Selasa, 23 November 2021

2021 #36: Kisah Pasukan Buzzer

Penulis: Chang Kang-Myoung
Penerjemah: Lingliana
ISBN: 9786020653785
Halaman:286
Cetakan: Pertama-2021
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 95.000
Rating: 3.25/5

Begitulah cara kerja dunia. Orang yang terlihat kuat tidak akan disentuh, sementara orang yang terlihat lemahlah yang selalu diserang.

~Pasukan Buzzer, halaman 140~

Ketika kuliah dulu, berulang kali dosen menyebutkan bahwa orang yang  bisa menguasai dunia adalah yang menguasai informasi. Seiring waktu, salah satu cara menyebarkan informasi adalah melalui  internet. Maka, bisa kita simpulkan, siapa yang pandai dan menguasai internet, maka ia bisa dikatakan menguasai dunia melalui berbagai sisi, misalnya bisnis 

Di Korea,  banyak terdapat perusahaan yang membutuhkan jasa pemasaran virtual. Perusahaan tersebut diharapkan mampu mempromosikan sebuah produk melalui internet, termasuk melalui situs  yang tertutup untuk umum serta meningkatkan tanggapan akan produk tersebut.

Tim Aleph yang terdiri dari Sam-goong  sebagai ketua, 01810  si jenius computer dan internet, serta Chatatkat yang pandai menulis. Menangkap peluang tersebut dengan mendirikan sebuah perusahaan pemasaran virtual. 

Awalnya mereka mengunjungi berbagai usaha dengan menawarkan  menaikkan peringkat perusahaan dalam pencarian real time.  Seiring waktu, mereka juga ahli dalam memaksimalkan propaganda untuk memancing minat orang pada sebuah produk.  

Mereka juga menawarkan solusi terkait ulasan buruk atau komentar negatif yang muncul. Bahkan melakukan serangan cyber jika dibutuhkan.  Singkat kata, tim ini akan melakukan apa saja yang diminta klien asal jasa yang dibayarkan sesuai.

Suatu ketika, Tim Aleph menerima pekerjaan dari sebuah perusahaan yang meminta mereka untuk menghancurkan sebuah situs bernama Kafe Jumda dalam   waktu satu bulan. Jika berhasil mereka akan mendapat imbalan sebesar sembilan puluh juta won, kurang lebih  100 juta rupiah!

Sejak itu,  segala sesuatu dalam kehidupan mereka berubah. Klien yang satu ini bersedia mengeluarkan uang banyak agar tujuannya tercapai.Bagi ketiga pria muda, ini merupakan peluang untuk mendapatkan kesempatan uang banyak.

Ketika berhubungan dengan nitizen, tentunya membutuhkan kesabaran agar tidak terpancing emosi serta kecerdikan untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Bagi Tim Aleph, ini seakan bermain-main. Mereka menyukai fakta bahwa mereka dapat mengendalikan opini publik.

Ternyata kecerdikan mereka harus berhadapan dengan kelicikan dan kekuatan pihak lain. Tugas yang semula seakan mudah  dan menyenangkan untuk dikerjakan, belakangan menjadi berbahaya bagi keselamatan jiwa ketiganya.  

Kisah ini ditulis dengan cara yang tak biasa. Beberapa sahabat yang juga membaca buku ini menyebutkan bahwa untuk menikmatinya, kita harus membaca dengan pikiran yang juga berbeda.  

Semula kita disuguhi aneka fakta tentang sepak terjang tim ini. Kemudian mendadak muncul versi tanya jawab antara  seseorang bernama Lim Sang-jin dengan Chatatkat.

Tidak ada penjelasan siapakah  Lim Sang-jin, kenapa ia melakukan wawancara dengan Chatatkat. Baru pada bagian akhir kisah, kita menemukan hubungan antara keduanya, serta mengapa Lim Sang-jin melakukan wawancara. 

https://en.wikipedia.org/wiki/
Chang_Kang-myoung

Informasi yang disembunyikan penulis tentang hal ini, membuat pembaca bisa kebingungan dalam memahami kisah. Akhir kisah yang membuat saya berkomentar, "Oh, ternyata begini kejadiannya" menggambarkan bahwa  kisah ini tidak seperti persepsi saya.

Meski saya tidak mendapatkan kisah yang heboh dengan aneka peristiwa menyeramkan (kecuali pada bagian tertentu saja), namun tetap memberikan gambaran bagaimana sebuah opini bisa dibentuk sehingga memberikan keuntungan bagi sebuah perusahaan. 

Cara-cara yang dilakukan mungkin dianggap tidak manusiawi, namun terbukti efektif, dan sering dijumpai dalam dunia maya. Kekejaman dalam dunia maya yang sering dibicarakan orang, dipaparkan dengan cara yang unik oleh penulis. 

Jejak digital memang tidak bisa dihapuskan bagaimana juga caranya. Bisa disembunyikan sesaat, namun bisa dimunculkan  jika dibutuhkan. Hanya perlu mencari di tempat yang tepat dan dengan keahlian mencari tentu saja.

Bagian ini, membuat saya berharap banyak orang yang lebih bijaksana dalam menggerakkan jarinya di dunia maya. Tak perlu merasa rendah diri disebut tidak eksis, asal tidak mencelakakan diri sendiri dan orang lain.

Meski kisah dalam buku ini adalah fiktif, namun ada beberapa bagian kisah yang diangkat dari kisah nyata. Sebagai mantan jurnalistik, cara bercerita sang penulis terlihat sekali mengandung unsur penyelidikannya. Terlihat sekali dalam catatan kaki.

Catatan kaki dalam buku ini terbilang banyak, sekitar 50-an. Hal ini perlu dilakukan agar pembaca pemahami kejadian yang terkait dengan topik yang sedang dibahas.  Contohnya, catatan kaki nomor 35 di halaman 103 menjelaskan tentang  Tablo, seorang rapper Korea yang pernah dituduh memalsukan ijazah dari Stanford  University, A.S.

Sedangkan yang dimaksud dengan kartu keamanan di halaman 111 adalah kartu dengan kata sandi untuk melindungi informasi pribadi dan transaksi dari virus, yang dipergunakan pada saat melakukan internet  banking. Sementara yang dimaksud dengan Ryu Hyun-jin dalam catatan kaki no 26 adalah pemain bisbol profesional Korea.

Judul-judul  bab pada novel ini juga unik.  Bab 3 misalnya, berjudul Amarah dan kebencian adalah cara paling ampuh untuk memancing emosi publik. Sementara bab 9 berjudul, Seorang pemenang tidak akan ditanyai apakah kata-katanya benar atau tidak.

Jika dicermati, sebenarnya pembaca sudah mendapatkan pelajaran  singkat mengenai pemasaran virtual dalam judul bab.  Pada  judul bab yang berbunyi, Propaganda berhubungan dengan kreasi dan imanjinasi  yang produktif,  memberikan pengajaran bahwa kreasi dan imajinasi harus dipadukan agar bisa menghasilkan sebuah propaganda yang tepat sasaran.

Demikian juga kalimat yang ada dalam kisah. Seperti  yang ada di halaman 199, " Karena itulah kami membuat strategi. Strategi ini tidak punya nama, tapi untuk memudahkan, kita sebut saja strategi kamera tersembunyi."

Kalimat tersebut memberikan pembaca pengetahuan tentang sebuah strategi yang bisa dilakukan dalam memanipulasi opini, terutama kaum muda yang cenderung progresif. 

Karya yang diterjemahkan langsung dari bahasa Korea ini,  mendapat penghargaan  Sastra Perdamaian Jeju 4.3 pada tahun 2015 layak dibaca oleh mereka yang tertarik pada pemasaran virtual  serta mereka yang tertarik pada dunia maya.

Pada laman hot.liputan6.com, disebutkan bahwa  buzzer adalah sebuah jasa atau orang yang dibayar untuk mempromosikan, mengkampanyekan, atau mendengungkan sesuatu. 

Selanjutnya disebutkan bahwa istilah buzzer ini telah ada sejak lama, namun di Indonesia istilah ini baru mulai mencuat setelah pemilu 2019. Dulunya, buzzer lebih sering digunakan sebagai strategi pemasaran suatu brand untuk produknya. 

Kalimat favorit saya,

"Konon, ketika perekonomian sedang baik dan kesejahteraan masyarakat meningkat, tingkat kelahiran akan semakin tinggi dan harga saham akan semakin tinggi. Rok para wanita juga semakin pendek dan masyarakat hidup senang. Sebaliknya, ketika perekonomian sedang buruk, novel-novel yang mengagungkan bunuh diri, lagu-lagu yang murung, dan ketika film-film hororlah yang terkenal. Namun, kenyataannya tidak seperti itu."
          ~hal 174~ 

Buku yang menarik!

Sumber gambar:
https://en.wikipedia.org
https://www.goodreads.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar