Senin, 31 Desember 2018

2018 #30: Formula Untuk Gemar Membaca

















Judul asli: 29 Formula Gemar Membaca: Kiat Membaca, Fakta Unik dan Hari-hari Besar Buku
Penulis: Agus M. Irkham, Edi Dimyati, Laily Nihayati
Editor: Abi Aulia
ISBN: 9786025052835
Halaman: 126
Penerbit: PT Media Edents Publika
Rp  45.000,-
Rating: 3.25/5

Hanya generasi gemar membaca yang dapat melahirkan generasi gemar penulis.
Steven Spielberg
~ 29 Formula Gemar Membaca: Kiat Membaca, Fakta Unik dan Hari-hari Besar Buku, halaman ix~


Banyak yang bertanya, bagaimana cara untuk mengajarkan anak gemar membaca. Secara teori, anak yang memiliki orang tua penggila buku serta hidup di lingkungan penggemar buku, maka ia akan memiliki rasa kecintaan pada buku. Padahal secara faktanya, tidak semuanya begitu.

Contoh nyata,   kedua orang tua saya sering membawa saya dan adik-adik ke toko buku.  Selain itu, nyaris seluruh isi rumah penuh dengan buku. Nyatanya hanya saya yang menjadi penggila buku.  Dan ternyata saya juga tidak sukses membuat jagoan mencintai buku. Satu-satunya alasan ia mencintai buku adalah karena kelak buku koleksi saya akan menjadi buku antik yang bisa dijual mahal. Urusan untuk membaca, nanti dulu.

Dengan demikian, bisa dikatakan teori tersebut tidak berlalu sama bagi seluruh orang. Lalu apakah artinya tidak ada kemungkinan membuat anak seorang penggila buku meniru orang tuanya? Atau merupakan hal yang mustahil  membuat anak  menjadi mencintai buku? Tentunya tidak. Buku ini menawarkan kiat untuk membuat gemar membaca. Tak hanya bagi anak kecil namun bagi Anda yang sudah dewasa.

Secara garis besar, para penulis buku ini menyebutkan ada dua hal yang menjadi faktor utama seseorang menyukai kegiatan membaca. Pertama dari keluarga, kedua dari dukungan pendidikan. Bagian pertama mungkin sudah dilewati banyak  keluarga yang merupakan penggila buku. Sejak kecil, mereka sudah memanjakan anak dengan aneka buku bacaan, padahal sang anak belum bisa membaca. Namun buku tak selalu untuk dibaca, ada buku yang dibuat untuk melatih indra perabaan.

Faktor kedua, dukungan dari pendidikan, lebih kompleks karena melibatkan banyak pihak. Saya jadi teringat pembicaraan singkat dengan seorang penulis terkenal. Beliau mengisahkan mengenai hasil survei pada suatu daerah yang menyebutkan tingkat  minat baca di sana rendah.
 Tapi, ternyata setelah diselidiki, rendah karena tidak ada buku bacaan baru di perpustakaan setempat. Begitu ada buku-buku baru, langsung minat baca meningkat. Tentunya untuk mendatangkan buku baru perlu melibatkan banyak pihak.
Selain mengulas mengenai faktor-faktor yang bisa memicu seseorang gemar membaca, dalam buku ini juga ditemukan tips  mengenai bagaimana menjadikan membaca sebagai sesuatu kegiatan yang menyenangkan. Termasuk cara membaca agar lebih mangkus.

Pembaca juga bisa mendapatkan aneka informasi mengenai buku, diberi judul Fakta Unik.  Seperti  buku bersampul tipis  pertama dicetak pada tahun 1841 di Jerman. Buku jenis ini banyak disukai oleh orang Amerika

Atau mengenai novelis yang paling produktif, Barbara Cartland. Sepanjang hidupnya ia telah menerbitkan 723 novel. Butuh dua minggu untuk menyelesaikan setiap novelnya. Oh ya, Saya menemukan adanya Fakta Unik yang dobel, berada di halaman yang berbeda. Pertama di halaman 98, yang lain di halaman 124.

Selain itu, ada juga mengenai hari-hari yang dianggap penting bagi dunia buku. Seperti Hari Kunjung Perpustakaan setiap tanggal 14 September yang digagas oleh Perpustakaan Nasional. Sayangnya, saya hanya menemukan sedikit informasi mengenai hari terkait buku. Padahal, seingat saya lumayan banyak hari-hari tersebut.

Secara garis besar, buku ini layak dimiliki oleh para orang tua agar bisa menumbuhkan serta menambah semangat membaca sang anak dan mengarahkan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Bagi para guru dan penggiat literasi, buku ini memberikan pencerahan mengenai bagaimana sebaiknya melakukan kegiatan guna meningkatkan minta baca masyarakat.

Oh ya, semula saya agak ragu membaca karena umumnya buku seperti ini mempergunakan ukuran huruf yang kurang nyaman bagi mata saya. Ketika membuktikan lembar pertama, saya malah agak kaget, ternyata lumayan besar. Sehingga rasanya justru terlalu banyak menghabiskan halaman. Sebaiknya diganti dengan huruf yang lebih kecil sehingga sisa halaman bisa dipergunakan untuk menambah ilustrasi.

Buku yang menginspirasi.




Kamis, 27 Desember 2018

2018 #29 : Kasus Hilangnya Naskah Antik
















Judul asli: Pulau Camino
Penulis:  John Grisham
Alih bahasa: Lily Maryanti
Editor: Anastasia Mustika W.
ISBN: 9786020398648
Halaman: 336
Cetakan: Pertama-2018
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 79.000
Rating 3.5/5

Siapa yang bisa mengikuti jejak semua buku edisi pertama di negeri ini? Buku tidak meninggalkan jejak, Mercer. Banyak yang diwariskan seperti perhiasan-tidak selalu diperhitungkan, jika Kau tahu apa yang kumaksud
~ Pulau Camino, halaman  214 ~

Kegiatan perusahaan asuransi  sepertinya menjadi topik yang kembali diangkat oleh penulis. Sebelumnya ada Rainmaker yang cukup seru (atau ada tema asuransi lain yang terlewat oleh saya?). Untuk  kisah kali ini,  pembaca akan diajak melihat asuransi dari sisi yang berbeda.  Sebuah tim penyelidikan dibentuk untuk mencari naskah asli penulis terkenal yang dicuri.

Sekelompok pencuri berhasil menggondol 5 naskah   tulisan tangan  karya F. Scott Fitzgerald, yaitu The Beautiful and Damned, Tender Is the Night, The Last Tycoon, Paradise dan The Great Gatsby. Dengan skenario yang cermat, mereka berhasil membawa naskah tersebut tanpa ada masalah yang berarti. Rencananya, jika situasi aman mereka akan menjual naskah tersebut.
https://www.goodreads.com

Tak diduga , sebuah  kesalahan kecil yang diuraikan pada halaman 23, membuat seluruh operasi menjadi kacau. Ada yang tertangkap dan ada juga yang selamat setelah sukses menyembunyikan diri, hasil latihan bertahun-tahun. Namun siapa yang mengira, sikap serakah membuat salah seorang berkhianat. Ia menyembunyikan hasil curian untuk dirinya sendiri. Bagian ini, bisa dianggap yang mendominasi seluruh kisah.

Lalu urusannya dengan perusahaan asuransi? Sederhana saja, naskah-naskah tersebut nilai asuransinya lumayan besar,  25 juta dollar! Walau kerugian yang timbul akibat hilangnya naskah tak bisa diganti dengan sejumlah uang. Penyelidikan dilakukan secara gencar oleh pihak asuransi yang  berupaya keras menemukan naskah tersebut agar tidak  harus membayar 25 juta dollar, dan pihak berwajib yang merasa kecolongan.

Pihak  asuransi menduga Bruce Cable pemilik toko buku di Santa Rosa, Pulau Camino, Florida, terkait dengan naskah-naskah yang hilang tersebut. Dan untuk menggali informasi lebih banyak,  mereka berhasil meyakinkan Mercer Mann-seorang penulis yang sudah melewati tenggat menyelesaikan novelnya,  untuk menjadi mata mereka di sana. Mercer memiliki latar belakang yang sangat tepat untuk membantu mereka.

Jadi, di mana sebenarnya naskah-naskah tersebut berada? Berhasilkah Mercer menjalankan misinya? Lalu apa peranan Bruce Cable dalam hal ini? Beli dan baca sendiri saja ya. Dijamin tak mengecewakan ^_^.
https://www.goodreads.com

Dibandingkan dengan buku John Grisham lainnya, bisa dikatakan ini yang paling memiliki ritme berkisah paling tenang (versi saya lho). Dalam artian, tak ada urusan  baku hantam yang berarti, kejar-kejaran ala jagoan, intimidasi, hingga upaya menyembunyikan diri dengan selalu khawatir ditemukan. Kisah berjalan dengan ritme yang cukup santai. Meski demikian, para penggila buku tak perlu khawatir, karena mereka akan  menemukan banyak keseruan dalam kisah.

Hanya penggila buku yang paham perasaan senangnya menyentuh dan mencium bau  buku yang baru,  sensasi menyusun buku di rak, menemukan tanda diskon (walau tidak yakin ingin membeli sesuatu),  membeli buku saat acara penandatanganan  tanpa yakin apakah akan membaca buku tersebut, hingga merasa    sedih ketika melihat ada  buku yang disingkirkan dari rak karena tak laku. Penggila  buku tak diragukan lagi pastinya akan menyukai buku ini.

Kondisi bisnis toko buku yang beberapa tahun belakangan mulai terasa sulit, juga diuraikan pada buku ini. Dengan menganalogikan kondisi bisnis toko buku di Pulau Camino,  penulis mengisahkan penyebab keruntuhan toko buku independen. Suatu hal yang belakangan juga mulai merambah bisnis buku di tanah air.

https://www.goodreads.com
 Meski digambarkan sebagai bisnis yang kurang menguntungkan, namun penulis juga menguraikan bahwa banyak pelaku bisnis dibidang ini yang melakukan atau dasar kecintaan pada buku. Mereka menganggap pekerjaan tersebut adalah sebuah panggilan mulia. Mereka menyukai literatur, penulis, seluruh kegiatan penerbitan, dan menghabiskan banyak waktu dengan pelanggan yang juga menyukai buku.

Untuk kover, entah kenapa semula saya mengira kisah ini terkait dengan mafia.  Harap maklum, gambar kastel yang ada yang sering digambarkan sebagai tempat tinggal pihak yang sering digambarkan kurang baik.  Minimal kisahnya mengenai  kehidupan tokohnya di Pulau Camina. Judulnya pun tidak menggambarkan tentang buku. Kesan tersebut muncul sebelum saya membaca blurb. Jika tidak ada nama John Grisham, mungkin saya tak akan melirik buku ini.

Dari seluruh kover yang ada di Goodreads,   versi Bahasa Czech yang paling mampu menggambarkan isi kisah dari sudut pandang saya. Gambarannya sesuai dengan bagian yang menyebutkan tentang dicurinya naskah tulisan tangan seorang penulis terkenal. Secara lebih jelas, bisa dilihat di sini.

Mungkinkah sedang tren buku dengan tema toko buku yang berada di pulau? Sehingga  penulis terinspirasi dan membuat kisah ini.  Belakangan  ini saya menemukan beberapa, salah satu yang paling saya ingat adalah  The Storied Life of A.J Fikry dari penerbit yang sama.
https://www.goodreads.com

Selain mendapat hiburan melalui kisah, pembaca juga mendapat pengetahuan  seputar kura-kura Gopher.  Mercer digambarkan sering menghabiskan hari bersama neneknya untuk melindungi keberadaan kura-kura tersebut. 

Pada http://ssturtleindonesia.blogspot.com, disebutkan bahwa Gopherus adalah genus kura-kura fosil yang biasa disebut kura-kura gopher. Kura-kura gopher dikelompokkan dengan kura-kura darat yang berasal dari 60 juta tahun yang lalu, di Amerika Utara. Sebuah penelitian genetik telah menunjukkan bahwa kerabat terdekat mereka berada di genus Asia Manouria. Kura-kura gopher hidup di Amerika Serikat bagian selatan dari Gurun Mojave California sampai ke Florida, dan di beberapa bagian di utara Meksiko. Kura-kura Gopher dinamakan demikian karena kemampuan mereka menggali liang besar yang dalam; Kura-kura Gopher bisa panjangnya hingga 40 kaki (12 m) dan kedalaman 10 kaki (3,0 m).  Liang ini digunakan oleh berbagai spesies lain, termasuk mamalia, reptil, amfibi, dan burung lainnya.  Kura-kura Gopher berukuran 20-50 cm (7,9-19,7 in), tergantung pada spesiesnya.  Semua lima spesies ditemukan di habitat xeric.

Sang penulis yang digambarkan karyanya curi, Francis Scott Key Fitzgerald, lahir di St. Paul, Minnesota, Amerika Serikat,  pada 24 September 1896. Meninggal  pada usia  muda, 44 tahun di Hollywood, California, Amerika Serikat, pada 21 Desember 1940.  Fitzgerald menjadi terkenal lantaran bukunya yang berjudul This Side of Paradise, The Beautiful and Damned, Tender Is the Night dan The Great Gatsby. Naskah tulisan tangan karya tersebut,  memang disimpan di Princenton  University. Perihal kehidupannya yang penuh warna, bisa dibaca di sini.


Dan secara pribadi, saya mendapat semacam pencerahan mengenai koleksi buku cetakan pertama. Lumayan banyak yang dibubuhi tanda tangan penulisnya, ada juga yang bisa menjadi berharga karena dicetak terbatas. Dan ada yang penulisnya sudah berpulang. Bisa dipertimbangkan untuk dijual, atau saya terlalu egois untuk menyimpan dan menikmatinya sendiri. Hem....


Sumber  Gambar:
https://www.goodreads.com

Kamis, 20 Desember 2018

2018 # 28: Catatan Harian Gadis Penjaga Perpustakaan Keluarga


Judul asli: A Librarian's Diary
Penulis: Athira Matsya
Editor: Pradita Seti Rahayu
ISBN:9786020486390
Halaman: 202
Cetakan: Pertama-2018
Penerbit:  PT Eex Media Komputindo
Harga: Rp 53.800
Rating: 3/5

Kurasa aku adalah cewek terbego sedunia.  Cewek terbego sedunia, yang merupakan penjaga perpustakaan keluargaku sendiri, yang diminta cowok yang kusuka buat meramaikan aksi penembakannya.
~A Librarian's Diary, halaman 95~

Penggila buku mana yang tak akan tergoda melihat buku ini. Kover yang penuh dengan ilustrasi buku dan kata Librarian's, punya efek daya tarik kuat. Abaikan urusan target pembaca, 15+, minimal  pembaca mendapat hiburan melalui kisah  dengan teman perpustakaan. Kurang lebih begitu harapan saya.

Diary secara umum, setidaknya bagi teman-teman sewaktu saya ABG he he he, bisa dianalogikan sebagai  catatan harian. Menurut KKBI, catatan harian adalah:
         1. buku tulis yang berisi catatan tentang kegiatan  
            yang harus dilakukan dan kejadian yang dialami  
            setiap hari
Maka, saya menduga, buku ini berisikan catatan harian seorang gadis ketika bertugas menjaga perpustakaan.

Pada awal kisah, pembaca sudah menemukan fakta bahwa keluarga tersebut, terutama sang Mama sangat menyukai buku. Pada halaman 3 tertulis, “Menurut cerita orangtuaku, Mama-lah yang memiliki ide untuk membangun Istana Baca. Katanya, sejak kecil Mama sudah ingin membentuk perpustakaan di rumah karena Mama mengoleki banyak buku. Selain itu, Mama juga ingin orang-orang yang tidak punya uang untuk membeli buku tetap bisa membaca.”

Tapi jangan berharap selain sang Mama, tokoh utama dan saudaranya juga menyukai buku. Tak ada bagian kisah yang bisa menggambarkan kecintaan mereka pada buku. Bahkan pada  bagian belakang buku, tertulis alasan kenapa tokoh utama kisah yang berusia 16 tahun tidak menyukai tugas menjadi penjaga perpustakaan sekolah. 

Sungguh ironi. Teori yang menyebutkan anak akan menyukai buku jika orang tuanya juga suka dan mengenalkan buku sejak kecil, sepertinya tidak terbukti pada keluarga mereka.

Selanjutnya, penuliskan menguraikan kisah dengan mengambil tema khas remaja, urusan percintaan. Bagaimana seorang remaja tertarik pada yang lain, proses pendekatan, dua hati bersatu di sekolah hingga munculnya kisah kasih terlarang di sekolah.  Ah, kalau cinta sudah bicara, kondisi jadi bisa berubah rumit.

Jika membaca judul, saya berharap penulis akan mengisahkan tentang suka-duka selama ia bertugas menjaga perpustakaan. Segala peristiwa yang ia amati, kegiatan dan lainnya. Seperti tingkah laku peminjam, buku yang paling dicari, kesulitan menagih uang denda keterlambatan pengembalian buku, proses pengembangan koleksi dan sejenisnya. Apa saja terkait perpustakaan. 

Ternyata dugaan saya meleset. Buku ini justru berkisah mengenai kehidupan seorang gadis yang kebetulan adalah sedang mendapat tugas menjaga perpustakaan sekolah demi mendapatkan uang jajan lebih.

Sementara urusan perpustakaan sendiri mendapat porsi yang kecil, menurut saya. Memang ada bagian yang mengisahkan mengenai bagaimana sang tokoh bertugas menjaga perpustakaan keluarga yang diberi nama Istana Baca. Ada bagian ia melayani peminjaman, membereskan perpustakaan dan mengurus denda. Tapi porsinya  sangat sedikit dibandingkan dengan apa yang diharapkan dari judul.

Ditambah dengan penulis hanya menjadikan perpustakaan sebagai lokasi pendekatan salah satu kisah cinta, serta tempat ia mulai tertarik dan jatuh cinta pada seorang pria yang memiliki nama sama dengan gunung tertinggi di Jawa. Sebagian kisah malah  mengambil lokasi peristiwa di sekolah. Saya jadi berpikir, sepertinya salah judul kisah ini. Atau mungkin saya yang tak paham kisah ABG saat ini.

Putri, sang tokoh utama yang memiliki dua kakak kembar, harusnya bisa diolah dengan lebih baik sehingga karakternya lebih kuat. Minimal ada keterkaitan antara kesukaan Mama mereka terhadap buku dengan kehidupan sehari-hari anggota keluarga yang lain. Tidak hanya sebatas bahan percakapan di meja makan semata.

Meski begitu, cara bertuturnya bisa dikatakan sudah terarah. Misalnya ketika menjelaskan mengenai  Detektif Conan di halaman  146, pembaca yang semula tidak mengenal dan mengetahui sosok Conan, bisa mendapat gambaran singkat dan memahami kenapa bagi salah satu tokoh, kisahnya menarik.

Penulis sepertinya harus lebih fokus pada apa yang ingin ia ceritakan, sehingga tak terjadi pelebaran ide yang bisa menyebabkan pembaca bingung akan apa sebenarnya yang hendak diunggkapkan oleh penulis. Pemilihan kata juga bisa menjadi lebih efisiensi.

Ilustrasi tumpukan buku di pojok halaman, membuat buku ini menjadi tidak membosankan. Anggaplah pelipur lara  dari rasa kecewa saya karena ada ketidaksesuain antara judul dan isi kisah. Demikian juga dengan ilustrasi yang lainnya, cukup membuat buku ini menjadi tidak membosankan.

Untuk debut remaja, buku ini bisa dikatakan lumayan.

Sumber foto:
Buku 
A Librarian's Diary