Selasa, 28 April 2015

2015 # 47 : Entah Dia Hitam atau Putih




Judul: Half Bad
Pengarang: Sally Green
Penerjemah: Reni Indardini
Penyunting: Rina Wulandari

Penyelaras aksara: Nunung Wiyati
Penata aksara: Axin Makruf
Desain sampul: Fahmi Ilmansyah
ISBN: 978602160698
Halaman: 430
Cetakan: Pertama-Maret 2015
Penerbit: Noura Books

Harga: Rp 74.000

Subyek: Nathan Byrn
Kode Lahir: P 0,5/ H 0,5
Jenis Kelamin: Laki-laki
Usia Saat Pemeriksaan: 8 tahun
Anugrah (jika umur di atas 17 tahun): Tidak berlaku
Kecerdasan Umum: Tidak diketahui
......
......
......

Begitulah Nathan dianggap, setengah hitam dan setengah putih, bastar. Ibu, nenek serta saudara tirinya jelas-jelas adalah penyhir putih. Sementara dia masih dianggap campuran sebelum akhirnya dewan menentukan termasuk dalam golongan apa dia. 

Hidup dalam masyarakat yang terdiri  dari penyihir putih, penyihir hitam, bastar serta manusia biasa merupakan hal yang cukup berat bagi remaja seusia Nathan, tanpa perlu mengalami tekanan dari kakak tirinya, Jessica.

Jessica menganggap ibu mereka meninggal akibat(meski tidak secara langsung) Nathan. Ia selalu menganggap Nathan adalah penyihir hitam. Ia juga berharap Nathan tidak pernah mendapatkan tiga anugrah saat ulang tahun ketujuh belas agar jumlah penyihir hitam berkurang satu.Selain Jessica seluruh keluarga mencintai dan berusaha melindungi Nathan. Tentunya berharap Nathan menjadi penyihir putih kelak.

Ayah Nathan adalah penyihir hitam yang ditakuti. Selama ini ia tidak pernah menampakkan diri di depan Nathan. Meski begitu, tetap saja Nathan dianggap pembawa gen jahat dari sisi ayahnya. Ia sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan. Keberadaannya kelak bisa mengancam seluruh tatanan kehidupan penyihir. 

Menurut informasi yang Nathan peroleh, ada dua hal yang bisa mengalahkan ayahnya. Yang pertama sebuah senjata, kedua dirinya. Entah bagaimana caranya itu. Tapi bisa dipastikan itu adalah salah satu alasan sang ayah meninggalkannya.


Guna membatasi gerakan bastar, dewan mengeluarkan aneka perintah, seperti jika berpergian harus melaporkan terlebih dahulu, kecuali untuk pergi ke sekolah atau lingkungan sekitar rumah. Dilarang berdekatan dengan penyihir putih dalam jarak sekian meter kecuali kerabat dalam kasus Nathan. Masalah yang sudah rumit menjadi makin rumit ketika Nathan terlihat bersama seorang penyihir putih. Apa lagi jika bukan urusan cinta ABG.


Dan Nathan harus menanggung resiko semua tindakannya. Ia harus berpisah dari keluarganya dan berada di bawah pengawasan seorang mentor yang ditunjuk dewan. Ia harus mampu bertahan hidup serta berpacu dengan waktu agar bisa mendapatkan tiga anugrah saat ulang tahun ketujuh belas, atau mati. Ia harus mencari ayahnya.

Ia sendirian di luar sana. Informasi tentang keberadaan ayahnya sangat minim.Satu-satunya yang ia punya hanyalah kemampuan menyembuhnya yang luar biasa. Ia harus percaya pada sosok yang baru dikenalnya jika ingin mencapai tujuan. 

Ini soal hidup atau mati sekarang.
Soal membunuh atau dibunuh.

Biasanya, saya jarang bersemangat menunggu lanjutan kisah yang dibuat berseri. Jika penulisnya lokal, sering kali buku kedua dan seterusnya butuh waktu agak lama untuk terbit, bahkan ada yang tidak jua terbit. Kecuali, kalau penulisnya sudah menyiapkan sebuah serial dan menawarkannya ke penerbit dalam sebuah paket lengkap. Pertimbangan untuk tidak juga diterbitkan tentunya karena faktor lain.Pada kisah terjemahan, biasanya karena selera pembaca yang beragam dan kebetulan sekali buku tersebut kurang diminati maka atas dasar pertimbangan biaya produksi maka bulu selanjutnya tidak terbit. Tapi buku ini berbeda! Saya akan sangat menunggu dan mengharapkan terbit buku selanjutnya. 


Secara garis besar, ada enam bagian dalam buku ini. Tiap bagian menggambarkan perjalanan hidup Nathan. Sejak masih tinggal dengan sang nenek hingga perjalanan mencari ayahnya.

Sejak membuka halaman pertama, ada yang unik dari cara penulisan buku ini. Alih-alih memberikan prolog panjang lebar, penulis mengajak kita menikmati sebuah bagian yang bisa dikatakan sebagai pengantar dengan judul Trik.

Bagian favorit saya adalah bagian keempat, Kebebasan. Salah satu bab berjudul  Tiga Kantong Teh Celup Kehidupan Nathan Marcusovich. Kisahnya cukup mengharukan. Digambarkan bagaimana Nathan menikmati kebebasannya setelah sekian lama berada dalam pengawasan dewan. Ia makan sepuasnya, berendam di air hangat, berlarian, ia melakukan apa pun yang ia inginkan.

Ada baiknya penerbit memberikan peringatan akan banyak kekerasan fisik yang terdapat  dalam kisah ini. Jangan berharap kita akan menemukan pertempuran dengan aneka  trik man mantra sihir ala HP. Setting kisah memang ala sihir tapi dalam buku satu ini segala macam pertempuran dilakukan secara kontak fisik.

Tokoh kita, Nathan, juga digambarkan sebagai sosok bad boy. Sikapnya yang cenderung membangkang, keras kepala bahkan terkadang nekat sering kali membawanya dalam situasi sulit. Nathan juga sering dikisahkan berada dalam kekerasan, entah ia dipukuli oleh keluarga penyihir putih atau tanpa sengaja ia memukuli seorang gadis yang bertindak sebagai penghubungnya.  Lain bagian, dikisahkan bagaimana Nathan termasuk orang yang cepat lepas kendali. 

Sering kali saya ingin menjitak batoke bocah siji iki. Ampun deh! Kenapa sih sekali-kali Nathan tidak bersikap sebagai layaknya seorang anak manis saat diperiksa, sekedar agar tidak membuat sang nenek merasa ketakutan. 

Tapi rasa itu merubah menjadi haru saat melihat https://youtu.be/UIcpalOypmo. Hiks...hiks....hiks teganya para dewan!

Ada beberapa hal yang kurang saya pahami. Misalnya halaman 110 tertulis, "Debs meneleponku saat tengah malam untuk memberitahukan di mana kau berada. Debs menduga Niall-lah yang menghubunginya." Maksudnya Deborah, kakak tiri Nathan mendapat telepon mengenai keberadaannya dari seseorang yang ia kira adalah Niall? Jika itu maksudnya ini agak membingungkan. Bukankah saat ini semua telepon akan memunculkan nama dan nomer dari si penelepon? Di bagian lain dikisahkan bahwa Deborah berpura-pura baik terhadap Niall agar mendapat banyak informasi, maka tidak mungkin ia tidak hafal suara Niall, dengan anggapan Niall menghubunginya dari nomer lain.

Terus terang, agak susah membuat review buku yang ciamik ini. Takut spoiler tingkat dewa. Semangat membaca, saat sampai halaman akhir saya langsung merasa kesal! Kok cepat sekali tamatnya buku pertama ini. 

Terlena!Tak heran Guinness World Record memberikan predikat sebagai 
the 'Most Translated Book by a Debut Author. Konon pre-publikasinya telah terjual dalam 45 bahasa. 

------------>
Dear  sister di Nora Books
Pliz...plizzz......plizzzzzzzzz menuntaskan menerbitkan semua kisah ini.
Nathan membuatku jatuh hati, kesal, kasihan, marah dalam waktu bersamaan.
Ku ingin mengikuti setiap langkah kakinya mencari jati diri.
Apakah ia hitam, putih, campuran,  bahkan andai ia ternyata manusia biasa. 

Big Hug

TR


Sumber gambar:
https://www.goodreads.com/book/show/18079804-half-bad

2 komentar:

  1. Izin berkunjung dan nyimak langsung artikelnya gan? Salam kenal, semoga sukses selalu AMIIIN...

    BalasHapus
  2. Silahkan.... terima kasih sudah mampir

    BalasHapus