang angkasa, cucu dari seseorang yang menyembunyikan rahasia tentang Cinder. Cress, merupakan ahli komputer, tepatnya hacker yang dipenjara selama lebih kurang tujuh belas tahun dan dipaksa melayani Ratu Levana. Putri Winter adalah anak tiri dari Ratu Levana, ia sangat menentang kebijakan ibu tirinya. Mereka berempat dengan kekuatan dan keunikannya masing-masing bersatu padu untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi orang banyak.

Untuk urusan romantis juga cukup beragam. Cinder jatuh hati dan menjalin hubungan dengan Kai Kaisar Persemakmuran Bumi. Scarlet menjalin hubungan dengan seorang petarung jalanan yang membantunya mencari sang nenek, Wolf. Cress terpesona pada Kapten Carswell Thorne, teman kabur Cinder saat di penjara.  Sementara Putri Winter jatuh hati pada rakyat biasa yang menjadi pengawal kerajaan, Jacin.  Kisah cinta mereka bagaikan dongeng.

Upaya Marissa Meyer menciptakan sebuah kisah dimana terdapat  beberapa kisah klasik yang telah mengalami adaptasi patut diacungi jempol. Ini mengingatkan pembaca akan kenangan masa kecil membaca kisah-kisah tersebut.

Sedangkan bagi mereka yang mungkin belum pernah membaca kisah klasik tersebut (tidak semua orang beruntung), mereka akan mendapat pengalaman baru. Lebih baik jika mereka tergerak untuk mencqri tahu kisah klasik apa yang menyertai tiap buku seri ini.


Selain menyajikan pembatas buku ciamik, hal yang paling saya ingat adalah ketebalan buku yang kian bertambah. Makin lama bukunya makin terbal. Secara tak langsung berdampak pada harga yang makin mahal he he he. Logis saja sih. Jika ada yang ingin lebih mengetahui mengenai seri ini, silakan mampir ke situs resmi seri di sini.

Kira-kira, ada kisah seperti ini lagi tidak ya? Supaya kisah klasik tetap "hidup", berdampingan dengan selera saat ini. Semoga