Rabu, 20 Mei 2020

2020 #22: Mendalami Resensi

Judul asli: Inilah Resensi: Tangkas Menilik dan Mengupas Buku
Penulis: Muhidin M. Dahlan
ISBN: 9789791436601
Halaman: 256
Cetakan: Pertama- Februari 2020
Penerbit: I: BOEKOE
Harga:Rp 65.000
Rating:3.75/5

"Tak ada resensi buku tanpa lewat praktik membaca.... Meresensi adalah menuliskan kembali apa yang tersirat maupun tersurat dalam buku yang dibaca."
~Muhidin M. Dahlan~

Urusan meresensi bagi beberapa orang merupakan hal yang rumit. Sementara bagi yang lain, semudah mengedipkan mata.  Membuat resensi sebenarnya tak terlalu sulit, hanya butuh hanya latihan dan membaca buku pedoman bagaimana membuat resensi agar bisa menghasilkan karya yang  makin baik.

Salah satu buku yang bisa dibaca adalah Inilah Resensi:Tangkas Menilik dan Mengupas Buku besutan Muhidin M. Dahlan. Dalam 256 halaman, pembaca akan mendapatkan informasi langkah-langkah untuk membuat resensi. 

Selain itu, juga akan ditemukan bagaimana cara agar pembaca bisa menikmati dan menyerap inti buku. Dengan demikian ia bisa membuat sebuah resensi yang baik. Karena dengan paham dan menikmati sebuah buku, seseorang bisa menceritakan ulang dengan lebih baik berikut memberikan informasi kelebihan dan kekurangan dari buku ini dengan lebih obyektif.

Guna membuat pembaca lebih mudah memahami, penulis memberikan contoh resensi dari berbagai buku yang dibuat oleh perensesi. Hal ini membuat teori yang diberikan menjadi mudah dipahami karena tersedia contoh menerapannya secara langsung.

Buku ini juga memuat beberapa padanan istilah yang dipergunakan seperti  peresensi alias pengupas alias penilik buku. Ir.Sukarno, Presiden pertama kita menyebutnya sebagai tilikan, semacam apresiasi bagi buku yang dibaca. 

Pada salah satu bagian, disebutkan bahwa untuk menarik minat maka buatlah judul yang menarik perhatian. Misalnya dengan mempergunakan kata-kata yang bombastis. Setelah orang tertarik membaca judul, umumnya akan meneruskan dengan membaca isinya.

Saya jadi teringat resensi yang dibuat oleh beberapa sahabat. Setiap orang memiliki cirinya masing-masing. Tak ada yang salah atau benar menurut saya. Tak ada yang paling baik, karena tiap tulisan memiliki pembacanya masing-masing.

Jangan lupa untuk selalu ingat perbedaan antara blurd, sinopsis serta resensi. Blurd merupakan  konten promosi yang ada di bagian belakang buku. Tujuannya agar  calon pembaca merasa tertarik akan isi buku tersebut.

Sementara sinopsis merupakan versi singkat dari isi buku. Untuk buku non fiksi, akan disebutkan tujuan penulisan buku serta apa yang ingin dicapai dari membaca buku itu, ditambah dengan uraian singkat tentang isi buku. Jika buku itu novel, maka akan dijelaskan inti kisah, latar belakang peristiwa, awal mula konflik hingga solusinya. 

Resensi merupakan tanggapan pribadi atas isi sebuah buku. Umumkan akan disebutkan kelebihan serta kekurangan dari buku itu, dengan alasan yang masuk akal dan jelas.  Akan dicantumkan juga beberapa referensi terkait topik yang dibahas jika memungkinkan. Tergantung pada si pembuat resensi.

Penulis-Muhidin M. Dahlan, membuat buku ini berdasarkan pengalamannya selama ini. Tiap orang tentunya mempunya pengalaman yang berbeda. Tentunya mempunya tips dan triks yang membuat bagaimana karyanya diminati banyak orang,

Muhidin M. Dahlan lahir  pada 12 Mei  1978 di Donggala, Sulawesi Tengah. Ia juga merupakan seorang  Guru Utama di program Kelas Menulis Kreatif yang diselenggarakan Radio Buku. Pendiri Yayasan Buku Indonesia dan  databuku.id ini bisa melalui surel di gusmuh12@gmail.com atau twitter  @warungarsip | @radiobuku, atau laman MUHIDINDAHLAN.RADIOBUKU.COM.

Beberapa karyanya antara lain; Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur! (2003); Seratus Buku Sastra Indonesia yang Patut Dibaca Sebelum Dikuburkan (2009);  Para Penggila Buku: Seratus Catatan di Balik Buku (2009); Berguru Pada Pesohor: Panduan Wajib Menulis Resensi Buku (2011); Inilah Esai: Tangkas Menulis Bersama Para Pesohor (2016).














Senin, 04 Mei 2020

2020 #21: Kisah Petualangan Raffles Holmes & Co.

Penulis: John Kendrick Bangs
Penerjemah: Armyanti Aprellia
Editor: Anton WP
ISBN: 9786237245292
Halaman: 144
Cetakan: Pertama-2020
Penerbit: BukuKatta
Harga:Rp 55.000
Rating: 3.75/5

Jika kulakukan dengan cara Raffles saja, aku bisa saja menjadi milyuner di dunia yang berlimpahan uang dan kemewahan ini, karena orang-orang kaya di sini sangat teledor-tapi jika begitu ke mana perginya hati nuraniku? Di sisi lain, jika hanya menggunakan cara Holmes, aku akan mati kelaparan, tapi dengan kombinasi itu-ah-ada cukup uang, Sobatku, dengan sedikit ketenangan hati.

~Raflles Holmes &Co, hal 49~

Serupa dengan Sherlock Holmes yang membutuhkan Dr  John A Watson  untuk menuliskan kisah-kisahnya,  Arthur J. Raffles  yang membutuhkan Harry "Bunny" Manders.  Atau  Hercule Poirot  yang  didampingi Kapten Arthur Hasting.  Maka wajarlah jika seorang  campuran Holmes dan Raffles juga membutuhkan pendamping untuk bisa mendokumentasikan kegiatannya. Setiap tokoh besar memiliki pendamping, demikian juga dengan seorang Raffles Holmes.
   
Entah bagaimana dunia harus menerima,  ketika seorang detektif  jatuh cinta dan menikah dengan seorang anak pencuri budiman. Dua sosok yang berlawanan menjalin hubungan keluarga melalui sebuah pernikahan. Belum jelas "jalur" mana yang dipilih oleh anak keturunan mereka. Tentunya akan menarik untuk disimak.

Dalam versi ini, disebutkan bahwa Holmes jatuh cinta pada putri tunggal Raffles-Maejorie. Mereka bertemu ketika Holmes sedang menyelidiki sebuah kasus.  Cinta mengalahkan segalanya, Holmes menikahi Maejorie dan kasus ditutup tanpa penyelesaian. Sebuah hal yang tak biasa mengingat selama ini seorang Holmes selalu bisa menyelesaikan kasusnya,

Pernikahan tersebut melahirkan sebuah anak laki-laki yang dikenal dengan nama Raffles Holmes. Buku ini menawarkan sesuatu yang unik, kisah yang disampaikan langsung dari mulut Raffles Holmes  dan dicatat oleh Mr Jenkins seorang penulis. Terdapat 8 kisah mengenai  sepak terjang Raffles Holmes sendiri,  1 kisah mengenai pertemuan dirinya dengan Jenkins, serta kisah mengenai asal mula  dirinya.

Kisah favorit saya adalah kisah Nostalgia Nervy Jim Si Penjambret di halaman 97. Pertemuan tak sengaja antara  Raffles Holmes  dengan Nervy Jim, yang semula mengira ia adalah Sherlock Holmes tokoh yang membuatnya dipenjara,  membuat Holmes berada dalam sebuah petualangan yang tak terduga. 

Ternyata Nervy Jim lebih menyukai kehidupannya di penjara. Ia tak usah memikirkan bagaimana cara mencari makan, di mana ia tinggal, semua kebutuhan terpenuhi.  Maka muncul permintaan anehnya agar Holmes muda membuatnya dipenjara. Bukan Raffles Holmes jika tidak bisa memecahkan masalah tersebut.

Ketika itu, hukuman untuk pencuri lumayan lama. Dengan berada lama di penjara maka kehidupan Nervy Jim akan terpenuhi  sekitar 5-15 tahun, lumayan lama juga.  Ironi bukan, ketika tempat yang paling aman dan nyaman bagi seseorang justru berada di tempat yang tak diinginkan oleh kebanyakan orang. 

Dari kisah-kisah yang disampaikan, terlibat sekali bagaimana Holmes mewarisi kecerdikan ayahnya. Tak ada masalah yang tak bisa ia selesaikan. Ditambah seperti juga Holmes dan Raffles, ia memiliki kepandaian menyamar yang sangat mumpuni. Unsur Raffles dalam dirinya muncul dalam upaya mencari keuntungan dalam tiap tindakan. 

Contohnya, bagaimana ia tak sengaja berada dalam Kasus Kamar 407. Kecerdikannya membuatnya tahu sedang terjadi sebuah tindak kejahatan. Dengan melibatkan diri dalam kasus tersebut, ia tak hanya membantu pihak lain menggagalkan sebuah kejahatan, tapi juga mendapat keuntungan bagi dirinya.

Atau jika perlu, Raffles Holmes menciptakan sebuah kasus, seperti Kasus Tanda Terima Bagasi Kuningan, lalu dengan cerdiknya mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri. Sisi baiknya muncul ketika ia membagi dua keuntungan yang ia peroleh dari aksinya dengan Jenkins. 

Jika menilik kisah kemunculan J.A Raffles, keberadaannya diciptakan pada tahun 1898 oleh EW Hornung,  ipar dari Sir Arthur Conan Doyle. Raffles diciptakan sebagai sosok yang berlawan dengan Holmes. Seorang olahragawan profesional,  ramah dan menarik, namun ternyata adalah pencuri profesional yang hanya mencuri milik si kaya. Doyle sendiri yang menyarankan agar Raffles dipertahankan  sebagai sebuah seri.

Memadukan dua sifat yang berbeda dalam satu orang tentunya akan menjadi suatu kisah yang seru. Selain kisah pemecahan misteri, pembaca juga akan disuguhi bagian pertentangan batin dalam sosok Holmes Raffles. Bagian ini  paling menarik

Untung ada Jenkins! Keberadaan Jenkins tak hanya menjadi juru catat kisah Raffles Holmes, namun juga menjadi penjaganya. Ia harus memastikan sisi Raffles dalam diri Raffles Holmes  tidak menguasai dirinya.   Dengan kata lain Jenkins harus selalu mengingatkan agar sahabatnya itu tidak melakukan perbuatan yang menyimpang. Contohnya ada dalam kisah  Kasus Stomacher Berlian Mrs Burlingame.

Lebih jelas, simak yang tertera di halaman 38, " Raffles dalam diriku juga mengatakan demikian, tapi Sherlock Holmes yang ada dalam nadiku berkata lain-aku tak bisa menyimpannya,..." Meski sukses memecahkan misteri pencurian benda berharga, godaan tetap saja muncul.

Pada halaman 39, terlihat jelas pertentangan batin dari seorang anak yang berasal dari dua "jalur" yang sangat bertentangan. "Dari sisi ayahku," katanya serasa mendesah. "Dari sisi ibuku, itu sedikit sulit." Tugas  Jenkins  tidaklah semudah yang ia kira.

Dari sudut pandang saya, tak hanya Raffles Holmes yang mendapatkan keuntungan dari penjualan kisah-kisah yang dicatat oleh Jenkins.  Keduanya saling memberikan keuntungan. Sebenarnya, menurut saya Jenkins lebih mendapat keuntungan dari sisi keuangan. Tak hanya royalti yang ia bagi berdua dengan Holmes, tapi juga mendapat keuntungan dari kiprah Holmes memuaskan sisi Raffles dalam dirinya.

Pembaca akan menemukan banyak paragraf dengan kalimat yang panjang. Paragraf yang ada di halaman 55 sebagai contoh. Terdiri lebih dari 20 baris. Kemudian pada hal 103, terdapat lebih dari 60 baris. Butuh konsentrasi ekstra untuk menamatkan sebuah paragraf seperti itu. Tapi percayalah, usaha sepadan dengan hasil.

Kover buku ini juga menarik. Kesannya mewah dengan nuansa abu-abu dengan ilustrasi gambar beberapa pernak-pernik seperti siluet wajah, pipa, topi dan kaca pembesar yang langsung mengingatkan saya pada sosok Sherlock Holmes. Sementara untuk sosok Raffles, saya masih belum yakin mana yang bisa merepresentasikan dirinya.

Mungkin karena pembaca kita lebih sering dicekoki dengan sosok Holmes. Sementara pengenalan akan sosok Raffles selama ini tak seperti Holmes. Seingat saya baru ada beberapa buku  terjemahan yang beredar dengan mengusung Raffles sebagai tokoh utama.

Bacaan yang cocok bagi segala umur mulai lagi remaja. Bagi mereka yang menyukai kisah detektif,  buku ini wajib dibaca karena Anda akan menemukan trik yang tak biasa. Apalagi fans berat  kisah-kisah Sherlock Holmes, buku ini wajib dibaca. Sosok Raffles Holmes menyerupai ayahnya Sherlock Holmes namun dalam versi yang lebih sesuai dengan jiwa anak muda. 

Sang penulis, John Kendrick Bangs (27 Mei 1862 - 21 Januari 1922) diakui sebagai penulis satire ternama Amerika di zamannya, dan pelopor Fantasi Bangsian modern, aliran penulisan fantasi yang menceritakan kehidupan sesudah kematian dalam seluruh atau sebagian plotnya. Buku ini terbit pertama kali pada tahun 1906.

Buku ini mengembalikan sensasi membaca yang sempat hilang beberapa waktu lalu. Melalui buku ini, membaca tak hanya sekedar mengisi waktu luang, memenuhi target RC di GRI, atau mengurangi timbunan yang terbengkalai. Buku ini menimbulkan lagi rasa penasaran melahap tiap halaman, tersenyum puas ketika suatu kisah tamat. Semangat membacaku bangkit kembali melalui buku ini. 

Spektakuler