Jumat, 30 Desember 2022

2022#36: Top 10 Buku Dalam Aneka Versi

Judul asli: Top Ten Lists: Books
Penulis: Fid & Sue Blackhouse
ISBN13: 9780753728581
Halaman:288
Cetakan: Pertama-Desember 2014
Penerbit: Bounty Books
Rating: 3.75/5

Sebagai penutup tahun 2022, saya memutuskan untuk membaca buku  yang dibeli saat ke BBW beberapa waktu lalu. Kenapa buku ini? Rasanya layak menutup tahun dengan sesuatu yang membuat diri merasa bahagia, dan buku adalah sumber kebahagian saya. Tentunya disamping dana untuk membeli buku he he he.

Bisa dikatakan buku ini semacam  kumpulan daftar 10 buku berdasarkan kriteria tertentu.  Sepertinya tidak ada ketentuan tertentu untuk menyusun daftar tersebut, subyektif penulis. Jadi, bisa saja setelah membaca buku ini, saya membuat Top 10 versi saya ^_^.

Secara garis besar, buku ini dibagi menjadi 6 bagian besar ditambah dengan introduction serta acknowledgements/ Bagian-bagian tersebut adalah Compeling Charakter; Imagine That; Out of This World; Relativity; World of Books; serta Page Turners. Dimana tiap bagi terbagi menjadi beberapa sub bagian lagi yang sangat menarik.

Misalnya pada Compelling Character, terdapat Top 10 Harry Potter Creatures. Mulai dari Neraly-Headless Nick (house ghost), Nagini (snake), Griphook (goblin), Professor Firenze (centaur), Kreacher (house elf), Peeves (poltergeist), Dobby (house elf), Crookshanks (kneazie-cat hybrid), Hedwing (snowy owl), dan nomor 1 adalah Fawkes (phonix). 

Ada juga Top 10 Tolkien Characters di halaman 44. Dari Beren (Hero & Adventuner), Boromir (Steward of Gondor), Gollum (Ring Holder), Melkor/Morgoth (Dark Lord), Legolas (Elf of Gondolin), Samwise Gamgee (Hobbit of The Shire), Aragon II (Chieftain of The Dunedain), Sauron (Lord of The Ring), Bilbo Baggins ( Hobbit At Large), dan paling atas ditempati oleh Gandalf (Wizard). 

Senang juga melihat ada Little women masuk dalam Top 10  Victorian Favorites di bagian Imagine That. Little Women berada diurutan kelima diatasnya ada The Adventures of Huckleberry Fin (Mark Twain), Kidnapped (Robert Louis Stevenson), The Tale of Peter Rabit (Beatrix Potter), Black Beauty (Anna Sewell), dan The Adventures of Sherlock Holmes (Arthur Conan Doyle) sebagai si nomor 1.

Di bagian ini ada juga Top Ten Fantasy Favourites dengan urutan pertama adalah The Hobbit (JRR Tolkien), Roald Dahl Books, Serial Winners, Good Laughs, serta lainnya.  Dan ada Top 10 Children's Books yang bisa diisi sendiri oleh para pembaca. Top 10 seperti ini juga terdapat pada bagian yang lain

Pada bagian Out of This World, saya menemukan Alice's Adventures in Wonderland diurutan ketiga dalam Top 10 Fantasy Worlds. Di atasnya ada A Game of Throne, dan The Lord of The Rings. Sementara The Time Machine dari h.G Wells menempati urutan pertama Top 10 Time Travellers.

Untuk Top 10 Horror Shows terdapat Draculla dari Bram Stoker diurutan atas. Sementara  Frankenstein (Mary Shelley) yang juga merupakan kisah klasik seperti Dracula, menduduki urutan pertama Top 10 Mighty Monsters. Sementara di Top 10 Vampire Tales, Twilight Series (Stephanie Meyer) berada diperingkat kedua, diatas Interview With Vampire (Anne Rice) yang berada diurutan keenam.

Bagian  keempat dari buku ini-Relativity juga tak kalah seru. Ada The Hunchback of Notre Dame (Vicktor Hugo) diurutan pertama. Karya Harper Lee, To Kill A Mackingbird juga berada dirutan pertama dalam Top 10 Happy Ending. Beberapa buku klasik menempati berbagai urutan Top 10 dalam buku ini. 

Disamping urutan Top 10, pembaca juga akan diberikan informasi singkat mengenai buku-buku yang berada dalam daftar tersebut. Tidak terlalu panjang memang, namun cukup untuk menjadi gambaran tentang apa isi buku itu dan kenapa layak berada dalam Top 10.

Buku ini perlu dibaca oleh para penulis sebagai inspirasi untuk membuat sebuah novel. Jika ingin menulis novel horor maka sebaiknya membaca buku yang ada dalam daftar Top 10 kisah horor, sebagai contoh. Bagi pustakawan dan pengelola TBM,   sebagai referensi jika ingin membeli atau membaca buku.

Sedangkan bagi penggila buku, menjadi tambahan informasi menarik terkait buku.  Namun  perlu diingat, Top 10 tersebut tidaklah harus diikuti dan disetujui secara mutlak. Setiap individu  tentunya memiliki kriteria masing-masing.

Bagi saya, buku ini selain menjadi referensi buku mana yang perlu saya baca dan rekomendasikan ke perpustakaan kantor, juga menjadi catatan betapa masih banyak buku bagus yang belum pernah saya baca, bahkan malah ada yang belum pernah saya dengar jika mengacu pada Top 10 dari buku ini.

Lumayan juga  jumlah  buku klasik yang masuk dalam Top 10, demikian juga para penulis "senior". Karya-karya tersebut telah melampaui batas waktu. Pembaca baru akan selalu bermunculan disetiap saat.

Menarik!
.

Rabu, 28 Desember 2022

2022 #35: Kisah Rekayasa Buah

Penulis: Rio Johan
Editor: Teguh Afandi
Ilustrasi: Martin Demonchaux
ISBN: 9786020653327
Halaman: 229
Cetakan: Pertama-Juni 2022
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 90.000
Rating: 4.25/5

Salam hangat dari Korporasi Hayati!

Korporasi Hayati percaya bahwa ilmu pengetahuan  dan peradaban tak bisa lepas dari kemanusiaan, dengan demikian Korporasi Hayati bergerak beriringan dengan kemanusiaan, dan sebisa mungkin karya-karya yang kami hasilkan adalah karya-karya yang bisa menjunjung nilai kemanusiaan
- Rekayasa Buah, hal 76-

Penah membaca cerita atau menonton kisah Tintin dan Jeruk Biru (dalam bahasa Prancis judulnya adalah Tintin et les Oranges Bleues)? Dikisahkan Profesor Cuthbert Calculus (atau dikenal juga sebagai Profesor Lionel Lakmus) menerima sebuah paket berisi sebuah jeruk berwarna biru dari Profesor Antenor Zalamea. Ia  menemukan jeruk yang dapat ditanam pada tanah jenis apapun bahkan di gurun pasir. 

Diharapkan  jeruk tersebut dapat membantu  mengatasi kelaparan di dunia. Sayangnya penelitian tersebut belum sempurna, karena jeruk yang dihasilkan rasanya pahit dan asin. Tentunya penjahat yang berusaha mendapatkan penemuan itu tidak mengetahuinya. Untung ada Tintin dan Kapten   Haddock yang membereskan segala kekacauan.

Serupa namun tak sama dengan kisah Tintin dan Jeruk Biru, tersebutlah Korporasi Hayati yang menaungi  para insinyur untuk membuat aneka rekayasa buah sehingga memberikan berbagai manfaat yang tak pernah terbayangkan. Korporasi Hayati juga sebagai benang merah dari seluruh kisah dalam buku ini.  

Terdapat 10 kisah dalam buku ini. Mulai dari Selit-Belit Buah Prombon, Beri-beri Berlipat Ganda, Misteri Visiceri, Pesta Buah-buahan, Farmapomokologi, hingga Salam Hangat dari Korporasi Hayati. Kisah yang ada bisa dibaca secara acak karena berdiri sendiri. Semuanya berkisah tentang buah. Tokohnya berbeda-beda di setiap cerita dan tak berhubungan satu sama lain tapi semuanya seperti yang disebutkan sebelumnya, berkaitan dengan satu hal, Korporasi Hayati

Kisah Buah untuk Diktator Terakhir di Muka Bumi, seakan menjadi sindiran bagi penguasa kejam yang keinginannya harus selalu terpenuhi. Tugas insinyur Korporasi Hayati kali ini adalah menciptakan buah spesial untuk diberikan pada calon istri ke-150 sang penguasa sebagai pelengkap pinangan, sesuai dengan adat setempat.

Ternyata "calon istri" sang penguasa tak hanya sampai pada angka 150! Pusing kepala para insinyur karena angka terus bertambah. Masalah besar justru muncul ketika sang diktaktor ditemukan tewas.  Dugaan awal ia dibunuh. Korporasi Hayati dituduh ikut berperan!. 

Sebuah kisah yang membuat buah tak sekedar sebagai makanan pencuci mulut semata. Namun naik level melibatkan intrik politik, perebutan kekuasaan, mata-mata, percintaan, dan masih banyak hal lain. Bahkan dunia bersatu untuk menghadapi buah yang ternyata memakan korban lebih dari 6.000 jiwa, dimana 25% membutuhkan perawatan intensif dan meninggal.

Ada juga kisah tentang dua orang insinyur yang berlomba menarik hati seorang wanita. Keduanya saling beradu membuat rekayasa buah yang paling unik, disertai kisah yang menjadi alasan kenapa buah itu bisa muncul. Sayangnya, kedua ternyata hanya dijadikan alat permainan mata-mata perusahaan lain. Urusan buah sudah sampai pada tahap "dewa" dalam buku ini.

Sebenarnya tak hanya seputar buah, ternyata hal memberi nama pada buah yang dihasilkan dari rekayasa juga membutuhkan seni tersendiri. Beberapa nama memberi kesan unik. Meski demikian, para insinyur juga harus mempertimbangkan keamanan dan keselamatan lidah saat memberikan nama, sehingga lidah tidak tergigit akibat nama yang rumit diucapkan.

Dalam kisah Perihal Penamaan Buah-buahan,  disebutkan ada dua orang insinyur yang memiliki trik dan taktik untuk memberikan nama buah hasil rekayasa mereka. Ada insinyur Poli Patho dan  Insinyur Seires Stiles. Bayangkan jika keduanya bekeja sama, nama buah makin menjadi susah disebutkan dengan penamaan yang mereka gunakan berdasarkan metode yang rumit. Kerja sama keduanya bisa dianggap gagal total. Salah satunya, malah berujung menerbit puisi buah, bukan lagi mencari nama unik bagi buah karyanya.

Selain dimanjakan dengan aneka macam buah-buahan dengan segudang manfaat, pembaca juga menikmati aneka ilustrasi menarik karya Martin Demonchaux, seorang arsitek rekan Rio. Ilustrai yang dibuat dengan versi berwarna, makin terlihat mewah.

https://www.facebook.com/photo/
?fbid=10222391178193857&
set=a.1377915213488
Sejak mengikuti bincang buku ini yang diadakan oleh teman-teman di Solo secara daring, saya sudah tertarik untuk  membacanya. Apalagi setelah tahu buku ini 
masuk ke 10 besar Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) 2021. Hanya keterbatasan waktu yang membuat buku ini duduk manis sekian lama di rak buku ^_^. 

Untuk bisa menikmati kisah-kisah dalam buku ini, diharapkan pembaca membuka pikiran seluas mungkin, karena beberapa buah hasil rekayasa sungguh diluar nalar. Tapi bukannya tidak mungkin pada masa mendatang akan ada buah-buahan seperti itu. 

Misalnya, ada buah yang sekaligus bermanfaat untuk membersihkan dan memutihkan gigi. Membuat anak kecil untuk rajin menggosok gigi, merupakan tugas yang lumayan berat, demikian juga dengan membuat anak menyukai memakan buah. 

Dengan buah yang digambarkan memiliki bentuk dan rasa lezat ini, dua hal bisa dikerjakan secara bersamaan bukan? Membuat anak mau makan buah, serta mendapatkan manfaat untuk gigi secara langsung. Hem... kalau ada zaman sekarang, saya juga tergoda mencicipinya.

Rio Johan adalah sastrawan kelahiran Baturaja, Sumatera Selatan pada 1990 ini terpilih sebagai salah satu Tokoh Sastra Pilihan Tempo pada 2014 untuk kumpulan cerita pendek Aksara Amananunna. Novelnya, Ibu Susu, meraih Kusala Sastra 2018 untuk kategori karya pertama dan kedua. Dia juga diundang sebagai pembicara tamu pada Ubud Reader’s & Writer’s festival pada 2015.

Menarik dan unik.

Sumber  Gambar:
FB Rio Johan

Kamis, 01 Desember 2022

2022 #34: Kisah Kehidupan Semar Lembu

Judul asli: Kereta Semar Lembu
Penulis: Zaky Yamani
ISBN: 9786020664637
Halaman: 320
Cetakan: Pertama-September 2022 
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 92.000
Rating: 5/5

Semua sudah digariskan takdir. Senang dan bahagia tidak bisa dihindari atau hampiri. Semua ada waktu yang tepat. Tidak terlalu cepat dan tidak pernah terlambat.
-Kereta Semar Lembu, halaman 138-

Meski sudah berulang kali mendengar, bahkan mengucapkan saran agar jangan menilai sesuai hanya dari "sampulnya", tetaplah membeli buku ini karena sampul. Pertama karena covernya berwarna biru cerah, tahu dong betapa lemahnya saya terhadap warna biru. Kemudian stempel Pemenang Sayembara Novel DKJ 2021, makin membuat hati tergerak untuk membeli. 

Membaca buku ini tidak membutuhkan banyak waktu, walau dibaca putus-sambung disela-sela tugas kantor. Ketika menyelesaikan halaman terakhir, saya sangat sepakat dengan para juri bahwa ini adalah buku yang sangat layak meraih juara pertama. Sejauh ini, buku ini adalah fiksi sejarah terbaik yang pernah saya baca.

Kisah dalam buku ini dimulai dengan sosok Lembu yang sedang menikmati "tidur" di bawah rel kereta. Sang kekasih,  Kunti berusaha membangunkan dan mengingatkan bahwa upacara perpisahannya akan diadakan malam nanti.

Mereka yang meninggal namun tidak dikuburkan dengan baik jenazahnya, dalam buku ini digambarkan akan bergentanyangan hingga ada yang menemukan dan menguburkan dengan layak.  

Temukan tubuhku! Beri nama pada nisanku
Lembu memiliki sepasang paku di kedua dahinya, ulah salah satu  pengeroyoknya. Selama 50 tahun menjadi arwah, berulang kali Lembu berusaha melepas paku itu, selalu gagal. Hingga suatu hari mendadak kedua paku itu lenyap begitu saja dari dahinya.

Terkejut dan senang menjadi satu. Copotnya paku pertanda tubuhnya telah ditemukan dan dikuburkan dengan layak. Maka, tak lama lagi ia akan dijemput kereta kencana menuju alam lain yang tak seorang jua tahu. 

Tapi Lembu juga merasa sedih,  karena harus berpisah dengan Kunti  serta arwah-arwah lain yang selama ini menemaninya. Sesuai tradisi, Lembu  akan mengadakan perpisahan, dimana ia akan mengisahkan tentang perjalanan hidupnya, sejak lahir hingga ia menjadi arwah gentayangan. 

Buku ini, bercerita seputar sejarah kehidupan  Lembu selaku tokoh utama selama 100 tahun, dari lahir hingga ia meninggal. Serta 50 tahun kehidupannya di dunia arwah. Jika dicermati, sebenarnya pembaca bukan menikmati kisah perjalanan hidup Lembu, namun membaca kisah fiksi sejarah, dimana Lembu menjadi bagian, ralat tokoh utama dari kisah itu.

Aneka peristiwa sejarah dikisahkan penulis terjadi dalam kehidupan Lembu. Mulai dari pembuatan rel kereta api pertama, kedatangan Jepang, tumbuhnya  pergerakan perjuangan kemerdekaan,  hingga masa  awal republik berdiri.

Tak hanya seputar sejarah, namun ditambah dengan bumbu-bumbu budaya Jawa yang dikembangkan sesuai dengan imajinasi penulis. Suatu hal yang membuat saya sebagai pembaca yang memilik darah Jawa menjadi merasa ada kedekatan emosi dengan Lembu. Dan tentunya  sedikit politik sebagai bumbu cerita.

Dari seluruh kisah, saya paling menikmati ketika ada adengan para punakawan muncul. Kemampuan Lembu melihat  Mbah Semar, membuat ia dipanggil Semar Lembu. Kemunculan para punakawan seakan menjadi tanda babak baru dalam kisah ini. Dari suatu keseruan menuju keseruan yang lain.
 
Bagian awal yang mengisahkan 50 tahun kehidupan Lembu sebagai arwah menjadi pembuka kisah yang menarik. Pembaca diajak mengenal dunia lain, dunia dimana orang meninggal berada. Tidak ada kesan menyeramkan yang disajikan, namun keunikan. Contohnya arwah perempuan dan laki-laki yang menjad pasangan di alam sana, sesungguhnya adalah sepasang musuh di dunia fana.

Beberapa hal yang sempat mengusik penasaran saya, menguap begitu saja begitu selesai membaca buku. Sebagai pembaca, saya  seakan menerima begitu saja apa yang dituliskan oleh pengarang. Padahal saya penasaran bagaimana bisa Lembu memegang kerincingan kecil dari perak ketika lahir. Bagaimana kerincingan itu bisa berada di tangan seorang bayi yang baru lahir? 

Lalu, seberapa jauh kaki jarak yang bisa dilalui  Lembu dengan rel kereta? Apakah 100 meter, 300 meter, atau berapa? Disebutkankan Lembu memiliki banyak anak yang tersebar, apakah anak-anak Lembu memiliki firasat saling mengenali? Mungkin seperti Mbok Min yang memiliki firasat jika seorang anak Lembu lahir.

Meski tak terhubung langsung dengan kisah, hal ini perlu disebut guna menghindari terjadi pernikahan antar saudara, juga menambah keunikan Lembu. Seperti yang sudah disebutkan,  muncul perasaan, beberapa hal dalam kisah ini memang sebaiknya diterima begitu saja.

Membuat komentar buku ini tak semudah menikmati bukunya. Pertama, dari sudut pandang saya sebagai pembaca, semuanya sudah memuaskan. Alur kisah, cara bercerita, aneka"bumbu" bahkan urusan mistik yang diusung semuanya pas. 

Kedua, mencoba mengangkat satu bagian, misalnya tentang perkenalan dengan Kusno, seorang pemuda yang selalu berbicara tentang kemerdekaan dengan semangat (pembaca pasti tahu siapa sosok yang dimaksud), mustahil rasanya tanpa menyinggung bagian lain. Hal ini bisa menimbulkan spoiler, suatu hal yang tak akan menyenangkan bagi calon pembaca buku ini.

Seperti yang sudah disebutkan oleh Dewan juri sayembara yang diwakilkan oleh Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie di sebuah lamannovel ini memiliki gagasan unik yang berhasil dikembangkan menjadi cerita yang padu. Ceritanya dinilai menarik karena menghimpun berbagai kejadian dari alam gaib dan nyata, mitos dan sejarah, hal rasional dan irasional, latar waktu yang berbeda-beda, serta tokoh yang beragam. 

Selanjutnya disebutkan juga bahwa novel ini menunjukkan paradoks, ambivalensi, dan kontradiksi yang ada dalam dunia penghayatan masyarakat Indonesia. Maka dengan segala keunikan tersebut, novel ini berhasil mengungguli 324 naskah novel lainnya.

Bagi para penikmat kisah sejarah, sangat direkomendasikan untuk membaca dan memiliki buku ini.  Demikian juga dengan para mahasiswa Program Studi Sejarah dan Sastra Jawa, buku ini bisa menjadi buku pengayaan.

Dari menikmati fisik sejarah, siapa tahu pembaca  akan mulai tertarik menikmati genre sejarah.



Jumat, 25 November 2022

2022 #33: Kisah Kehidupan Sonja

Judul asli: Kelab Dalam Swalayan
Penulis:Abi Ardianda
ISBN: 9786026486585
Halaman: 283
Cetakan: Pertama-Juni 2021
Penerbit: BACA
Harga: Rp 97.500
Rating: 5/5

"Dasar naif. Di dunia ini, orang baik itu mitos. Yang ada hanyalah orang-orang jahat yang melakukan kejahatan dengan baik."
-Kelab Dalam Swalayan, hal 251-

Bagaimana perasaanmu ketika seorang asing yang baru kau temui ternyata mengetahui rahasia paling kelam yang selama ini kau kubur rapat-rapat? Begitulah yang dirasakan Sonja, seorang wanita muda berbakat dalam bidang disain yang sedang mempersiapkan pernikahan dengan sang kekasih. Selama ini keduanya dianggap pasangan ideal, hingga banyak yang menantikan kapan hubungan mereka diresmikan.

Sonja merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, semuanya perempuan. Kakak pertamanya adalah dokter, sementara kakak keduanya  mengumpulkan pundi-pundi melalui aneka usaha seperti mempromosikan sebuah produk di Instagramnya.

Sepanjang hidupnya, Sonja sangat mematuhi semua perkataan Ibu.  Sang ibu adalah seorang orang tua tunggal yang sukses mengelola sebuah kedai teh. Kesuksesannya makin dikagumi orang karena dianggap mampu mendidik ketiga anak perempuan menjadi sosok wanita dan menantu idaman. Semuanya terlihat sempurna. 

Segalanya berubah sejak Sonja pulang dari pesta lajang yang diadakan oleh para sahabat untuknya. Tak sengaja, ia menemukan ada sebuah kelab yang hanya bisa dimasuki  orang tertentu di dalam swalayan. Rasa penasaran mengusik Sonja. Ia bahkan rela memberikan sejumlah uang pada pegawai yang ada untuk bisa menyusup masuk. Di sana, ia bertemu dengan seorang penari t3l4nj4ng bernama Mega.

Sonja dan Mega menjalin hubungan pertemanan yang unik. Mega mengetahui semua rahasia Sonja yang tak diketahui orang lain. Mega juga menjadi tempat Sonja meminta saran dan bantuan untuk masalah yang tak biasa. Pengaruh Mega luar biasa. Sonja yang semula adalah "anak manis" mendadak berubah menjadi seorang peminum. Ia bahkan berani membantah Nohan, setelah sekian lama bertingkah seakan menyetujui semua perkataan dan pikirannya  

Tak hanya  itu, Sonja bahkan bersedia menjadi pasangan menari t3l4nj4ng Mega. Bahkan mendapat pelajaran sebelum mulai beraksi. Seperti yang tertera di halaman 170 (baca di  sini lengkapnya, nanti saya di semprit lagi he he he.

Selanjutnya pembaca disuguhi aneka peristiwa misterius yang menimpa Sonja. Mayat pembantu rumah tangga yang sudah seperti ibu tergeletak di dalam kamarnya, usaha pem3rkos44n yang dilakukan keluarga dekat, hingga kematian saudara kandung. Semuanya terjadi dengan begitu cepat memicu adrenalin pembaca. 

Siapakah yang melakukan berbagai kejahatan tersebut? Apakah Sonja? Lalu apa hubungannya dengan Mega? Bagaimana nasib kelanjutan hubungan Sonja dengan Nohan? Siapakah yang menderita  Dissociative Identity Disorder dalam buku ini? Silakan baca sendiri buku ini  untuk menemukan jawabannya he he he.

Sebuah buku yang sangat menarik! Para penggila buku sangat disarankan untuk memiliki membaca dan memiliki buku ini. Apalagi mereka yang sedang memdalami ilmu psikologi. Kisah yang penuh kejutan ini diracik dengan mempergunakan kata-kata yang mampu membuat pembaca seolah-olah ikut dalam peristiwa. 

Apalagi  nyaris seluruh pemeran utama dalam kisah ini adalah wanita. Salah satu tokoh pria,  Nohan bisa dianggap mewakili sosok calon suami idaman para wanita, tak ada mertua yang menolak jika anaknya dilamar oleh Nohan. Meski memiliki kepribadian yang baik, namun hubungan keduanya digambarkan tidak sehat, padahal sudah menghitung hari pernikahan.
Jatuh cinta itu rasanya harus seperti pulang. Rumah yang kamu tuju harus terasa seperti perhentian terakhir dalam perjuanganmu memercayai seseorang. Ketika kamu enggak yakin bisa memercayainya, jangan jadikan dia rumah.  Enggak seorang pun mau selamanya terbelenggu dalam keraguan.
Menilik kover yang didominasi warna gelap, seakan menunjukkan ada sebuah misteri yang tersembunyi di balik pintu. Apakah hendak masuk untuk mengetahui apa yang ada di balik pintu, atau tidak masuk, sepertinya sesuai dengan ungkapan oleh sang ibu di halaman 28, " Pintu adalah penentu nasib, tergantung kapan dan pintu mana yang kita lintasi. Cerdaslah memilih pintumu, Sonja." 

Perihal sosok seorang ibu dalam kisah ini, meski pada beberapa bagian seakan ditampilkan sambil lalu, peranannya dalam kehidupan ketiga anak wanita tidak bisa disepelekan begitu saja. Apa jadinya mereka jika tak ada sosok sang ibu yang rela melakukan apa saja untuk anaknya.

Ibarat lagu,
Kasih ibu
Kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia

Sekedar saran, nikmati buku ini dikala senggang.  Cari posisi membaca yang paling nyaman, siapkan cemilan dan minuman jika perlu.  Upayakan untuk membaca tanpa jeda dengan kegiatan yang kurang penting lainnya, sehingga bisa merasakan sensasi ketegangan yang ditawarkan buku ini. 

Waspadalah!
keseruan mendebarkan menantimu yang berani membaca kisah ini
  




Senin, 21 November 2022

2022 #32: Permandian Musikal Pukul 18.00

Penulis: Juza Unno
Penerjemah: Diyan Yulianto 
ISBN: 9786237245995
Halaman: 80 
Cetakan : Pertama-2022
Penerbit: bukuKatta
Harga: Rp 45.000
Rating: 3.25/5

Gas beracun berwarna kelabu mulai menyebar dengan mengeluarkan desis lirih, merayap menutupi lantai, bergulung-gulung seperti kabut dan perlahan mulai naik. Seketika, kulit di sekeliling saluran pernafasan wanita itu berubah menjadi merah gelap. Kelima jemari jentiknya pun memerah. Bercak-bercak merah bahkan mengotori gaun putih susu di bagian dadanya. Wajahnya memucat, napasnya terasa sangat berat, dan seluruh tubuhnya megap-megap seperti sebuah puputan
-Permandian Musikal Pukul 18.00, hal 30-

Pernah mendengar ada musik yang dipergunakan untuk melakukan cuci otak? Misalnya untuk menyiksa tahanan? Caranya sang tahanan setiap hari dipaksa untuk mendengarkan lagu tertentu.  Tahanan yang dipaksa mendengarkan akan mengalami berbagai gangguan, mulai dari disorientasi hingga kehilangan kemampuan berpikir.

Pada sebuah laman, disebutkan ada 8 lagu yang sering dipakai CIA untuk menyiksa tahanan. Ada lagu The Real Slim Shandy dari Eminem,  Dirrty dari Christina Aguilera, bahkan  I Love You dari Barney Theme! Kalau yang dipasang lagu Gloomy Sunday, sepertinya lebih masuk akal dibandingkan lagu dari program anak-anak. Tapi begitulah adanya.

Sementara itu, di Bangsal Arishia, menurut buku ini, setiap pukul 18.00 akan diputar lagu lagu tertentu. Cara kerja Permandian Musikal adalah sebagai berikut, setiap jam 18.00 setiap orang harus berkumpul di tempat yang sudah ditentukan, lalu duduk pada kursinya masing-masing, yang terlambat akan dicari hingga ketemu.

Kedua tangan lalu diangkat ke atas. Kemudian guyuran air kekuningan akan menyiram  kepala mereka. Selanjutnya selama 30 menit akan didengarkan Musik Kebangsaan No. 39. Lalu diakhiri dengan api penyucian berwarna ungu. 

Permandian Musikal Pukul 18.00 ini tidak hanya dilakukan di Bangsal  Arishia, namun di seluruh penjuru negeri. Hasil penelitian Dr Kohaku membuktikan bahwa selama 1 jam setelah mengikuti Permandian Musikal, seseorang akan menjadi manusia super jenius. Sisanya selama 23 jam adalah untuk mengosongkan musik tersebut dari kepala seluruh warga.

Selama 1 jam, setiap warga akan mengeluarkan seluruh kemampuannya secara maksimal, sehingga segala tugas akan selesai dengan optimal. Ide-ide baru yang menarik akan bermunculan dengan cepat. 

Presiden Miruka selaku penguasa ingin menyiarkan permandian   musikal 24 jam melalui radio.   Namun hal tersebut ditentang oleh Dr Kohaka  dengan pertimbangan kemampuan otak manusia yang tak akan kuat menahan stimulus seperti itu. 

Ternyata Presiden Miruka dan  Nyonya Menteri Asari nekat  melaksakan ide tersebut. Kerusuhan terjadi. Apa yang diharapkan ternyata tidak bisa diraih.  Belum selesai satu masalah, muncul lagi masalah baru! Ada pesawat ruang angkasa yang diduga akan menyerang Bumi.

Sebuah rahasia terungkap!  Selain Permandian Musikal, ternyata Dr. Kohaka juga sedang mengembangkan proyek manusia buatan!  Temuan Dr Kohaka amatlah penting bagi upaya mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat. Tak hanya Dr Kohaka pembaca juga akan menemukan adanya penemu lain yang tak kalah menarik

Saat pertama membaca judul kisah, semula saya mengira yang dimaksud adalan pemandian yang banyak terdapat di Jepang. Dimana seseorang akan masuk ke dalam semacam kolam lalu merendam dan membersihkan diri. Sementara waktu, 18.00 berupakan saat pemandian tersebut dibuka. Ternyata bukan itu yang dimaksud.

Bagaimana penulis membangun sosok Dr Kohaka sebagai orang yang mampu memberikan penjelasan secara teknis perihal Permandian Musikal dalam buku ini, benar-benar membuat penulis layak disebut sebagai Bapak Fiksi Ilmiah Jepang. Apalagi mengingat kisah ini ditulis tahun 1937.

Sosok Presiden Miruka dan Mentri Asari meningatkan pada sepasang kekasih pada film Robocop. Sang penguasa memberi izin   wanita cantik yang juga pakar dalam hal robot untuk meneruskan temuannya. Ternyata hal tersebut  malah  berujung membuat kacau kota dengan ciptaan yang jauh dari sempurna.

Begitulah, di berbagai kisah yang mengandung unsur kekuasaan, ada saja sosok pejabat yang tak amanah. Dalam kisah, bukan saja pejabat yang berselingkuh namun juga pejabat yang tak peduli pada rakyat demi memuaskan ego semata. Oh ya, ada bumbu roman dalam kisah ini.

Manusia buatan dalam kisah ini,  membuat saya ingat pada sebuat film tentang robot yang diberi tugas untuk melayani manusia.  Ketika masa tugasnya selesai, maka robot tersebut akan dibuang begitu saja. Salah satu robot kemudian mengumpulkan robot-robot lain untuk memulai kehidupan baru.

Dalam buku ini, setting kisah adalah Bumi setelah mengalami berbagai peperangan.  Bakteri dan gas beracun membuat semua makhluk hidup tak bisa hidup di permukaan Bumi. Maka, manusia yang selamat membangun dunia di bawah tanah, dengan beberapa jenis hewan ternak dan parasit yang bisa selamat.
 
Pada kover, sepertinya sudah diberikan sedikit bocoran perihal manusia buatan Dr Kohaka.  Siluet menyerupai manusia dan aneka kabel yang menempel membuat saya teringat pada film tentang Alien, dimana mereka sedang meneliti manusia dengan  meletakkan dalam semacam tabung dengan aneka penopang hidup. Warna kelabu, membuat kesan misterius makin terasa.
 
http://tanukilibros.com/blog/
2019/07/27/hablemos-de-
escritores-juza-unno/
Pada bagian akhir buku, pembaca akan menemukan informasi perihal sosok penulis. Sang penulis kisah ini, terlahir dengan nama Sano Shōichi (26 Desember 1897-17 Mei 1949), sementara  Juza Unno adalah nama pena. 

Disebutkan juga bahw
a Jūhachi-ji no Ongaku-yoku (十八時の音楽浴) atau Permandian Musikal Pukul 18.00, disebutkan menggambarkan utopia masa depan, warga harus menerima siaran sonik 30 menit setiap hari, untuk membuat mereka bekerja lebih keras.

Dari unsur terjemahan, saya tak berkomentar banyak. Jam terbang seorang Diyan Julianto sudah lumayan tinggi, tak perlu lagi diragukan.  Untuk memudahkan pembaca memahami kisah, bahkan ada catatan kaki yang memberikan penjelasan tambahan.

Para mahasiswa Sastra Jepang, tentunya sangat disarankan untuk membaca buku ini. Sementara para penikmat bacaan sastra dianjurkan untuk membaca serta mengoleksi buku ini. 

Namun demikian, tidak dianjurkan untuk dibaca oleh pembaca dibawah usia 17 tahun, mengingat ada beberapa bagian kisah yang kurang sesuai bagi remaja belia. Sayangnya penerbit tidak mencantumkan itu pada kover bagian belakang.



Sabtu, 19 November 2022

2022 #31: Membaca Empedu Tanah

Penulis: Inggit Putria Marga
ISBN: 9786020648057
Halaman: 62
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 80.000
Rating: 3.25/5

Sebuah buku, acap kali berjodoh dengan pembacanya dengan cara yang unik, dan saya sangat menyakini hal tersebut. Tak terhitung berapa buku yang "berjodoh" dengan saya dengan cara yang unik. Salah satunya buku ini.

Sampul karya Bebe Wahyu ini benar-benar mengusik rasa penasaran saya, selain judul buku tentunya. Semula saya kurang memperhatikan tulisan buku puisi yang diletakkan agak ke bawah. Kalimat yang menyebutkan bahwa ini adalah karya  yang memenangkan  Kusala Sastra Khatulistiwa ke-20  Kategori Puisi,  baru membuat saya sadar ini adalah buku puisi.

Lucu juga jika dikaji. Tulisan buku puisi lebih besar dibandingkan dengan  tulisan Pemenang Kategori Puisi, namun karena informasi perihal peraih Kusala Sastra Khatulistiwa ke-20 lebih ditonjolkan, maka itu yang terlihat. Sebuah trik marketing tepat ^_^. 

Ragu untuk membeli, karena sering saya sebutkan, saat ini saya masih dalam proses belajar menikmati puisi. Pemahaman untuk bisa menikmati masih jauh dari para sahabat. Ada keraguan, apakah saya bisa menikmati sebuah karya yang meraih penghargaan sekaliber Kusala Sastra Khatulistiwa.

https://www.goodreads.com/
book/show/59583687-
empedu-tanah
Ingin mencoba melihat seperti apa isinya, agak sulit. Toko buku favorit saya yang menyediakan buku sampel untuk dilihat isinya sudah tutup. Mau membuka plastik di toko buku lain tak berani, takut terkena kewajiban harus membeli. Tinggalah rasa penasaran menjadi angan-angan.

Sepertinya semesta mendukung saya untuk memiliki dan belajar menikmati puisi dari buku ini melalui tangan editor favorit saya, Mas T. Buku ini berada dalam dus berisi buku hibah yang ia titipkan pada saya untuk diberikan pada TBM atau sahabat literasi. Setelah dua tahun sejak buku ini terbit, akhirnya saya bisa mengintip isinya dengan leluasa.

Eh, ternyata tidak ada puisi dengan judul Empedu Tanah. Umumnya, judul sebuah puisi atau cerpen  unggulan dijadikan judul buku. Tapi tidak dalam buku ini. Puisi yang ada juga hanya ada 1 yang membuat kata empedu, tepatnya kantong empedu pada puisi berjudul Buronan.

Berikut penggalan puisi Buronan,
kantong empedu dalam tubuhnya seolah pecah
saat ia ingat warna air yang membulir
dari mata coklat itu, mata perempuan
yang didera perkosa, sebelum dicekik
dan binasa sia-sia
Lalu kenapa buku ini diberikan judul Empedu Tanah? Saya mencoba mencari apa  makna dari kata Empedu Tanah. Selain buku ini,  pencarian mengarahkan saya pada tanaman yang sering dijadikan obat tradisional antara lain untuk radang tenggorokan,  maag, amandel serta deman berdarah,yaitu sambiloto.

Apakah karena sambiloto terasa pahit, maka buku ini diberi judul demikian? Membaca puisi yang ada, terasa sekali ada rasa sedih, terluka, sakit hati, amarah, segala hal yang tidak menyenangkan, membuat getir kehidupan.

Meski demikian, meski terasa pahit, sambiloto sangat bermanfaat. Mungkinkah segala rasa yang kurang menyenangkan, juga memiliki manfaat bagi diri kita? Hanya kita saja yang kurang memahami makna yang terkandung dari rasa tersebut.

Menarik juga, mengambil nama sebuah tanaman untuk menjadi judul sebuah buku puisi. Secara tak langsung, mereka yang paham bahwa empedu tanah adalah sambiloto, bisa menebak puisi macam apa yang ada dalam buku ini. Sementara bagi yang tidak tahu, merupakan sebuah daya tarik tersendiri.
https://sliyeg.indramayukab.go.id

Sebagai orang yang sedang belajar menikmati puisi, menikmati buku ini ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan. Penulis seakan berada di sebelah saya dan menceritakan apa yang ia rasakan. Menilik informasi perihal penulis di halaman akhir, pantaslah jika memenangkan penghargaan. Waktu telah mengasah kepiawaian seorang Inggit Putria Marga.

Terdapat lebih dari 20 puisi dalam buku ini. Mulai dari Rencana Sang Pelacur; Pohon; Hantu; Gadis Kecil Terbingkai Jendela; Festival Purnama; Kado Istimewa; Minggu Berdinding Ungu; Dalam Balik Jahit; Tabir Mata; hingga Di Sekitar Patung Kura-kura. Favorit saya adalah Minggu Berdinding Ungu serta Gagal Panen. 

Seperti biasa, salah satu manfaat membaca puisi bagi saya adalah menemukan aneka kata baru yang menarik. Mungkin bagi pembaca lain, kata tersebut sudah tidak asing, namun tidak bagi saya. Perbendaharaan kata semakin bertambah dengan membaca buku ini.

Pada laman berikut disebutkan bahwa Puisi adalah karya sastra yang bisa melegakan perasaan penyairnya. Dibanding menulis buku harian, puisi lebih singkat dan indah dibacakan. Tak membosankan karena puisi adalah pelipur lara bagi yang sedang gundah gulana. 

Hem..., jika menulis bisa disebutkan sebagai salah satu cara menyembuhkan diri, maka menulis puisi bisa dijadikan pilihan. Apa yang ingin disampakan, bisa dituangkan secara langsung atau samar. Seperti pengertian puisi menurut Putu Arya Tirtawirya,  suatu ungkapan secara implisit dan samar, maknanya yang tersirat, dimana kata-katanya condong pada makna konotatif.

Para penimat puisi, mereka yang juga sedang belajar menikmati puisi seperti saya, atau bahkan yang sedang tertarik untuk mencoba menulis puisi, disarankan untuk membaca buku ini. 

Sumber gambar:
https://www.goodreads.com
https://sliyeg.indramayukab.go.id





Senin, 14 November 2022

2022 #30: Kisah Midori dari Yoshiwara

Judul asli: Tumbuh Dewasa
Penulis: Ichiyo Higuchi
Penerjemah:Titik Andarwati
ISBN: 9786237245940
halaman:80
Cetakan: Pertama-Mei 2022
Penerbit: bukuKatta
Harga: Rp 44.000
Rating: 3.25/5

Ah, seandainya saja ia bisa selamanya bermain dengan boneka-boneka dan gambar-gambar potongannya, andai saja ia terus bisa bermain rumah-rumahan, betapa menyenangkannya semua itu. Ia membencinya, ia sangat membencinya. Ia benci harus tumbuh dewasa. Kenapa harus tumbuh dewasa? Seandainya saja ia bisa kembali ke tujuh bulan, sepuluh bulan, setahun lalu-rasanya seolah-olah ia sudah menjadi perempuan tua sekarang.
-Tumbuh Dewasa, hal 70-

Masa peralihan dari anak-anak menjadi remaja, lalu dewasa tidaklah mudah. Apalagi jika memasuki saat mulai menyukai lawan jenis. Segala sesuatu rasanya serta tak tepat, serba salah. Hati dan pikiran  kacau,  disebabkan seseorang. Runyam rasanya. Kurang lebih begitulah yang dirasakan oleh Midori

Midori merupakan seorang gadis remaja berusia 14 tahun  yang tinggal di sebuah kawasan Berizin bernama Yoshiwara. Dibandingkan dengan anak-anak seusianya, ia lebih beruntung karena memiliki uang jajan yang berlebih. Semuanya berkat sang kakak yang menjadi primadona di Daikokuya, sebuah rumah bordil. Namun demikian, ia dikenal bermurah hati pada teman-temannya.

Di daerah tempat tinggal itu, anak-anak akan diarahkan untuk mengambil alih posisi orang tuanya. Ada yang menjadi kepala pemadam kebakaran, pendeta, dan lainnya. Bahkan banyak yang berpendapat bahwa Midori suatu saat akan menggantikan kakaknya, menilik kecantikan Midori yang mulai terlihat.

Setiap bulan Agustus, di sana diadakan sebuah festival. Setiap orang merasa bersemangat untuk mengikutinya. Ada dua kelompok anak yang saling beradu untuk membuat acara festival meriah. Geng jalan anak-anak belakang, dipimpin oleh Chokichi serta geng jalan utama yang dipimpin oleh Shota. Tebak Midori termasuk geng mana?

Bagaimana keduanya bersaing benar-benar mencerminkan semangat meramaikan festival. Mereka mengeluarkan segala kemampuan untuk menjadi pemenang dengan menarik sebanyak mungkin penonton. Sempat terjadi perselisihan, namun semuanya bisa diselesaikan dengan baik. Begitulah dunia anak-anak, sederhana tanpa ribet.

Selain membahas soal festival, kisah bagaimana Midori ternyata jatuh cinta pada seseorang  menjadi bagian yang menarik untuk dibaca. Proses jatuh cinta dan patah hati sudah menjadi bagian kehidupan kita, sekarang giliran Midori.

Sayangnya, ia jatuh cinta pada seorang remaja berusia sekitar 15 tahun bernama  Nobu, berasal dari Kuil Ryugeji. Yups! Midori jatuh hati pada seorang anak yang sebentar lagi akan memakai jubah hitam, proses untuk menjadi pendeta. 

Semula keduanya berteman biasa, namun ejekan anak lain yang menyebutkan tentang uniknya pertemanan mereka, satu dari kuil sementara yang lain dari rumah bordil, membuat keduanya menjauh. Sikap Nobu langsung berubah, sehingga membuat Midori merasa kesal. Bahkan dalam beberapa kesempatan, keduanya tak saling menyapa ketika berpapasan.

Patah hati memang tak enak, Midori belum tahu itu. Ia hanya tahu, tak enak rasanya ketika jatuh cinta, namun tak diketahui oleh orang yang ia sukai. Sikapnya berubah, keluarga dan sahabat mengira ia sedang dalam suasana hati yang tak nyaman saja.

Membaca buku ini membuat pembaca mendapat gambaran bagaimana kehidupan bermasyarakat pada zaman Meiji, minimal dari setting kisah ini. Catatan kaki dari penerjemah menambah pengetahuan pembaca mengenai kebudayaan Jepang saat itu.

Misalnya ketika membahas tentang Festival yang diadakan pada tanggal 20 Agustus, disebutkan tentang mikoshi-tandu keagamaan, boneka-boneka daruma-boneka atau mainan Jepang berbentuk hampir bulat tanpa kaki dan tangan.

Juga tentang strata sosial yang berlangsung di sana. Mengetahui bagaimana sikap penduduk pada Midori, saya jadi membayangkan kondisi Midori jika berada di sini. Di sana, Midori tetap dianggap sebagai anak-anak biasa, bisa bergaul dengan siapa saja, tanpa memandang rendah dirinya karena profesi sang kakak.

Di sini, tak terhitung banyaknya orang tua yang akan melarang anak-anaknya dekat dengan Midori. Jangankan bersahabat, berbicara dengannya saja sudah dilarang. Tak akan ada yang diperbolehkan menerima mainan yang dibelikan Midori apapun alasannya. Midori dianggap sama dengan kakaknya, bahkan sebelum ia memutuskan mengikuti jejak sang kakak.

Meski kisah ini sudah ditulis sekian lama, namun tetap bisa dinikmati. Terutama tentang bagaimana psikologi seorang anak ketika mulai beranjak dewasa. Bagaimana Midori bersikap dan menjalani hari-hari, menarik untuk dibaca.

Dari kover,  pembaca sudah bisa mendapat bocoran tentang tokoh yang ada dalam kisah ini. Dua anak laki-laki, dimana salah satunya digambarkan mencukur rambut habis seakan mempersiapkan diri untuk menjadi pendeta. Lalu ada tiga  gadis remaja, dimana penampilan salah satunya  lebih mencolok  dibandingkan yang lain. 

Disebutkan pada situs penerbit, bahwa ini merupakan novela. Secara singkat, novela adalah sebuah karya yang lebih singkat dari novel, namun lebih panjang dari cerita pendek. Novel  dimulai dengan akar persoalan yang dialamai oleh tokoh serta  diakhiri dengan penyelesaiannya masalahnya. Sementara  cerpen umumnya langsung pada apa yang akan dikisahkan.

Secara keseluruhan, buku ini layak dibaca oleh mereka yang menyukai sastra Jepang.  Para mahasiswa jurusan Sastra Jepang sangat disarankan untuk membaca kisah ini. Para remaja bisa membaca namun tetap dengan mendapatkan bimbingan orang tua.

https://www.goodreads.com/
photo/author/933674.Ichiy_Higuch
i
Sang penulis kisah, Ichiyō Higuchi, terlahir dengan nama Natsuko (2 Mei 1872–23 November 1896) merupakan novelis Jepang dari zaman Meiji. Sejak kecil,  kemampuannya terkait sastra sudah terlihat. Ia bahkan mampu memahami syair-syair yang dibacakan oleh ayahnya serta  tampil membacakan sajak di depan tamu ayahnya yang berkecimpung di dunia sastra.

Kematian kakak laki-laki dan ayahnya membuat kehidupan keluarga tersebut menjadi berantakan. Namun Ibu dan saudara perempuannya tetap mendorong Ichiyo untuk terus bersemangat menulis, mereka yakin suatu saat ia akan menjadi penulis terkenal.

Meski berhasil menerbitkan buku dan menghasilkan karya-karya, Ichiyo saat itu tidak mendapat tempat di dunia sastra karena saat itu adanya pandangan tugas seorang perempuan hanyalah sebagai istri dan ibu yang baik, tidak lebih.

Sebagai penghormatan atas prestasinya, pada November 2004, lukisan potret Ichiyo menghiasi uang kertas Jepang pecahan 5.000 yen. Memang pengakuan atas eksistensi dirinya baru diberikan sekian lama, namun lebih baik terlambat daripada tidak.

Beberapa karyanya antara lain;Yamizakura (Musashino, Maret1892);Tama Keyaki (Musashino, Maret 1892); Akatsuki Zukuyo (Miyako no Hana, Februari 1893); Yuki no Hi (Bungakukai, Maret 1893);Koto no Ne (Bungakukai, Desember 1893); Yamiya (Bungakukai, Juli 1894); Nokimoru Tsuki (Mainichi Shimbun, April 1895);  Wakaremichi (Kokumin no Tomo, 1896); Warekara (Bungei Kurabu, Mei 1896)

Oh ya, sehabis membaca, tak ada salahnya juga menikmati versi animasi. Tak kalah menariknya lho. 

Sumber Gambar:
https://www.goodreads.com

Sumber film animasi:
https://www.youtube.com












Kamis, 03 November 2022

2022 # 29: Kisah Umbira dan Keajaiban-keajaiban di Kotak Ajaibnya

Sudut bumi, 202x

Cintaku,
Belahan jiwaku,
Tak terasa, sekian purnama kita lalui tanpa saling bertatap muka. Kondisi yang membuat kita harus berjauhan, bisa diatasi dengan mudah dengan aneka aplikasi. Rasanya, kita hanya sedang lembur di kantor masing-masing, bukan berada di tempat yang sangat berjauhan.

Malam ini, rintik hujan memanjakan telingaku. Walau jendela sedikit terbuka, petrikor yang menyelinap masuk membuatku semakin ingin meringkuk  di tempat tidur, berbalut selimut hangat. Tentunya ditemani sebuah buku dan secangkir teh hangat.

Sebuah buku  dengan kover bernuansa merah-hitam seakan memanggil untuk kubaca. Ah! Ternyata sebuah kumpulan cerpen karya Mas Yudhi Herwibowo, dengan editor Aditta. Buku dengan ISBN 9786238023004 ini terdiri dari 162 halaman, diterbitkan oleh bukuKatta pada Juli 2022. Ku lampirkan kover yang diambil dari situs resmi penerbit.

Sepertinya Mas Yud begitu terburu-buru mengirimkan buku ini, karena tidak ada tanda tangan di halaman awal. Hal yang biasa dilakukannya ketika memberikan hadiah karyanya. Bagiku, sebuah buku yang ada tanda tangan pengarangnya memiliki nilai khusus. Baiklah, jika ada kesempatan ke Solo, akan kuminta Mas Yud untuk menandatangani buku ini.

Karena ini adalah kumpulan cerpen, maka kuputuskan untuk membaca secara acak. Dimulai dari judul yang paling menarik bagiku, Buku-buku Peninggalan Papa. Sudah bisa ditebak bukan? Sebagai penggila buku, tentunya kisah dengan tema buku yang akan menarik perhatian terlebih dahulu.

Dalam buku ini, ada dua kisah yang mengusung kata "buku", tapi paduan kata "buku" dan "ayah" lebih menarik perhatianku dibandingkan kisah yang lain. Hem..., sepertinya kisah itu akan kubaca setelah kisah Buku-buku Peninggalan Papa.

Tahukah belahan jiwaku?
Membaca kisah tersebut membuatku teringat pada awal berkenalan dengan huruf, melalui cergam Tintin hadiah dari almarhum Papa. Tertarik ingin mengetahui apa yang tertulis, membuatku semakin semangat belajar membaca.

Namun kisah dalam buku ini, sangat jauh dengan kenanganku yang muncul. Ini tentang bagaimana seorang penulis membutuhkan  suatu hal sebagai pemicu  ide kreatifnya. Tanpa itu, ia tak mungkin bisa menghasilkan karya-karya menawan.

Aku misalnya, mengandalkan segelas teh manis hangat, mungkin ada juga yang membutuhkan hal lain seperti penulis dalam cerita. Sayangnya  pemicu itu menyebabkan istrinya terluka sehingga ia harus berpisah dengan istri dan anak semata wayangnya. Sekuat tenaga ia berusaha, sungguh. Namun ia tak kuasa, ia terikat dengan pemicu ide kreatifnya. 

Sang gadis yang sekarang sudah beranjak dewasa, kembali mengunjungi rumah sang penulis, dan mendapati sebuah buku tentang kisah abadi dengan tulisan di bagian depan,  "Kepada Isabel, maafkan aku, andai aku bukan seorang pengecut, sudah kukebiri diriku untuk kembali menggapaimu...." Ironi sekali.

Belahan jiwaku,
Air mataku menitik deras membaca kisah  Kelambu yang ada d halaman 78. Kejam! Sungguh sepasang orang tua yang sangat  kejam! Mereka begitu tega menyakiti putri mungilnya sendiri. Yang satu berbuat jahat dengan melakukan hal-hal tidak baik, sementara yang lain, berbuat jahat dengan hanya diam saja melihat kejahatan berlangsung!  Walau salah, sangat bisa kupahami kebencian sang putri pada kedua orang tuanya. 

Belum usai tangisku, kisah Seorang Anak yang Menangis dan Kami yang Terbaring di Sini, kembali menguras air mataku. Gila! Apakah atas nama ilmu pengetahuan, seseorang  bisa berbuat seenaknya pada manusia lain?  Ilmu pengetahuan harusnya bermanfaat untuk membantu manusia, bukan untuk mencelakainya. Sungguh dokter laknat!

Puncaknya, persediaan air mataku terkuras untuk Umbira dan Keajaiban-keajaiban di Kotak Ajaibnya. Ingin rasanya kupeluk tubuh mungilmu, Umbira, lalu kita masuk ke dalam kotak ajaib bersama dan bermain dengan gembira. Tak ada rasa sedih dan sakit, semuanya terasa indah dan menyenangkan.

Tahukah Umbira, jika bisa, ingin kucacah keempat belas ABG laknat itu, hingga mereka juga mengeluarkan cairan merah sepertimu, di tempat yang serupa! Hingga tak ada lagi Umbira-umbira lain yang terluka.

Dari 15 kisah yang ada dalam buku ini, hanya  kisah  di halaman lima  yang membuatku merasakan takut. Tepatnya karena untuk diriku,  kisah tersebut bernuansa semi horor. Kau tentu sangat tahu bagaimana diriku. Setelah membaca kisah tersebut, segera kupasang televisi sekedar agar ada suara mengurangi rasa takut, masa bodoh dengan acaranya.

Sisanya cintaku, sebagian besar kisah dalam buku ini menyulut emosiku. Menangis, marah, dan mengutuk tokoh jahat berulang kali kulakukan. Mungkin karena aku begitu terbawa emosi akibat kisah yang dirangkai seakan-akan menarikku  dalam kisah.

Andai bisa, ingin kutanyakan pada Mas Yud selaku penulis, kenapa ia begitu tega membuat anak-anak perempuan menjadi tokoh yang menderita? Tak sekedar umpatan, bahkan perlakuan tidak senonoh juga mereka terima. Apa karena mereka hanya seorang anak perempuan kecil yang sering dianggap tak mampu membela diri?

Dan kenapa setiap wanita, eh beberapa dalam kisah ini, digambarkan hanya bisa diam dan menangis melihat berbagai hal buruk terjadi di depan matanya. Tak adakah rasa sayang untuk anak perempuannya? Hah! Jangan bilang tak ada ibu yang tak sayang anak. Kalau sayang, alih-alih membela anaknya, kenapa mereka tidak berbuat sesuatu.

Kau tentu akan tertawa dan menyarankan agar jangan membaca kisah-kisah dalam buku itu jika berujung rasa sedih. Ah, seperti tak tahu Mas Yud saja. Kisah karyanya sering kali dibuat seakan-akan kisah biasa. Baru pada akhir kisah pembaca bisa mengetahui apakah ia akan tertawa, atau menangis.

Dasar diriku!
Kadang mengabaikan kover dan blurd. Ternyata dalam kover sudah dicantumkan kalimat "dan kisah-kisah luka lainnya". Maka pantasnya jika isi buku ini menorehkan luka dan air mata  bagi tokoh,  dan ternyata juga bagi pembaca seperti diriku.

Tahukah cintaku?
Kelima belas kisah yang ada dalam buku ini merupakan karya Mas Yud yang pernah muncul di media antara tahun 2011  hingga tahun 2020. Contohnya kisah Cermin Retak di Koran Sindo tahun 2013. Lalu ada Toko Buku Tua, Buku Raksasa, dan Sebuah Pencarian Panjang, di Majalah Majas edisi #4 Agustus 2019. Dan tentunya Umbira dan Keajaiban-keajaiban di Kotak Ajaibnya di Tribun Jabar 15 Oktober 2017. 

Sebagai penikmat karyanya, semua kisah yang ada sudah pernah kubaca. Walau tak mengurangi kenikmatan membaca ulang, rasanya wajar jika ku berharap ada kisah baru sebagai bonus dalam buku ini. Harapanku tak terkabul rupanya. Kadang, kita memang tak bisa mendapatkan semua keinginan kita bukan?

Secara keseluruhan, kisah-kisah dalam buku ini memilki kelasnya sendiri. Dengan keunikan ide dan cara bercerita yang unik. Menurutku, kisah yang bagus adalah kisah yang mampu mengaduk-aduk emosi pembacanya. Demikianlah seluruh kisah dalam buku ini.  Bagi para penikmat cerpen, rasanya buku ini sangat layak untuk dibeli dan dibaca. 

Baru kusadari cintaku,
Buku yang kupegang tak mencantumkan batasan usia untuk membaca. Ingin rasanya mengusulkan usia 17+ untuk membaca buku ini. Agar mereka yang membacanya bisa mengambil hikmah dari kisah yang ada, bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan akan membawa dampak bagi diri sendiri dan orang lain. Pembaca bisa lebih mawas diri, bukan malah mendapatkan ide untuk berbuat hal-hal tidak baik.

Kuberikan sebuah pengakuan,
Ternyata mengeluarkan air mata karena membaca kisah dalam buku ini membuat perasaanku lebih lega. Mungkin tanpa sadar, beban pekerjaan membuatku menjadi tertekan. Menangis menjadi salah cara melepaskan diri dari tekanan.

Mungkin kau juga bisa merekomendasikan buku ini pada rekan sekantormu yang terlihat tertekan? Siapa tahu, menangis juga bisa membuat mereka merasa lega dan bersemangat bekerja lagi.

Ha ha ha!
Bisa kubayangkan kedua alismu yang bertemu membaca usulku. Hayolah, aku hanya bercanda. Bukannya bercanda  juga mampu mengurangi ketegangan dan rasa stres. Lama tak bertemu juga bisa membuat kita stres lho ^_^. 

Tapi aku memang ingin merekomendasikan buku ini pada siapa saja yang gemar mengisi waktu luang dengan membaca. Kuberi bintang 4.5 untuk isinya yang mampu meluluhlantakkan hati ini. Info lengkap terkait buku, siapa tahu mau merekomendasikan ^_^ bisa dilihat di situs resmi penerbit, http://www.bukukatta.com. 

Oh ya, informasi dari Mas Yud langsung, buku ini mendapat Penghargaan Kebahasaan dan Kesastraan Prasidatama dalam kategori Antologi Cerpen Terbaik, yang diserahkan pada  22 November 2022 di UIN Purwokerto, Jateng. Kusertakan beberapa foto yang diambil dari IG Mas Yud. Ternyata aku tak salah memilih buku bacaan malam ini.

Cintaku,
Belahan jiwaku,
Kusudahi dahulu coretan kali ini. Sebentar lagi fajar, rasanya  tubuh ini menuntut mendapatkan hak untuk beristirahat.

You will be in my heart, always

Bayanganmu
TR