Jumat, 01 April 2011

The Marriage Bureau

Pengarang : Farahad Zama
Penterjemah : Rinurbad
Penyunting : Lulu Fitri Rahman
Penerbit : M-Pop (Kelompok Penerbit Matahati)


Semoga perkawinanmu langgeng!
Chiranjeeva soubhagyavatee bhava

Ucapan dan doa yang selalu diberikan bagi pengantin baru

Buku ini bercerita mengenai hal sederhana, namun bermakna besar dalam kehidupan seseorang.Mencari jodoh merupakan hal yang gampang-gampang susah. Ada orang yang dengan gampang menemukan jodohnya, namun ada juga yang sudah berusaha bersusah payah namun baru lama menemukan jodohnya.

Kisahnya sebenarnya sederhana saja, mengenai bagaimana sebuah keluarga muslim di India membuka biro jodoh dalam usaha mengisi waktu luang setelah pensiun. Cerita sederhana ini diramu dengan apik plus disisipi pesan moral mengenai menghormati kepercayaan orang lain serta semangat tidak putus asa jika ingin meraih sesuatu.

Perjodohan kadang memerlukan perantara. Di India peran seorang perantara tidak bisa dipandang sebelah mata. Di negara kita, perlahan tapi pasti sudah banyak biro jodoh yang diserbu peminat tanpa malu-malu.

Mencari jodoh memang susah-susah gampang. Saya ingat sekali pesan para sesepuh, " Ojo lali bibit, bebet, karo bobot" Demikian juga di India. Rupanya mencari jodoh yang sesuai dengan kasta dan persyaratan susah-susah gampang. Untuk itulah jasa Biro Jodoh Mr Ali sangat dibutuhkan.

Namun sepertinya Sang Pencipta Alam menggariskan jodoh dengan cara yang tidak biasa bagi Aruna dan Ramanujam. Keinginan mencari calon istri membuat Ramanujam mendaftar di biro jodoh milik Mr Ali, boss Aruna. Alih-alih mendapat jodoh ia malah terpikat dengan kepolosan dan kesederhanaan Aruna.

Bisa ditebak bagaimana sikap kedua belah keluarga meenrima kenyataan kisah kasih kedua insan tersebut Pihak Aruna, walau menyadari kekurangan harta namun merasa kastanya (walau sama-sama Brahmana, ) lebih tinggi sedikit. Sedangkan pihak Ramanujam merasa pihak Aruna hanya menginginkan harta keluarga mereka.

Pada awal cerita hingga setengahnya buku ini masih bercerita mengenai hal-hal yang ringan juga lucu. Hal-hal yang sering terjadi disekitar kita. Setelah setengahnya, baru hal-hal yang serius muncul. Misalnya ketika Mr Ali dan sahabatnya Azhar bertemu dengan seorang misionaris. Mr Ali i dengan bijak mampu memberikan pengertian untuk menghormati kepercayaan masing-masing.

Mungkin karena memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang tidak terlalu berbeda (sama-sama dari negara Asean), saya selalu bi menimtai buah tulisan dari para penulisan asal India. Pernikahan Farahad Zama yang juga berasal dari perjodohan, membuat novel ini terasa lebih hidup karena penulisa sangat memahami bagaimana perjodohan itu berlangsung.

Kata-kata "Saya tidak kehilangan putra, saya mendapat anak perempuan yang mengagumkan" Sepertinya merupakan impian para wanita setelah menikah. Mama saya beruntung karena selalu menjadi anak perempuan bagi eyang putri saya, apa lagi papa saya adalah anak tunggal. Tante saya beberapa kali gagal berpacaran karena orang tua sang pacar tidak menyukainya, hingga ia berdoa meminta supaya mendapatkan keluarga pacar yang tidak rewel. Doanya terkabul! Orang tua om saya tidak akan pernah rewel bermenantukan dia, karena mereka sudah meninggal. Tante saya menikah dengan seorang yatim piatu yang dibesarkan oleh kakak-kakak perempuannya.

Sepertinya saya yang kurang beruntung dulu.
Semoga kelak saya bisa mendapat "anak perempuan" yang menyayangi saya seperti ibu kandungnya.

BTW dimana yah alamat biro jodoh Mr Ali?
Daftar ah........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar