Sabtu, 02 Agustus 2014

Review 2014# 41: Serapium Punya Cerita


Penulis: Dannie Shan; C, Wibawa; Ayu Welirang; Al Varrel Putra Kusuma; Krisyan Nuruha; Rika; Ray Hamonangan; Zelia Petronella; Selviana Rahayu; Iwan Hidayat; Dhia Zcitrahayi
Editor: Puspa Sari Ayu Yudha
Desain sampul: Iwan H
Halaman: 174
Harga: Rp 40000
Penerbit: nulisbuku.com


Hemmmmmm.......,
Harus mulai dari mana mereview buku ini. Agak bingung juga, tapi kewajiban setelah mendapat buntelan harus dilakukan. Dari pada nanti lebih baik sekarang, toh harus diselesaikan juga.

Pertama  yang harus saya lakukan adalah memberi salut pada kenekatan kesebelas orang penulis kisah dalam buku ini. Kendala utama dalam membuat sebuah kisah adalah memulai menulis. Sisanya mengalir mengikuti. Apapun hasilnya kesebelas orang tersebut sudah memiliki tekat dan keberanian untuk mulai menuliskan sebuah kisah, selanjutnya adalah memastikan kisah-kisah tersebut berada di tangan pembaca. Satu berada di tangan saya.

Kita mulai dari hal pertama yang dilihat seorang calon pembeli buku, kover. Karena buku ini dipasarkan melalui nulisbuku.com, maka kover haruslah terlihat menarik. Warna kover buku dalam nulisbuku ternyata berbeda dengan yang saya terima. Berbeda dalam artian tidak semenarik yang ada di nulisbuku. Punya saya warnanya cenderung lebih gelap. Entah biru atau hijau.

Untuk urusan gambar/ilustrasi kenapa dipilih cangkir dan orang memanah, di bagian belakang juga ada ikon yang sama? Apakah terkait dengan Serapium atau Kaskus? Jika ada maafkan  saya yang bukan anggota Serapium atau kaskus karena tidak bisa mengerti maknanya.  Maafkan juga otak teflon saya yang tidak bisa memahaminya walau sudah 2 x membaca buku ini. Dari sisi seni mungkin saja gambar/ilustrasi tersebut menarik dengan filosopi tertentu, tapi dari sisi marketing kurang menarik perhatian. Ada baiknya kover berisikan hal yang mudah dicerna oleh calon pembeli buku. Meski ribuan kali kalimat yang melarang menilai sebuah buku dari kovernya, tapi begitulah faktanya. Calon pembeli akan berubah menjadi pembeli karena tertarik dengan kover pada pandangan pertama.

Lalu tulisan Kumpulan Cerpen buat saya merupakan hal nekat yang paling luar biasa. Diskusi saya dengan beberapa rekan penerbit beberapa waktu lalu menyebutkan penjualan buku yang mencantumkan kata tersebut menempati peringkat bawah dalam segi penjualan. Itu juga yang membuat kata Kumpulan Cerpen diubah menjadi Sepuluh Kisah saat mengurus penerbitan buku sejenis pada komunitas tetangga. Mungkin ada pertimbangan tertentu yang hanya diketahui oleh para penulis, hanya sekedar usul mungkin sebaiknya tulisan tersebut dihilangkan lalu diganti kata lain.

Selanjutnya, pembaca akan menemukan ucapan terima kasih dari para penulis. Entah kenapa harus masing-masing penulis memberikan kata ucapannya, kenapa tidak dijadikan satu. Dibuat sebuah ucapan terima kasih yang mengakomodir keinginan semua penulis. 

Suatu saat saya pernah pertanya secara iseng pada beberapa sahabat penggila buku, berapa banyak yang membaca ucapan terima kasih dari penulis? Sangat sedikit. Dengan menghabiskan empat halaman untuk ucapan terima kasih yang belum tentu dibaca tentunya akan berdampak secara tidak langsung pada nilai jual. Efisiensi tanpa mengurangi makna tentunya akan sangat berguna.

Ada Kata Pengantar dari Alluna Maharani yang disebutkan sebagai  Books Enthusiast. Secara pribadi saya cukup mengenal Alluna melalui BBI. Dengan tidak mengurangi rasa hormat dan sayang kepada Alluna, kenapa hanya ditulis Books Enthusiast? Banyak Books Enthusiast, lalu apa yang membuat Alluna berbeda? Hanya menuliskan Books Enthusiast Kesannya kurang menonjolkan prestasi Alluna di dunia buku sehingga kurang membuat orang tertarik dan kurang memberi nilai jual. Sebaiknya kelebihan Alluna dalam dunia perbukuan juga disebutkan.

Terpenting kenapa  tidak ada kata pengantar dari petinggi kaskus? Padahal jika Serapium adalah komunitas pembaca buku yang bernaung di kaskus seperti yang tercetak pada buku, maka selayaknya ada sambutan atau kata pengantar dari beliau. hal tersebut akan memberi nilai lebih pada buku ini. Atau jangan-jangan ketidaktahuan saya, salah satu penulis adalah petinggi kaskus?

Serapium Punya Cerita berisi cerpen cerpen dari 11 orang dengan tema yang berbeda beda.  Ada Secangkir Kopi untuk Tuhan; Kisah Di Balik Hujan; Amy; Kado Untuk Alice; The Chronicle of Shapeshifter Hiren: si Licik; Saat Malam Tanpa Bintang; Koleksi Tanda Tangan Penulis; Jika Cinta Punya Masa Lalu; Mencintaimu; Senja Merah Jambu Untuk Pacarku; Harta Paling Berharga.

Kesebelas kisah tersebut tidak berhubungan satu dengan lainnya.Setting dan genrenya juga beragam. Sepertinya juga tidak ada benang merah antara seluruh kisah, kecuali dibuat karena kecintaan para penulis akan dunia perbukuan.

Beberapa kisah memukai dengan permainan kata-kata, beberapa membutuhkan pemahaman dan perenungan lebih dalam untuk menikmatinya. Kisah yang lain seperti sekedar coretan dalam catatan harian yang dimodifikasi menjadi sebuah cerpen. Sementara sebuah kisah memukau  saya sehingga berangan-angan jika jadi novel pasti bagus.

Ada juga yang mengusik rasa penasaran saya. Pada kisah Kado untuk Alice misalnya. Disebutkan bahwa Little Land adalah tempat untuk anak yatim-piatu tanpa sanak saudara. Dalam pemahaman saya jika ayah Ren dan Alice menitipkan kedua anaknya berarti menyerahkan sepenuhnya mereka berdua dalam pengawasan Little Land seperti juga anak-anak lain. Dengan demikian biaya hidup dan lainnya diurus oleh Little Land. Tapi kenapa di halaman 64 kenapa disebutkan sang ayah hanya mampu menanggung tagihan Little Land keduanya. Jadi Little Land itu tempat penitipan anak yang harus dibayar atau tempat penampungan  anak-anak yatim-piatu tanpa  sanak saudara dan tak terurus?

Kisah favoritku adalah Harta Paling Berharga. Sang penulis, Dhia Citrahayi mengambil sebuah tema sederhana dan mengolahnya menjadi sebuah kisah yang apik. Meski bisa disebut kisah fantasi, namun logika tetap terjaga dengan baik. Ada beberapa hal yang menurut saya agak kurang pas, tapi secara garis besar kisahnya bagus. Jadi tertarik mencari buku karya Dhia yang lain.

Selanjutnya yang menggoda saya untuk berkomentar adalah kover halaman belakang yang biasanya berisi sinopsis kisah. Ada sebelas kisah lalu kenapa tiga kisah yang dipilih? Apakah dianggap ketiga kisah tersebut mewakili yang lain? Pertimbangan apa yang dipakai? Memang agak aneh dan mustahil memuat sinopsis sebelas kisah, tapi bukan tidak mungkin jika disiasati dengan baik. Anggaplah setiap penulis harus membuat sinopsis tentang kisahnya masing-masing. Setiap orang diberikan jatah sekian kata. Tentunya akan lebih adil dan informatif.

Saat menemukan buku ini ditawarkan  di BBI untuk direview saya langsung tertarik. Nama Serapium sudah lama terdengar. Beberapa sahabat saya juga menjadi Seraper (sapaan untuk anggota Serapium). Semangat mereka untuk berkarya patut diberikan acungan jempol dan didukung. Saya hanya bisa memberikan dukungan dalam bentuk review guna kemajuan mereka. Maaf jika ada yang  sakit hati karena karyanya mendapat komen negatif dari saya. Tapi percayalah tujuan saya untuk kemajuan dunia perbukuan yang sama-sama kita cintai

SEMANGAT!!!!!!!

4 komentar:

  1. Terima kasih atas review, saran dan masukannya. Di next project kami, kami akan usahakan lebih maksimal :D

    BalasHapus
  2. Owh, ada Zelia Petronella juga di daftar penulis. Penasaran. :)

    BalasHapus
  3. review yang manis sekaligus berkesan positif baik buat buku ini dan serapium :)

    BalasHapus
  4. Makasih buat masukannya, Mbak Truly. Di project selanjutnya mungkin kita akan berusaha untuk lebih baik lagi. Thnaks juga buat komennya soal Harta Paling Berharga. Komen Mbak bikin saya semangat nulis cerita yang lain lagi :D

    BalasHapus