Sabtu, 26 November 2011

Shangri-La The Hidden City : Rahasia Sihir dan Angka 13



Penulis : Ken Budha
Penyunting : Dita Sylvana, Salahuddien Gz
Penindai Aksara : Muhammad Bagus SM
Penggambar Sampul : Yudi Komarudin
Penggambar Ilustrasi : M. Komarudin
Penata Letak : MT Nugroho

Daya yang ada di pundakku, bangkitlah
cacing putih yang ada di tulang belakangku, bangkitlah
sang puter putih yang ada di mata kaki, bangkitlah
sang jati putih yang ada di telapak kaki, bangkitlah
aku kuat dan perkasa
mendapat tenaga dari Allah
Laillah Haillalahtak
Muhammadurasullulah

Mantra Menambah Kekuatan
dari Buku Mantra Orang Jawa oleh Supardi Djoko Damono

Kalian percaya sihir?
Frencine tidak pada awalnya hingga suatu saat ia mengalami kejadian aneh dalam kehidupannya.

Kehidupan Francine awalnya  biasa-biasanya saja. Maksudnya biasa saja bagi ukuran keluarga oposisi. Hobinya memang sedikit aneh, bukannya belajar memasak seperti anak perempuan berusia 13 tahun lainnya, ia malah sangat  menyukai ilmu pengetahuan terutama proses terjadinya  halilintar.

Hingga suatu malam, seluruh  keluarganya dibantai oleh orang bertopeng. Ia nyaris mati jika tidak dengan cerdik bersembunyi. Lolos dari senapan, Francine malah nyaris di perkosa! Saat ketakutan ia teringat kejadian saat sore beberapa teman laki-lakinya mengejeknya. Amarahnya mendesak rasa takut. Ia membayangkan dengan mata terbuka awan gelap di atas kepala pria yang menyekapnya dan mengeluarkan halilintar menyambar mereka.

Mendadak matanya membalik! Bola mata hitamnya lenyap di balik kelopak mata,  giginya gemeretak, tubuhnya bergetar dan diselimuti kabut kelabu dengan pijar-pijar halilintar keluar menyambar pria yang menyekapnya. Tanpa sadar Francine sudah mempratekan  sihir tingkat tiga tanpa pernah mempelajarinya terlebih dahulu!

Untungnya John seorang  Perantas di dunia sihir    menyelamatkan dirinya dan menjadikannya murid. Ternyata Francine mengembang tugas besar menyelamatkan dunia sihir bersama  tujuh  orang Perantas  dan enam  anak  murid magang pilihan lainnya. Mereka berasal dari berbagai suku bangsa yang telah dipilih secara teliti. Tiga belas orang, jika biasanya tiga belas sering dianggap angka sial, maka dalam  buku ini tiga belas justru merupakan jumlah orang yang bisa melindungi dunia sihir


Mereka ditempa dalam segala macam pengetahuan praktis mengingat waktu yang tersedia hanya 13 minggu di Kota Shangri-la, kota yang tersembunyi dan penuh dengan aneka pengaman sihir. Dalam kota ini sihir dipadukan dengan teknologi moderen sehingga para penyihir bisa bertahan dan menjalani hidup dengan lebih nyaman.
Pada saat melihat buku ini di toko buku favorit saya TM Bookstore  sudah tergoda. Tapi entah mengapa seakan ada sesuatu yang membuat saya untuk tidak segera memindahkannya ke tas belanjaan, Terutama saat ada tulisan  Dracul dan pengisap darah. Sepertinya saya sedang jenuh dengan kisah seputar mereka. Saat Sis Dina  merekomendasikan buku ini saya masih  pikir-pkir, namun ketika Mas Zupri memberikan hadiah buku ini maka mau tak mau saya harus membacanya. Semoga tidak mengecewakan.

Saat membaca, awalnya  semua berjalan dengan lancar hingga muncul sebuah kata manag dinghwa. Saya segera menghentikan laju membaca saya, ini apa yah sepertinya tidak ada di depan. Sampai 3 kali saya mengulangi membaca halaman awal tidak juga menemukan maknanya. Untung  sis Dina Begum memberikan "bocoran" agar saya mau bersabar karena di belakang akan diterangkan bahkan sampai di dua halaman yang berbeda. Sekedar usul kenapa tidak dicantumkan di awal saja?

Paragraf mengenai perantas yang menggunakan t-shirt gambar seorang penyihir remaja berkaca mata bundar berjubah hitam dengan sebatang tongkat pendek berdiri di depan Downing Street no 10 bertuliskan Prime Minister of Magic   menunjukan walau bagaimana penulis  mengagumi tokoh tersebut hingga memberikan sebuat kalimat khusus.

Sedangkan paragraf mengenai Hikoza, Si Pedang Tujuh Bintang segera mengingatkan saya pada Mas Yudhi Herwibowo penulis kisah J-novel dari Solo. Bagian ini menunjukan keaneragaman bacaan sang penulis.

Penulis juga beberapa kali menggunakan kata "meluruk" Maafkan pengetahuan bahasa saya yang minim, tapi sepertinya kata tersebut masih jarang digunakan. Saya mencoba mencari di KKBI kok malah mumet, duh sepertinya saya kurang konsentrasi nih.

Setuju sekali dengan penulis yang mengambil murid  magang dari berbagai  bangsa demi menunjukan bahwa dunia sihir tidak tergantung dari satu bangsa saja.  Juga dengan menyebutkan mengenai negara kita, sayangnya tidak dikembangkan misalnya dengan menciptakan sebuah mantera khas dari tanah air.

Beberapa hal  menjadi ganjalan buat saya. Misalnya tokoh utama kita, Francine yang mendadak bisa menguasai sihir tingkat tiga tanpa pernah belajar sebelumnya. Tentunya dalam waktu 13 minggu setiap murid magang dan Francine ditempa agar siap bertempur, sepertinya sangat sedikit digambarkan bagaimana proses belajar Francine yang tentunya berbeda dengan murid lainnya dimana mereka memulainya dari dasar.

Mohon maaf sekali lagi untuk konsentrasi saya yang terbagi tapi saya masih sedikit bingung mengenai asal usul keahlian Francine. Jika HP disebutkan memiliki keahlian warisan dari orang tuanya dibagia mana yah yang menyebutkan dari mana asal kemampuan sihirnya? Sis Dina mohon bantuannya ^_^

Lalu efek dramatis yang diberikan penulis di bab belakang sangat etrasa kurang. Bukannya terkejut saya malah merasa heran dan aneh. Di bagian awal kisah ini mengalir lancar namun kian kebelakang kisahnya menjadi seakan "garing" bagi saya.    Beberapa kejadian mau tak mau mengingatkan saya pada kisah HP. Mulai dari anak yatim piatu, tidak tahu dirinya adalah penyihir, terhebat di kelasnya, nekat dan sembrono. Sayang sebenarnya, ide cerita yang menarik jadi tertutup dengan gaya bercerita yang buat saya seakan bertele-tele dan alurnya sangat lambat.

Walag begitu, buku ini juga sarat akan petuah kehidupan.  Contohnya bagaimana sikap iri hati mampu membuat seseorang celaka tapi di lain sisi membuat seseorang jadi belajar akan makna kehidupan. Kekuatan sihir berjalan dengan berbagai cara tergantung bagaimana penyihirnya.

Dibanyak bangsa, angka 13 dianggap angka yang membawa kesialan.  Sebenarnya, kepecayaan tahayul dan aneka mitos yang ada berasal dari pengetahuan kuno bernama  Kabbalah. Kabalah merupakan sebuah ajaran mistis kuno, yang telah dirapalkan oleh Dewan Penyihir tertinggi rezim Fir’aun yang kemudian diteruskan oleh para penyihir, pesulap, peramal, paranormal, dan sebagainya—terlebih oleh kaum Zionis-Yahudi yang kemudian mengangkatnya menjadi satu gerakan politis—dan sekarang ini, ajaran Kabbalah telah menjadi tren baru di kalangan selebritis dunia. Bangsa Yahudi sejak dahulu merupakan kaum yang secara ketat memelihara Kabbalah.

Di Marseilles, Perancis Selatan, bangsa Yahudi ini membukukan ajaran Kabbalah yang sebelumnya hanya diturunkan lewat lisan dan secara sembunyi-sembunyi. Mereka juga dikenal sebagai kaum yang gemar mengutak-atik angka-angka (numerologi), sehingga mereka dikenal pula sebagai sebagai kaum Geometrian. Menurut mereka, angka 13 merupakan salah satu angka suci yang mengandung berbagai daya magis dan sisi religius, bersama-sama dengan angka 11 dan 666.
(http://aziztheripper.blogspot.com/2011/11/misteri-angka-13.html)

Terakhir marilah kita menutup repiu ini dengan membaca  Mantra Menggenggam Kilat dari Buku Mantra Orang Jawa
Sang hitam putih
lemaslah kau
tak lain akulah
hakikat Allah

Foto dari
http://thetripmaster.vickiechan.com/news/2011/02/28/shangri-la.html

Minggu, 20 November 2011

Petualangan Nono Bersama Kaos MU


Judul : Anak Rembulan - Negeri Misteri di Balik Pohon Kenari
Penulis : Djokolelono
Ilsutrator isi : Ferly Leriansyah
Penerbit : Mizan Fantasy
Cetakan : I, Agustus 2011
Tebal : 350 hlm

Bermula dari rasa penasaran dengan aneka kisah fantasi yang saya baca. Menarik memang, bahkan beberapa membuat saya terpesona. Sangat jarang mengandung banyak unsur lokal. Kalau ada, biasanya tokohnya ya dia lagi, dia lagi. Padahal dengan begitu banyak legenda masih banyak yang bisa kita olah.

Bisa buat sebuah kisah fantasi dengan unsur lokal? Tantang saya ke Andry Chang salah satu penulis kisah fantasi. Dengan ketekunannya dalam melakukan riset serta semangatnya untuk memberikan yang terbaik , tentunya hal ini bukanlah mustahil. Terbukti ada sepenggal kisah dengn judul  Reog besutannya. Ternyata membaca  kisah fantasi dengan unsur lokal juga menarik.

Sebuah buntelan dari Kang Fanfan yang mewakili sebuah penerbit favoritku rupanya menjadi sarana pencapaian angan-anganku. Sebuah buku fantasi dengan judul Anak Rembulan – Negeri Misteri di Balik Pohon Kenari besutan Djokolelona mendarat dengan manis di mejaku diiringi rintik hukan.

Perkenalanku dengan Djokolelono bermula dari kisah-kisah Enid Blyton terjemahan beliau dulu. Lalu ada juga seri misteri ala Astrid.  Tapi kiprahnya  tidak terbatas menerjemahkan buku saja, beliau  juga menulis banyak kisah.  Konon kisah yang berjudul “Jatuh ke Matahari” dianggap sebagai pelopor novel fiksi ilmiah.


Anak Rembulan – Negeri Misteri di Balik Pohon Kenari, merupakan sebuah kisah  fiksi fantasi yang serat unsur  lokal. Tokohnya Nono, anak lelaki berusia 10 tahun. Nono menggemari sepak bola, layaknya anak lain Nono juga sering menggunakan kaos bola, Salah satu yang disayanginya adalah kaos berwarna merah dengan lambang Manchester United yang oleh-oleh Om Wiedha dari Bangkok.

Dalam perjalan berlibur ke rumah kakeknya di Wlingi, kaos yang dikenakannya sudah nyaris direbut berandalan dengan paksa. Tidak hanya sampai disana, siapa yang mengira kaos itu malah membuatnya terseret petualangan aneh bin ajaib!

Suatu saat Nono bersepeda sendirian sambil menikmati pemandangan kota. Mendadak ia tertarik untuk melihat  dari dekat pohon kenari raksaksa  yang berada pinggir kali Njari di kaki Gunung Kelud. Konon seorang anak kecil yang membantu pejuang pernah hilang masuk ke dalam pohon itu.


Tanpa sengaja, Nono terseret air sungai Njari  hingga ke balik pohon. Saat ia sadar ternyata ia  sudah dikepung oleh Pasukan Belanda  dengan tuduhan sebagai mata-mata karena kaosnya. Ternyata ia berada di  masa Cornelis de Houtman tiba di tanah Jawa, atau sekitar 415 tahun yang lampau. Saat itu memang Belanda dan Inggris adalah musuh.
Lolos dari kepungan Pasukan Belanda bukan berarti aman! Keluar dari lubang macan sekarang masuk lubang harimau. Nono tanpa sengaja  terjebak  sebagai pembantu warung di warung Mbok Rimbi.

Banyak keanehan yang ditemuinya. Misalnya  setiap kali ia kabur ke manapun,  tetap  kembali ke warung Mbok Rimbi. Belum lagi ejekan anak-anak lain yang menyebutnya sebagai Anak Rembulan. Khabarnya pembantu warung Mbok Rimbi hanya bekerja selama satu bulan lalu menghilang secara miterius seperti kemunculannya. Karena Nono menggunakan pakaian yang berbeda,kaos merah MU-nya  ia sedikit mendapat perhatian yang berbeda rdai penduduk yang merasa  penasaran. Belakangan Nono baru tahu bahwa Mbok Rimbi memiliki kekuatan mistis dan sengaja mengurungnya untuk dijadikan korban bagi Dewi Kali, Anak Rembulan Sebutannya.

Lolos dari Mbok Rimbi, Nono belum juga bisa kembali ke tempat dimana ia terseret arus kali. Ia masih harus berurusan dengan seorang ratu yang kejam. Sang ratu justru tertarik dengan kaosnya. Disana Nono mengalami banyak petualangan aneh.  Ia bahkan terlibat dengan perang dan pertempuran adu kanuragan ala pendekar sakti. Chiattttttt!


Dalam kisah ini,  juga diceritakan mengenai Legenda Gunung Kelud , kisah   Pangeran Mahesasuro dan Lembusuro. Sayang kisahnya kurang dikembangkan. Padahal kisah seputar Lembusuro dikembangkan bisa menjadi bumbu penyedap yang mengasyikan.

Kisah ini ditutup dengan dramatis ala film menurut saya. Sosok yang selama ini selalu membayang-bayangi kisah Pohon Kenari  justru dihadirkan melengkapi seotong kain sisa kaos MU yang membawanya ke dalam petualangan aneh.

Beberapa hal  janggal dalam kisah ini seperti  bagaimana bisa Saarche dikira anak dubes, lalu yang ditanya oleh Suhu Tanzil seputar ilustrasi di halaman 196 dan 329 (bukan 327 Suhu) tak membuat buku ini kehilangan gregetnya. Tapi yang paling mengganjal buat saya justru pada urusan ilustrasi. Sosok Nono di kover depan. Manta kok seperti mata orang kesurupan yah. padahal dalam kisah ini digambarkan bahwa Nono adalah seorang anak yang cerdas, tapi ini kok selain seperti orang kerasukan juga berkesal bengal dam menyebalkan yah.Beda sekali sosok di kover dengan gambaran yang ada dibuku serta ilustrasi di halaman 110. Belum lagi kaos yang berbeda dihalaman 306 dengan kover.

Karya-karya Djokolelono antara lain:
Karya awal
▪     Genderang Perang Dari Wamena
▪     Terlontar ke Masa Silam
▪     Getaran
▪     Putri Indraswari
▪     Lawa dan Kusya
▪     Hancurnya Jembatan Beru
▪     Sesaji Raja Surya
▪     Seri ACI
▪     ACI : Gatal Gatal Tenar
▪     ACI : Bunga Buat Bu Hardilah
▪     ACI : Nuk, Semua Cinta Padamu
Seri fiksi-ilmiah
▪     Jatuh ke Matahari
▪     Bintang Hitam
▪     Penjelajah Antariksa: 1.Bencana di Planet Poa
▪     Penjelajah Antariksa: 2.Sekoci Penyelamat Antariksa
▪     Penjelajah Antariksa: 3. Kunin Bergolak

Buku berseri
Candika: Dewi penyebar Maut
Serial Pachar
▪     Pachar: Bom
▪     Pachar: Tuyul Memble
Serial Raras si Cilik Ceria
▪     Raras dan Teman-temannya
▪     Raras Jalan-jalan
Serial Astrid
▪     Astrid & Bandit
▪     Astrid dan Pelarian
▪     Astrid di Palungloro
▪     Astrid: Duel 2 Dukun
▪     Astrid: Penculikan Tamu Negara
▪     Astrid: Dibajak
▪     Astrid: Shooting di Pulau Bencana
▪     Astrid: Jatuh Cinta
▪     Astrid: Rumah Pohon
Terjemahan
▪     Empat Orang Djendral (editor dan penerjemah)
▪      Pembebasan puteri Matahari
▪     Wasiat Orang Moor
▪     Pilih Sendiri Petualanganmu: Penjelajah Antariksa
▪     Sang Pangeran dan Si Jembel
▪     Dataran Tortilla
▪     Prajurit Schweik
▪     Petualangan Tom Sawyer
▪     Tangkap Guru Itu
▪     Kelas Dua di Mallory Towers
▪     Empat Tahun Pertama 
Lain-lain
▪     Bencana di Watu Kambang
▪     Hilangnya Ayam Bertelur Emas

Sabtu, 19 November 2011

NH Dini Bagiku








Kadang hidup ini penuh dengan kejutan. Sejak membaca dan terpesona dengan karya Eyang NH Dini, salah satu keinginan terbesarku adalah bisa  bertemu beliau. Butuh waktu panjang dan aneka lika-liku untuk bisa  mewujudkan impian itu. Dulu aku sudah sangat puas bisa menatap  buku dengan tanda tangan beliau hasil mohon bantuan Amang S saat yang bersangkutan pulang kampung.

Beberapa waktu lalu, melalui info Amang jugalah aku bisa bertemu langsung dan mewujudkan salah satu impianku. Sungguh, kadang hidup ini berjalan dengan cara yang tak terduga. Yang pasti terus bermimpi akan membuat kita lebih menghargai hidup. Sekarang aku justru bisa menatap puas foto bersama eyang.

 Perkenalanku dengan karya-karya Eyang NH Dini dimulai saat SMP. Guru Bahasa Indonesia meminta setiap siswa untuk membuat semacam rangkuman sebuah novel karangan  penulis Indonesia. Syarat tambahan kisahnya tidak boleh kisah menye-menye. Pening aku!  *ala Poltak*   

Buku-buku yang bacaan serta koleksiku adalah besutan Enid Blyton, cergam ala harge, seri Trio detektif dan lainnya, jauh dari urusan penulis dalam negeri.  Saat ke toko buku, persoalan juga belum tuntas, bagaimana membedakan karya sastra yang dimaksud guru dengan novel biasa. Untuk mamaku sempat berpesan, " Cari saja bukunya NH Dini"  Ok-lah kalau begicu.

Dilihat, dipilih dan dibeli. Akhirnya sebuah buku aku bawa pulang dengan semangat juang membuat tugas he he he. Buku pertama yang kubaca adalah langit dan Bumi sahabat kami, salah satu autobiografinya. Ada yang menyebutkan kalau buku ini juga merupakan autobiografinya, bahkan khabarnya dibutuhkan waktu yang lama untuk bisa menuntaskan buku ini.

Buku ini berkisah mengenai kehidupan  NH Dini  dan keluarganya di Semarang.  Saat itu mereka dan banyak penduduk lain hidup serba kekurangan. Bahkan kucing-kucing peliharaan mereka juga hilang!  Peran sang ibu sebagai manager rumah tangga terlihat sekali. Misalnya saja bagaimana sang ibu mengajak Dini kecil ke padang ilalang di belakang rumah, menyisir tempat-tempat dekat saluran parit.  Disana banyak terdapat tumbuhan yang sering dipergunakan  sebagai makanan jangkrik. Berkat keahlian sang ibu, krokot dan kremah disulap menjadi lauk yang sedap demikian juga tumbuhan lain. 

Walau hidup dalam kesusahan,keluarga tersebut masih  mau berbagi dengan sesama. Rumah mereka disekat menjadi beberapa kamar guna menampung beberapa keluarga lain. Tidak ada bayaran yang dipungut, yang ada hanya mohon pengertian untuk membantu mengurus rumah tangga. Misalnya membersihkan halaman, mengambil air juga  saling mengawasi.

Halaman mereka belakangan juga direlakan menjadi tempat persinggahan para petani yang hendak ke pasar kota. Kebaikan orang tua Dini saat merelakan barang mereka untuk keluarga Pak Sayur yang baru melahirkanm sungguh terpuji. Disaat kekurangan mereka masih mau berbagi.

Kisah mengenai Yu  Saijem yang  tinggal  bersama laki-laki selama satu atau dua jam, dibayar dan diantar pulang atau diberi uang becak  memberikan gambaran betapa beratnya hidup saat itu.  Yu Sarijem sangat sadar akan  dirinya yang tidak memiliki kemampuan apapun, sementara itu ia butuh uang untuk mengirim makanan bagi suaminya yang dipenjara. Dari pada mencuri, baginya lebih baik tidur dengan laki-laki  lain yang mau membayar. Dini kecil saat itu hanya memahami mencuri adalah salah.

Bagaimanapun kesukaran yang menimpa mereka, semua itu dihadapi keluarga Dini dengan tabah dan tawakal. Seperti kata Ibu Dini, `Sabar dan dermawanlah seperti bumi. Dia kauinjak, kauludahi. Namun tak hentinya memberimu makanan dan minuman.` Kalimat tersebut yang selalu terekam dalam memori otak saya, mempengaruhi sikap dan pandangan saya mengenai kehidupan ini. 

Buku lain yang sangat aku sukai adalah  Pada Sebuah Kapal.  Buku  ini terdiri dari dua sudut pandang cerita kedua tokohnya,  sisi sang wanita serta dari sisi si pelaut.  Buku ini  bercerita mengenai cinta keduanya. Cita seorang istri diplomat  bernama Sri, yang sudah tidak mencintai suaminya lagi, serta seorang pelaut  bernama Michel  Dubaton yang juga sudah kehilangan cinta untuk istrinya.

Buat saya pribadi, buku ini bisa dikatakan tergolong berani. Karena disini digambarkan bahwa sex atas dasar cinta diperbolehkan. Sri seakan menjelma menjadi seorang perempuan yang tahu akan keinginannya. Hal ini justru kontras dengan latar belakang keluarga Sri,  perempuan Jawa selalu didik untuk serba halus dalam berkata dan bersikap Di hadapan sang kekasih, Sri bisa menjadi dirinya snediri tanpa perlu khawatir. Setelah sekian lama tertekan dalam perkawinannya,  Sri seakan merasa mendapatkan kebebasannya.

Dalam Bincang Tokoh #6 yang diselenggarakan oleh  Dewan Kesenian Jakarta, NH Dini sempat bercerita dalams ebuah bedah buku ada seseorang yang menyerang adegan sex dalam Buku Pada Sebuah Kapal. Beliau sangat heran ada orang yang bisa menilai  jelek sebuah buku hanya karena  saru atau dua halamannya yang berisi sesuatu yang berbeda.

Anehnya, di sebuah pesantren, beliau malah menemukan buku tersebut dibaca oleh para siswa tanpa membuat para pengurusnya kebakaran jenggot. Saat ditanyakan, para pengurus menyatakan bahwa  para siswa mendapat bimbingan saat belajar. Mereka juga diberi tahu bahwa apa yang mereka baca adalah kebiasaan di negeri barat dan bukan sifat yang baik. 

Dibandingkan dengan penulis lain pada zaman itu, NH Dini menawarkan  sesuatu yang berbeda. Jalan cerita, cara penyampaian hingga judul berkesan berani .Walau ada unsur sex, namun itu hanya sekitar satu atau dua halaman saja dan dituturkan dengan sopan. Beda sekali dengan kisah-kisah jaman sekarang yang urusan napsu digambarkan kadang malah terlalu terinci. 

Menari sepertinya sering ada dalam kisah-kisah NH Dini. Menari juga sempat menjadi kegiatan rutin saya saat kecil. Saya sangat bisa memahami bagaimana saat menari kita akan menjadi orang yang paling autis, waktu serasa berhenti dan kita adalah pusat seluruh alam semesta. Setiap gerakan  memiliki makna yang berbeda. Untuk bisa menyajikan semua tarian yang menawan, tidak hanya gerakan gemulai yang dibutuhkan, tapi juga mengeluarkan seluruh perasaan saat menari. 

Dalam bercerita, NH Dini cenderung mengambil wanita sebagai tokoh serta  tidak mengambil alur simpel. Walau tokoh wanita banyak yang digambarkan memiliki sifat pemberontak, tapi digambarkan dengan anggun. Mereka masih bersabar hingga batas tertentu. Bahasa yang dipilih juga simpel dan tepat pada sasaran, persis dengan kepribadian beliau yang apa adanya dan terbuka.

Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin  alias NH Dini merupakan anak bungsu dari  pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah.   Ulang tahunnya dirayakan empat tahun sekali. Beberapa karya  yang dikenal antaranya Pada Sebuah Kapal(1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), serta beberapa karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan. 

Tanggal 11-25 Juni 2010 ini,  Nh Dini mengadakan pameran lukisan tunggalnya Alam Versi Hitam Putih setelah sejak tahun 1956 menerbitkan novelnya. Tahun ini, beliau mendapat Penghargaan Achmad Bakrie untuk bidang kesusastraan. Semoga kisah pilu di masa lampau sudah bisa diatasi sekarang yah Eyang....

*Jujur aku masih terpesona dengan pertemuanku kemarin, jadi harap maklum jika  tulisan coret-coret ini ngawur he he he*

Minggu, 13 November 2011

Misteri Pembunuhan di Gang


Judul Asli : Boy Sherlock Holmes #1, Eye of the Crow
Penulis : Shane Peacock
Penerjemah: Maria Lubis
Halaman : 368
Penerbit: Mizan Fantasi
Harga: Rp 57.000


Dia tidak tahu ke mana dia akan pergi atau tinggal, tetapi dia tahu pasti apa yang akan dia lakukan
Tapi, aku adalah anak jalanan sejati!

Tak berlebihan jika menyebutkan bahwa buku ini merupakan benang merah dalam banyak hal sehubungan dengan sosok misterius Sherlock Holmes. Pada buku-buku besukan pengarang aslinya, Sir Arthur Conan Doyle. Pada buku-buku tersebut, sosok Sherlock memang digambarkan sudah berusia matang dan setiap sepak terjangnya selalu ditemani oleh  sahabatnya, Dr Watson. 

Sherlock Holmes sendiri sebenarnya adalah detektif fiktif berkebangsaan Inggris ciptaan Sir Arthur Conan Doyle yang  terkenal akan kemampuan deduksinya dan kepandaiannya dalam memecahkan kasus. Sherlock Holmes menyebut dirinya "detektif konsultan", orang yang dimintai tolong dalam suatu kasus ketika kasus tersebut dianggap terlalu sulit untuk dipecahkan polisi dan detektif lain; kita bahkan sering mendengar bahwa dia dapat memecahkan suatu kasus tanpa harus meninggalkan rumahnya. Ia sangat handal dalam menyelesaikan kasus-kasus yang tidak biasa dengan menggunakan kemampuan analisisnya yang luar biasa, dan sering juga menunjukkan kemampuannya ini kepada klien barunya dengan membuat analisis langsung tentang pribadi atau hal-hal yang baru saja dilakukan sang klien. Strategi ini, tentu saja, tidak pernah gagal mencengangkan dan membuat kliennya percaya akan kemampuannya.

Sir Arthur Conan Doyle mendasarkan penciptaan Holmes atas gurunya di Fakultas Kedokteran Universitas Edinburgh, seorang ahli bedah yang sangat berbakat dan juga detektif forensik Joseph Bell, yang mana ilmu forensik menjadi ilmu baru pada waktu itu. "Holmes" dinamakan atas Oliver Wendell Holmes yang sangat dikagumi oleh Conan Doyle, dan atas atlet kriket Inggris yang bernama Sherlock.

Buku ini menciptakan sosok Sherlock saat remaja. Dikisahkan bagaimana kehidupan keluarganya dimana setengah darahnya adalah darah kaum terhormat sementara setengahnya lagi adalah darah Yahudi. Ia tak diterima di kedua sisi keluarganya. Sherlock dikisahkan memiliki kakak yang sudah sangat kita kenal, Mycroft serta seorang adik perempuan bernama Violet yang meninggal sebelum berusia empat tahun. Setidaknya info ini sedikit menghapus rasa penasaran para pembaca kisah Sherlock mengenai latar belakang keluarganya yang jarang disebut dalam buku-buku awal.

Kebiasaan Sherlock mengawati sekitar membuatnya bisa mengetahui banyak hal dengan hanya memandang. Hal ini juga yang membuatnya terseret dalam kasus pembunuhan seorang wanita cantik di Whiterchapel, London. Seorang tersangka sudah ditangkap, tentu saja. Tapi masalahnya apakah tersangka itu benar-benar pelakunya?  Atau hanya seseorang yang berada di waktu dan tempat yang salah saja? Bagaimana jika pelakunya masih bebeas berkeliaran di jalan?

Tak ada saksi mata.....
Kecuali  beberapa burung gagak.

Burung gagak ternyata menyukai benda yang berkilauan serta hafal dengan manusia. Fakta kecil namun penting ini sangat membantu Sherlock dalam menjalankan  penyelidikannya. Banyak penelitian yang menceritakan bagaimana kecerdikan seekor burung gagak. 

http://techno.okezone.com menyebutkan dalam sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa burung gagak termasuk dalam spesies 'pendendam'. Bahkan mereka masih mengingat wajah manusia yang menyakitinya.  Hasil survei yang dilakukan pada sejumlah gagak di Taman Washington State, di Seattle, Amerika Serikat menunjukkan bahwa gagak masih hafal muka manusia yang pernah menyakitinya. Bahkan, gagak akan memberitahukan kepada keluarganya manusia yang dianggap bahaya.

Menurut Profesor Yohanes Marzluff dari University of Washington, studi yang telah dilakukan selama lima tahun tersebut menunjukkan bahwa gagak mempunyai sifat yang unik. Sifat tersebut dapat membantu kawanan gagak dalam beradaptasi dan berkembang dengan manusia.  

"Perilaku orang atau individu terhadap hewan sering berubah. Karena tindakan manusia sering mengancam hewan. Para gagak tersebut pun belajar terhadap lingkungan sosial mereka, termasuk memperhatikan kebiasaan individu yang dianggap menguntungkan," kata Marzluff, seperti dilansir melalui ABC News, Jumat (1/7/2011).

Sedangkan dalam http://teknologi.inilah.com  disebutkan sebuah  hasil studi, gagak memiliki kemampuan serupa manusia dalam membedakan antara simbol-simbol yang mewakili jumlah yang berbeda. Dalam serangkaian percobaan di Utsunomiya University, burung berhasil memilih kontainer dengan jumlah makanan terbanyak. Hal itu bisa terjadi melalui identifikasi nomor yang ditandai pada tutupnya. Profesor morfologi hewan Shoei Sugita mengatakan, temuan ini menunjukkan gagak memiliki kemampuan kognisi numerik yang sama dengan manusia.

Dalam percobaan dengan delapan gagak hutan, dua kontainer ditandai dengan simbol numerik ‘dua’ dan ‘lima’ pada tutupnya, kemudian ditempatkan dalam kandangnya dengan hanya wadah ‘lima’ yang berisi makanan.
Peneliti mengatakan, sebanyak 70% upayanya, gagak ini mampu mengambil kotak yang benar. Temuan ini diterbitkan di jurnal Animal Behaviour internasional.

Selesai membaca buku ini, tanpa sengaja saya menghubungkan  beberapa hal dengan buku-buku seputar Sherlock yang lain. Beberapa hal terlihat sangat jelas benang merahnya. Sekedar dugaan saya, sosok musuh bebuyutannya Malefactor mungkin berkembang menjadi Profesor M musuh bebuyutannya saat dewasa. Lalu sosok Irene yang digambarkan menjadi sahabatnya rupanya  memberikan kesan yang mendalam dalam diri Sherlock. Dimasa mendatang sempat ada kisah mengenai bagaimana Sherlock jatuh hati dan kalah dalam adu kecerdikan dengan seorang gadis bernama Irene.

Kebiasaan mengamati sekeliling diwarisi dari sang ayah. Sementara kecintaannya terhadap musik merupakan warisan dari sang ibu yang bersuara merdu.  Penggunaan kaca pembesar merupakan hasil ajaran sang ayah yang terbukti sangat membantunya dalam setiap penyelidikan. Ada juga seputar kebiasaannya membuka-buka begitu banyak koran setiap hari.

Sayangnya...., kenapa dalam tugas pertamanya ini pengorbanan yang harus diberikan begitu besar.  Rasanya sungguh tidak adil!