Senin, 02 Mei 2016

2016 # 47: Warman's Pepsi Field Guide: Values and Identification

Penulis: Bob Stoddard
Editor: Dennis Thornton
ISBN-10: 0896894061
ISBN-13: 9780896894068
Halaman: 512
Cetakan: 2006
Penerbit: krause publications 
Harga: Rp 45.000 (di BBW)
Rating: 3/5

Setiap orang tanpa sadar sudah menjadi seorang kolektor. Menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kolektor sebagai berikut, 
ko.lek.tor
Nomina (kata benda)
(1) orang yang mengumpulkan dana;
(2) orang yang mengumpulkan benda untuk koleksi (prangko, benda bersejarah, dan sebagainya yang sering dikaitkan dengan minat atau hobi);
(3) alat untuk mengumpulkan benda koleksi;
(4) Istilah kimia tahanan yang menjadi penyambung antara bagian yang bergerak dan bagian yang tidak bergerak dalam jaringan listrik


Jika mengacu pada poin 2, maka orang yang mengumpulkan tas untuk dikoleksi bisa dikatakan sebagai seorang kolektor. Demikian juga dengan mereka yang hobi mengumpulkan sepatu, entah untuk digunakan atau hanya sekedar koleksi.

Bob Stoddard juga seorang kolektor. Ia adalah pendiri dan presiden dari Pepsi-Cola Collectors Club. Ia sudah menjadi kolektor lebih dari 20 tahun. Selain buku ini, ia juga membuat Encyclopedia of Pepsi-Cola Collectibles.

Buku ini bisa disebut sebagai panduan bagi para kolektor produk Pepsi-Cola agar lebih bisa mendapat informasi mengenai aneka produk yang layak dikoleksi. Terutama sekali menyangkut perihal harga, tahun pembuatan dan kategori kelangkaan produk.

Bagi mereka yang baru mulai mengoleksi, tak perlu khawatir. Pada bagian awal ada penjelasan singkat mengenai segala hal terkait dengan urusan kolektor. Bagaimana cara memperoleh produk untuk dikolesi, bagaimana memilih barang yang memiliki harga tinggi, serta apa saja yang harus dilakukan dan diketahui oleh seorang kolektor.

Awalnya, produk hanya terbagi menjadi beberapa kategori. Namun seiring dengan perkembangan zaman, sekarang sudah makin berkembang. Beberapa produk yang terlihat dalam buku ini mungkin tidak pernah kita lihat, tapi bukan berarti produk itu tidak ada khan. 

Gambar-gambar yang ada, juga memberikan inspirasi untuk membuat berbagai barang promosi. Kadang, barang promosi bisa sangat bertolak belakang dengan produk. Tapi jika yang dilihat adalah efek dari barang promosi tersebut kenapa tidak. Jelas tidak ada hubungannya antara produk minuman dari Pepsi-Cola dengan rekaman lagu dalam piringan hitam. Dengan memberikan slogan yang sesuai dan mengusung botol pada kover depan, maka bisa dikatakan kegiatan promosi sudah dilakukan.

Sebagai contoh, saya menemukan ada pembatas buku yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut pada tahun 1943 dan 1945. Kreatif. Harganya $70, anggap kurs Rupiah hari ini sebesar Rp 13.500 maka harganya setara dengan Rp 945.000. Harga yang lumayan untuk sebuah pembatas buku.

Hal ini menunjukkan mereka menjadikan setiap individu sebagai pangsa pasar. Para penggila baca, tentunya akan sangat senang menerima hadiah pembatas buku. Mereka akan memperhatikan tulisan apa yang tercetak di sana, dan pesan mengenai produk Pepsi-Cola sudah tersampaikan. 

Atau para ibu yang sering membawa tote bag, menerima hadiah dari Pepsi-Cola tentunya akan sangat menggembirakan meski  hanya bisa dipergunakan beberapa kali. Apa lagi jika desain yang ada merupakan desain khusus. Usia pemakaian bisa singkat, tapi mereka yang melihat  akan mendapat informasi mengenai produk tersebut.

Perpsi-Cola juga membuat sebuah tokoh kartun khusus untuk promosi, Pepsi & Pete pada tahun 1939. Dengan mengusung  sosok dua pria berbaju polisi berwarna biru, mereka ramai muncul dalam berbagai promosi Pepsi-Cola.

Pada beberapa bagian, pembaca akan menemukan uraian mengenai hal-hal yang terkait koleksi tersebut. Misalnya pada gambar mengenai  nampan (trays). Diuraikan bawa nampan merupakan salah satu barang promosi yang paling tua serta sering kali dipergunakan dalam industri minuman ringan. 


Jika diperhatikan, pada tiap gambar ada abjad yang tertera, mulai dari A-E. Abjad itu merupakan kode kelangkaan produk. Makin langka produk, artinya harga produk itu sebagai barang koleksi juga makin tinggi. Oh ya, membacanya dari A ke E ya. Jadi kode E lebih mahal dari D, kode A lebih murah dari C.

Saya memang bukan kolektor barang-barang Pepsi-Cola, tapi buku ini memberikan saya pengetahuan bahwa jika kita konsisten pada apa yang kita lakukan, maka hal tersebut akan membuahkan hasil manis. Siapa yang bisa mengira jika barang yang dahulu dibeli dengan seharga sekian,  bisa menjadi harta tak terduga sekarang. Jika kita tidak menikmati, maka itu akan menjadi warisan bagi anak cucu.

Sebagai kolektor buku Little Women serta Alice, saya mendapat banyak pencerahan dari buku ini. Mulai dari bagaimana sebaiknya menjaga koleksi, mengumpulkan serta memilah mana yang layak dikoleksi atau tidak. Jadi kepingin bikin seperti ini untuk koleksi LW ^_^

Bagi mereka yang ingin lebih tahu mengenai aneka produk yang layak koleksi dari Pepsi-Cola, silahkan mengintip http://www.pepsistore.com. Banyak barang yang bsia dibeli disajikan di sana. Bagi yang ingin memulai mengoleksi, bisa memilih mana yang sesuai dengan kocek.

Pepsi-Cola merupakan minuman hasil racikan seorang ahli farmasi bernama  Caleb Davis Bradham,  lahir di Chinquapin, North Carolina pada 27 Mei 1867.


Pada  tahun 1893 “Brad’s Drink,” mulai diperkenalkan.  Bahannya merupakan campuran gula, air, karamel, minyak lemon, pala, dan aditif alami lainnya.   Bradham mengganti  nama minumannya  menjadi "Pepsi-ColaBaru pada tahun 1898, dan menjadi Pepsi di tahun 1961. Baru pada tahun 1903 minuman tersebut menjadi merek dagang.

Di tanah air, minuman ini diproduksi oleh T. Pepsi-Cola Indobeverages, yang merupakan perusahaan joint-venture antara PepsiCo di Amerika Serikat dengan Indofood CBP Sukses Makmur Indonesia. beberapa produknya antara lain Pepsi, 7 Up, Mirinda, Gatorade, Tropicana Twister, Tehkita dan Fruitamin. Dengan slogan  "Seru Itu Pilihan" atau  "The better choice" semoga Pepsi bisa kembali berjaya. Jangan lupa mampir ke www.pepsi.com.


Seandainya saat kuliah saya sudah menemukan buku ini, tentunya tugas mengulas pertarungan antara Pepsi dan **ca-**la bisa saya buat dengan lebih baik. Ya sudahlah, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar