Jumat, 08 April 2011

Diary Si Bocah Tengil Panduan Menghadapi Ulah Jagoan Neonku


Judul : Diary Si Bocah : Usaha Terakhir
Pengarang : Jeff Kinney
Penerjemah : Ferry Halim
Penyunting : Ida Wajdi
Pewajah Isi : Aniza
Halaman : 217
Penerbit : Atria

Buku ini merupakan buku ketiga dari seri Diary si Bocah Tengil. Setiap buku diberi warna yang berbeda guna memanjakan mata yang memandang. Buku pertama berwarna merah, selanjutnya biru dan sekarang hijau. Isinya masih seputar urusan kehidupan Greg Heffley. Di mulai dari Bulan Januari hingga Bulan Juni, 6 bulan yang penuh warna.

Pertama kali membaca buku ini justru dari limpahan dari Ibu Peri Buku yang baru saja mengundurkan diri dari salah satu penerbit hebat S. Saat membaca judulnya, langsung teringat jagoan neon di rumah. Penasaran mulai membaca... belakangan jadi ketawa sendiri! Duh ada yang lebih "Tengil" dari jagoan neonku. Gambar-gambar yang ada membuat cerita yang kian terasa hidup.

Sifat Greg yang tengil dan gampang menyerah tidak berbeda jauh dengan sikap jagoan neon! Saya bersyukur dia belum membaca buku ini saat kecil, sehingga kelakuannya tidak kian error terinspirasi oleh Greg.

Pertanyaan sekarang adalah, apa perbedaan dan kesamaan antara Greg Heffley dan jagoan neon? Soalnya banyak juga yang dengan malu-malu mengaku " Duh...Greg ini gue banget, waktu kecil tapinya" Untuk itu sepertinya biarlah aku, jagoan neon dan Greg saja yang tahu. Tapi untuk kali ini, bolehlah aku bagi sedikit bocoran ^_^

Sebenarnya banyak cerita dalam buku yang memang mirip dengan kehidupan sehari-hari kita. Misalnya saja saat Greg ketinggalan tas di mobil dan minta sang ibu untuk mengantarkan ke sekolah. Kebetulan hari itu sang ibu memutuskan untuk berolah raga. Bisa dibayangkan bagaimana malunya Greg ketika sang ibu mendatanginya dalam kostum lengkap untuk melakukan aktivitas di pusat kebugaran.




Saya jadi ingat betapa jagoan neon akan mengomel jika saya ke sekolah dengan pakaian kurang rapi, pasti dia akan mengomel panjang lebar mengkritik busana yang saya kenakan bak perancang busana kelas atas. Diingat-ingat lagi, mungkin saya dulu juga begitu. Saat saya SMP, ada semacam persaingan untuk melihat orang tua siapa yang penampilannya paling menawan. Kekanak-kanakan memang, tapi namanya juga anak-anak ^_^

Saat berupaya menciptakan kesan baik di hadapan seseorang, hal kecil saja bisa dianggap merusak kesan baik yang sudah tertanam. Maka sangat bisa dimaklumi betapa malunya Greg melihat penampilan sang ibu! Apa lagi saat itu ia sedang berusaha menarik perhatian seorang gadis. Usahanya selama sekian lama terasa sia-sia

Guna membuat hidupnya kian menarik, Greg membeli beberapa alat yang dilihatnya dari iklan di halaman belakang komiknya. Menurut iklan, barang-barang tersebut bisa membuat hidupnya berubah total.
Sayangnya saat barang-barang itu diterima melalui pos, ternyata jauh dari harapan Greg. Kacamata X-Ray malah membuat pengliatannya menjadi tidak fokus dan juling. Kendaraan terbang pribadi masih membutuhkan perakitan sebelum bisa digunakan. Bisa ditebak, perakitan itu membutuhkan keahlian di luar kemampuan Greg.

Kacamata X-Ray sempat menjadi incaran teman-teman saya, apalagi iklannya yang berbunyi tembus segala hal! Dari dinding, logam hingga pakaian. Saat itu tujuan utamanya adalah untuk bisa mengintip jawaban soal yang sering diletakan tertutup di atas meja guru. Belakangan baru kami semua tahu bahwa kemampuan kaca mata itu (jika benar-benar ada) bisa disalahkan gunakan untuk hal-hal tidak senonoh. Untuk sebuah film spionasi menjelaskan bagaimana sesungguhnya cara kerja kacamata itu sehingga kekhawatiran segera hilang.



Sementara jagoan neon terus menuntut penjelasan bagaimana kerja sebuah kaca mata X-Ray serta dimana bisa diperoleh. Dari sebuah film kartun ia mengetahui ada kaca mata seperti itu. Usut punya usut niatnya memiliki untuk mengetahui apakah saya benar-benar tidak ada uang kecil di tas saat ia meminta tambahan uang jajan. Padahal saya khan tidak berbohong, saya MEMANG tidak memegang uang, uangnya ada di dalam tas he he he, ilmungeles.com

Jika Frank Heffley benar-benar merasa dirinya mampu membuat putranya menjadi lebih tegar, dengan mendaftarkan Greg dalam berbagai olahraga yang terorganisasi dan kegiatan “cowok” lainnya. Saya juga memaksa jagoan neon untuk mengikuti kegiatan bela diri dan olah raga. Bukannya berolah raga, ia malah duduk manis diantara teman-teman perempuannya dengan alasan panas! Yang bikin saya gregetan, dia seakan tidak perduli ledekan teman-teman lelakinya. Kupingnya seakan kebas dengan segala celaan, yang penting keinginannya untuk bisa duduk berangin-angin di bawah pohon tercapai.

Untuk urusan bela diri juga tidak berbeda jauh. Saat sang pelatihan memintanya untuk bersabar karena seragam ukuran kecil belum tersedia, ia dengan senangnya menunggu . Sementara anak-anak yang lain mau berusaha menggunakan seragam olah raga. Saat seragam itu akhirnya tiba (membutuhkan waktu sekitar 6 bulan!) saya pikir ia tidak punya alasan lagi untuk berkelit.

Saya salah! Dia dengan tenangnya sengaja sarapan dan minum hanya sedikit. Hingga saat kegiatan dimulai ia mengalami hibrasi. Wajahnya memerah kaerna panas matahari. Akibatnya sang pelatih menyuruh istirahat untuk minum. Saat mendapat ijin untuk istirahat ia segera meninggalkan lapangan dan kabur pulang! Esoknya ia ditegur karena meninggalkan lapangan sebelum kegiatan selesai. Bisa ditebak bagaimana ilmu ngelesnya keluar. Singkatnya ia berhasil lolos dari kegiatan bela diri.

Sepertinya saya perlu terus membaca kelanjutan Diary Si Bocah Tengil. Sekedar sebagai tambahan pengetahuan guna menghadapi taktik si jagoan neon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar