Selasa, 14 Desember 2021

2021 #41: Kisah Hotma Dan Posma

Masih melanjutkan acara bekeliling area perpustakaan sebelum pindah ^_^. Ada sebuah buku dengan nuansa biru yang kembali saya temukan. Dengan nomor panggil  899.221 DJA h, buku segera menemani kegiatan saya, berkeliling area. Siapa tahu ada tempat yang menarik untuk memotret buku ini.

Keputusan saya tidak salah!
Ketika mampir ke Ruang Naskah, mendadak muncul ide untuk meletakkan buku ini diantara wadah dari tanah yang berisi perlengkapan perawatan naskah. Ada kapur, daun pandan. serta cengkeh.  Foto dulu bacanya nanti. Kapan lagi bisa ke ruangan ini.

Judul: Hotma dan Posma
Penulis: S. Djatimala
Halaman: 35
Cetakan: Tahun1965
Penerbit: Badan Penerbit Kristen

Membuka halaman pertama buku ini, saya menemukan fakta bahwa  ini adalah buku kumpulan cerpen. Terdapat 5 cerita dalam buku ini. Hotma dan Posma yang dijadikan sebagai judul buku; kemudian Oh, Kusangka; Djudjur adalah Djudjur Saudara;  Mendjaga Adik; serta Bila Angin Menderu.

Kisah Hotma dan Posma, membuat saya tertegun. Ini bisa dikategorikan kisah fantasi walau sederhana. Ciri utama kisah fantasi yang saya ketahui adalah mengungkapkan hal yang sifatnya tidak nyata, ajaib, dan misterius.

Singkatnya, kisah yang mengandung unsur seseuatu hal yang tidak kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Laman berikut memberikan ulasan  secara lengkap mengenai ciri kisah fantasi.

Hotma dan Posma ternyata adalah sepasang patung berwujud anak-anak yang diletakkan di atas gapura sebuah sekolah. Tiap anak memegang semacam papan besar dari batu pualam yang bertulis BERDOA, serta BELAJAR. 

Keduanya memiliki seorang teman, Ida-anak tukang kebun. Ida yang baru berusia 4 tahun sering datang dan menyapa keduanya. Sosok Ida ini juga yang sepertinya menjadi bagian dari kover buku ini. 

Suatu malam,  jendela kamarnya diketuk Hotma dan Posma. Mereka mengajak Ida bermain sepuasnya di Danau Toba. Ida semula ragu, namun akhirnya ia ikut bermain bersama kedua. 

Ketika asyik bermain, pak guru kepala telihat mendekat. ketiganya segera berlari meninggalkan danau. Hotma dan Posma segera kembali ke atas gapura. Ida terus berlari hingga ke kamar tidurnya. 

Karena pensaran, saya mencoba mencari kover buku ini di dunia maya. Maklum, lebel nomor panggil yang dipasang lumayan besar. Pada salah satu lapak daring, terlihat ada yang menjual buku ini. 

Ternyata ada siluet dua anak kecil yang berlari dengan gembira. Saya asumsikan itu Hotma dan Posma. maka secara lengkap, kover buku ini menggambarkan ketiganya sedang berlarian menuju danau. Jika ingin melihat bisa menuju ke sini.

Peristiwa mereka bermain ke danau menjadi rahasia kecil diantara ketiganya. Keduanya tetap berdiri di atas gapura sambil memegang pualam. Sementara Ida selalu menyapa  keduanya ketika melewati gapura.

Jelas bukan kenapa saya menyebut kisah ini sebagai kisah fantasi?  Karena mana mungkin ada patung yang bisa berjalan dan bermain bersama anak manusia? Hanya ada dalam khayalan sang penulis semata.

Kisah Mendjaga Adik, memberikan pesan moral agar seseorang menjalankan amanah dengan sebaiknya. Amir mendapat tugas menjaga Sudin, adiknya yang masih kecil. ia berjanji tak akan meninggalkan sang adik sampai ibu kembali dari mencuci pakaian di sungai.

Namanya juga anak-anak. Karena mencari kelerengnya yang hilang ia meninggalkan Sudin sendirian. Ketika ia sadar, sang adik sudah tak ada dalam boks. Panik melada dirinya. Khawatir jangan-jangan sang adik diculik!

Untunglah! Ternyata sang adik selamat! Neneknya membawa ke dalam rumah untuk membersihkan diri yang terkena coklat. Amir berjanji akan lebih serius menjaga sang adik kelak.

Dalam buku ini terdapat beberapa ilustarsi yang menarik.  Sangat tepat menjelaskan isi kisah. Andai dibuat berwana zaman sekarang, tentunya akan luar biasa hasilnya. Hanya saja tak disebutkan siapa yang membuatnya. Sayang. 

Buku ini walau tipis, namun memberikan kisah yang berbobot. Banyak pelajaran tentang kehidupan yang bisa kita ambil. Seperti dalam kisah  Bila Angin Mendera, yang mengajak kita udah berpasrah pada Sang Pencipta dalam segala kondisi.

Saya berusaha mencari informasi mengenai sang penulis S. Jatimala, gagal total. Bahkan di https://dapobas.kemdikbud.go.id, tak muncul namanya. Mungkin saya yang kurang bisa mencarinya.

Begitulah, banyak penulis yang namanyatidak dikenal orang. Dengan adanya Goodreads, diharapkan karya nama penulis bisa terdata dengan baik.


2021 # 42: Komsi Komsa Kata Sam

Penulis: E.S. Ito
Penyunting: Ariel Seraphino
ISBN: 9786026714725
Cetakan: Pertama-Desember 2021
Halaman:351
Penerbit: Falcon Publishing
Harga:Rp 90.000
Rating: 4/5

Rakyat jelata berbagi petunjuk dengan kalimat. Sementara bangsawan, seperti Peter, Memberi petunjuk dengan isyarat. Setiap kalimat biasanya  mematikan angan sementara isyarat menghidupkan gagasan
-Komsi Komsa, hal 157-

Sungguh bejo si Sam!
Baru membaca setengah buku, saya sudah bisa menyimpulkan bahwa sosok Sampurasun Ning Ingsun-Sam merupakan orang yang sangat bejo. Makna bejo diartikan  sebagai kondisi keberuntungan diluar logika. 

Dan Sam, tokoh utama kisah ini,  seakan memiliki stok keberuntungan yang tak ada habisnya. Selalu  menemukan cara untuk memecahkan masalah serumit apapun, serta mampu lolos dari bahaya. 

Kisah ini dimulai dengan adegan di Pulau  Saipan tahun 1953. Sam yang  gagal mengikuti pendidikan di Naval Technical Training Unit fasilitas milik Angkatan Laut Amerika,  sedang mempertimbangan langkah apa yang harus ia tempuh.

Ia gagal bahkan sebelum memulai pendidikan. Pemalsuan ijazah ternyata sudah ada sejak zaman dahulu. Sam tak memiliki pendidikan yang sesuai. Ijazahnya jelas palsu, ia bisa sampai di sana karena campur tangan Ndoro.

Saat putus ada, salah satu kenalannya dokter Ted William menyelamatkanya dengan menyarankan uSam menjadi mahasiswa di UCLA jurusan ekonomi. Setelah lulus ia bisa kembali ke tangan air untuk membangun negeri.

Berkat campur tangan sang dokter. Sam bisa diterima begitu saja menjadi mahasiswa di UCLAIa berada di waktu yang tepat! Saat itu Senator  Joseph McCarthy menggagas razia anti komunis. Kondisinya sebagai  veteran perang dari bangsa timur, membuat ia mendapat penghargaan lebih. 

Tawaran tinggal di rumah staf atau pengajar,serta  asrama mahasiswa yang meminta tinggal secara gratis berdatangan.  Pengalamannya melawan Belanda menjadi topik pembicaraan yang menarik banyak pihak. Nilainya juga selalu bagus tanpa perlu masuk kelas.

Hem... bagian yang mengisahkan Sam bisa diterima kuliah menjadi awal pertanyaan saya akan kisah ini. Bagaimana mungkin seorang dokter yang bekerja untuk WHO bisa meloloskan seorang  anak Indonesia begitu saja? Baiklah kita abaikan dulu.

Sam sebenarnya adalah anak angkat seorang priyayi Jawa yang  menjabat sebagai seorang komisari Polisi di Bandung. Beliau disebut Ndoro dalam kisah ini. Tak ada nama, hanya Ndoro saja. Ia diserahkan ketika masih bayi. Ndoro yang mengirimnya ke Saipan bersama beberapa orang lainnya.

Selanjutnya, Sam terseret dengan aneka petualangan yang luar biasa. Kehebatan Sam adalah ia  secara alami bisa membuat  orang  mau bekerja untuknya. 

Mereka bekerja karena menyenangi Sam. Uang bukanlah hal utama. Bahkan ada yang mau berbuat apa saja karena merasa memiliki hutang budi pada Sam. Termasuk menyembunyikan keberadaan Sam.

"Bapak mencari Sam? Seandainya saya tahu di mana Sam berada, saya akan memotong lidah agar tidak bisa memberitahunya,"ujar Mei Niang bersungguh-sungguh. Demikian tercetak di halaman 246.

Setiap kali ia dalam kondisi terdesak, tak habis idenya untuk meloloskan diri. Sepertinya teori The Power of Kepepet sangat cocok untuk menggambarkan Sam. Sempat terpikir, apakah Agen 007 menjadi inspirasi sang penulis?

Sebagai contoh (plus sedikit bocoran kisah) ketika Sam harus menyelamatkan nyawa seorang wanita yang sudah seperti ibunya sendiri-Ruth, dengan menyelesaikan satu tugas.  Tugas yang membuatnya seakan memakan buah simalakama.
"Kau ingin membunuh Sukarno dengan racun? Sam perlu mendapat keyakinan.

"Dan kau yang memastikan makanan itu sampai ke mulutnya. Aku dengar kau punya kemampuan unik untuk mendapatkan orang yang tepat."
Dan selanjutnya pembaca akan disuguhi kisah bagaimana Sam menyelesaikan tugas itu dengan apik. Trik yang ia lakukan benar-benar cerdik! Hasilnya Presiden Sukarno tetap hidup, sementara Ruth yang ditangkap dengan tuduhan melindungi aktivitas agen komunis di L.A dibebaskan.

Apa yang ia lakukan?
Beli dan baca saja sendiri he he he. Sulit memberikan petunjuk tanpa membocorkan kisah yang seru ini. Karena tiap kisah memiliki keterkaitan.

Dari Pulau Saipan, Tibet, India, Afrika, Praha, Amerika, hingga Jakarta. Saya mengikuti  jalan pemikiran  dan langkah kaki Sam, seakan candu. Memabukkan. Membuat penasaran sampai lembar terakhir.

Tak melulu urusan Sam terkait dengan hal-hal yang menyeramkan seperti menjual senjata dan merencanakan pembunuhan. Layaknya Mr Bond, kisah romantis dengan wanita juga menjadi bagian dari kisah ini.

Uniknya, wanita yang membuat Sam merasakan cinta adalah wanita yang semula memandangnya sebagai musuh. Tapi begitulah cinta, menemukan jalannya dengan cara yang unik.

Seperti juga penulis yang memuja buku dan perpustakaan, Meski tak banyak porsinya, penulis menyisipkan  Los Angeles Centra Library dalam petualangan Sam. Lumayan sebagai selingan.

Bagian yang menyebutkan tentang hilangnya Amelia Eathan saat Perang Dunia II yang lalu, mengingatkan pada salah satu bagian film Star Trek.  

Dalam film tersebut,  Amelia hilang karena diculik oleh mahluk asing kemudian dibuat dalam kondisi statis hingga dibangunkan kembali kelak. 

Jangan tanya yang mana ya, saya sudah lupa. Saya hanya ingat  salah satu episode dari Star Trek: Voyager karena  Kapten Kathryn Janeway  menyebutkan bahwa Amelia adalah salah satu role model-nya hingga ia ingin menjadi penerbang.

Selain Sam, hal lain yang membuat saya bersemangat menuntaskan buku ini adalah menemukan makna kalimat Komsi komsa yang dijadikan judul kisah. Ternyata sederhana saja, hanya karena kesalahan pengucapan bahasa asing.

Dan hal tersebut muncul hanya beberapa kali saja dalam buku ini. Tak lebih dari 10 kali. Namun pengaruhnya sungguh luar biasa. Bagaimana Sam menjalani kehidupan tak terlepas dari makna kalimat tersebut.

Mereka yang menyukai kisah Mr Bond dan sejenisnya bisa menikmati kisah ini. Hanya saja, pada awal membaca, harap abaikan keganjilan yang muncul karena pada bagian akhir semuanya akan terjawab.

Seluruh kisah Sam, membuat saya makin menyadari bahwa jejaring serta rasa setia kawan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Tanpa jejaring, Sam tak berkutik sama sekali! Tanpa rasa setia kawan, tak mungkin ia bisa selamat dari banyak bahaya.

Segala kebaikan, pada akhirnya akan kembali pada diri kita. Meski Sam bisa dikatakan sebagai begundal, tapi ia masih memiliki rasa perikemanusiaan. Terbukti dengan ia rela menghabiskan seluruh uangnya membantu Julie yang terkena dampak kelakuannya. 

Kekurangan buku ini, ada pada pemilihan huruf yang  terbilang kecil. Bagi mata minus seperti saya, agak mengganggu. Saya butuh waktu lebih lama untuk menikmati isi buku, dikarena setiap beberapa saat harus mengistirahatkan mata cukup lama.

Silakan uji naluri Anda, apakah bisa menebak siapa biang keladi seluruh peristiwa yang membuat hidup Sam menjadi kacau balau. Beberapa dugaan saya terbukti benar, efek sering menonton Mr Bond sepertinya ^_^.

Ah, ya! Semula saya mengira penulis terinspirasi dari kisah Mr Bond ketika menciptakan sosok Sam. Tapi bagaimana jika sebaiknya? Mr Bond justru diciptakan dari sepak terjang Sam.

Komsi Komsa



Minggu, 12 Desember 2021

2021 #40: Kumpulan Sajak Malam Sunji

Menghitung hari bekerja di perpustakaan.
Memanfaatkan waktu untuk menjelajah tiap lantai yang ada, kecuali beberapa lokasi yang sedang dalam perbaikan. Tak terasa sudah melewati 10 tahun menjadi staf.  Banyak memori, rasanya waktu cepat sekali berlalu.

Saya masih selalu terpesona ketika berada di lantai 3 bagian UIANA. Pemandangan ke arah danau dan rektorat pada pagi hari menjadi sesuatu yang sangat berkesan. Andai tidak ada pandemi, saya sudah berkantor di sana sebagai Layanan Referensi. Sayang! Belum kesampaian sudah pindah unit.

Bagaimana lagi, berat memang! Apalagi ada anak-anak kw saya di sana. Tapi sudah saatnya saya memikirkan bagaimana cara membangun Puri Little Women dengan lebih serius. Salah satu cara adalah dengan pindah ke unit baru. Semoga lancar jaya di sana. Aamiin.

Tadi, ketika meliper ke rak favorit, rak kelas 800, menemukan beberapa buku lawas yang menggoda. Sekalian saja dipinjam untuk membuat anotasi koleksi. Niatnya tahun ini harus bisa dapat 100 buku. Menjelang Desember, harus disiasati dengan membaca buku yang agak  tipis. Selama ini yang dibaca sebagian besar terdiri dari 300 halaman lebih.

Penulis: Fridolin Ukur
Halaman: 32
Terbit: Tahun 1960
Penerbit:BPK 
Rating: 3/5

Buku berwarna biru  (lagi) dengan mempergunakan ejaan lawas ini mengusik mata saya. Tergeletak begitu saja di atas rak, mungkin ada yang membaca lalu enggan mengembalikan ke tempat semula. 

Atau ada yang mengambil buku yang ada di sebelahnya lalu buku ini tertarik. Kembali, ada yang enggan mengembalikan pada tempatnya. Biarlah, dengan begitu saya jadi menemukan buku ini.

Ternyata ini buku sajak. Dengan no panggil 808.81 FRI m, Malam Sunji  merupakan sebuah buku kumpulan sajak setebal 32 halaman buah karya  Fridolin Ukur, yang terbit  pertama kali pada tahun 1960

Terdapat lebih dari 20 sajak  dalam buku ini. Antara lain Mentjari; Maria (1); Advent (1); Lagu dan Tjerita; Turun Bukit; Gadis Pentjita Puisi; Selaput Gugur; serta Laut. Terdapat ilustrasi  sederhana pada  beberapa puisi. 

Berikut salah satu sajak yang ada dalam buku ini,

Dara Meratap

bulan laju putjat
merangka malam dan kesunjian
djauh disudut subuh
dara meratap

aku hanya mendengar
ratap dara dikesendirian

kedinginan hati
bintang ketjil mengusap pipi

dara masih djua meratap
ingin merobeksobek
ketentuan tjintasamar

- Malam Sunji, hal 21-

Membuat sajak  sering dilakukan banyak orang untuk meluangkan segala isi hati. Begitu katanya, entah benar atau tidak. Namun yang saya ketahui, banyak orang disekitar saya yang menulis untuk melepaskan segala rasa yang ada. Apalagi jika mereka bukan termasuk orang yang bisa mengeluarkan rasa dengan berbicara.

Dalam KBBI disebutkan bahwa  sajak  merupakan 
 gubahan sastra yang berbentuk puisi, bentuk karya sastra yang penyajiannya dilakukan dalam baris-baris yang teratur dan terikat.

Selanjutnya disebutkan bahwa sajak merupakan gubahan karya sastra yang sangat mementingkan keselarasan bunyi bahasa, baik kesepadanan bunyi, kekontrasan, maupun kesamaan bunyi, kekontrasan, maupun kesamaan.  Dikutip dari  sini.

Dalam laman berikut  dijelaskan mengenai perbedaan sajak dengan puisi, Sajak adalah sebuah puisi yang berdiri sendiri atau sifatnya individual. Makna dari sajak pun lebih luas ketimbang puisi. Yang membuatnya demikian adalah karena sajak lebih berkaitan dengan bunyi pada kalimat di dalamnya. Di dalam sajak, kata demi kata memberikan konotasi yang sama atau mirip, sehingga ada kesatuan makna yang dapat ditarik dalam satu larik sajak.

Selanjutnya disebutkan bahwa  puisi merupakan bentuk karya sastra namun lebih terikat dengan aturan. Ia  juga mengandung keindahan seperti dalam sajak, namun puisi lebih bersifat umum karena dapat ditemui dalam kalimat-kalimat pada cerpen, karangan, atau novel. Bahkan pada narasi film, lirik dalam lagu, dan lain-lain.

Sedangkan laman berikut memberikan tiga perbedaan utama antara puisi, sajak, bahkan lirik. Menurut definisi, sajak bisa disebut sebagai puisi baru yang tidak terikat aturan, yang biasanya berbentuk baris-baris teratur. Dalam sajak, antar kata saling berasosiasi karena persamaan bunyi. Penyampaian pesan atau isi dari sajak juga tidak perlu berinterpretasi atau bertafsir-tafsir.

Penulis sajak ini, Fridolin Ukur lahir di Tamianglayang, Kalimantan Tengah pada 5 April 1930 di Tamianglayang,  meninggal 26 Juni 2003.  Beliau pernah memakai nama samaran "Eff. Serau" dalam karyanya yang dimuat di majalah.

Termasuk dalam Angkatan 66,  dalam karyanya  terasa dijiwai oleh kerohaniannya.  Memiliki profesi sebagai  seorang pendeta, membuatnya memiliki  tanggung jawab yang besar terhadap umatnya. 

Ch. Kiting (1963) memberi gelar Fridolin sebagai "Penyair Kristen Indonesia" karena karya-karyanya memperlihatkan kekristenannya.  Meski demikian, tidak semua puisinya mengambil objek Kristen, ada juga puisi yang berbicara tentang kemanusiaan, seperti dalam buku ini. Informasi lebih lanjut bisa dilihat di sini.

Saya kurang bisa memahami dan menikmati sajak. Tapi membaca karya  yang ada dalam buku ini, seperti menemukan sesuatu  makna yang  tersembunyi di balik  untaian kata yang beliau susun dengan apik.



Sabtu, 11 Desember 2021

2021 #39: Perihal Pelarangan Buku

Judul asli: Pelarangan Buku: Upaya Negara Melawan Hukum
Penulis: Dwi Prasetyo
ISBN: 9786239628611
Halaman: 102
Cetakan: Pertama-Juli 2021
Penerbit: Orang-orang Madura
Harga: Rp 46.000
Rating: 3.25/5

Selain kerugian ekonomi, ada dua persoalan pokok yang dihadapi oleh seorang penulis, yaitu tidak jelasnya inikator pelarangan buku dan stigma tertentu terhadap seorang penulis yang bertahan lama dalam pemahaman masyarakat.

-Pelarangan Buku: Upaya Negara Melawan Hukum, hal 53-

Gara-gara dipameri Muthia Esfand, saya langsung meminta (baca: memaksa) Dion-salah satu rekan di dunia buku, untuk mencari dan membeli buku ini. Berhubung Dion memiliki jaringan yang luar bisa, plus saya enggan mencari-cari di lapak buku,  kenapa tidak dimanfaatkan saja he he he. Benar saja, dalam waktu tak lama buku ini bisa diperoleh dengan harga terjangkau.

Semula, buku ini merupakan karya ilmiah penulis dalam rangka menyelesaikan program strata satu di FH Universitas Airlangga, seperti yang tertera dalam Prakata Penulis,  buku ini diharapkan dapat menjawab peran negara dalam menjaga hak asasi melalui mahkamahnya, melindungi warga negara dari kewenang-wenangan aparatnya sendiri, juga menjamin kepastian hukum dan memberikan keadilan bagi orang-orang yang mewakafkan dirinya untuk membantu mencerdaskan bangsa sendiri melalui buku. Sungguh mulia cita-citamu Nak!

Dibuka dengan pengantar dari Herlambang P. Wiratraman, ketua Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik 2019-2021 dengan judul Kebebasan Membaca dan Kebebasan Menulis Sebagai Kebebasan Akademik. memberikan informasi.
 
Disebutkan  juga beberapa contoh terkait kebebasan membaca dan menulis. Ada peristiwa ajakan untuk melakukan pembakaran buku karya Prof. Soetandyo Wignjosoebroto karena dianggap meracuni ilmu hukum. Sebuah ajakan yang tak lazim menurut saya.

Herlambang menyebutnya sebagai sebuah anjuran yang terkesan heroik namun tak mencerdaskan. Setuju! Seharusnya jika buku tersebut dianggap sesat, maka harus ada penulis yang bisa menjelaskan dimana letak ketidakbecusan isi buku tersebut, diberikan juga data bagaimana yang seharusnya.

Terdapat juga informasi mengenai  razia buku oleh pihak-pihak tertentu dengan alasan buku-buku tersebut berhaluan kiri atau komunis. Bahkan beberapa buku yang tak ada kaitannya juga "disita".

Buku ini terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama berisikan tentang Pelarangan Buku di Indonesia. Bagian kedua tentang Akibat Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 6-13-20/PUU-VIII/2010. Terdapat  beberapa bahasan, antara lain  tentang Sejarah Pelarangan Buku;  Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 6-13-20/PUU-VIII/2010; serta Dampak Pelarangan Buku Bagi Masyarakat.

Bagian ketiga membahas tentang Pelarangan Buku dan Hak Azasi Manusia. Bagian ini antara lain menguraikan tentang Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia,  Kebebasan Berekspresi, serta Hak atau Pengakuan, Jaminan, Perlindungan, Kepastian Hukum yang Adil, serta Perlakuan yang Sama di Hadapan Hukum. Sementara bagian keempat berisi Penutup.

Secara rinci, buku ini menguraikan perkembangan aturan dan kebijakan, hingga putusan makamah konstitusi yang menegaskan posisi perlindungan atas buku-buku. Hal ini terhubung dengan isu hukum terkait Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 6-13-20/PUU-VIII/2010. 

Pada halaman 46, diuraikan perihal makna "mengganggu ketertiban umum". Point vi menyebutkan Merusak akhlak dan memanjukan pornografi/pencabulan, saya jadi teringat dengan beberapa buku yang menurut versi saya berisikan hal terkait pornografi/pencabulan.

Tapi, sesuatu yang porno atau cabul menurut saya, tidak demikian menurut orang lain. Bagian ini yang perlu diperhatikan lebih mendalam. Perlu ada sebuah pedoman agar ada kesepakatan perihal beberapa makna yang bisa berbeda bagi tiap orang.

Mendadak saya kembali teringat pada beberapa pengunjung dari sebuah sekolah agama  yang begitu bersemangat menemukan buku Harry Potter di rak. Apalagi ketika mengetahui ada berbagai versi Harry Potter di sana. Di perpustakaan sekolah mereka, buku ini termasuk dilarang karena isinya dianggap tidak sesuai dengan kebijakan pendidikan di sana. 

Begitulah! Di sekolah lain, mungkin menyediakan buku ini menjadi salah satu upaya mendorong minat baca. Sementara di tempat lain, bisa saja buku ini dianggap bisa merusak.

Membaca buku ini membuat saya teringat pada buku Penghancuran Buku dari Masa ke Masa karangan Fernando Báez. Bedanya, buku ini lebih menekannya pada penerapan hukum di tanah air. Komen singkat ada di  sini.

Mereka yang menggilai buku dan mempelajari hukum, wajib rasanya membaca dan memiliki buku ini. Sementara pada pekerja dunia buku seperti penulis dan penerbit, rasanya perlu juga membaca agar bisa mengantisipasi segala hal yang mungkin saja muncul kelak. Sedai payung sebelum hujan, kata para bijak.

Meski mengusung tema hukum, kalimat yang dipergunakan  efektif, sehingga buku ini menjadi mudah dibaca serta  dipahami. Tak butuh waktu lama bagi saya untuk menuntaskan buku ini.

Sebuah karya yang memberi warna dunia buku di tanah air. Penerbit yang baru saya ketahui ini, perlu diberikan acungan jempol karena mau menerbitkan buku yang penjualannya masih abu-abu. IG-nya ada di sini.

Selasa, 07 Desember 2021

2021 #38: Bagaimana Jika Kucing Lenyap Dari Dunia?

Penulis: Genki Kawamura
Penerjemah: Ribeka Ota
Editor: Anton Kurnia
ISBN: 9786026486431
Halaman: 256
Cetakan: Cetakan III-2021
Penerbit: BACA
Harga: Rp 78.000
Rating: 3.25/5

Manusia dan kucing sudah hidup bersama selama 10.000 tahun. Kalau kita selalu bersama kucing, lama-lama kita paham bahwa sebenarnya bukan manusia yang memelihara kucing, melainkan kucinglah yang rela mendampingi manusia

-Jika Kucing Lenyap Dari Dunia, hal 192-

Sebagai bukan penyuka kucing, dalam artian bisa-biasa saja jika ada kucing, judul buku ini memberikan efek biasa bagi saya. Akan berbeda jika pertanyaannya adalah Jika Buku Lenyap dari Dunia.

Tapi, biasa-biasa untuk saya mungkin tidak biasa bagi orang lain. Contohnya bagi  keponakan saya. Begitu saya bertanya, ia langsung memeluk erat salah satu kucing yang ada di rumah. Sepi kalau tidak ada kucing, begitu katanya.

Demikian juga bagi narator  dalam buku ini. Seorang laki-laki berusia 30 tahun, bekerja sebagai tukang pos, yang divonis mengindap kanker stadium akhir. Usianya tak akan lama lagi. Kucing adalah sahabat sejatinya.

Saat sedang meratapi kondisinya, pada hari Senin, Iblis muncul dan menawarkan sebuah pertukaran yang sangat menggoda. Aloha-demikian tokoh kita memanggil iblis, menawarkan pertukaran 1 hari kehidupan dengan menghilangkan sesuatu dari dunia. Tak semua orang "beruntung" seperti dirinya. Sejauh ini hanya ada 107 orang, dan ia adalah nomor 108!

Jika menerima, tokoh kita harus mengikuti apa yang akan dihilangkan  oleh Aloha. Tentunya bukan hal sepele seperti noda di karpet, tumpukan sampah, barang tak terpakai.  Semuanya tergantung pada suasana hati Aloha untung menghilangkan sesuatu.

Setelah berdebatan panjang, mereka sepakat hal yang pertama akan dihilangkan adalah telepon.  Sepertinya yang diincar oleh Aloha adalah ponsel. Tapi menghilangkan ponsel sama juga dengan menghilangkan telepon.

Maka pada hari Selasa, telepon menghilang. Nama Antonio Santi Giuseppe Meucci  dan Alexander Graham Bell, bisa jadi langsung hilang dari ingatan semua manusia di dunia.

Sebelum menghilang, tokoh kita diberikan izin untuk mempergunakan  telepon untuk terakhir kali. Tak terbayangkan, bagaimana perasaan tokoh kita. Setelah lama berpikir, akhirnya ia menghubungi seseorang yang nomornya tak tersimpan dalam telepon genggamnya karena selalu ia ingat. Siapa yang akan ia hubungi? Silakan baca he he he.

Saya agak heran juga, kenapa telepon yang dipilih? Maksud saya, kenapa penulis membuat urutan utama adalah telepon?  Menghilangkan telepon bisa sama artinya dengan menghilangkan sebuah peradaban.

Apalagi sejak kemunculan telepon genggam. Saat ini telepon genggam bisa dianggap barang yang paling dekat dengan kehidupan manusia. Jika bermaksud untuk memberikan efek betapa berartinya nyawa tokoh kita, maka penulis sukses melakukannya. 

Wah, ternyata ada kenangan indah antara tokoh kita dengan seseorang terkait telepon. Hem..., jadi makin paham kenapa telepon yang pertama kali dihilangkan, bukan benda lain.

Selanjutnya, selama beberapa hari kedepan, satu per satu ada yang hilang demi menambah satu hari umur tokoh kita. Pada hari Rabu, film lenyap dari dunia. Hari Kamis giliran jam. Entah bagaimana dunia tanpa dua hal tersebut. 

Telepon hilang saja sudah merepotkan, meski untuk berkomunikasi masih bisa dilakukan dengan cara tradisional seperti surat dan bertemu langsung.Merepotkan!Lalu sekarang ditambah hilangnya jam dan film, entah bagaimana kehidupan jadinya.

Tak ada film maka tak ada industri film. Tidak ada artis, perias profesional, alat-alat terkait pembuatan film, hingga bioskop. Tak ada hiburan, pendidikan dan mata pencarian melalui film.

Bagaimana dengan jam? Setelah jam menghilang, tokoh kita baru teringat bahwa ayahnya mengelola sebuah toko jam! Jika jam menghilang, artinya umat manusia tak pernah mengetahui apa itu jam!  Ayahnya juga tak akan punya toko jam! 

Perlahan, ada rasa penyesalan dalam dirinya. Tiga hal yang dihilangkan dari dunia demi memperpanjang hidupnya. Sepele baginya, tapi  bisa saja berdampak besar bagi orang lain. 

Seperti yang tertera di halaman 105, "Manusia tidak mati kalau ada air, makanan, dan tempat tidur. Pendek kata, hampir segala sesuatu yang lain di dunia ini sebenarnya boleh ada, tapi boleh juga tidak ada."

Saatnya memutuskan apa lagi yang akan hilang pada Jumat. Aloha mengusulkan Kubis, kucing kesayangannya. Kepanikan melanda! Kubis merupakan satu-satunya sosok yang dekat denganya sejak sang ibu meninggal.

Meski ia tak mau mati, namun baginya susah untuk hidup dengan merenggut sesuatu dari orang lain. Keputusannya sudah final! Tak perlu ada lagi yang hilang dari dunia untuknya.

Sebuah akhir yang bermakna banyak. Silakan kembangkan imajinasi masing-masing. Akhir kisah ini bisa bermakna banyak. Saya membayangkan Kubis bersedih, terus mengeong, karena tuannya tak membuka mata lagi, walau ia pergi dengan senyum bahagia di pangkuan sang ayah. 


Penulis membuat perasaan kita selaku membaca seperti  naik roller coaster. Tertawa bahagia, lalu mendadak dibuat merasakan kesedihan yang teramat sangat, lalu merasakan cinta abadi, sebelum dihantam amarah.

Adegan yang paling saya suka adalah ketika tokoh kita piknik bersama keluarganya. Ayah dan Ibu juga kucing keluarga. Suatu memori indah yang tak akan pernah mereka lupakan.

Pada tiap sesuatu yang hilang, pembaca akan diajak untuk merenung, betapa kita sering kali baru merasakan bahwa sesuatu itu berharga setelah tiada. Sebelumnya, kita mengabaikan. 

Bagi mereka yang merasa hidup tak berpihak kepadanya, bacalah buku ini agar bisa  memahami betapa beruntungnya diri kalian. Masih ada orang yang mengalami kondisi lebih dari kalian.

Untuk penggemar kucing, anggaplah ini sebagai hiburan. Betapa ada seseorang yang begitu mencintai kucingnya hingga mau menukarkan nyawa. Mungkin ada yang menganggap konyol, tapi begitulah rasa cinta tokoh kita pada kucingnya.

Buku ini dipasarkan dengan cara yang unik, dicetak dalam dua kover, merah muda dan biru (seperti lagu itu ya ^_^). Sebelumnya juga ada versi berbeda. Sangat layak dikoleksi untuk mereka yang memang menyukai mengoleksi buku dengan aneka kover.

Di ini disebutkan perihal 18 fakta unik tentang kucing. Menarik! Ternyata kucing tidak bisa merasakan manis. Hal ini dikarenakan  reseptor di ujung sel perasa bernama T1R2 dan T1R3 tidak berfungsi dengan baik.

Disebutkan juga bahwa kucing memiliki suara dengkuran untuk menghilangkan stres dan memperkuat tulang.  Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa dengkuran kucing berada dalam frekuensi yang konstan, yakni 25 dan 150 hertz. Suara dengkuran tersebut dipercaya dapat membantunya menghilangkan stres dan memperkuat tulang manusia.  

Selanjutnya disebutkan bahwa dengkuran kucing juga dapat membantu meringankan penyakit dyspnea atau sesak napas yang diderita anak. Tentunya ini bisa berguna jika tidak alergi dengan bulu kucing.

Penasaran. Sebenarnya, dari 107 terdahulu, kira-kira apa saja ya yang sudah dihilangkan? Jangan-jangan walau sepele, benda  itu sangat  berguna dalam kehidupan.


Sumber gambar:
https://www.goodreads.com/







Jumat, 03 Desember 2021

2021 #37: Kisah Petualangan Peter Rabbit dan Teman-teman

Judul asli: Karya-karya Abadi Beatrix Potter
Penulis & ilustrasi: Beatrix Potter
Penerjemah: Titik Andarwati
Editor: Yudhi Herwibowo
ISBN: 9786237245711
Halaman: 312
Cetakan: Pertama- Januari 2022
Penerbit: buku Katta
Harga: Rp 89.000
Rating:4/5

Namun dalam cerita jaman dahulu, semua binatang bisa berbicara di antara malam sebelum Natal dan saat pagi hari Natal. Walaupun hanya ada sedikit orang yang mampu mendengar mereka, atau tahu apa yang mereka katakan.
~Karya-karya Abadi Beatrix Potter, hal 49~

Begitu buku ini mendarat di meja saya, niatnya ingin segera membaca hingga tuntas saat itu juga. Dengan kecepatan membaca saya, dalam 1-2 jam, seharusnya buku ini bisa segera selesai dibaca.

Ternyata tidak begitu jadinya!
Ilustrasi dalam buku ini sungguh luar biasa! Cantik sekali! Teman sebelah saya (maafken dibawa saat ada workshop untuk dibaca saat istirahat) menyebutkan betapa indahnya jika ilustrasi yang ada dibuat dengan warna. Saya setuju! Tapi kemudian, setelah dipikir-pikir, menarik persetujuan saya.

Tentunya dengan ilustrasi berwarna, apa lagi kertas tertentu,  akan membuat buku dan isinya menjadi lebih memanjakan mata. Namun, hal ini akan berdampak pada kenaikan harga. Mereka yang bisa "meminang" buku ini untuk dinikmati tentunya akan berkurang, Sungguh sayang!

Sebelum jauh melantur,  sekitar 20-an kisah dan sajak bisa ditemukan dalam buku ini. Mulai dari Kisah Peter Rabit, Kisah Kue Pai dan Cetakan Kue, Kisah Tom Kitten, Puding Roly-Poly, Kisah Pigling Bland, hingga Sajak Anak-anak Cecilia Parsley

Kisah Kue Pai dan Cetakan Kue di halaman 92,  diterbitkan pertama kali  oleh Frederick Warne & Co. pada tahun 1905. Kisah ini berputar tentang Ribby seekor kucing yang mengundang Duchess anjing kecil untuk minum teh bersama.

Kucing dan anjing yang sering disebut sebagai hewan yang bermusuhan, dalam kisah ini justru digambarkan sebagai sahabat baik yang sering menghabiskan waktu bersama. Salah satunya dengan minum teh.

Kisah Bu Tiggy-Winkle berisi tentang bagaimana seorang gadis-Lucie yang acap kali kehilangan sapu tangannya.  Kali ini ia kehilangan tiga saputangan serta sebuah pinny-gaun tanpa lengan yang biasa dipakai di lapisan paling luar. Untunglah ia berhasil menemukannya, dalam kondisi bersih pula!

Sementara dalam Kisah Anak-anak Kelinci Flopsy, disebutkan bagaimana kelinci bisa bersahabat dengan tikus hutan. 

Disebutkan, bahwa kisah yang terbit tahun 1909 ini dibuat oleh penulis untuk teman-teman kecil Pak McGregor dan Peter, serta Benjamin.

Sajak Anak-Anak Appley Dapply yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1917, mengambil tokoh seekor tikus berbulu coklat. Seperti judul, ini bukan sebuah kisah namun sajak berisikan aktivitas Anak-Anak Appley Dapply.

Kalimat yang dipergunakan dalam sajak cukup sederhana, jumlah kata per baris juga tidak terlalu banyak.  Sehingga mudah dipahami oleh anak-anak usia belia sekali pun. 
Appley Dapply, seekor tikus coklat
Pergi ke lemari di rumah seseorang

Di lemari orang itu
Ada banyak makanan enak
Kue, keju, selai, biskuit

- Semuanya enak untuk si tikus
Lihat! Mudah dipahami bukan sajaknya?

https://www.goodreads.com
Sang penulis, Helen Beatrix Potter (28 Juli 1866 – 22 Desember 1943) adalah seorang pengarang dan ilustrator, botanis dan konservasionis berkebangsaan Inggris. Ia terkenal karena buku ceritanya, yang menampilkan tokoh hewan seperti Peter Rabbit.

Sosok Peter Rabbit muncul ketika ia menulis sepucuk surat untuk menghibur anak pengasuhnya, Noel  yang sakit demam berdarah.   Sebuah cerita tentang Peter Rabbit lengkap dengan ilustrasi juga dikirimkan.

Keseluruhan isi dalam buku ini bisa dikategorikan dalam fabel. Hal ini diterangkan dengan tokoh utama kisah adalah binatang yang bersikap dan berpikir sebagaimana layaknya manusia.
 
Menurut KBBI,  fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti). Tautannya di sini.

Sementara dalam laman https://hot.liputan6.com, disampaikan  ciri-ciri fabel, yaitu:
1. Binatang sebagai tokoh utama dalam cerita;
2. Tokoh utama dapat bertingkah seperti manusia (berbicara dan berpikir);
3. Menunjukkan penggambaran moral dan karakter manusia dan kritik tentang kehidupan;
4. Alur cerita pendek dan sederhana;
5. Karakter tokoh diuraikan secara terperinci;
6. Gaya penceritaan secara lisan;
7. Pesan atau tema kadang ditulis dalam cerita;
8. Menggunakan kata-kata yang mudah dipahami;
9. Mengkritisi sifat manusia, diskriminasi kaum lemah, dan keadaan masyarakat.

Buku ini layak dibeli dan dibacakan untuk anak-anak, yang belum bisa membaca. Sebagai bacaan pengantar tidur misalnya. Dengan demikian, orang tua bisa menyampaikan ajaran tanpa bersikap menggurui pada anak.  

Mempergunakan hewan sebagai contoh, memudahkan anak-anak memahami pesan yang disampaikan. Seperti melalui kisah Kue Pai dan Cetakan Kue, yang mengajarkan tentang kerukunan. Sementara kisah Peter Rabbit mengajarkan akibat yang diterima jika tidak mendengarkan larangan orang tua.

Para guru PAUD disarankan untuk mempergunakan buku ini sebagai salah salah satu alat bantu mengajar. Sekaligus membangkitkan keinginan untuk mulai mengenal huruf.

Sementara bagi anak-anak yang sudah mulai bisa membaca sendiri, buku ini bisa menambah semangat untuk berlatih membaca. Apalagi dengan aneka ilustrasi yang memikat. Cocok untuk diberikan sebagai hadiah.

Dan bagi kami-kami menggila buku, ini merupakan salah satu cara membangkitkan nostalgia masa kecil. Juga untuk membalas dendam masa lalu ketika tak bisa memiliki buku ini ^_^.

Oh ya, ada situs resmi si Peter Rabbit juga lho. Bisa meluncur ke https://www.peterrabbit.com. Atau ke IG officialpeterrabbit. Bahkan  tahun 2018 sudah ada film animasi  yang diadaptasi dari kisah Peter Rabbit.  Acara membaca buku ini menjadi semakin seru!

Sumber gambar:
1. https://www.goodreads.com
2. Buku Karya-karya Abadi Beatrix Potter 



Selasa, 23 November 2021

2021 #36: Kisah Pasukan Buzzer

Penulis: Chang Kang-Myoung
Penerjemah: Lingliana
ISBN: 9786020653785
Halaman:286
Cetakan: Pertama-2021
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 95.000
Rating: 3.25/5

Begitulah cara kerja dunia. Orang yang terlihat kuat tidak akan disentuh, sementara orang yang terlihat lemahlah yang selalu diserang.

~Pasukan Buzzer, halaman 140~

Ketika kuliah dulu, berulang kali dosen menyebutkan bahwa orang yang  bisa menguasai dunia adalah yang menguasai informasi. Seiring waktu, salah satu cara menyebarkan informasi adalah melalui  internet. Maka, bisa kita simpulkan, siapa yang pandai dan menguasai internet, maka ia bisa dikatakan menguasai dunia melalui berbagai sisi, misalnya bisnis 

Di Korea,  banyak terdapat perusahaan yang membutuhkan jasa pemasaran virtual. Perusahaan tersebut diharapkan mampu mempromosikan sebuah produk melalui internet, termasuk melalui situs  yang tertutup untuk umum serta meningkatkan tanggapan akan produk tersebut.

Tim Aleph yang terdiri dari Sam-goong  sebagai ketua, 01810  si jenius computer dan internet, serta Chatatkat yang pandai menulis. Menangkap peluang tersebut dengan mendirikan sebuah perusahaan pemasaran virtual. 

Awalnya mereka mengunjungi berbagai usaha dengan menawarkan  menaikkan peringkat perusahaan dalam pencarian real time.  Seiring waktu, mereka juga ahli dalam memaksimalkan propaganda untuk memancing minat orang pada sebuah produk.  

Mereka juga menawarkan solusi terkait ulasan buruk atau komentar negatif yang muncul. Bahkan melakukan serangan cyber jika dibutuhkan.  Singkat kata, tim ini akan melakukan apa saja yang diminta klien asal jasa yang dibayarkan sesuai.

Suatu ketika, Tim Aleph menerima pekerjaan dari sebuah perusahaan yang meminta mereka untuk menghancurkan sebuah situs bernama Kafe Jumda dalam   waktu satu bulan. Jika berhasil mereka akan mendapat imbalan sebesar sembilan puluh juta won, kurang lebih  100 juta rupiah!

Sejak itu,  segala sesuatu dalam kehidupan mereka berubah. Klien yang satu ini bersedia mengeluarkan uang banyak agar tujuannya tercapai.Bagi ketiga pria muda, ini merupakan peluang untuk mendapatkan kesempatan uang banyak.

Ketika berhubungan dengan nitizen, tentunya membutuhkan kesabaran agar tidak terpancing emosi serta kecerdikan untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Bagi Tim Aleph, ini seakan bermain-main. Mereka menyukai fakta bahwa mereka dapat mengendalikan opini publik.

Ternyata kecerdikan mereka harus berhadapan dengan kelicikan dan kekuatan pihak lain. Tugas yang semula seakan mudah  dan menyenangkan untuk dikerjakan, belakangan menjadi berbahaya bagi keselamatan jiwa ketiganya.  

Kisah ini ditulis dengan cara yang tak biasa. Beberapa sahabat yang juga membaca buku ini menyebutkan bahwa untuk menikmatinya, kita harus membaca dengan pikiran yang juga berbeda.  

Semula kita disuguhi aneka fakta tentang sepak terjang tim ini. Kemudian mendadak muncul versi tanya jawab antara  seseorang bernama Lim Sang-jin dengan Chatatkat.

Tidak ada penjelasan siapakah  Lim Sang-jin, kenapa ia melakukan wawancara dengan Chatatkat. Baru pada bagian akhir kisah, kita menemukan hubungan antara keduanya, serta mengapa Lim Sang-jin melakukan wawancara. 

https://en.wikipedia.org/wiki/
Chang_Kang-myoung

Informasi yang disembunyikan penulis tentang hal ini, membuat pembaca bisa kebingungan dalam memahami kisah. Akhir kisah yang membuat saya berkomentar, "Oh, ternyata begini kejadiannya" menggambarkan bahwa  kisah ini tidak seperti persepsi saya.

Meski saya tidak mendapatkan kisah yang heboh dengan aneka peristiwa menyeramkan (kecuali pada bagian tertentu saja), namun tetap memberikan gambaran bagaimana sebuah opini bisa dibentuk sehingga memberikan keuntungan bagi sebuah perusahaan. 

Cara-cara yang dilakukan mungkin dianggap tidak manusiawi, namun terbukti efektif, dan sering dijumpai dalam dunia maya. Kekejaman dalam dunia maya yang sering dibicarakan orang, dipaparkan dengan cara yang unik oleh penulis. 

Jejak digital memang tidak bisa dihapuskan bagaimana juga caranya. Bisa disembunyikan sesaat, namun bisa dimunculkan  jika dibutuhkan. Hanya perlu mencari di tempat yang tepat dan dengan keahlian mencari tentu saja.

Bagian ini, membuat saya berharap banyak orang yang lebih bijaksana dalam menggerakkan jarinya di dunia maya. Tak perlu merasa rendah diri disebut tidak eksis, asal tidak mencelakakan diri sendiri dan orang lain.

Meski kisah dalam buku ini adalah fiktif, namun ada beberapa bagian kisah yang diangkat dari kisah nyata. Sebagai mantan jurnalistik, cara bercerita sang penulis terlihat sekali mengandung unsur penyelidikannya. Terlihat sekali dalam catatan kaki.

Catatan kaki dalam buku ini terbilang banyak, sekitar 50-an. Hal ini perlu dilakukan agar pembaca pemahami kejadian yang terkait dengan topik yang sedang dibahas.  Contohnya, catatan kaki nomor 35 di halaman 103 menjelaskan tentang  Tablo, seorang rapper Korea yang pernah dituduh memalsukan ijazah dari Stanford  University, A.S.

Sedangkan yang dimaksud dengan kartu keamanan di halaman 111 adalah kartu dengan kata sandi untuk melindungi informasi pribadi dan transaksi dari virus, yang dipergunakan pada saat melakukan internet  banking. Sementara yang dimaksud dengan Ryu Hyun-jin dalam catatan kaki no 26 adalah pemain bisbol profesional Korea.

Judul-judul  bab pada novel ini juga unik.  Bab 3 misalnya, berjudul Amarah dan kebencian adalah cara paling ampuh untuk memancing emosi publik. Sementara bab 9 berjudul, Seorang pemenang tidak akan ditanyai apakah kata-katanya benar atau tidak.

Jika dicermati, sebenarnya pembaca sudah mendapatkan pelajaran  singkat mengenai pemasaran virtual dalam judul bab.  Pada  judul bab yang berbunyi, Propaganda berhubungan dengan kreasi dan imanjinasi  yang produktif,  memberikan pengajaran bahwa kreasi dan imajinasi harus dipadukan agar bisa menghasilkan sebuah propaganda yang tepat sasaran.

Demikian juga kalimat yang ada dalam kisah. Seperti  yang ada di halaman 199, " Karena itulah kami membuat strategi. Strategi ini tidak punya nama, tapi untuk memudahkan, kita sebut saja strategi kamera tersembunyi."

Kalimat tersebut memberikan pembaca pengetahuan tentang sebuah strategi yang bisa dilakukan dalam memanipulasi opini, terutama kaum muda yang cenderung progresif. 

Karya yang diterjemahkan langsung dari bahasa Korea ini,  mendapat penghargaan  Sastra Perdamaian Jeju 4.3 pada tahun 2015 layak dibaca oleh mereka yang tertarik pada pemasaran virtual  serta mereka yang tertarik pada dunia maya.

Pada laman hot.liputan6.com, disebutkan bahwa  buzzer adalah sebuah jasa atau orang yang dibayar untuk mempromosikan, mengkampanyekan, atau mendengungkan sesuatu. 

Selanjutnya disebutkan bahwa istilah buzzer ini telah ada sejak lama, namun di Indonesia istilah ini baru mulai mencuat setelah pemilu 2019. Dulunya, buzzer lebih sering digunakan sebagai strategi pemasaran suatu brand untuk produknya. 

Kalimat favorit saya,