Selasa, 18 Desember 2018

2018 #27: Sudi Bertemu, Siap Jua Berpisah

Judul asli: Hello Goodbye
Penulis: Dita Amelia Saraswati
Penyunting: Teguh Afandi & Yuli Pritania
Desain sampul: Bilal Surya & Dilidita
Ilustrasi isi: Dita Amelia Saraswati
ISBN: 9786023855841
Halaman: 168
Cetakan: Pertama-Oktober 2018
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp 119.000
Rating: 3.5/5

Mirip  judul lagu Beatles
Kesan pertama yang muncul ketika saya memperoleh buku ini.Yups, saya memang termasuk penggemar lagu jadul. Jaduleres, begitu istilah teman-teman di GRI bagi mereka yang menyukai lagu lama.

Namun bagi penulis,  kalimat tersebut sepertinya memiliki makna  yang berbeda. Jika kita berani mulai bertemu dengan seseorang, maka kita juga harus siap jika suatu saat kita berpisah dengannya. Saya sok tahu? Bocorannya ada kok,  bisa dilihat pada coretan di bagian belakang buku, "When you say hello, are you ready to say goodbye?"


Keunikan buku ini dimulai dengan penulis yang membuat sebuah tulisan berisi ucapan terima kasih bagi orang-orang yang mendukungnya.  Judulnya Unsent Letter.  Saat membaca, saya lebih merasa ini adalah catatan harian sang penulis, bukan semacam pendahuluan.  Terasa sekali unsur pribadinya.

Selanjutnya ada cerita pendek dengan judul Bincang, yang mengisahkan tentang kesiapan penulis melepas karyanya untuk dinikmati publik. Artinya, seiring pujian, tentunya juga ada kritikan pedas yang menyertainya. Dua sisi mata uang yang harus siap ia terima. Hebat! Jarang ada penulis yang siap menerima kritik dengan hati lapang.

Selanjutnya pembaca akan menikmati beberapa  kisah pendek, puisi, serta kalimat singkat yang mirip kata kata mutiara. Anggaplah kalimat yang muncul dari hasil perenungan sang penulis. Kisahnya beragam, benang merah kisah ini adalah tokohnya yang kebanyakan perempuan, urusan mium kopi  dan teh, serta kisah cinta,

Kisah favorit saya, bisa ketebak sepertinya he he he, kisah seputar perpustakaan. Mendadak saya jadi ingat sebuah film pendek tentang kisah cinta di perpustakaan. Film ala Thailand tersebut mengambil setting perpustakaan seperti kisah Setengah Lima yang ada di halaman 89-91. Cinta, dan patah hati, bisa datang kapan saja dan melalui cara yang tak biasa.

Sempat merasa penasaran, di halaman biodata, penulis mengakui menyukai kereta (asumsi saya kereta api), tapi kenapa saya tidak menemukan sebuah kisah mengenai kereta api? Atau saya yang terlewat ya? Umumnya, penulis akan mampu bercerita dengan baik jika menyangkut kegemarannya. Saya jadi berangan-angan, ksiah tentang apa yang akan ia tulis. Lebih tepat, ilustrasi seperti apa yang akan ia buat.

Selain hiburan, buku ini memberikan tambahan ilmu bagi pembacanya. Misalnya di halaman 5, terdapat makna temu, makna rumah di halaman 121, serta heliosentris di halaman145. Saya sempat merasa, penggiat pengguna Bahasa Indonesia pasti bangga ada penulis yang melakukan hal ini. Tapi, saya langsung teringat betapa tidak sukanya mereka pada penggunaan kata asing. Sayangnya, banyak kata tersebut  bertebaran dalam buku ini. Buku ini bisa jadi buku yang dicinta dan dibenci sekaligus ^_^.

 
Untuk urusan ilustrasi, keran habis! Saya mulanya agak kaget melihat harga buku ini. Walau pun dibuat dalam versi hard, tapi melihat tipisnya halaman, harus ada sesuatu spesial yang ditawarkan oleh penulis. Sehingga pembaca merasa harga yang harus dibayar sangat sesuai. Selain isi  serta tata letak, lustrasi cantik yang sangat memanjakan mata menjadi nilai lebih tersebut.

Sesungguhnya saya berharap penulis yang ternyata jago membuat ilustrasi, menghasilkan sebuah karya seperti model Wondestruck besutan Brian Selznick. Menurut saya, sebagai orang yang jago ilustrasi, tentunya mudah bagi penulis membuat buku seperti itu. 

Membaca buku ini hanya membutuhkan waktu yang singkat. Tapi menikmati tiap goresan ilustrasi hal yang berbeda. Duh, jadi pingin dibuatkan karikatur.

Bisa dikatakan buku ini merupakan buku yang ramah untuk dibawa-bawa. Ukurannya yang tidak terlalu besar, halaman yang sedang, hard cover, memudahkan buku ini dibaca di mana saja. Bahkan dalam perjalanan. 

Tapi, saya merekomendasikan buku dibaca saat santai, menikmati  suara rintik hujan (musimnya pas), sambil meminum secangkir minuman hangat sesuai selera Anda (selera saya teh hangat pastinya). Baca perlahan halaman yang ada, nikmati aneka warna dan tulisan yang disajikan.

Apa lagi sambil mendengarkan lagu Hello Godbye dari The Beatles di bawah ini.



1 komentar: