Sabtu, 16 Februari 2019

2019 #5: Mari Belajar tentang Sistem Keuangan yang Benar





















Judul asli: Delusi Moneter, Paradigma yang Berbeda tentang Uang, Sistem Keuangan, dan Permasalahannya
Penulis: Joseph Pangaribuan
Editor: Moh. Sidiq Nugraha
ISBN: 9786237022336
Halaman: 257
Cetakan: Pertama- Desember 2018
Penerbit: Deepublish
Harga: Rp 90.000
Rating:3.5 /5

 "Bagaimana kita mengharapkan utang turun jika penambahan pendapatan memerlukan penambahan uang dan untuk penambahan uang memerlukan penambahan utang? Uang adalah utang! Penambahan uang adalah penambahan utang.
~Delusi Moneter, hal 92-93~

Seberapa jauh  pemahaman Anda mengenai uang dan sistem keuangan? Yakin sudah tahu bagaimana sesungguhnya sistem keuangan itu berlangsung? Baiklah, jadi menurut Anda, siapakah pencipta uang? 

Jika Anda menjawab pemerintah dan bank sentral, maka saya sarankan (seperti saya) Anda membaca buku ini. Bisa jadi Anda merupakan bagian dari 50% responden survei Motivaction Internasional and the Sustainnable Finance Lab pada Desember 2013-Januari 2014 yang kurang paham mengenai sistem keuangan ^_^.

Gagasan utama penulisan ini adalah untuk meluruskan kesalahpahaman mengenai sistem keuangan. Terutama pemahaman bahwa uang berasal dari pemerintahan ataupun bank sentral.  Dengan demikian maka pemerintahan atau bank sentral mampu mengendalikan perputaran uang melalui suka bunga dan operasi pasar terbuka.  Setidaknya begitu yang diketahui umum, padahal tidak begitu adanya.

Buku ini memberikan penjelasan bagaimana sebenarnya sistem keuangan bekerja serta konsekuensinya terhadap ekonomi dalam perpektif yang berbeda. Menurut  penulis banyak hal yang diyakini masyarakat tentang ekonomi, terutama moneter yang sesungguhnya tidak terjadi di dunia nyata. 

Terdiri dalam delapan bagian, pembaca diajak untuk memahami bagaimana sesungguhnya sistem keuangan itu berjalan.  Mulai dari sejarah uang, bank dan bank sentral, bagaimana sistem ekonomi bekerja, hingga konsekuensi dari sistem ekonomi saat ini. Tiap bagian, terdiri dari beberapa sub bagian yang akan memberikan penjelasan secara gamblang terkait topik.

Jika diperhatikan, saat mengajukan kredit atau pinjaman pada bank, nasabah diharapkan memiliki rekening di bank tersebut, jika belum ada maka dianjurkan untuk membuka rekening baru. Sebuah pemaksaan terselubung he he he. Alasan yang sering saya dengar (ketahuan sering mengajukan kredit nih ^_^) adalah guna memudahkan urusan adminstrasi dan transfer dana yang dipinjamkan oleh bank. 

Disebutkan dalam buku ini, bahwa ketika bank menyalurkan kredit, maka sang peminjam akan menerima simpanan dalam jumlah yang sama dengan kredit yang ia ajukan dalam rekeningnya. Dengan kata lain kredit yang diajukan nasabah berubah menjadi simpanannya.  Bisa dikatakan uang nasabah bertambah karena memiliki hutang, seperti yang diuraikan di atas, uang adalah utang! 

Saya masih ingat definisi  ilmu ekonomi yang saya terima ketika SMA, dengan modal sekecilnya mendapat untung sebesar-besarnya. Kesannya kejam sekali ya. Ketika kuliah, pengertian tersebut berubah,   dengan modal sedikit mendapatkan untung dalam jumlah tertentu.  Tetap saja kesannya sungguh kecam urusan ekonomi.

Padahal menurut buku ini, tujuan ilmu ekonomi adalah memberikan kehidupan yang lebih baik (penulis menyebutnya kesejahteraan) kepada seluruh masyarakat. Sementara apa yang selama ini saya peroleh, tentunya juga saya yakini bukanlah pengertian ilmu ekonomi melainkan tujuan dari manajemen keuangan.

Bagi manajemen keuangan, tujuan yang ingin diperoleh adalah mendapatkan keuntungan dan kekayaan bagi segelintir orang. Perbedaan tujuan yang sering dimaknai salah oleh masyarakat menyebabkan terjadinya ketimpangan ekonomi. 

Dan tanpa sadar, saya pastinya juga pernah berperan aktif dalam menimbulkan ketimpangan tersebut. Ketimpangan ini yang bisa menimbulkan aneka permasalahan dalam masyarakat. Ngeri juga jadinya.

Bagian yang menguraikan perihal krisis keuangan global memberikan pencerahan tersendiri bagi pembaca. Bahkan kondisi ekonomi yang stabil pun dapat mengakibatkan ketidakstabilan. Ketidakstabilan yang muncul dari kestabilan ekonomi, ironi sekali.

Tindakan spekulasi yang membutuhkan uang berujung pada timbulnya utang. Dan para spekulan akan terus berupaya mencari uang walau harus memiliki utang selama masih ada harapan keuntungan. Kembali, uang adalah utang!

Masih banyak lagi uraian yang membuat saya menjadi malu. Jelas malu, banyak pemahaman tentang ekonomi yang selama ini saya yakini benar ternyata salah total. Kalau pemahamannya saja sudah salah, lalu bagaimana bisa membangun perekonomian negara menjadi lebih baik? Pahami dengan benar dulu, baru bertindak.

Selesai membaca buku ini, mendadak saya ingat saran beberapa rekan kantor.  Menurut mereka jika kami sebagai anggota koperasi rajin meminjam uang, maka uang kita di koperasi akan bertambah. Kenapa bisa bertambah? Karena dari uang yang kita pinjam akan dikenakan semacam bunga.  Bunga tersebut sebagian akan masuk dalam SHU anggota yang meminjam. 
 
Mungkin saya salah, tapi bagi saya uang saya justru berkurang. Karena dari bunga yang saya bayarkan hanya sebagian yang menjadi SHU saya. Sisanya untuk operasional koperasi. Selain itu uang saya memang bertambah, tapi karena utang.

Beberapa hari yang lalu, salah satu teman saya pamer mobil barunya. Dia bercerita dengan semangat mengenai proses memperoleh mobil tersebut. Konon itu mobil idamannya. Sebagai teman, tentunya saya ikut senang. 

Maafkan reflek emak-emak yang dengan spontan mengatakan betapa beruntungnya ia memperoleh rezeki lebih hingga bisa membeli mobil dan beberapa barang elektronik lainnya.

Dan..., jawabannya membuat saya tertawa tiada henti sampai ia merasa sebal. Bisa tebak apa jawabannya? Katanya, "Iya dong, baru dapat pinjaman uang dari Bank XXX nih, jadi bisa beli mobil idaman." 

Dasar emak-emak jahil, saya katakan bahwa itu namanya ia mendapat tambahan utang bukan uang. Wajahnya langsung masam, mungkin sebal karena saya mengatakan apa adanya, dan ia jadi teringat  berapa cicilan utang terbarunya. Bagaimana lagi memang ia menambah jumlah utang kok, kecuali uang membeli mobil ia peroleh dari hadiah.

Tapi mengubah apa yang diyakini orang merupakan suatu hal yang tidak mudah. Diharapkan setelah membaca buku ini, mereka yang memiliki persepsi salah mengenai sistem keuangan bisa berbesar hati untuk mengakuinya dan mengubah pandangannya. Minimal  berpikir panjang sebelum mencari utang^_^.

Meski judulnya berkesan berat, namun ternyata untuk memahami isi buku ini sangatlah mudah. Penulis sudah berupaya semaksimal mungkin membuat pembaca paham akan uraian yang ada, meski tidak memiliki pemahaman mengenai uang, sistem keuangan dan hal-hal terkait ekonomi. 

Penulis sudah meletakkan dasar pemahanan mulai dari Kata Pengantar hingga Pendahuluan. Sayangnya tidak tersedia semacam glosarium. Padahal hal tersebut berguna untuk menyamakan perfektif antara penulis dan pembaca. Juga untuk sekedar mengingatkan pembaca pada beberapa istilah ekonomi. Dari pada harus membolak-balik halaman he he he.

Cara lainnya,  dengan memberikan uraian singkat mengenai pembahasan yang ada dalam tiap bab. Sebagai contoh,  pada halaman 9 tercetak, " BAB VI: Pada bab ini, kita akan membahas bagaimana ketimpangan ekonomi dapat terjadi. Kita akan melihat bagaimana sistem ekonomi yang kita miliki sekarang yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, berperan dalam meningkatkan ketimpangan."

Selain  memberikan informasi mengenai isi bab yang dimaksud, penulis juga mencoba menggugah rasa ingin tahu pembaca dengan memberikan beberapa kata pancingan, misalnya dengan, "Kita akan melihat..." Ilustrasi yang ada pada tiap awal bagian menjadi penyejuk mata dan menjadikan daya tarik tersendiri bagi buku ini.

Saya menemukan contoh yang bisa dikatakan unik. Saya sebut unik karena jarang ada buku ekonomi yang mengambil contoh kasus dari daerah yang bukan termasuk kota besar.  Pada kesempatan kali ini, mengambil Pasar Barter Wulandoni di Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur sebagai contoh. Hal ini membuktikan bahwa apa yang diuraikan penulis memang benar terjadi pada masyarakat kita di mana pun.

Buku ini layak dibaca bagi mereka yang berkecimpung dalam sektor ekonomi. Juga bagi dosen dan mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis. Dan tentunya bagi masyarakat umum sebagai tambahan wawasan.
 
Seandainya penulis mau membuat versi singkat, entah dengan model infografis atau komik, tentunya buku ini akan lebih mudah dipahami  bagi murid sekolah menengah. Agar kelak dalam memilih jurusan kuliah atau memilih profesi pekerjaan, paham apa berbedaan ekonomi dan keuangan.

Sang penulis, Joseph Pangaribuan, merupakan seorang analis investasi di pasar modal yang sehari-hari melakukan analisa perusahaan, industri, dan ekonomi. Buku ini lahir dari keinginannya mempelajari kembali ekonomi karena selama ini banyak hal yang dia rasa janggal dari ilmu ekonomi yang pernah dipelajari dan diyakininya. Pembelajaran yang awalnya untuk diri sendiri berubah menjadi buku karena dia melihat banyak orang mengalami kekeliruan tentang ekonomi khusus moneter seperti yang pernah dialaminya.

Saat ini bekerja sebagai Analis Investasi Senior di Samuel Aset Manajemen. Sebelumnya pernah menjadi Kepala Riset Analis di Samuel Sekuritas Indonesia dan Pratama Capital Assets Management.


Sumber gambar:
1. Delusi Moneter, Paradigma yang Berbeda tentang Uang, Sistem Keuangan, dan Permasalahannya

2. Koleksi pribadi penulis





































Senin, 04 Februari 2019

2019#4: Tumbuh Dan Berkembang Bersama Alibaba

Judul asli: Alibaba's World, Perjalanan Luar Biasa Jack Ma Membangun Perusahaan E-Commerce Terbesar di Dunia
Penulis: Porter Erisman
Penerjemah:  Aswita Fitriani
Penyunting: Benedicta  & Novitasari S
ISBN: 9786023856046
Halaman:
Cetakan: Pertama-November 2019
Penerbit: Noura  Books
Harga: Rp 98.000
Rating: 3.25/5

"Saya bergabung dengan Alibaba agar saya mungkin dapat belajar sesuatu tentang bisnis. Namun, justru hal paling berharga yang saya pelajari dari Jack adalah tentang kehidupan."
~ Alibaba's World, Perjalanan Luar Biasa Jack Ma Membangun Perusahaan E-Commerce Terbesar di Dunia, hal 230~

Pertama menemukan buku ini, saya agak ragu untuk membacanya. Belakangan ini sosok Jack Ma sebagai pendiri Alibaba bisa dikatakan sedang mengalami masa kejayaan. Berbagai buku mengenai dirinya atau Alibaba juga banyak beredar. Sebelumnya saya  juga sudah membaca sebuah buku yang mengulas mengenai sosok Jack Ma.

Oh ya buku yang saya baca judulnya  Jack Ma, Sisi-sisi Tak Terduga Sang Godfather Bisnis China.    Hal-hal umum seperti  Jack Ma yang semula adalah guru,  memulai usaha dari  sebuah apartmen,  mengajar Bahasa Inggris, menjadikan istri sebagai rekan kerja hingga kegemarannya akan Taichi sudah diuraikan dalam buku itu. Review lengkapnya di sini.

Kembali, kenapa saya juga harus membaca buku yang ini? Apa bedanya dengan buku yang sudah saya baca sebelumnya? Seseorang berusaha keras meyakinkan saya bahwa buku ini menawarkan sesuatu yang sangat berbeda dengan buku tentang Jack Ma yang sebelumnya saya baca. Baiklah, mari kita coba membaca. Bagi saya tak ada buku yang buruk, yang ada hanyalah buku itu belum berjodoh dengan selera saya.

Penulis buku ini, Porter Erisman merupakan mantan  Vice President Alibaba, dan bisa dikatakan termasuk jajaran orang Amerika pertama yang bergabung dalam Alibaba. Perbedaan utama dengan buku lainnya mulai terlihat.  Buku  Jack Ma, Sisi-sisi Tak Terduga Sang Godfather Bisnis China, ditulis oleh sahabat sekaligus asisten pribadiJack Ma, Chen Wei.   Bukan mau membedakan orang, namun pandangan orang Asia umumnya berbeda dengan orang Amerika. Sehingga cara mereka menyampaikan sebuah hal tentunya akan berbeda.

Dalam lebih dari 300 halaman, pembaca akan diajak untuk mengikuti bagaimana Jack Ma merintis Alibaba hingga menjadikan perusahaan yang besar seperti saat ini. Termasuk bagaimana proses merekrut karyawan, melakukan promosi, ekspansi, memberhentikan karyawan ketika situasi sulit hingga mampu bertahan menghadapi pertempuran dengan eBay.

Jack Ma merupakan seorang yang membuat keputusan cepat  berdasarkan insting dan keberanian. Rasa antusiasnya menyebar dengan cepat.  Ketika berbicara di depan umum, kadang Jack Ma tak terdengat sepertinya layaknya seorang CEO perusahaan yang sedang berkembang pesat. Tapi, hal tersebut yang justru menjadi dirinya begitu dikagumi orang. 

Beberapa trik bisnis yang dilakukan oleh Jack Ma juga diuraikan di sini. Misalnya saja mengenai pemasaran gratis selama tiga tahun oleh Taobao, Lalu startegi membagikan tas Alibaba di area publik bagi para pengunjung yang menghadiri acara eBay Live! Uraian strategi di halaman 161 sungguh luar biasa. Efeknya sungguh luar biasa. Bagaimana saya bisa tahu? Kurang lebih kantor saya juga pernah melakukan ide yang nyaris sama ^_^. Membagikan tas dari bahan blacu untuk banyak kegiatan.

Tapi strategi di halaman 165 menurut saya adalah hal yang paling brilian.  Jika kita berada di rumah orang, tentunya kita harus berusaha menyesuaiakan diri dengan kondisi serta tata cara yang berlaku di rumah tersebut. 

Demikian juga jika kita ingin berusaha menjadi sukses di negara lain, maka kita harus mulai mengadaptasi berbagai kondisi  dan tradisi terkait situasi setempat. Termasuk berbicara dengan bahasa yang sama, dalam artian harafiah tentunya.

"Kami bukan perusahaan internet, kami adalah perusahaan jasa." Begitulah yang sering disampaikan Jack Ma ketika sedang berurusan dengan banyak pihak. Secara tak langsung, Jack Ma sudah mulai menerapkan yang dewasa ini dikenal dengan Blue Ocean Strategy. Alibaba menawarkan sesuatu yang berbeda sementara perusahaan lain sedang berebut pasar.

Tak hanya membahas tentang trik bisnis, beberapa sifat Jack Ma yang dianggap membawa pengaruh positif pada perusahaan juga diuraikan dalam buku ini. Termasuk filosofi hidup yang ia peroleh dari film Forrest Gump

Guna dapat memperoleh gambaran lebih luas mengenai bagaimana Alibaba sesungguhnya, penulis memberikan uraian berdasarkan hasil pengamatan secara dekat ke bisnis inti Alibaba. Uraian tersebut berada dalam bab yang berjudul Dunia Alibaba

Ketika perusahaan lain justru tak ingin membagikan rahasia kesuksesannya secara gamblang, Alibaba justru membuka diri selebar mungkin bagi siapa saja yang ingin lebih mengenalnya. Ini merupakan salah satu kunci kekuatan buku ini, hal yang terlalu sayang untuk tidak dibaca.

Hal lain yang juga menjadi kelebihan buku ini adalah bab yang berjudul Alibaba dan Empat Puluh Pelajaran Berharga. Mungkin penulis terinspirasi dengan kisah Alibaba dan 40 penyamun sehingga mengambil judul tersebut. Bisa dikatakan ini merupakan hasil perenungan Porter Erisman akan pengalaman selama bekerja di Alibaba. 

Salah satu pelajaran yang paling saya sukai ada dalam poin Membangun Tim yang sukses. Dikatakan bahwa Pastikan untuk Merekrut Orang-orang yang Tepat pada Waktu yang Tepat. Kadang, ada faktor lain yang harus menjadi pertimbangan dalam merekrut orang dalam kasus Alibaba, merekrut staf yang memiliki kemampuan berbahasa Mandarin dan pemahaman terhadap budaya  China, lebih cocok dibandingkan dengan merekrut staf yang memiliki segudang pengalaman industri tapi di luar China.

Alibaba juga sudah merambah ke tanah air. Mungkin masih ada yang ingat sosok Jack Ma hadir pada menjelang penutupan Sea Games 2018  beberapa waktu yang lalu. Bagi yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai hal tersebut, bisa dilihat di sini.

Sepertinya saya harus berhutang ucapan terima kasih kepada sosok yang telah berhasil membuat saya berkenan membaca buku ini. Selain mendapat tambahan pengetahuan bagaimana cara memulai usaha hingga mempertahankan kesuksesan, banyak pelajaran kehidupan yang juga bisa diambil.

Para mahasiswa bidang bisnis, mereka yang ingin mulai membuat sebuah usaha, dan para pelaku bisnis sangat disarankan untuk membaca buku ini. Banyak hal yang bisa membuat Anda merasa takjub. 

INSPIRATIF