Jumat, 08 April 2011

Terhanyut dalam Mata Air Air Mata Kumari

Penulis                : Yudhi Herwibowo
Editor Istimewa    : Bandung Mawardi
Halaman             : 140
Penerbit              : Katta

Saya kaget………………………!
Mengetahui ada  seekor ular yang selalu mendatangi seorang bayi, bahkan walau bayi itu telah dibawa jauh dari kampungnya. Sang ular dengan segala cara bisa  menemukannya, ia tetap ada disebelahnya hingga seseorang berteriak karena kaget!

Saya takut…………………….!
Mengetahui seorang gadis  kecil bermata perak mampu membunuh pelanggan setia ibunya

Saya khawatir........................!
Belum ada yang menemukan tubuh layu seorang bocah

Saya merinding..................!
Membaca tulisan, ” Dan siapa yang akan berani menggoda lakuku? Bahkan jin-jin itu pun kuharap akan jera!” diucapkan oleh Empu Bayu Aji, masa pajajaran 1159 M

Dan semuanya gara-gara membaca buku terbaru dari Yudhi Herwibowo, Mata Air Air Mata Kumari. Seluruh tenaga dan  emosi seakan tersedot habis, meluluhlantahkan pertahanan diri.Buku setebal  140 halaman ini, menyeret saya  keluar dari zona nyaman. Melelahkan, namun juga  memberi asupan  gizi   bagi jiwa saya.

Buku yang berupa kumpulan cerita pendek ini memuat 14 belas cerita. Diantaranya; Kofa  yang bercerita mengenai indahnya sebuah kota, tepatnya dahulu indah, Utusan Tanah Mati, Keris Si Umar Pengkor , Mata Air Air Mata Kumari, serta Bayang pada Tempayan Penuh Air, Cermin Retak, Langit-langit Kamar, Rumah Kosong Penuh Debu dan Epitaf yang Patah. Uniknya dalam buku ini, beberapa cerita dibuat dengan lokasi bukan Pulau Jawa, daerah tempat penulis bermukim. Pengolahan cerita  yang indah membuat seolah penulis ada di sana. Setiap cerita juga memiliki keunikan sendiri-sendiri. Tidak ada yang sama dari setiap cerita, selalu ada unsur  kejutan.

Pemilihan judul juga mendapat perhatian dari sang penulis.  Kadang menggunakan satu kata singkat, langsung pada sasaran. Dilain cerita memilih kalimat yang panjang. Dalam daftar isi, di bawah judul diberikan uraian singkat, tak lebih dari 5 baris berisi inti cerita. Sungguh menarik! Kita bisa membaca cerita yang menggoda perhatian kita terlebih dahulu. Namun jangan khawatir, semua cerita  menarik. Sulit menentukan mana cerita favorit saya. Semuanya begitu indah dan menawan.  Dibeberapa cerita, terdapat ilustrasi yang sungguh berbeda dengan buku-buku lain buah karya sang penulis. Ilustrasinya seakan berkesan kelam dan dewasa.

Buku ini sungguh istimewa!
Yang ditawarkan dalam buku ini bukan uraian panjang lebar kata, bukan ungkapan yang mendayu-dayu, bukan fakta-fakta berdasarkan hasil penelitian, bukan khayalan yang dibuat, namun sebuah untaian kata yang bersumber dari hati. Semuanya penuh dengan rasa. Menyentuh
Lembar pertama menyihir saya dalam kagum! Selanjutnya saya merelakan diri tersihir. Buku ini seakan-akan dibuat dengan mencurahkan seluruh kemampuan yang ada, seolah tidak ada lagi buku yang bisa dibuat esok!

 Kekurangannya.................?Seperti biasa, ada beberapa typo.

Sang Tukang Cerita
Ada yang menulis, “ YUDHI HERWIBOWO ia an Indonesian novelist. He was wrote a many book already, from a kind of genres. Usually he use HIKOZZA for japanese novel that he wrote and YUDHI H. for some comedy novel. “

Muda, rendah hati, kreatif dan produktif!
Gambaran singkat mengenai sosok sang tukang cerita yang ada di benak saya. Jika Yudhi Herwibowo bukan sosok yang spesial, tak mungkin seorang Bandung Mawardi berkenan menjadi editor khusus.  Kerelaan beliau meluangkan waktu diantara kesibukan  sebagai seorang esais,  tentunya berdasarkan pertimbangan yang matang.Tidak semua orang bisa mendapat penghormatan seperti itu.

Dalam usianya yang masih tergolong muda, sudah 26 buku selesai digarapnya. Belum lagi kegiatan lainnya, mengelola penerbitan, berburu naskah, menjadi editor hingga menjadi sekretaris di penerbitan. Bukan mau bersikap one man show, namun keadaan memang membuatnya menjadi seorang pekerja keras.

Penerbitan yang menurut pengakuannya ”kecil” selalu membuat saya tergoda untuk mampir, dalam dunia maya tentunya. Entah sekedar beramah-tamah atau mengintip buku-buku baru yang ditawarkan. Sebagai penggemar buku, tentunya berharap sebuah buku gratis hadiah dari kuis. Namun jika tidak menang kuis, para penggemar setia penerbit ini  rela berburu dan mengeluarkan kocek sendiri demi sebuah buku. Yudhi tahu sekali bagaimana memanjakan pembacanya. Buku-buku yang diterbitkan selalu buku-buku dengan tema menarik, tema yang belum pernah ada.  Promosi yang digunakannya belakangan mulai  ditiru penerbit lain. Inovatif!
 Dalam memilih kata, Yudhi terkesan sangat teliti. Setiap kata yang dipergunakan memancarkan aura tertentu. Tengok saja kalimat berikut,  Cukup ingat aku sebagai : hikozza ”... dan aku akan mengukir kata demi kata didedaunan yang menjatuhi tubuhmu menjadi imajinasi paling indah bagimu...”
Hiyaaaaaaaaaaaaaaa bisa-bisa saya jadi melo nih.

Buat saya, sosok Yudhi sungguh luar biasa!  Dalam menulis buku, ia bermetamorfosis sesuai dengan tema buku yang ditulisnya. Buku itu tetap ”Bukunya Yudhi” namun terasa perbedaan nyata saat ia menulis buku humor, J-novel atau lainnya. Saat membaca Pandaya Sriwijaya, saya tidak merasa  digurui soal sejarah, namun saya seakan hidup sebagai masyarakat setempat dimana sebuah kejadian sedang berlangsung. Dalam Samurai Cahaya, saya adalah orang biasa yang hidup dijaman samurai sedang berkuasa. Saya bisa merasakan betapa kentalnya unsur Yudhi dalam aneka wujud. Serius, jenaka, dewasa, sebut saja!    Saya memang bukan penggemar cerita sejarah dan J-Novel, namun melalui buku-buku Yudhi, saya belajar menikmatinya.

Dalam buku ini..
SAYA LELAH!
Setiap cerita mengaduk-aduk emosi tanpa saya sadari

Sebanyak 15 penulis Indonesia terpilih mengikuti perhelatan sastra tingkat dunia "Ubud Writers and Readers Festival 2010" yang akan berlangsung di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, 6-10 Oktober 2010. Mereka adalah Kurnia Effendi (Jakarta), Medy Lukito (Jakarta), Nusya Kuswatin (Yogyakarta), Arif Riski (Padang), Zelfeni Wimra (Padang), Wa Ode Wulan Ratna (Jakarta), Andha S (Padang), Imam Muhtarom (Blitar), Wendoko (Semarang), Yudhi Herwibowo (Solo), W. Hariyanto (Surabaya), Benny Arnas (Sumatera Selatan), Magriza Novita Syahti (Padang), Harry B Koriun (Riau), serta Hermawan Aksan (Bandung). Saya sungguh berharap, sang tukang cerita  mendapat sesuatu yang setimpal dengan usahanya membuat pembaca "merana"

Yudhi bisa ditemui di :
hikoza@yahoo.com
http://yudhiherwibowo.com/ http://yudhiherwibowo.blogspot.com/ http://yudhiherwibowo.wordpress.com/ http://pandayasriwijaya.blogspot.com/ http://untung-surapati.blogspot.com/

 STOP!
Sudahi saja membaca coretan iseng saya ini,
karena saya sudah tidak tahu harus berucap apa lagi
Segera sajalah intip link di atas.
Anda tidak akan rugi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar