Terjemahan :Sang Putri Katak
Penerjemah : Khairi Rumantati
Penyunting : Jia Effendie
Penyerasu : Siti Qomariah
"Bersediakah kau mendapat kehormatan untuk menciumku?"
"Maaf, aku tidak tertarik mencium katak! "
Lahir sebagai seorang putri tidak secara otomatis menjadikan Putri Emeralda seorang gadis yang anggun dan penuh percaya diri. Ia begitu kikuk di situasi-situasi sosial serta takut berbicara di depan umum. Sementara Pangeran Jorge begitu anggun, tampan dan egois. Wajar jika Emeralda merasa heran mengetahui mereka dijodohkan,tidak ada persamaan diantara mereka. Agar bisa menghindari perjodohan, Putri Emeralda pergi ke rawa-rawa.
Putri Emeralda memang sering mengunjungi rawa-rawa. Siapa yang mengira kunjungannya saat itu malah membuatnya celaka. Alih-alih menghindar dari perjodohan dengan Pangeran Jorge, Putri Emeralda malah berubah menjadi seekor katak!
Semula ia hanya ingin berbaik hati mencium seorang ups…. seekor katak jantan yang mengaku sebagai Pangeran Eadric. Seperti yang diyakini banyak orang, peyihir berhati jahat mengubah seorang pangeran tampan menjadi seekor katak. Untuk bsia kembali menjadi manusia, hanya butuh ciuman tulus seorang putri. Demikan juga dengan sang pangeran. Kebetulan putri yang ditemuinya adalah Puteri Emeralda.
Mencium seekor katak memang tidak terlalu buruk bagi Putri Emeralda. Bibir si katak terasa dingin dan halus menekan bibirnya. Sensaninya tidak terlalu buruk. Namun yang terjadi sesudah itu yang membuat Putri Emeralda sangat terkejut.
Sang putri merasa pening dan tidak bisa memfokuskan pengliatannya. Walau lambat laun bias, namun yang segalanya tampak berbeda. Warna-warna lebih indah dan bervariasi! Lubang hidungnya mengembang saat mencium bau sayuran busuk. Kakinya melekat pada tubuh yang gempal, pendek serta memiliki kulit burik berwarna hijau. Putri Emeralda berubah menjadi seekor katak!
Bukan main kesalnya hati sang putri! Alih-alih menolong, malah ia celaka. Berubah menjadi katak juga. Sepasang pangeran dan putri yang menjadi katak bersatu bahu membahu mencari cara untuk menjadi manusia kembali.
Namun jangan mengira, perjalanan mereka penuh dengan aneka adegan romantis dan sendu ! Walau mereka akrab karena merasa senasib, namun tetap saja tidak membuat mereka rukun. Baca saja adegan saat sang putri belajar menangkap lalat untuk pertama kali. (hal 53).
Sang putri kesilitan menarik dan menggulung lidahnya yang keluar untuk menyambar lalat! Bukannya memberikan petujuk, Pangeran Eadric malah mentertawakannya. Atau bagaimaan kesalnya sang putri karena pangeran selalu merayu untuk mendapakan ciuman lagi, siapa tahu malah berubah menjadi manusia.
Bagaimana saya tidak mau tertawa keras, melupakan sopan-santun! Membaca bagaimana Emeralda membersihkan kaki lalat kering yang tersangkut di bibir Eadrick sebelum menciumnya. Bayangkan bagaimana eskpersi wajah sang putri menahan jijik melihat Eadrick dengan santainya melalap lalat yang berterbangan, ih……..! Atau saat Eadrick dengan rakusnya memakan semua cacing yang diberikan oleh perempuan jahat. Kocak habis......!
Namun seiring waktu, mereka mulai menjadi sahabat karib.Hari-hari menjadi katak telah mengajari Putri Emeralda banyak hal. Rawa-rawa sungguh tempat ajaib dimana kehidupan yang tua dapat berakhir dan kehidupan baru dapat mengalami berbagai ekjadian tak terduga, dimana teman dan pahlawan dapat muncul dalam berbagai wujud, di mana hidup bisa begitu indah, bahkan bagi seorang putri yang kikuk!
Untung ada Bibi Grassina, bibi Putri Emeralda yang menjadi penyihir. dengan bantuannya, serta Fang juga Li'l mereka bisa mengatasi masalah yang ada.
Sebentar.........,
Siapa Li'l dan Fang?
Apa hubungannya dengan berang-berang?
Sudah... baca saja sendirinya...!
============================
Beberapa buku yang saya baca menceritakan bagaimana seorang penyihir jahat menyihir seorang pangeran tampan menjadi katak. Di salah satu buku, malah katak itu hidup dari tahun 1900 sekian dan baru akibat keisengan seorang gadis, di tahun 2000 ia kembali menjadi manusia. Buku ini jelas sangat berbeda dengan yang lainnya.
Buku ini membuat saya tertawa lepas! Saat menunggu waktu upacara dimulai di Depok, saya kembali membaca untuk menuntaskan buku ini. Bisa dibayangkan apa yang terjadi! Melihat saya tertawa lepas tida perduli orang sekitar, bebarapa rekan kerja tertarik untuk mengintip apa yang saya baca. Kami jadi tertawa bersama-sama.
Hingga upacara berlangsung, beberapa rekan masih tertawa-tawa kecil mengingat hal lucu yang dibaca dalam buku ini. Kebetulan hal-hal yang saya anggap perlu dijadikan point dalam repiu saya beri tanda. Sehingga kami hanya perlu mencari halaman yang sudah diberi tanda dan tertawa lepas bersama-sama.
Selesai upacara, gagal rencana saya untuk segera meluncur ke toko buku favorit saya. Rekan-rekan yang tadi mengintip buku saya kembali meminta saya menceritakan satu atau dua hal kocak yang ada dalam buku ini. Adu………..h! Seharusnya mereka membeli supaya bisa tertawa seperti saya!
Saya percaya segala sesuatu memang sudah ada waktunya. Misalnya, saat saya merasa kesal kehujanan, lalu basah kuyup, kedinginan maka pasti sebuah paket dari Bapak dan Ibu Peri buku sudah ada sebagai obat pelipur lara.
Hari Jumat yang lalu, sudah kehujanan, kedinginan, dua kali diturunkan dari angkot karena sepi penumpang, lalu sampai rumah mendapat kejutan yang tidak menyenangkan dari jagoan. Saat hendak menuju ke kamar mandi, di meja rias tergeletak 2 paket! Bayangkan 2 buah paket dari Bapak dan Ibu Peri! Sepertinya segala kesusahan terbayar sudah ^_^
Saya sungguh "Membeci" Trio kwek-kwek yang membuat buku ini sampai ke tangan saya ..!
Jia, M Endah & Ida *kiss & hug*
Thx …. Buku ini bener2 menghibur!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar