Jumat, 08 April 2011

Sisi Lain dari Jakarta : The Year of Living Dangerously

Penulis: Christopher KochTranslator : Yuliani Liputa
Editor        : M. Sidik Nugraha
Halaman      : 496
Penerbit    : Serambi

Asisten Anda, Kumar, Adalah seorang PKI

Sebuah pesan singkat terketik rapi di atas sehelai kertas segiempat, tanpa nama pengirim, dimasukan dalam sebuah amplop putih yang tertutup rapat, tergeletak di atas karpet. Sengaja diletakan ditempat yang mencolok agar Guy Hammilton bisa menemukannya.

Guy Hamilton seorang wartawan yang baru dipindah ke Indonesia untuk menggantikan pendahulunya Potter. Saat itu wartawan Inggris dan Amerika dicekal, hingga untuk urusan berita mereka dilayani sebagian besar ole hAustralia. Masalahnya Potter meninggalkan Indonesia tanpa memberikan Guy "Kontak-kontak" yang bermanfaat. Untung saja ia bertemu dengan seorang juru kamera lepas, Billy Kwan. Kwan menjadi mata Guy selama di Indonesia, sekaligus menciptakan Guy

Pertemuan pertamanya dengan Jill, seorang sekretaris di KedutaanBesar Inggris juga berkat campur tangan Kwan. Belakangan hubungantersebut memicu tumbuhnya cinta segitiga diantara mereka.

Dengan mengambil latar belakang tahun 1965, yang dikenal dengan istilah "Vivere Pericoloso" (Hidup Penuh Bahaya), novel yang terdiridari tiga bagian ini bercerita tentang banyak hal. Mulai dari situaspolitik yang tidak menentu, semangat konfrontasi dengan negara tetangga, persaingan memperebutkan hati seorang wanita, persahabatan dua orang dengan latar belakang yang berbeda, hingga peristiwa yang dikenal dengan G-30 S PKI .

Mereka berdua, Bangsawan Guy serta Kurcaci Hitam, julukan untuk keduanya, bersama-sama menyelusuri perkampungan kumuh di Asia, dimana wangi cengkeh dan pala tajam tercium. Bersosialisasi dengan sesama wartawan asing di Wayang. Wayang adalah bar orang asing di hotel orang asing, jauh dari jangkauan kecuali mereka yang paling kaya dan paling berkuasa di Indonesia. Berbagi cinta kepada wanita yang sama serta mimpi.

Dengan bantuan Kwan, Guy melakukan gebrakan dengan wawancara Ketua PKI, Aidit. Tokoh yang nyaris mustahil diwawancarai saat itu. Aidit memilihnya sebagai saluran penyampaian topik yang ingin didiskusikan Aidit. Tidak ada komentar untuk yang lainnya, hanya Guy yang dipilih diantara jurnalis lainnya di Jakarta. Dia merasakan kemenangan, tetapi juga seperti diperalat. Walau harus diakuinya, sejak saat itu reputasinya melonjak cepat.

Bagi mereka yang lahir setelah tahun 1965, banyak tambahan pengetahuan sejarah yang bisa didapati dalam novel ini. Misalnya tentang Politik Mercusuar yang sering disebut-sebut sambil lalu dalam pelajaran sejarah di sekolah. Ternyata merupakan sebutan untuk kegiatan Presiden Sukarno menghabiskan uang yang jumlahnya tidak sedikit untuk membangun monumen-monumen megah. Sementara di dalam negeri sendiri kondisi ekonomi Indonesia lemah, lalu pertunjukan wayang yan ditulis ulang dan dipertunjukkan di Istana Bogor sebagai  sarana untuk mempermalukan bawahannya.

Disebutkan juga bahwa Bung Karno memiliki banyak sebutan, selain Pemimpin Besar Revolusi. Antara lain, Penyambung Lidah RakyatIndonesia, Pengembang Amanat Penderitaan Rakyat, Gembala Agung dari Gerakan Wanita Revolusioner, Bapak Para Petani, Pemimpin Besar Para Buruh serta  Komandan Utama Revolusi Mental.

Banyak kejutan-kejutan yang bisa ditemui dalam buku ini.Christopher Koch tanpa disadarinya memuja negara ini, seperti yang diutarakannya, " Tidak ada kerajaan di bumi yang bisa menyamai ini,kerajaan yang merupakan gerbang dunia " Kalau pun ada hal yang menggangu hanyalah penyebutan nama. Disebuah kalimat Billy Kwan disebut sebaga iBilly, namun beberapa baris di bawahnya menjadi Kwan, padahal diucapkan oleh orang yang sama.

Buku ini memang tidak seseru filmnya, maklum film katanya sudah diadaptasi demi kenikmatan tontonan.
Namun buat menggugah rasa cinta tanah air, sepertinya buku ini layak dibaca. Saya sendiri membacanya sekitar  05 November 2009, apakah Anda sudah membaca?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar