Jumat, 08 April 2011

Tahukah Anda Berapa Jumlah Museum di Jakarta?


Judul : Panduan Sang Petualang : 47 Museum Jakarta
Pengarang : Edi Dimyati
Foto Kover: Hari Wibowo
Halaman : 316
Penebit : Gramedia Pustaka Utama

Buku ini benar-benar" MENAMPARKU!"

Sepertinya ada Bapak Peri yang mendengar harapanku! Kemarin sehabis mandi hujan, ada sebuah paket dari bapak Peri buku yang namanya jarang kusebut (dalam rayuan maksudnya). Namun saat paket dibuku, judulnya seakan menampar diriku! membuatku sadar, aku belum begitu mengenal kota kelahiranku.

Sepertinya sudah bukan rahasia umum, dan sudah berulang kali aku sebutkan bahwa aku bukan penyuka pelajaran sejarah! Kunjunganku kebeberapa museum lebih karena tugas saat sekolah dulu serta hobi sebagai tukang jepret, itu dulu. Sekarang kunjunganku ke beberapa museum dikarenakan menemani tamu dari daerah serta membawa pasukan singkong mengisi waktu luang. Aku tetap tidak bisa memahami berbagai hal sejarah, namun memandangi benda-benda bersejarah serta diorama yang ada memberikan kesen tersendiri bagiku.

Aku memang merasa tertampar oleh buku hasil goresan pena serta kunjungan tiada lelah sang penulis ke berbagai pelosok Jakarta.Bagaimana tidak, aku baru menyadari bahwa di Jakarta ternyata ada 47 museum. beberapa memang berada dalam satu lingkungan seperti di TMII sehingga sekali jalan sudah bsia mengunjungi sekian banyak museum. Saya dengan jujur menyatakan salut akan semangat sang penulis! mengunjungi satu demi satu museum serta membuatnya menjadikan sebuah buku bukanlah hal mudah. Andai saja ada versi bahasa asingnya, tentu akan sangat membantu pariwisata di Jakarta.

Namun aku merasa malu, karena beberapa museum berada tidak jauh dari rumahku! Bahkan ada juga yang sudah sering aku lewati tanpa menyadari bahwa itu adalah museum. Bayangkan..., sering kali melewati Museum Layang-layang selama 6 tahun terakhir namun belum pernah sekalipun mampir. Atau salah satu museum yang hanya butuh waktu sekian menit dari kantorku, bisa dikunjungi saat makan siang. Aku yakin mungkin tidak hanya aku, namun masih banyak lagi penduduk Jakarta yang terlalu acuh ^_^

Guna memudahkan, dalam buku ini sudah dipisahkan museum berdasarkan golongannya. Yaitu berdasarkan seni, ekonomi, etnografi, flora dan fauna, iptek, militer, olahraga, politik, religi serta sejarah. Seriap bagian terdiri dari beberapa museum, misalnya olahraga terdiri dari Museum Olah Raga Nasional serta Museum Pencak Silat.

Setiap bagian yang menceritakan sebuah museum dilengkapi dengan aneka gambar yang menarik serta informasi yang sangat lengkap namun disusun dalam bahasa yang tidak monoton. Informasi umum seperti lokasi, telepon, fax,situs resmi jika memiliki, jam buka serta biaya yang berlaku juga ditampikan dengan gambar yang menarik dan mudah dilihat.

Saya jadi membuat daftar museum yang sudah pernah saya kunjungi selama ini, yaitu :
1. Museum Purna Bhakti Pertiwi
2. Museum Pusaka
3. Museum Bank Mandiri
4. Museum nasional
5. Museum Fauna Indonesia Komodo
6. Museum Perangko
7. Museum Keprajuritan Indonesia
8. Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Ahmad Yani
9. Museum Satria Mandala
10.Museum Pancasila Sakti
11. Museum Sumpah Pemuda
12.Museum Nasional
13. Museum Kebangkitan Nasional
Ternyata baru 13 dari 47! Setengahnya pun tidak ada....

Sesaat saya sempat ragu, jangan-jangan buku seinformatif ini harus dimiliki dengan nominal yang mahal, mengigat banyak aneka ragam foto yang tercetak didalamnya. Rupanya saya salah, pemilihan kertas namun tidak mengurangi kualitas isi merupakan salah satu strategi yang dipilih agar buku ini terjangkau untuk dimiliki. Saya yakin, banyak teman-teman penggemar buku yang rela merogoh kocek lebih dalam untuk membeli sebuah buku bagus, untuk buku ini tidak perlu sedalam itu kok.

Mungkin..... dimasa mendatang, komunitas penggemar yang tercantum dalam buku ini lebih semangat lagi mengajak anak-anak sekolah untuk mendatangi museum. Mengutip kalimat yang ada di halaman belakang, "Museum bukanlah gudang tempat menampung benda-benda mati yang membosankan dan bukan pula tempat menyimpan barang rongsokan yang tak berguna" Mendatangi museum bisa dianggap memberikan pelajaran tanpa berkesan mengajari, itu saya sadari sejak anakku diajak mengunjungi museum oleh sekolahnya. Ia dan teman-temannya justru mendapat ilmu yang saya sendiri bahkan tidak tahu.

Dari 47 museum yang ada, sepertinya hanya beberapa yang sudah jadi langganan didatangi anak sekolah sehingga anak-anak kurang antusius, tujuan untuk memperkenalkan isi museum juga menjadi tidak efektif. Seandainya saja museum itu mau berpromosi lebih, tentunya banyak masyarakat umum yang bisa mendapat tambahan ilmu. Apalagi sejak penayangan film bertema museum, dimana malam hari seluruh patung yang ada menjadi hidup, mungkin kegiatan mengunjungi museum bisa dimodifikasi sehingga kian menarik hati anak-anak.

Saatnya sedikit pamer ah... esok ada acara keluarga, sepupu saya adalah orang yang paling hobi jalan-jalan mengunjungi museum, tapi saya yakin dia pasti belum punya buku ini. Sebab jika punya pasti dia sudah pamer dan memaksa kita untuk pergi menemaninya he he he.

Duduk santai sambil memilih-milih, kira-kira pasukan singkong enaknya diajak kemana lagi yah...
Eh sebentar.... kok enggak ada museum tentang buku yah...? Kalau begitu perpustakaan yang khusus menyimpan koleksi buku-buku dan manuscrip lama bisa dianggap museum buku juga enggak yah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar