Sabtu, 09 April 2011

Wheel of Time #1: Eye of The World

Judul                            : Wheel of Time #1: Eye of The World
Penulis                         : Robert Jordan
Penerjemah                  : Femmy Syahrani
Penyunting                   : Esti A. Budihabsari
Proofreader                 : Emi K., Eni Fitria, dan Adriyani K.
Desain Sampul             : Windu Tampan
Ilustrator isi                  : Iwa Indrawan
ISBN                          :  978-0812511819
Halaman                      : 899
Terbit                          : September 2010
                                     Mizan Fantasi

Kalian adalah sang penentu takdir.
Roda takdir memintal di sekitar kalian.
Menarik dan memilin orang-orang yang berkaitan dengan takdir kalian
Membentuk sebuah jaring takdir yang akan menentukan nasib dunia

Tadinya  Rand, Mat, Perrin, adalah pemuda biasa dari  desa Dua Sungai, sebuah desa di wilayah Emond’s Field yang  mayoritas mata pencahariannya adalah gembala.  Mereka  sedang bersiap-siap merayakan festival Bel Tine,   saat  desa mereka diserang sekawanan Trolloc, makhluk campuran manusia dan binatang. Trolloc menghancurkan dan membakar rumah-rumah di desa Dua Sungai seolah-olah sedang mencari sesuatu…atau seseorang tepatnya, karena hanya  rumah-rumah tertentu saja yang mereka satroni.

Beruntung desa Dua Sungai sedang kedatangan tamu istimewa, Moiraine sang Aes Sedai dan pembelanya, Lan. Moiraine dan Lan berhasil mengusir Trolloc-Trolloc, mencegah kerusakan lebih parah, juga menyembuhkan penduduk desa Dua Sungai yang terluka, termasuk Tam, ayah Rand.

Aes Sedai adalah seseorang yang memiliki kekuatan sihir tinggi dan musuh Sang Kegelapan. Namun anehnya, penduduk takut dengan Aes Sedai, sama takutnya dengan Sang Kegelapan, kebanyakan penduduk tidak mau beruurusan dengan seorang Aes Sedai

 Serangan Trolloc  menurutnya karena mengincar Rand, Mat, dan Perrin. Moiraine berkeras para Trolloc akan kembali menyerang selama ketiga pemuda itu masih berada di desa Dua Sungai. Hanya Tar Valon, negeri para Aes Sedai, satu-satunya tempat yang bisa melindungi ketiga pemuda itu. Sejak itu mereka bukanlah pemuda biasa-biasa saja.

 Perjalanan panjang penuh bahaya  ketiga pemuda itu menuju Tar Valon pun dimulai. Rand, Mat, Perrin, Moiraine, dan Lan ditemani oleh Egwene, teman main mereka semasa kecil yang diam-diam mencintai Rand, Thom Merrilin, sang juru dongeng, juga Nynaeve, Bestari desa Dua Sungai yang curiga kepada Moiraine dan bertekad melindungi pemuda-pemudi Dua Sungai dengan sekuat tenaga.

 Di sepanjang perjalanan menuju Tar Valon, kelompok kecil ini mengalami cobaan yang berat. Kawan Kegelapan mengejar mereka dengan ketat. Mulai dari para Trolloc yang dipimpin Fade sang Manusia Semu, Draghkar, makhluk seperti kelelawar raksasa, Myrddraal, Ba’alzamon hingga Mordeth. Ternyata mereka juga harus berhadapan dengan jubah putih yang mengaku putra cahaya hanya karena mereka sangat membenci Aes Sedai.

Penjabaran peristiwa dan lokasi selama perjalanan dalam Eye of The World sungguh detail dan sangat terperinci.. Saya seakan berada dalam sebuah permainan  adu ketangkasan dan kecerdikan. Lolos satu level, akan berpindah ke level lainnya. Segala sisi dijabarkan dalam rinci tak ada yang terlewat. Buku pertama ini berkesan agak datar, mungkin karena dijadikan sebagai landasan bagi buku-buku selanjutnya.

 Setiap lembar menawarkan petualangaan  yang berbeda dan semuanya menegangkan. Sensasi yang berbeda bisa kita rasakan disetiap lembarnya. Trasnformasi para pemuda dari pemuda desa yang biasa-biasa menjadi sosok yang kuat, berani dan penuh percaya diri, digambarkan dengan apik dan konsisten oleh sang penulis

Namun ada beberapa hal yang mengurangi sensasi yang ditawarkan dalam buku ini. Pertama adalah huruf yang kurang nyaman dibaca. Ditambah dengan ukuran buku yang lumayan lebar, tentunya membuat buku ini tidak bsia dibaca dimana saja serta kapan saja. Setiap beberapa halaman saya terpaksa mengistirahatkan mata yang lelah, suatu hal yang tak pernah dilakukan saat membaca buku-buku lain.

Kedua niat baik pihak Mizan untuk memperkaya pengetahuan bahasa pembacanya justru membuat saya sering kerepotan mengintip KBBI.  Saya harus sering meninggalkan dunia indah saya bersama buku ini untuk kembali ke alam nyata sekedar mencari kata-kata yang kurang akrab  di mata. Jeda beberapa menit sudah membuat benang merah sensai menjadi kurang greget. Mungkin di buku kedua, niat baik ini bisa  sedikit di kurangi. Kadang niat baik tidak berbuah baik he he he

Hal-hal lain seperti alih nama dan lokasi yang menjadi aneh serta ketidak konsistenan menulisan sebuah kata masih bisa diterima, hanya saja sebaiknya lebih dperhatikan lagi. Beberapa adegan dan nama dalam buku ini mengingatkan saya pada buku besutan seorang sahabat juga beberapa buku fantasi lainnya. Hal ini tak mengherankan mengingat buku ini sering dijadikan bacaan wajib para penggemar cerita fantasi.

Robert Jordan dilahirkan di Charleston, South Carolina pada tanggal 17 Oktober 1948. Dia pernah bekerja di angkatan darat USA sebagai penembak dalam sebuah helikopter selama dua tahun di Vietnam. Sekembalinya dari Vietnam, dia melanjutkan pendidikannya di The Citadel dan lulus dengan gelar dalam bidang fisika. Setelah lulus dia bekerja sebagai ilmuwan nuklir di USA.

 Eye of The World adalah seri pertama dari seri The Wheel of Time. Jordan meninggal pada tanggal 16 September 2007. Semasa hidupnya, dia menerbitkan 11 seri Wheel of Time. Seri terakhir akhirnya diteruskan oleh Brandon Sanderson, yang dipilih langsung oleh istri Robert Jordan. Buku terakhir ini kemudian dibagi menjadi 3 bagian, 2 di antaranya sudah terbit.

Seri The Wheel of Time terdiri dari
 1.The Eye of the World
2.The Great Hunt
3.The Dragon Reborn
4.The Shadow Rising
5.The Fires of Heaven
6.Lord of Chaos
7.A Crown of Swords
8.The Path of Daggers
9.Winter's Heart
10.Crossroads of Twilight
11.Knife of Dreams
12.The Gathering Storm
13.Towers of Midnight
14.A Memory of Light

--------------------- ------>
Nyebelin banget sih..............!
kovernya kok dibuat begini!
Membuat imajinasi kita sudah dibatasi, jadi terarah seperti kover buku ini

sungut seorang sahabat saat melihat  kover terjemahan dari Wheel of Time
Saat itu, kami memang sedang mendatangi sebuah perhelatan buku.
Buku ini mengundang rasa penasaran banyak orang.
Apalagi saat itu ditawarkan diskon yang cukup menggoda,
tak heran banyak yang tertarik membelinya.

Sebagai fans berat Jordan, ia mengoleksi banyak buku-bukunya
termasuk seri ini. Tak heran ia sedikit kaget saat meilihat versi terjemahannya
Tapi terlepas dari  ketidak sukaannya akan kover buku ini
ia sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca
katanya makin kebelakang makin seru
waduh............... kian tergoda nih
 *ssst tahu khan siapa dia he he he*

4 komentar: