Senin, 27 Juni 2016

2016 #65: Directory of B

Judul asli: The Illustrated Directory of Beer
ISBN-13: 9780785831129
Halaman: 432 
Cetakan: 2014
Penerbit: Chartwell Books

"Hah! Buku tentang Bir? Kenapa sih beli buku yang aneh-aneh. Kamu khan juga ngak ngebir."

Tak sedikit beberapa sahabat mengajukan pertanyaan seperti itu setiap kali melihat buku yang agak tidak biasa ada dalam daftar belanjaan saya. ketika itu daftar belanjaan di Big Bad Wolf. Sebenarnya saya merasa setiap  buku pasti ada yang membaca buku, hanya saja karena saya jarang membaca buku seperti ini makanya dianggap nyeleneh.


Buat saya buku bisa tentang apa saja, bahkan untuk hal seperti ini sekali pun. Namanya juga ilmu. Justru saya membeli agar tahu minuman apa saja yang masuk kategori bir. Misalnya sedang ke suatu negara, saya jadi tahu mana yang masuk minuman ringan biasa dan mana yang masuk bir dengan bantuan buku ini. Sebelum berangkat, pastinya saya akan mencatat mana yang termasuk dalam bir di negara tersebut. Persoalan perginya kapan itu sih beda cerita hi hi hi.

Memuat lebih dari tiga puluh negara antara lain Belgia, Canada, Jepang, Mecixo, Perancis, Albania, Barbados, India, dan lainya. Bisa dikatakan ini adalah sejenis katalog mengenai merek bir yang ada di dunia. 

Bir merupakan minuman yang mengandung unsur alkohol, produksinya melalui proses fermentasi  bahan berpati tanpa proses penyulingan setelah frementasi. Proses pembuatan bir disebut brewing. Kadar alkohol bir biasanya antara 4-6 % abv (alcohol by volume) walau ada juga yang rendah kurang dari 1%, atau lebih dari 20%. Bir merupakan minuman berakohol yang paling populer. Dalam A History of Beer in Ancient Europe bahkan disebutkan bahwa bir adalah minuman terpopuler ketiga di dunia, setelah air dan teh.

Disebutkan dalam buku ini bahwa bangsa Sumaria merupakan yang pertama mengetahui perihal proses fermentasi. Mereka menganggap ini merupakan minuman dari dewa, yang dibawa melalui Dewi Ninkasi. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya sebuah puisi "A Hymn to Ninkasi" isinya kurang lebih tentang bagaimana membuat bir.  Pada masa itu, pembuatannya bir bisa dikatakan sangat sederhana. Bir merupakan minuman beralkohol pertama. 

Sering waktu, perkembangan bir juga mengalam perubahan penyebaran. Tiap negara mempergunakan bahan yang menjadi ciri khas di negaranya. Jepang misalnya, membuat bir dengan bahan baku beras, Sake.  Bahan baku di China adalah gandum. Tiap bahan menghasilkan cita rasa tersendiri.

Dalam buku ini juga tentang perbedaan antara ale dan lager. Tuh kan! Sebagai bukan peminum bir, mana saya tahu perihal ini. Tahunya cuman lihat berbagai macam merek bir dan kadar alkohol yang dikandungnya. Disebutkan lebih lanjut bahwa perbdaan keduanya adalah pada suhu saat proses fermentasi serta lamanya waktu proses. 

Salah satu contoh yang ada di halaman 18 adalah Bitter. Disebutkan bahwa Bitter is an English pale ale. These beers vary in color from pale gold to dark amber. The alcoholic strength of bitter varies between 3% and 7%. The color of bitter may be controlled by the addition of caramel color. Jadi dapat ilmu kan, ada berbagai kategori bir.

Selanjutnya, sisa buku ini memuat berbagai macam merek dan spesifikasi bir. Menarik juga melihat berbagai macam merek, serta bentuk botol. Ilustrasi yang dipakai sebagai lebel dibuat dengan aneka warna dan desain yang menarik.

Diabolica India Pale Ale, yang tercetak di halaman 94 misalnya. Disebutkan bahwa country of origin: Brazil, Brewery,brewery Founded: Unknown, Alcohol Content: 6,66%.  Dengan ilustrasi  wajah seorang pria sebahu yang dibuat menyerupai tengkorak namun memiliki rambut, alih-alih memilih, jika saya peminum bir justru batal dan malah merasa seram melihatnya. Kalau sudah begitu mending cari yang lain.

Lebih lanjut disebutkan bahwa Diabolica India Pale Ale is brewed by Brazil's microbrewery the Gaundenbier Cervejaria. The beer is a nice amber color with a good foamy, head. The aroma is hoppy and sweet, but the hops have more presence. The beer's flavor is laced with roasted malt, toffee, smoke and hops. The mouth feel is medium and has a soft bitterness. 

Demikian juga gambar Wychwood King Goblin di halaman 315. Bir dari U.K ini mengandung kadar alkohol 6,6%. Ini sepertinya sengaja didesain untuk acara khusus. It is served on draught during real ale festivals at Britanian's Weatherspoons publick hourses. 

Agak aneh juga menemukan ilustrasi kapal Titanic sebagai label produk di halaman 405. Biasanya perusahaan membuat logo dengan makna mampu bertahan lama dan mencapai kesuksesan. Jarang yang mempergunakan ikon dari kapal yang tenggelam. Entah kalau niatnya justru agar mudah diingat saja.

Membaca  merek beberapa bir, jadi membuat saya tersenyum. Tidak selalu merek dibuat dengan sederhana, ada juga yang justru mempergunakan nama panjang. Di India ada Godafather Super Strong dengan kadar alkohol 7%, lalu ada Thunderbolt Super Strong Lager Beer dengan kadar 9%. Ada Drayman's Brewery Berghof dengan kadar 4% dan Devil Peak King's Bloockhouse Ipa dengan kadar 6% di South Africa. Panjang kan, jika tidak membaca dalam buku ini, saya tak akan mengira ini merek bir. 

Sebenarnya bagi seseorang yang berkecimpung dalam dunia minuman, buku ini perlu dipelajari. Dengan mengetahui aneka bir ia bisa membuat racikan minuman karena bisa memadu-padukan rasa. 

Meski begitu, kembali  saya tidak minum bir. Juga tidak merekomendasikan bagi teman-teman yang dilarang minum menurut keyakinan yang dianutnya. Bagi saya buku ini sekedar pengetahuan semata.

Jumat, 17 Juni 2016

2016 # 64: Sang Ratu Merah

Judul asli: Red Queen
Penulis: Victoria Aveyard
Penerjemah: Shinta Dewi
Penyunting: Jia Effendi
Penata aksara: CDDC
ISBN: 9786023850624
Halaman: 524
Cetakan: Pertama-April 2016
Penerbit: Nourabooks
Harga: Rp 84.000
Rating: 3,5/5


Aku akan membunuhnya!

Mare Molly Barrow, lahir tujuh belas November 302 di Era Baru. Orang tua bernama daniel dan Ruth Barrow. Dijadwalkan untuk penjaringan perang pada hari ulang tahun berikutnya. Jarang ke sekolah dan nilai akademik rendah. Daftar pelanggarannya sangat panjang. Dia adalah Merah.

Itu dulu!
Ajang Pemilihan Ratu Kaum Perak tak sengaja membuka rahasia kekuatan yang Mare sendiri tidak mengetahuinya.  Segala berubah sejak itu, bahkan jati dirinya juga. Ia bukan lagi Mare Barrow dari Desa Jangkungan. Sekarang ia adalah putri dari Lady Nora Nolle Titanos dan Lord Ethan Titanos, jenderal Legiun Besi yang tewas terbunuh saat ia kecil. Seorang prajurit Merah mengangkatnya menjadi anak dan membesarkannya sebagai Merah tanpa pernah mengungkapkan jadi diri sebenarnya. Dari Mare menjadi Mareena Titanos, Lady Titanos.

Versi Bahasa Jerman
Merah dalam kepala, Perak dalam hati. Begitulah Mare. Semula ia hanya perlu bertahan hidup dimasa kaum dipisahkan menjadi dua, Kaum Perak dan Kaum Merah. Pemisah sejati antara Kaum Perak dan Kaum Merah adalah warna darah mereka. Sederhana tapi bermakna banyak. Entah bagaimana, Perak lebih segalanya dari pada Merah. Lebih kuat, lebih cerdik, lebih lincah, dan aneka lebih lainnya.

Sebagai Kaum Merah, ia berusaha mencari pekerjaan atau menjadi pekerja magang sehingga tak harus dikirim ke medan perang. Selama belum mendapat pekerjaan maka ia menciptakan pekerjaan bagi dirinya agar bisa bertahan hidup dan membantu keluarganya, memindahkan barang milik orang lain ke sakunya alias mencuri. 

Tanpa sengaja, ia bertemu dengan seseorang yang membuatnya mendapat pekerjaan di istana sehingga ia tidak perlu dikirim ke medan perang. Ketika menyaksikan Ajang Pemilihan Ratu Kaum Perak itulah kekuatannya mulai muncul untuk pertama kali.

Versi bahasa Bulgaria
Ternyata Mare bukan Merah biasa, tapi ia juga bukan Perak. Mare lebih kuat dari Perak  karena darahnya tetap merah. Yang perlu ia lakukan untuk kuat adalah belajar untuk bisa menguasai dan mengontrol kekuatannya.

Karena kemampunnya terungkap dihadapan banyak orang maka pihak Perak memanfaat hal tersebut untuk kepentingan politik. Secara licik, Kaum Perak menjadikannya sebagai contoh bagaimana seorang Perak juga bisa memahami cara berpikir Merah. Bahkan ia dijodohkan dengan putra kedua sang Raja dari ratu saat ini, Maven.

Bagi Mare ini bisa disebut keuntungan, karena ia tak mungkin disembunyikan setelah begitu banyak yang melihat kekuatanya. Ia juga bisa menyelamatkan kakak-kakaknya dari medan perang dan membuat sahabatnya tidak dikirim perang. 
Versi Bahasa Rusia

Ya begitulah, diantara urusan politik dan pemberontakan, pastilah ada urusan cinta ketika melibatkan beberapa pria. Cal dan Maven merupakan pangeran Perak yang diharapkan bisa berlaku sebagaimana layaknya kaum Perak. Tapi mereka terlibat urusan hati dengan Mare. Eh seingat saya juga ada kaum Merah. Sepertinya Mare memiliki pesona untuk menawan lawan jenis dan melibatkan orang yang dekat dengannya dalam kesulitan.

Selama tinggal di istana, Mare juga berteman dengan Julian Jacos, paman Cal dan pustakawan yang mengajar dia bagaimana mengontrol kekuatannya. Bukan hal yang mudah tapi perlahan ia bisa melakukannya.  

Bagian favorit dalam kisah ini adalah ketika terjadi kerusuhan dan Mare menemukan fakta siapakah yang sesungguh yang mencintainya. Aduh, maksud saya siapakah yang sesungguhnya pelaku kejahatan hi hi hi.
Versi Bahasa Perancis
Penulis menciptakan tokoh yang tidak mudah disukai. Sosok Cal misalnya, suatu ketika ia menunjukan betapa baik hati dirinya, dilain waktu sungguh menyebalkan sekali. Tiap tokoh pastinya memiliki kepribadian yang berbeda, tapi pada umumnya memiliki gaya keribadian ala bangsawan.

Pada beberapa bagian, penulis menguraikan suatu hal dengan teramat sangat rinci sehingga agak membosankan, haruskan cukup sekedarnya saja. Bahkan jika itu juga tentang pergolakan bathin pada tokoh atau menggambarkan adegan perang. ALih-alih seru, kadang malah menjadi aneh.

Saya bisa merasakan bagaimana perasaan Mare ketika pertama kali memasuki ruang kerja Julian, tercantum di halaman 170. "Meski keenggananku terhadap sekolah dan buku-buku jenis apa pun, aku merasakan sebuah ketertarikan pada mereka." Pastilah terkait urusan buku dan perpustakaan, apa lagi yang kalian harapkan dari saya? ^_^

Sebagai orang yang masa bodoh pada urusan typo, entah kenapa justru menemukan penggunaan huruf besar yang tidak konsisten. Entah saya yang tidak cukup paham tata bahasa atau memang ada kesalahan kecil. Pada halaman 115 tercetak  jenderal Legiun Besi  sementara pada halaman 121 Jenderal Legiun Besi. Jadi harus J atau j?

Untuk urusan kover,  versi bahasa Rusia sepertinya yamg menarik. Apa lagi jika dikaitkan dengan sasaran pembaca buku ini yaitu remaja. Untuk kesesuaian isi, versi bahasa Jerman sepertinya paling pas, karena menggambarkan kondisi dari Mare yang berada di antara Merah dan Perak. 

Silahkan mampir link berikut untuk informasi lain mengenai penulis dan karyanya. Atau untuk buku-buku lainnya bisa ke sini.

Hanya berharap semoga buku kedua dan seterusnya juga diterjemahkan.  

Sumber gambar: 
https://www.goodreads.com

Rabu, 15 Juni 2016

2016 #63: Kisah Tentang Saya dari Bloomington

 Judul asli: Orang-orang Bloomington
Penulis: Budi Darma
Penyelaras aksara: Nunung Wiyati
Penata aksara: Axin
Perancang sampul: Fahmi Ilmansyah
ISBN: 9786023850211
Halaman: 316
Cetakan: Pertama-Mei 2016
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp 58.000
Rating: 3.75/5

Di dalam hutan inilah dua bintang masing-masing menginsyafi dirinya sebagai binatang, dan memperlakukan lawannya sebagai binatang.

Tunggu...!
Biarkan saya menarik napas sejenak. Gemas dan melelahkan juga ternyata ketika berurusan dengan tokoh Saya dalam buku ini. Bukan  mau membedakan kebiasan orang berdasarkan jenis kelamin, tapi biasanya, sekali lagi biasanya, sosok yang usil, suka mencampuri urusan orang, pengadu, comel di sekitar saya adalah sosok perempuan. Ibu-ibu yang mengisi hari dengan mengamati sekitar, dijamin mereka bisa menjadi informan tercanggih jika berurusan dengan tetangga. Tapi, dalam buku ini semua hal itu justru merupakan kebiasaan tokoh Saya yang berjenis kelamin pria! Tidak ada larangan, hanya tak biasa saja. 

Buku setebal  316 ini mengajak pembaca menikmati kisah tentang Saya.  Tokoh utama dalam buku ini, tidak diberi nama hanya dipanggil dengan Saya. Hal ini dikarenakan penulis pengambil porsi selaku tokoh utama sekaligus narator. Membaca buku ini, seakan-akan kita sedang mendengarkan seorang sahabat sedang bercerita. 

Cara penulis menciptakan sosok Saya dengan kepribadian uniknya patut diberi acungan jempol. Tiap sosok Saya yang ada pada cerita seakan-akan begitu nyata dengan karakternya yang kuat.

Tokoh Saya, dalam buku ini melakukan hal-hal yang sungguh luar biasa jahilnya menurut saya. Jahil dalam arti menyebalkan. Misalnya ia berupaya membeli teropong khusus guna mengamati seseorang, bolak-balik melewati halaman orang agar bisa mengetahui kondisinya, melaporkan halaman tetangga yang dianggap tidak terawat dengan nama palsu. 

Beberapa perbuatannya bahkan merupakan perbuatan menjurus jahat, seperti menaruh binatang kecil dan  merusak ban mobil . Meski begitu, layaknya manusia umum, ada juga sisi baik dari tokoh Saya. Saat ia bersedia berbagi kamar dengan seseorang sebagai contoh. Begitulah hidup, ada sisi baik dan buruk pada setiap hal.

Entah mengapa, saya merasa sepertinya ada hubungan kekerabatan antara Saya dan Ove, tokoh dalam buku karangan Fredrick Backman. Sama-sama menyebalkan, mau tahu urusan orang, comel, tapi memiliki rasa sayang pada sesama dengan caranya sendiri.

Dari tujuh kisah yang ada yaitu Lelaki Tua Tanpa Nama, Joshua Karabish, Keluarga M, Orez, Yorrick, Ny. Elberhart dan Charles Lebourne, saya memberikan jempol terutama pada kisah Orez dan Charles Lebourne. Mungkin pembaca yang lain menyukai kisah lainnya. Salah satu kekuatan kisah dalam buku ini adalah kedekatan kisah dan sosok Saya dalam kehidupan sehari-hari. 

Kisah Orez mengajarkan tanggung jawab pada apa yang sudah diputuskan. Sebelum menikah Saya sudah diberitahu tentang silsilah keluarga calon istri yang kurang baik. Namun ia tetap memutuskan untuk menikahi dan memiliki anak, sementara Hester juga setuju untuk dinikahi dan bertekat menjaga kandungannya. Meski ada hal lain yang menjadi pendorong mereka menikah, seperti yang tercetak di halaman 100. " Tapi napsu binatang sudah terlanjur menggebu dalam  nadi-nadi saya." Apapun alasannya, mereka menikah. Maka mereka berdua harus bertanggung jawab pada pilihan itu.

Sosok Orez mungkin saja mengalami Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD). Bukan sesuatu yang tidak bisa ditangani saat ini, namun banyak orang tua yang ingin memiliki tongkat sihir lalu membuat anaknya menghilang. Bukan, bukan karena tidak sayang namun karena sudah tidak tahu bagaimana harus berbuat dan bersikap. Seperti itulah Hester Price dan Saya. 

Sekedar berangan-angan, kisah ini pasti bisa menjadi kisah inspiratif yang mengharukan jika dijadikan sebuah buku sendiri. Bagaimana kedua orang tua Orez berupaya berkompromi dengan keadaan anaknya. Mereka tak perlu lagi berpindah tempat kerja dan rumah karena ingin menutupi keberadaan Orez. Mereka akhirnya bisa menerima Orez sebagai bagian dari kehidupan yang harus mereka jalani, bukan kutukan. 

Dari beberapa cerita,benang merah yang bisa saya tangkap adalah perihal sakit. Entah kenapa, sepertinya tokoh Saya gampang sekali menderita suatu penyakit, atau merasa menderita. Ia sampai harus memeriksakan dirinya karena merasa takut tertular oleh Joshua atau saat mengunjungi seseorang mendadak juga merasa sakit. Mungkin, jika tidak sedang usil mengamati tetangga, mengasihani diri karena sakit adalah kesukaan tokoh Saya.

Ada dua hal yang terkait puisi dalam buku ini. Semoga saya tidak salah hitung. Pertama pada kisah Joshua Karabish, tokoh Saya mengirim puisi yang dibuat Joshua atas namanya dan  mendapat hadiah atas puisi tersebut. Kedua pada kisah ny. Elberhart, tokoh Saya penulis puisi atas namanya dan mencoba mengirim ke berbagai penerbit.

Biasanya, judul kumpulan cerpen mempergunakan salah satu kisah yang dijagokan, kisah andalan. Tapi tidak dalam buku ini, Diberi judul Orang-orang Bloomington karena kisah ini merupakan hasil pengamatan penulis  terhadap kehidupan di Bloominton, meski ada kisah yang tidak ditulis di sana.

Bloomington merupakan sebuah kota di wilayah selatan negara bagian Indiana. Kisah ini merupakan karya penulis selama menjadi mahasiswa Indiana University dengan sponsor The Ford Fulbright. Melalui karya ini,  Budi Darma berhasil menyabet penghargaan S. E. A. Write Award 1984 dari Pemerintah Thailand.

Pada situs berikut, terlihat bahwa buku ini sudah mengalami beberapa kali cetak dengan penerbit yang berbeda sebelum akhirnya Noura Books menerbitkan ulang. Penasaran saja, perbedaannya dimana ya? Meski kisah tidak mengalami perubahan, namun namanya beda penerbit biasanya ada sesuatu yang berbeda. 

Serius, saya jadi kepikiran kalau sosok Saya dan Ove berada dalam satu kisah bagaimana jadinya, pasti pembaca bisa gulung koming karena gemas. 


Sumber gambar:
https://www.goodreads.com




Jumat, 10 Juni 2016

2016 # 62: Seputar Perangko


Judul asli: The Word Encyclopedia of Stamps
Editor: Dr James Mackay
ISBN-13:978-1-84681-882-6
ISBN-10:1-84681-882-6
Halaman:256
Penerbit: Hermes House


The President had been looking forward to a few hours with his stamp collection. General "Pa" Watson, his personal aide, brought him several large albums and a number of envelopes full of specimens he had long desired. I watched him with much interest and in silence for perhaps half an hour as he stuck them, each in its proper pleace, and so forgeot the cares of state (hal 6)

Koleksi perangko bisa dikatakan sebagai hobi yang mendunia. Tua-muda, pria-wanita, bahkan tak memandang kebangsaan bisa memiliki hobi ini. Banyak yang beranggapan bahwa filateli merupakan hobi para raja jika menilik banyak raja yang menjadikan filateli sebagai hobi. Ada George V serta Edward VIII dari Inggris, Carol of Romania, Alfonso XIII dari spanyol, serta Presiden F.D Rooservelt.

Seingat saya, pada salah satu buku seriak kenangan Eyang Nh Dini disebutkan bahwa banyak anak yang dianjurkan mengoleksi perangko sebagai tabungan atau investasi oleh Jepang. Begitu mereka kalah perang, maka menguaplah semuanya. Mungkin diantara kita juga ada yang begitu saat kecil, bersemangat mengoleksi perangko.

Terbagi dalam dua bagian besar buku ini membuat para kolektor atau mereka yang tertarik terhadap filateli bisa mendapat semacam pencerahan atau penyegaran mengenai segala hal seputar dunia filateli. Pertama,guna menyamakan persepsi,  buku ini dibuka dengan uraian mengenai pengenalan pada perangko dan filateli terlebih dahulu, baru dibagi menjadi dua bagian.

Selanjutnya, bagian pertama dengan judul A Guide to Collecting Stamps. Dimulai dengan menerangkan apa itu yang dimaksud dengan perangko, petunjuk bagaimana mengoleksi perangko serta filateli sebagai hobi yang mendunia.

Pada bagian ini, terdapat informasi mengenai bagaimana cara yang benar melepas perangko dari amplop sebelum diletakan dalam album, cara mengoleksi yang benar, cara menyimpan koleksi sehingga bisa awet lama, bagaimana cara menyusun guna dipamerkan, cara mendapatkan perangko hingga urusan jual-beli perangko. 

Cara sederhana mendapatkan perangko adalah menjalin korespondensi dengan orang yang berada di negara lain. Semacam sahabat pena. Memang bisa dibeli, tapi melalui cara ini selain mendapat perangko kita juga bisa mendapatkan banyak hal lain. 

Eh, jadi ingat. Saat masih di FK, saya sering menemukan perangko dari berbagai negara. Kebetulan bu wakil dekan sering mendapat permintaan tanda tangan untuk foto beliau sebagai calon astronot. Karena para sekretaris tahu bahwa saya mengoleksi perangko (meski sudah sangat jarang dilirik), maka mereka sering memberikan amplop surat dengan perangko kepada saya. Lumayan buat menambah koleksi.

Kejutan! Ternyata ada kemiripan kisah antara Cinderella dengan beberapa perangko di dunia. Tak terduga, kisahnya ada di halaman 54. Oh ya ada juga uraian tentang pos udara, pos laut dan kereta api. Ternyata ada perangko dengan tema-tema yang mengacu pada pelayanan surat melalui darat, laut dan udara.

Selanjutnya, The World Directory of Stamps memuat mengenai  beberapa benua dan perkembangan perangko di beberapa negara yang menjadi bagian benua tersebut. Terdapat benua Amerika, Europe, Africa, Asia serta Australia. Ada tentang  Korea, Jepang, Brazil dan Guyana, Bulgaria dan Romania, New Zealand, Mesir dan Sudan dan masih banyak lagi.



Mengenai perkembangan perangko di tanah air diuraikan pada halaman 230-231, tidak banyak tapi lumayan untuk memperkenalkan keberadaan bangsa kita. Bangga juga mengetahui perangko dari negara kita layak diperhitungkan dikancah dunia. Perangko pertama diperkenalkan pada tahun 1864 dengan gambar wajah William III.

Bagi saya, dengan melihat gambar yang ada di perangko, saya mendapat banyak informasi. Sebagai contoh, saat melihat tentang aneka kesenian daerah, saya mendapat pencerahan mengenai berbagai kesenian yang ada di tanah air. Selama ini jangankan melihat, mendengar namanya saja belum. Melalui perangko, saya jadi mengetahui ada sebuah kesenian daerah dikenal dengan nama X yang berasal dari Z. 

Tak ketinggalan informasi mengenai perangko. Ternyata ada negara yang mencetak perangko di beberapa percetakan sehingga walau hasil sama namun jika diperhatikan secara teliti, akan ada perbedaan antara perangko yang dicetak.

Kegiatan ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Mulai dari kegiatan melepas perangko hingga memasukan dalam album.  Bahkan berburu pun membutuhkan banyak kesabaran mengingat keberadaan perangko yang unik.

Bagi yang baru menggeluti dunia ini, jangan khawatir bingung pada aneka istilah yang ada.  Pada bagian belakang, di halaman 251-253 terdapat Glossary yang memudahkan pembaca memahami isi buku. Tentunya juga ada indeks.

Kover buku yang sekaligus menjadi jaket bisa bermanfaat sebagai pembatas buku. Ide yang unik. Sayangnya, jika halaman yang dibaca berada di tengah bagian buku, cara ini bisa membuat buku tertekuk. Padahal kertas yang dipergunakan cukup menawan, sayang jika tertekuk. 

Dengan begitu banyak gambar, sekitar 3.000 buah tentunya buku ini menjadi layak dibaca dan dikoleksi. Sayangnya, bagi saya huruf yang ada kurang nyaman dibaca. Dari sisi ukuran yang agak kecil, kerapatan baris dan antar huruf. Dicetak di kertas mengkilat membuat huruf jadi agak susah dibaca, jika berbentuk tipis. Mungkin faktor usia juga berperan ^_^

Filateli, berasal dari kata Philately, merupakan hobi atau kegiatan mengumpulkan perangko serta benda-benda pos lainnya. Biasanya semakin tua harga benda tersbut maka semakin mahal harganya. Di tanah air, kegiatan ini mendapat dukungan dari kantor pos, misalnya saja menyediakan jasa pengadaan perangko saat pergantian tahun sehingga pembeli bisa mendapat perangko dengan stempel jam 00:00 serta tanggal paling awal pada tahun selanjutnya. Silahkan berkunjung http://www.pp-pfi.or.id/ guna mendapat informasi seputar filateli di tanah air. Iseng ngulik FB eh nemu ajang jual beli barang-barang filatelis, linknya  ke sini.

Jadi kepikiran, enaknya koleksi perangko di rumah diapain ya. Jangan-jangan juga banyak teman yang sekarang koleksi perangkonya hanya tertumpuk diselimuti debu saja. Hayo ngaku.....!