Selasa, 31 Mei 2016

2016 #61: Kisah Gadis Penenun Mimpi & Pria yang Melipat Kertas Terbang

Ada empat bahan untuk menenun Mimpi
1. Benang Perasaan
2. Warna Keajaiban
3. Kegigihan
4. Hati yang penuh cinta kasih

Cintaku
Belahan jiwaku,
Kadang, sekedar mengenang masa lalu, terutama sekali saat jarak dan waktu harus memisahkan, kita kembali berkirim catatan mengenai sebuah buku yang baru selesai dibaca.  Jika dikenang mengharukan memang. Tapi semuanya merupakan bagian dari upaya mewujudkan mimpi bersama.

Berbicara tentang mimpi, kalimat di atas aku temukan dalam sebuah buku yang mengisahkan tentang kehidupan di Dunia Mimpi. Tentunya ada cinta yang menjadi  topik, tapi jangan khawatir ini bukan kisah cinta menye-menye. Kisah cinta yang ada justru mengajarkan tentang perjuangan hidup, bagaimana menghargai cinta itu sendiri, dan bagaimana upaya meraih mimpi.
 
Lengkapnya buku tersebut merupakan karya Gina Gabrielle dengan ISBN 9786027443433, ada sekitar 223 halaman. Termasuk buku baru karena diterbitkan pada pertama kali Mei 2016 oleh nulisbuku.com. Kover manis dibuat oleh Uly Novita Andrian Siahaan. Judulnya juga unik Gadis Penenun Mimpi & Pria yang Melipat Kertas Terbang.

Meski begitu, bagiku sepertinya pemilihan judul kurang pas. Bukan karena judulnya yang lumayan panjang dan tak biasa, hanya  masih kurang greget. Diberi tambahan kata Perihal atau Cerita Tentang, atau apalah supaya unsur dongeng yang diusung makin terasa.

Cintaku
Belahan jiwaku,
Selama ini kita sering mengeluh mengenai buku yang diterbitkan seperti ini. Bisa membuat yang membaca sakit kepala sehingga tak sedikit yang menyebutnya buku Panadaol (mengambil nama dagang obat penghilang sakit kepala). Tapi buku ini, merupakan buku  yang paling menarik yang pernah aku baca. Selain cara bercerita yang unik, penulis seperlunya hanya perlu sedikit bimbingan editor untuk mengisi celah yang kosong. Atau "membunuh" karakter yang kurang berperan agar tidak terlalu banyak porsi adegan yang harus dibagi diantara para tokoh. 

Ini juga merupakan buku yang paling banyak asesorisnya saat ku terima. Dari model pesawat terbang, amplop bersegel kerajaan yang membuatku tergoda untuk memiliki stempel seperti ini, serta kertas dengan bait-bait menawan. 
 
Jadi penasaran, kertas yang dipakai untuk membuat pesawat memuat tentang apa ya. Segera bertanya pada si mbah Google. Ternyata..., sebuah lagu yang menawan. Langsung aku membayangkan sosok seorang pria  (bacalah kau akan tahu siapa yang aku maksud) duduk di bawah pohon rindang sambil memainkan sebuah alat musik. Di sebelahnya ada seorang gadis yang sibuk menenun mimpi.

Fantasi? Sepertinya. Buatku, kisah fantasi tak harus selalu berurusan dengan aneka hewan fantasi atau sosok terpilih yang  menyelamatkan dunia. Selama bukan merupakan hal yang umum, maka bisa kita kategorikan dalam fantasi. Contohnya, mana ada orang yang bisa mengeluarkan dan memasukan hati dengan sendiri, pasti akan berakibat fatal bagi tubuh. Atau sosok kucing sebesar manusia yang berdiri dengan dua kaki dan dapat berbicara. Aduh kenapa aku jadi spoiler ya...

Pembaca akan diajak berkenalan dengan sosok Pangeran Landak, Kura-kura Pengelana, Kol. Ibri Gadis Penenun Mimpi, Pria yang Melipat Kertas Terbang, Putri Boneka, Raja Harimau Putih, Dayang Tikus dan masih ada beberapa tokoh lain yang membuat cerita ini memiliki makna. Lokasi kisah ini diberi nama umum, Hutan Kabut dan Istana Masa Kini.Tapi bisa aku jamin, tidak ada yang biasa di Hutan Kabut apa lagi di Istana Masa Kini. Kejutan-kejutan menunggu di sana.

Para tokoh, dengan caranya sendiri mencoba mengobati Hati yang luka. Ada yang begitu luka hingga rela membekukan, ada yang nyaris berlubang, tergores. Setiap individu berusaha mencari cinta kasih dan kasih sayang yang selama ini membuat Hati mereka menjadi terluka. Gadis penenun mimpi rela memeras hatinya demi merajut mimpi indah bagi orang lain, Kura-kura pengelana belajar untuk memaafkan sosok yang menyakiti hatinya agar tidak hanya 1 tapi 2 hati tersembuhkan. Dayang Tikus mampu membuat Raja Harimau Putih menjadi sosok yang perkasa karena kemunirnian kasih dalam Hatinya. 

Dan.... maafkan aku spoiler lagi cintaku. Terus terang agak susah membuat review tanpa membocarkan kisah. Itu juga mungkin yang membuat penulis tidak membuat semacam sinopsis di bagian belakang buku. Atau memang sengaja mengingat penjualan POD  tidak membuat orang mengambil buku dan membaca sinopsisnya. Cukup melihat di situs yang memuat informasi tentang buku ini.

Satu hal yang menjadi kekuatan juga kelemahan buku ini adalah sajak-sajak dan lagu yang ada. Sajak merupakan hasil dari gubahan para tokoh yang ada dalam buku ini. Demikian juga dengan lagu. Isinya cukup menarik dan menawan hati. Pesan moral yang selalu muncul pada tiap kisah juga tersembunyi dengan manis pada bait sajak dan puisi.

Namun masalahnya dalam buku ini adalah pada porsi keberadaan sajak dan lagu tersebut. Unik jika dibuat guna memberikan kesan dramatis pada kisah. Namun dengan porsinya yang terlalu banyak justru menjadi tidak menarik lagi. Ada baiknya jumlahnya dikurangi, diberikan secukupnya saja. Bukannya sesuatu yang berlebihan justru bisa merusak? 

Cara bercerita dengan alur maju membuat pembaca merasa diajak mengalami petualangan seru saat berkelana. Detail para tokoh membuat kisah makin hidup. Pembaca bisa mengembangkan imajinasi sendiri berdasarkan tokoh dan lokasi peristiwa dalam buku ini. Aku misalnya, membayangkan gaun sang Putri Boneka yang menggelembung lebar meski dibuat dengan potongan sederhana, wajah gadis penenun mimpi saat menangis bisa dianggap memilukan dengan hidung merah dan mata sembab.

Semula agak bingung saya menemukan hubungan antara  judul Gadis Penenun Mimpi dan Pria yang Melipat Kertas Terbang dengan kisah ini. Butuh kesabaran untuk membaca sampai akhir sebelum akhirnya menemukan hubungannya. Hal yang semula seakan berjalan sendiri-sendiri ternyata terjalin dengan manis pada akhir kisah. Tebakanku mengenai akhir kisah ternyata salah, baiklah ini artinya kisah dalam buku ini menarik.

Kejutan terakhir buatku adalah dengan adanya Ide Pertanyaan Untuk Memulai Diskusi di halaman belakang. Berapa banyak penulis lokal yang mencantumkan hal seperti ini dalam bukunya? Sangat jarang. Ini bermakna, penulis tidak ingin kisahnya hanya dinikmati semata namun juga dijadikan sarana guna meningkatkan kreativitas pembacanya. Bukan tidak mustahil, bakalan ada ide baru yang bermunculan dari diskusi tersebut.

Cintaku 
Belahan jiwaku,
Buku ini merupakan salah satu buku yang harus dibaca dengan cara berbeda. Tidak bisa dibawa untuk dibaca selama perjalanan, atau menunggu antrian. Jika itu dilakukan maka bisa saja pembaca akan terlewat dari tujuan, antrian akan terlewati karena keasyikan membaca. Aku memberikan Rating 3,75/5

Aku membayangkan kita berada di tempat favorit kita, berada di atap memandang bintang di langit sambil membaca buku ini dengan pencahayaan bulan dan lampu jalanan. Atau kita membaca di bawah pohon yang ada di pojok halaman sambil menggelar tikar, minum teh. Piknik kecil kita. Mungkin, dirimu lebih suka kita berada di teras belakang saat hujan turun, mencium bau tanah yang basah sambil membaca?  Buku unik ini mengusung tentang cinta, maka layak dibaca dengan nuansa penuh cinta.

Atau, aku ada ide yang lebih menarik. Kau membaca buku ini sementara aku mengintip  situs resmi si penulis, yaitu  gadispenjajakata.wordpress.com. Kita bisa membaca dan mendiskusikan karyanya. Sepertinya banyak hal  yang bisa menjadi topik diskusi kita. Di mana pun kita membaca, bersamu pasti menyenangkan.

Satu kalimat yang paling aku suka dalam buku ini adalah,  "Pasir yang dianggap tak berarti pun bisa menjadi mutiara saat bertemu dengan karang yang tepat. Tikus pun bisa menjadi harimau saat bertemu dengan orang yang tepat."

Aku yang bukan apa-apa menjadi mutiara saat bertemu denganmu. Kau, menjadi harimau saat aku menjadi bayanganmu. Dan itu yang membuat kita saling mendukung satu sama lainnya. Terus mencoba seiring sejalan tanpa kata terucap dari bibir, namun hati yang bicara.

Cintaku

Belahan jiwaku,
Sepertinya aku sudah melantur terlalu panjang. Hari menjelang pagi cintaku, sudah saatnya tubuh kita diberikan kesempatan istirahat. Masih banyak waktu yang bisa kita habiskan bersama kelak.

Ku tunggu kau dalam mimpi
Puja jiwamu
TR












Senin, 30 Mei 2016

2016 # 60: Infographic Guide to Literature

Penulis: Joanna Eliot 
Cassell Illustrated
ISBN-13: 978-1844037872
Halaman: 160
Cetakan: Pertama-2014
Penerbit: Cassell
Rating: 4/5

Untung akhirnya jadi membeli buku ini ^_^
Berdasarkan pengalaman, jika saya tertarik tapi ragu maka  untuk sementara tetap memasukan buku ini dalam keranjang belanjaan. Saat akan membayar, biasanya saya melakukan pengecekan ulang, jika buku ini masih menggoda maka bayar. Jika tidak, letakkan di tempat yang disediakan untuk buku yang batal dibeli. Biasanya saya taruh dekat kasir.

Bisa dikatakan  ini adalah buku tentang buku. Berbagai hal unik dan lucu seputar pengarang dan buku diuraikan dengan cara yang tak kalah unik. Namanya juga infografic tentunya dibuat dengan tujuan untuk memudahkan membaca data.

Sebelum lupa, infographic atau infografis dalam bahasa Indonesia, merupakan singkatan dari information dan graphics (yang ini pastinya bahasa Inggris). Merupakan penyajian data dalam bentuk visualisasi sehingga pembaca bisa memahami dengan cepat dan mudah tanpa menghilangkan unsur akurat.

Tertera mengenai buku klasik atau rare book yang paling mahal. Ternyata buku The Codex Leicester oleh Leonardo da Vinci  dengan angka fantastis $30.8 M pada tahun 1994. Buku ini mahal bukan karena nama penulisnya, namun juga karena merupakan buku dengan tulisan tangan. Sama seperti buku karangan JKR yang mahal karena dibuat terbatas.

Kalimat berikut membuat saya tersenyum sendiri, "Books get stolen from libraries-where you can take them away for free-and bookshop every year. What gets stolen varies from city to city, place to place. but the libraries all seem to suffer from thieves with the same desires."  Keinginan kuat untuk membaca dan memiliki sebuah buku memang sanggup membuat seseorang berbuat hal nekat. Para penggila buku pasti bisa memahami perasaan para pencuri buku meski tidak menyetujuinya. Ternyata Harry Potter, Charlie And The Chocolate Factory,  serta karya-karya Stephen King menjadi incaran pencuri.

Ada Little Women! 
Sebagai kolektor buku Little Women, tentunya saya akan sangat gembira menemukan satu kalimat saja mengenai Little Women.  Pada halaman 68 disebutkan tentang karya seorang penulis yang tetap ada meski penulisnya sudah tiada. Karakter para tokoh masih tetap ada, beberapa bahkan ditulis ulang. 

Dibedakan berdasarkan no. of tittles, posthumously serta by other authoer +related. Untuk LW ratio living:dead adalah 1:5.25, untuk The Wonderful Wizard of Oz adalah 1:1,1, sedangkan Little House On The Praire adalah 1:6,4 sepertinya yang paling tinggi diantara yang lain.

Bagian yang memuat beberapa buku yang dilarang serta negara di mana buku tersebut dilarang membuat saya makin memahami perasaan gembira pengunjung luar di kantor saya yang khusus datang untuk membaca dan melihat buku HP. Banyak alasan untuk menolak keberadaan sebuah buku, tapi penggila buku pasti menemukan jalannya sendiri.

Disebutkan juga hasil survei dari The NOP World Culture Score Index terhadap 30.000 orang di seluruh dunia mengenai berapa jam waktu yang mereka habiskan untuk membaca dan berada di balik komputer termasuk untuk kerja, dalam kurun waktu seminggu. Secara global hasilnya adalah 6.5 membaca dan 8.9 di komputer. Untuk Indonesia mendapat hasil 7.7 di komputer  serta 6 untuk membaca. Lumayanlah. 

Oh ya, ada tentang Mahabharata dan Ramayana juga lho. Kedua kisah ini juga mendapat perhatian dari dunia luar secara luas. Gambar dan bagan yang ada membuat pembaca bisa mengetahui kurang lebih apa isi kisah tanpa harus membacanya. Pembaca bisa langsung mengetahui siapa tokoh jahat dan mana tokoh baik berdasarkan bagan tersebut. Bisa dikatakan semacam sinopsis dengan cara unik. 

Pada beberapa bagian, dengan tata letak yang menawan justru  berakibat  data yang disajikan menjadi sulit terbaca. Ternyata unsur keindahan juga bisa membuat membaca data menjadi hal yang sulit. Dilihat indah memang, dibaca susah. Sebagai contoh pada halaman 70-71 Portal To Another World, serta halaman 54-55 Duck or Seagull?.
  
Namanya juga berkhayal, andai buku ini dijadikan sebagai bahan mengajar di kelas bahasa tentunya akan sangat menyenangkan, dimana para siswa bisa aktif mendiskusikan isi buku. Misalnya, bagian yang menyebutkan mengenai  Austen VS Bronte  diubah menjadi nama penulis lokal tanah air, membahas  karya penulis lokal yang sudah diadaptasi menjadi film, menemukan berapa banyak tokoh dengan kriteria tertentu dari penulis lokal. Banyak hal menarik yang bisa dilakukan sehingga belajar  menjadi menyenangkan.

Benar-benar sesuai dengan tujuan pembuatannya, membuat informasi seputar dunia buku bisa dipahami dengan lebih mudah dan menghemat waktu. Keren! Semoga kelak bisa menemukan versi lainnya.

Sumber gambar: 
 http://www.amazon.com/Infographic-Guide-Literature-Guides/dp/1844037878

Sabtu, 28 Mei 2016

2016 #59: Sekilas Perihal Seragam Militer


Judul asli: Military Uniforms Visual Encyclopedia
Penulis: Chris McNab
Editor: Sarah Uttridge
ISBN-10:1907446990  
ISBN-13: 9781907446993
Halaman: 448
Penerbit:  Amber Books Ltd
Rating: 3/5 


"Buat apa beli buku tentang seragam militer? Lebih baik beli buku yang lain." Komentar keheranan salah seorang teman saya ketika mengetahui saya ingin membeli buku ini di ajang BBW. Janganlah dia, saya juga heran kenapa saya tertarik dengan buku ini.

Dasar labil. Pada kunjungan pertama saya ke BBW karena mendapat pertanyaan seperti itu maka batal buku ini saya bawa pulang. Namun apa daya, ternyata terbayang-bayang terus. Kebetulan saya juga mendapat titipan buku ini, jadi ada alasan untuk membelinya ^_^. Mari anggap saja buku ini memang menarik karena isinya.

Saat melirik Goodreads, ternyata ratingnya adalah 3,91 lumayan juga. 90% pembaca menyukai buku ini. Ada sekitar 45% pembaca memberikan bintang 4, dan beberapa memasukan dalam to read.

Dengan gambar lebih dari 650 buah, pembaca akan mendapat informasi mengenai aneka seragam militer yang dipergunakan sejak  abad 18 hingga seragam yang dipergunakan EOD Operator di Iraq pada tahun 2009. Kurang lebih ada seribu seragam  dari seluruh penjuru dunia dalam kurun waktu tersebut.
Dibagi menjadi lima periode besar, buku ini berisi mengenai Seragam Militer pada Abad 18, Perang Revolusi 1789-1914,  Perang Dunia Pertama, Perang Dunia Kedua, dan Perang Moderen sejak 1945.

Beberapa kesatuan mungkin sudah cukup dikenal luas, namun melalui buku ini pembaca akan menemukan banyak lagi kesatuan yang ada di dunia ini. Selain seragam yang dikenakan oleh Royal Air Force, Euro tahun 1942-44 di halaman 286-287, ada Private Gloucestershire Regiment 1951 di halaman 328-329. Seragam yang dipergunakan saat di Korea.

Ternyata ada seragam yang dibuat untuk suatu kondisi tertentu, misalnya saat perang atau misi perdamaian di suatu tempat. Begitu perang atau misi usai maka segaram tersebut tidak dipergunakan lagi.

Tiap seragam mendapat informasi seputar asal negara, tahun penggunaan seragam tersebut, pangkat, lokasi negara di mana seragam tersebut digunakan serta lokasi tepatnya. Sebagai contoh,  seragam yang ada di halaman 175. Di sana tertulis, "This Romanian major-general wears a serge service dress and a pattern of filed cap adopted later in the war. Rank and status are indicated on the collar patches, epaulettes and via the red stripes down the sides of his breeches." Selanjutnya diberikan data dalam kotak tepat di dekat seragam,
Specifications
Country:Romania
Date: 1944
Unit: Romanian Army
Rank: Major-General
Theater: Eastern Front
Location: Unknown

Sangat mengerti, jika review agak susah dipahami karena tidak ada gambar yang saya sertakan dalam review ini. Namun karena urusan hak cipta maka sebaiknya diterima begini saja dari pada dituntut ^_^

Bagi mereka yang menyukai dunia militer, buku tentang seragam ini perlu dibaca dan dimiliki agar bisa lebih mengenal mengenai tentara di seluruh dunia. Terutama dalam hal perkembangan seragam yang mereka gunakan.

Jika ada beberapa hal yang tidak dimengerti, segeralah menuju ke glossary. Hanya ada dua halaman memang, namun cukup lumayan memudahkan pembaca memahami isi buku ini. Saya menemukan kata ALICE yang ternyata adalah Abbreviation of 'All-Purpose Lightweight Individual Carrying Equipment', a US Army system of  load-carrying adopted in the 1970s. Tidak ada hubungannya dengan koleksi Alice saya khan he he he.

Hasil perbincangan saya dengan beberapa sahabat membuat saya makin yakin tidak salah membeli buku ini. Ada yang menganggap penting sebagai bahan referensi karena ia sering menggambar manga, komik Jepang. Buku ini membantunya untuk mendapatkan ilustrasi tentang seragam militer yang tepat pada suatu kurun waktu dan negara. Sementara yang lain, akan mempergunakan sebagai referensi dalam melihat perkembangan militer di suatu negara. Apapun itu, setiap buku pasti akan ada manfaatnya ketika sudah menemukan pembacanya yang tepat. 

Sebenarnya saya masih penasaran, apakah ini sudah lengkap atau masih ada banyak seragam yang belum masuk? Kebanyakan foto juga merupakan seragam yang dipergunakan oleh pria. Mungkin tidak lengkap sekali, tapi sebagai langkah awal bolehlah.

Andai buku ini tidak memasang foto seragam dalam ukuran sangat besar, mungkin jumlah halaman bisa dikurangi sehingga harga jualnya bisa lebih ditekan. Resikonya memang bisa menyebabkan ilustrasi menjadi tidak terlalu jelas, tapi hal ini bisa disiasati dengan cara mengurangi ukuran namun tidak perlu terlalu kecil seperti yang ada di  kover depan. Tata letak juga dibuat dengan lebih memaksimalkan lembar yang ada. Dalam buku ini, masih banyak bagian yang terlalu kosong.

Seragam merupakan  seperangkat pakaian  standar yang dikenakan oleh anggota suatu organisasi sewaktu berpartisipasi dalam aktivitas organisasi tersebut. Seragam bisa dikatakan sebagai identitas dari tiap anggota organisasi tersebut

Sebuah fakta yang membanggakan! Ternyata kebutuhan seragam militer di dunia beberapa diproduksi di tanah air. Di sebuah pabrik yang ada di Sukoharjo, Jawa Tengah. Selain mendatangkan pundi-pundi uang, memberdayakan tenaga sekitar, tentunya hal ini patut diacungi jempol karena menunjukkan kualitas produksi yang bisa diterima di dunia.

Semoga saja, halaman dalam buku ini tidak terjadi penambahan saat ada edisi baru. Karena jika bertambah, itu artinya ada misi perdamaian, atau baru saja (mungkin juga sedang) berlangsung perang.

Sumber gambar: 
https://www.goodreads.com