Jumat, 08 April 2011

Fire Heart-Legenda Paladin: Sang Pemburu


Penulis : Andry Chang
Editor : Oktaviani HS
Setting : Sri Sulitiyani
Korektor : Artika Maya/Aktor

"Aegis ma wshatar galatre kraal'shazar, im gemackt an Corona Infer."
(Aegis, bantulah kami menyegel Pedang Ibis pembantai, sementara Matahari kecil sedang dibuat)

Sebait doa menandakan Pedang Kraal'shazar sudah disegel. Diharapkan perdamaian dan ketentraman hidup bisa terwujud.

------------------
Robert kecil sedang bermain dengan sahabatnya, Leititia, saat segerombolan Orc menghancurkan seluruh desa dan membunuh seluruh keluarga mereka. Ia hanya menemukan pedang sang ayah serta cincin emas sederhana dari tangan ibunya. Sejak saat itu, ia mulai melakukan ritual kecil ketika berburu Orc, yaitu mencium cincin sang ibu yang dipakainya.

Hanya ia seorang yang selamat!
Bahkan Laetitia, sahabatnya juga meninggal terkena kapak Orc. Tapi Robert berhasil membunuh orc yang hendak membunuhnya. Selanjutnya Robert menjalani hari-harinya sebagai murid dan pelayan Duke Walthom, penguasa yang menemukannya.

Ketika Duke Walthom meninggal, ia pun diusir dari kediaman Duke Walthom oleh anaknya. Anak Duke Walthom sudah lama iri kepada Robert karena Duke Walthom lebih sayang Robert daripada dirinya. Robert pun berpaling ke tujuan lamanya, yatu menjadi pemburu orc.


Robert pun bertemu dengan Hulfred yang menjadikannya pemburu monster.Petualangan Robert membawanya berjumpa dengan Carolyn, sorang penyihir, dan Chris sepupunya. Bersama mereka Robert pun memulai petualangan panjangnya sebagai seorang pengembara dan pemburu monster.

Salah satu petualangan mereka adalah mencegah terbukanya segel Pedang Kraal'shazar. Penguasa kegelapan ingin membuka segel pedang itu serta membebaskan roh Vordac ke dunia manusia. Bisa dibayangkan apa yang bakalan terjadi!

Saat menghadiri launching Xar dan Vichattan 2, tanpa sengaja saya berkenalan dengan sang tukang cerita, Andry Chang Sebagai hadiah perkenalan, saya mendapatkan buku ini. Membaca buku ini, tidak semudah yang saya kira. Membutuhkan sekitar 2-3 hari untuk menuntaskan buku ini. Jangan salah, justru kesulitannya bukan pada ide cerita. Saya punya segudang pertanyaan yang menuntut jawaban dari sang tukang cerita.

Setahu saya, sebuah buku bisa diterbitkan pasti memiliki "sesuatu" yang membuat penerbit mau menerbitkannya. Buku ini jelas memiliki "sesuatu". Ide dasar cerita serta penulisan menggunakan Sistem Kartu Tarot merupakan hal yang dijagokan oleh sang penulis.Cetakannya juga lumayan. Harusnya buku ini cukup dikenal, minimal diantara pembaca buku fantasi. Namun beberapa rekan yang saya temui menggelengkan kepala saat saya tanya apakah sudah pernah membaca buku ini

Ini sangat membingungkan saya!
Saya jadi menganalisis semua hal yang teringat.Secara ide dan penulisan tidak terlalu jelek. Harga beli juga terjangkau, pendistribusian merata. Buku ini juga dilengkapi dengan game online, sesuatu yang jarang dilakukan oleh penulis fantasi lokal (terutama saat pertama kali buku ini muncul). Sang tukang cerita menyumbangkan beberapa coretan gambarnya, walau namanya sebagai ilustrator malah tidak tercantum (teganya pihak penerbit!).

Dari segi promosi, buku sudah pernah dibahas di media televisi oleh seorang pakar yang cukup representatif. Promosi sudah dilakukan, bahkan secara getok tular juga sudah dilakukan oleh sang pengarangnya. Itu yang membuat saya harus membaca buku ini hingga 2 kali dan dengan kecepatan layaknya seekor semut. Sekedar memuaskan rasa penasaran saya, dimana sih kekurangan buku ini.

Beberapa rekan dari penerbit dan penerjemah pernah memberitahu saya, dibutuhkan banyak faktor untuk membuat sebuah buku bisa diterima dengan baik oleh pembacanya. Lebih lagi untuk meningkatkan omset penjualan. Selain dari ide cerita, banyak faktor lain yang bisa memengaruhi penjualan sebuah buku. Misalnya pemilihan kover, saat pemunculan, kegiatan launching yang heboh, alih bahasa yang mudah dipahami, promosi dan lainnya. Sering sebuah buku bagus berakhir di box diskon justru bukan karena ide ceritanya yang buruk. Sepertinya saya mulai bisa meraba-raba dimana kekurangan buku ini.

Kekurangan utamanya ada pada bahasa yang digunakan. Bahasa dalam buku ini sedikit atau bahkan sulit dimengerti! (tergantung setiap individu yang membacanya) Beberapa bagian masih menggunakan KBBI versi lama. Pemilihan kata juga sering tidak tepat. Entah kalimat menjadi bertele-tele, atau menjadi rancu. Ada bagian yang seakan membuat cerita melebar ke segala arah, padahal sebenarnya tidak. Itu karena pengaruh kalimat. Saya jadi bertanya-tanya, kenapa sang editor tidak mengarahkan sang tukang cerita ya....

Beberapa teman penulis mengakui bahwa dalam proses pengeditan sebuah buku, kadang sering terjadi perdebatan yang alot antara penulis dan editor. Rasa egois sebagai penulis acapkali muncul. Namun bukan berarti editor tidak bisa berbuat apa-apa! Sang editor harus membantu penulis untuk menjaga agar ceritanya tetap fokus serta membantu memilih kata yang tepat tanpa mengubah makna. Sepertinya untuk buku ini, pihak penerbit hanya mencetaknya tanpa melakukan editing yang berarti. Sayang sekali! Padahal buku ini bisa menjadi sesuatu yang unik, terutama karena tersedianya game online. Tengok saja buku Guardian of Ga'Hoole, pihak tertentu malah membuatkan game khusus berdasarkan buku ini, padahal buku ini baru terbit. Ide sang penulis justru muncul jauh hari.

Bagaimana juga, semangat sang tukang cerita memang patut diacungi jempol! Tanpa perduli kesulitan yang dialami pada buku pertama, buku 2 dan 3 sudah siap diedarkan.

Semoga Fireheart menemukan penerbit yang cocok yah.
Termasuk yang mau memasukkan nama Andry Chang sebagai penulis dan ilustrasi

Silahkan intip:
www.fireheart.tk
www.vandis.tk
http://vandis.multiply.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar