Rabu, 30 Maret 2011

Azazil, Godaan Raja Iblis: The Arabic Da Vinci Code

Judul asli: Azazil, Godaan Raja Iblis
Pengarang: Youssef Ziedan
Penerjemah: M. Aunul Abied Shah
Penyunting: M. Irfan
Halaman:574
Penerbit: PT Serambi Ilmu Semesta
Rating: 5/5

"Lembaran manuskrip ini berisi sebuah buku yang kuwasiatkan agar diterbitkan sesudah kematianku Ini karya terjemahanku yang kuupayakan sebisaku agar sesuai aslinya, berasal dari sekumpulan lembaran perkamen yang ditemukan sepuluh tahun lalu di puing-puing kota tua yang berlokasi di barat laut kota Aleppo di Suriah. Membutuhkan tujuh tahun untuk menterjemahkan manuskrip ini dari Bahasa Suryani ke Bahasa Arab. Namun kini, setelah terjemahan selesai, saya menyesal sudah bersusah payah melakukannya"

Saya butuh 2 hari untuk menuntaskan buku ini. Isinya benar-benar membuat saya terpesona. Saya harus memperlambat kecepatan saya membaca agar bisa lebih memahami berbagai ungkapan makna yang tersirat serta memahami filsafat yang diuraikan.

Buku ini terwujud dari hasil negosiasi seorang pendeta Hypa dengan Azazil adalah raja iblis yang diusir Tuhan dari surga karena membangkang. Hypa setuju untuk menuliskan kisah hidupnya dalam waktu 40 hari dengan harapan sesudah ia selesai menulis maka Azazil mau membiarkannya hidup tenang.

Dalam proses tulis-menulis tersebut, banyak hal yang ingin ditulis Hypra ditentang oleh Azazil. Namun ada juga saat Azazil merayu Hypa untuk menuliskan kisah menurut versi Azazil. Termasuk menuliskan rahasia kelam hidupnya serta pikiran-pikiran terlarangnya yang sesat menurut gereja. 

Hypa hidup pada masa pergolakan iman Kristen di abad kelima Masehi. Saat itu terjadi pertentangan antara berbagai aliran gereja menyangkut konsep-konsep sakral, termasuk soal Trinitas dan ketuhanan Yesus, yang kemudian berpuncak pada serangkaian tragedi kekerasan yang mengatasnamakan Tuhan.

Dikisahkan juga situasi serta kondisi kehidupan bermasyarakat pada saat itu, dimana semua yang bersinggungan dengan gereja akan dianggap musuh. Salah satu yang mengalaminya adalah Hypatia yang sering dijuluki Mahaguru Abad Ini.

Ia mengalami peyiksaan dari pengikut gereja, tubuhnya dikuliti lalu dipotong empat! Empat potong tubuh itu kemudian dilemparkan ke tempat yang sekarang menjadi lokasi pembuangan sampah. Meski tubuhnya sudah terbelah empat, Hypatia masih hidup. Dia siuman ketika api mulai membakarnya. 

Teriakan terakhirnya membahana sebelum dia diam untuk selamanya; seakan-akan langit kerajaan Tuhan menyerap habis erangan kesakitan yang keluar dari mulutnya yang pernah mengajarkan keagungan filsafat kepada manusia.

Sebagai bumbu, dikisahkan juga cinta terlarang antara Hypa dengan dua wanita jelita. Oktavia yang penyembah berhala dan Martha sang penyanyi gereja. Sepertinya perlu dituliskan ini novel untuk dewasa. Walau tidak berkesan porno, namun banyak adegan syur yang terjadi. 

Misalnya saat tiga hari tiga malam Hypa bersama Oktavia, ” Aku pun semakin merasa bahwa aku sekarang sedang tersasar di belantara tubuh Oktavia. Aku sekarang sedang tenggelam dalam arus sungainya yang menyeret deras… Dia mengepungku dari semua penjuru, sebagaimana samudra yang luas mengepung daratan dari segala arah”.

Atau pada kalimat, ” Dan kemudian, terjadilah apa yang lazim terjadi antara sepasang lelaki dan perempuan ketika mereka mencampakkan tabir rasa malu”

Biasanya saya tidak pernah tergoda komentar orang mengenai buku. Cuman saat saya membaca kalimat-kalimat berikut: 
“Azazil adalah buku paling berbahaya bagi keimanan Kristen.”
—Kardinal Besyaway, Sekretaris Umum Kepala Gereja Ortodoks Koptik Mesir

“Sebuah novel yang mendobrak sakralitas.”
—Jurnal Al-Qahirah, Mesir

“Azazil adalah karya sastra yang tiada tanding.”
—Koran El-Ra`y, Yordania

Saya jadi tergoda untuk membacanya. Uatu keputusan yang tidak salah!

Dibuku ini, juga ada sepenggal kalimat yang sangat saya suka, “Sesungguhnya tidur adalah anugrah Tuhan yang tiada terkira. (hal 73)” Sebagai orang yang selalu berusaha memanfaatkan waktu luang dengan tidur, jelas saya mendukung pernyataan ini.

3 komentar: