Judul Asli: 3 Sisi Susi
Penulis: Fyra Fatima
Penunting: Zulfa Simatur, Fitria Pratiwi, Lis Sutinah
Pendesain sampul & penata letak: EM. Giri
Ilustrasi sampul: Aminudin Hadinugroho
ISBN: 9790652399
ISBN-13:9789790652392
Halaman: 172
Cetakan: Pertama-2015
Penerbit: VisiMedia Pustaka
Harga: Rp 45.000
Ada Menteri, Ibu Susi dalam daftar undangan ibu. Mohon bantuan untuk mengatur segala sesuatu jika beliau jadi hadir.
Kalimat singkat yang disampaikan pihak penerbit saat rapat persiapan launching buku Ratna Sarumpaet membuat saya dan salah seorang rekan sekantor saling melirik penuh tanda-tanda kolaborasi.
Kami berdua sama-sama mengagumi sosok menteri yang satu ini. Saya mulai mengagumi sejak pesawat Susi Air mendarat di Aceh. Jika tidak salah ingat, beliau terlihat sedang berjalan menggandeng salah satu keluarga korban tsunami menelusuri sebuah perumahan yang porak-poranda. Sikap melindungi terlihat sekali.
Saat pengumuman kabinet, sosok beliau yang berbeda dengan yang lain menarik perhatian saya (lagi). Apa lagi sejak informasi mengenai latar belakang pendidikan, kebiasaan merokok serta tato yang ada di tubuhnya ramai dibicarakan di sosial media. Buat saya yang penting bagaimana menteri yang satu ini membuat sebuah perubahan nyata. Sisanya merupakan urusan pribadi seorang Susi.
Terdiri dari tiga sisi kehidupan Susi, buku ini menawarkan hal-hal baru yang mungkin belum banyak diketahui orang. Andai ada yang sudah diketahui, buku ini memberikan gambaran lebih lengkap lagi mengenai sosok Susi.
Tidak ada maksud untuk memberikan kultus sosoknya, seperti kata penulis. Lebih untuk menjadi penambah semangat kaum wanita untuk mau berkarya. Serta mengajak anak muda untuk mau bersemangat membangun bangsa dengan bercermin dengan dirinya.
Sisi 1 mengisahkan tentang sosok Susi dan keluarganya.Bagaimana Susi menghabiskan waktu dengan keluarganya. Ternyata sejak kecil Susi sudah menyukai membaca. Bacaannya luar biasa. Jika anak lain memilih membaca dalam bahasa Indonesia, Susi justru membaca buku dalam bahasa Inggris.
Dalam hal pendidikan Susi bisa dikategorikan cerdas, hanya ia merasa sekolah tidaklah cocok untuk dirinya, hingga saat SMA ia memutuskan keluar dari sekolah tanpa sempat mengantongi ijazah. Namun ia selalu berpesan agar apa yang ia lakukan jangan dicontoh. Sekolah merupakan investasi masa depan.
Kepulangan Susi ke Pangandaran dari Yogyakarta tempatnya bersekolah SMA, bermula akibat kepalanya terbentur tembok dinding sekolah saat tergelincir tangga hingga tubuhnya menggelinding ke bawah. Hal tersebut membuatnya sakit berkepanjangan hingga memutuskan kembali ke kampung halaman.
Karena pada dasarnya Susi adalah sosok yang mandiri,maka ia berusaha mencari uang dengan berjualan. Mulai dari menjajakan bed cover hingga akhirnya menjadi bakul ikan. Beratnya dunia usaha memberikan pengalaman serta pemahaman yang luar biasa bagi Susi.
Menurutnya, jangan pernah berpikir bahwa dunia akan memberimu tempat istimewa karena kamu seorang prempuan. Menurutnya, perempuan terkadang berpikir bahwa mereka merasa memiliki hak istimewa atau dispensasi untuk tidak melakukan beberapa hal karena mereka perempuan (halaman31).Dalam dunia bisnis tidak seperti itu. Dalam bisnis semua dianggap sama
Bagaimana Susi jatuh bangun mendirikan usaha ada dalam Sisi 2, Perempuan Sukses yang membeli pesawat demi lobster. Diceritakan lebih detail bagaimana Susi saat menjadi bakul ikan. Mulai dari belajar menaksir harga ikan, hingga distribusi ikan yang ia peroleh. Semuanya tidak begitu saja bisa ia lakukan. Ia belajar dengan keras termasuk harus mengalami kerugian akibat salah taksir harga ikan.
Kegagalan tidak membuat Susu mundur, ia justru kian terpacu. Selain menjadi bakul ikan, ia juga mulai menyewakan perahu pada nelayan. Hasil yang diperoleh nelayan dibelinya dengan harga bagus. Belakangan Susi mulai melirik lobster.
Bagian ini mengisahkan bagaimana Susi berupaya menyediakan lobster segar pada pembeli. Bukan hal mudah mengingat jarang yang harus ditempih dari pangandaran ke lokasi. Hal ini merupakan cikal bakal berdirinya pabrik.
Saat menonton film Habibie & Hainun, saya ingat ada adegan dimana Pak Habibie menyebutkan cita-cita ingin membuat pesawat kecil yang bisa menghubungkan aneka pulau di tanah air. Secara tak langsung Susi sudah melakukannya.
Semula tujuan Susi memiliki pesawat adalah agar bisa mengangkut lobster dengan cepat. Namun sejak peristiwa tsunami, sebuah divisi penerbangan lahir dengan nama Susi Air. Hingga 2012 sudah sekitar 113 destinasi dan 160 rute.
Dikisahkan juga bahwa Susi belajar manajemen bisa dari siapa saja, tidak harus dari orang pintar maupun sarjana. Suatu saat Susi melihat disetiap meja terdapat rokok, tisu dan air putih. Ternyata hal tersebut dilakukan oleh asisten rumah tangganya. Hal tersebut dilakukan agar pekerjaan si asisten rumah tangga tidak terganggu pekerjaannya oleh panggilan Susi yang membutuhkan rokok, tisu atau air putih.
Kebijakan, tindakan serta kiprah Susi sejak menjadi menteri ada di Sisi 3 Perempuan Berani. Secara garis besar dikisahkan tentang bagaimana Susi bertugas sebagai menteri. Gebrakan seperti mengubah jam kerja serta menenggelamkan kapal membuatnya makin ramai dibicarakan orang.
Ada satu bagian yang mengharukan bagi saya. Sebagai seorang single, saat pelantikan sebagai meteri, Susi hadir didampingi Solichin G.P
membuat ia menggenakan kebaya dan mengecat sosk yang sudah seperti ayah bagi Susi. Persyaratan yang diberikan selain harus bertugas dengan baik adalah menggunakan kebaya. Secara halus juga disebutkan bahwa tidak ada anak beliau yang memiliki rambut berwarna merah, itu sebabnya Susi mengubah rambutnya sedikit hitam. Ternyata walau terkesan galak dan blak-blakan, Susi termasuk orang yang menghormati dan menurut pada orang tua.
Secara garis besar, buku ini menarik dan perlu dibaca oleh anak muda. Agar mereka bisa mengetahui bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha dan konsisten dengan apa yang kita lakukan.
Apa lagi di bagian belakang buku ini terdapat surat terbuka yang dikirim Susi bagi seluruh generasi muda pada saat Hari Sumpah Pemuda 2014 yang lalu. Sebuah penyemangat yang layak dibaca dan diikuti.
Bagi kalimat yang dirasa penting untuk diketahui, akan dicetak dalam satu halaman besar. Beberapa ada yang berwarna namun ada juga yang tidak berwarna. Ada baiknya untuk keindahan dimuat berwarna.
Demikian juga untuk pergantian bagian atau sisi, akan lebih menarik jika dibuat berwarna. Hingga berkesan efklusif, selain sebagai pembatas.
Pada kover, sosok Susi digambarkan dengan mempergunakan seragam SMP sedang memegang semacam buku. Mungkinkah maksudnya sebagai peringatan bagi kita bahwa belajar itu tidak mengenal batas usia, bisa kapan saja dan dari mana saja. Ada juga gambar kopi dan gorengan. Agak aneh karena dalam buku ini yang disebutkan ada di setiap meja di rumah Susi adalah rokok, air putih dan tisu. Kenapa tidak air putih dan tisu yang digambar?
Susi Pudjiastuti lahir pada 15 januari 1965 du Pangandara. Ayahnya bernama Haji Ahmad Karlan dan ibunya bernama Hajjah Suwuh Lasmina. Susi juga merupakan pemilik dari ASI Pudjiastuti Marine Product yang bergerak dalam bidang eksport hasil perikanan serta PT ASI Pudjiastuti Aviation yang bergerak dalam bidang penerbangan. Penghargaan yang diterima Susi yaitu:
- Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004
- Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005
- Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia.
- Metro TV Award for Economics-2006,
- Inspiring Woman 2006 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia
- Berprestasi Award dari PT Exelcomindo
- Sofyan Ilyas Award dari Kementrian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009
- Ganesha Widyajasa Aditama Award dari ITB 2011
- Award for Innovative Achievements, Extraordinary Leadership and Significant Contributions to the Economy, APEC 2011
- Tokoh Wanita Inspiratif Penggerak Pembangunan, dari Gubenur Jawa Barat tahun 2008
- Kanjeng Ratu Ayu (KRAY) Susi Pudjiastutiningrat, dari Keraton Surakarta Hadiningrat 2015.
Nasehat dari para orang tua adalah untuk mengambil teladan dari sisi baik dan keberhasilan seseorang serta tidak perlu mengumbar kekurangannya. Mari kita ambil keteladanan dari Susi, sosok perempuan mandiri, tegas, mau belajar dan cinta keluarga.
Sumber gambar:
http://profile.metrotvnews.com/read/152/susi-pudjiastuti
Ingin sekali membaca buku ini. Saya juga mengagumi sosok Bu Susi :)
BalasHapusSaya juga!
BalasHapusPekerja keras yang perlu dicontoh.
THX sudah mampir