Kamis, 07 Januari 2016

2016 #6: Coloring Your Soul



Penulis:Mary Balerina
Editor: Fitri Pratiwi
ISBN-13: 9789790652569
ISBN-10: 9790652569
Halaman: 96
Penerbit: VisiMedia Pustaka
Rating:3/5

Salah pilih warna, rusaklah karya

Pelajaran itu saya dapat ketika mencoba mewarnai buntelan buku yang unik ini. Unik karena biasanya saya mendapat nuntelan buku untuk dibaca bukan dicoret-coret dengan aneka warna he he he. Pelajaran itu juga bisa diterapkan dalam kehidupan, salah bertindak  maka bisa hancurlah kehidupan kita.

Buku mewarnai untuk dewasa ini memang sedang naik daun. Bahkan beberapa toko buku menawarkan diskon pembelian alat mewarnai jika membeli buku mewarnai untuk dewasa terbitan sebuah penerbit besar. Aneka jenis juga ditawarkan dari mewarnai alam, batik hingga terbaru versi postcard. Tidak hanya anak-anak, orang tua juga bisa menikmati kesenangan masa kecil dulu.

Nikmat? Buat saya sih tidak ^_^
Karena saya tidak menyukai aktivitas menggambar dan mewarnai sejak kecil, maka bagi saya justru mewarnai satu halaman bisa membuat stres. Apalagi jika belum selesai, bisa tambah membuat stres sibuk mencari waktu guna menyelesaikan. Saya nekat merima buku ini justru karena tertantang untuk mencoba mencari tahu dimana unsur menghilangkan stresnya. Sekali lagi ini saya lho, setiap individu memiliki respon yang berbeda terhadap aktivitas mewarnai ini.

Berbekal ilmu mewarnai yang saya "curi" ketika  menemani jagoan les mewarnai dulu, saya coba mewarnai satu gambar. Yup! Jagoan memang saya masukan ke les mewarnai agar ia memiliki aktivitas dan bisa sedikit melatih ketekunannya.  Dari sana saya ikut mengambil beberapa pelajaran yang sekarang akan saya coba terapkan.

Bolak-balik halaman, akhirnya saya memilih mewarnai burung Merak. Kenapa? Karena sepertinya itu yang paling gampang. Serius! Gambar lainnya lebih rumit dan membutuhkan banyak kesabaran untuk mewarnai detail. Berbekal pinsil warna pinjaman, mulainya saya mewarnai.

Saya ingat, dulu jagoan menorehkan segaris warna di bagian tertentu guna menandakan warna yang akan diberikan. Saya coba ikuti itu.  Sehingga tercipta sebuah komposisi warna.  Dulu seingat saya pinsil warnanya bisa dihapus, maka acuh saja saya coret sana sini. Eh kok pada bagian leher kurang pas ya. Dengan sok tahu saya coba menghapus garis yang saya buat. TIDAK BISA! Aduh..... langsung drop saya! Ternyata ilmu yang itu tidak bisa dipakai. Mau tak mau ya harus diwarnai sesuai garis yang dibuat walau kurang maksimal. Jadi stres!

Akhirnya selesai. Bandingkan karya yang sudah 100% selesai dengan si empunya pinsil warna yang belum tuntas. Beda jauh! Yang satu meski belum selesai sudah terlihat rapi. Arah mewarnainya konsisten, tidak ada warna yang melewati garis, padu-padannya serasi. Saya jauh dari itu semua. 

Lumayan terhibur melihat karya sendiri. Bukan menghilangkan stres bagi saya, tapi semacam puas sudah berhasil menaklukan tantangan bagi diri sendiri. Mewarnai sebuah gambar hingga tuntas!

Saat mewarnai,saya mencoba mempergunakan pinsil warna serta spidol. Untuk pinsil warna kendalanya justru pada pilihan warna. Merek G*****L ini menawarkan warna-warna yang kurang jreng alias kurang cerah bagi saya. Warna favorit saya, biru, justru ada dalam pilihan warna tua, akan kurang menarik jika dipakai.

Sementara spidol menawarkan aneka warna ceria. hasilnya juga lebih bagus, karena ada kesan mengkilat dan hasilnya terlihat lebih rata. Sayangnya kertas akan sedikit berubah pada satuan kesekian. Seperti kertas kena air lalu dipergunakan untuk menulis. Hal ini tidak terjadi pada buku ini saja menurut beberapa sahabat yang melakukan aktivitas mewarnai, tapi juga pada buku terbitan penerbit lainnya. 

Secara garis besar, buku setebal 96 halaman ini menawarkan sebuah cara untuk menghilangkan stres dengan menjelajahi hutan tanpa perlu biaya besar. Dalam buku ini akan kita temukan aneka gambar indah mengenai hutan dan aneka binatang yang bisa kita temui di hutan.  Silahkan ekspresikan warna yang disukai. Tidak perlu pikiran aturan! Yang penting warnai dengan apa yang disukai.


Selain aneka gambar tentang alam, ada juga kata-kata motivasi yang dibuat dengan mengambil bentuk alam. Misalnya dengan ilustrasi bunga dibentuk sebuah kalimat. Serta kata-kata yang mengandung unsur alam.

Aktivitas mewarnai ini ternyata memiliki banyak manfaat selain menghilangkan kebosanan. Psikiater Carl Jung seperti dikutip dari Fox News kerap memberikan terapi mewarnai untuk menenangkan dan membuat pikiran para pasiennya lebih terfokus. Sekarang ini, teknik itu  masih direkomendasikan oleh para dokter untuk mengatasi kegelisahan. 

Sementara itu,  Psikolog Dr. Ben Michaelis menerangkan bahwa mewarnai gambar bisa mengaktifkan logika pada otak dan menciptakan pola pikir yang lebih kreatif.  "Karena merupakan aktivitas yang terpusat, amygdala --bagian dari otak yang merespon rasa takut-- bisa beristirahat sedikit demi sedikit. Dan semakin lama efeknya bisa sangat menenangkan," tutur Ben.  Saat mewarnai, orang dewasa akan merasa seperti kembali menjadi anak-anak lagi. Sehingga mereka bisa merasakan kehidupan yang bebas dari tekanan dan rasa khawatir selama beberapa waktu. Itu seperti yang suka diucapkan oleh para orang dewasa, enaknya jadi anak-anak.


Oh ya, ada bonus paduan mewarnai dan mengetahui karakter berdasarkan favorit. Tapi jangan coba-coba menebak karakter saya karena pilihan warna yang saya gunakan bukan yang saya sukai. Seperti yang sudah saya sebut di atas, karena keterbatasan warna maka saya pilih yang paling mendekati. Saya yang tidak suka warna merah terpaksa mempergunakan warna merah karena tersedia 4 gradasi warna merah cerah dalam set pinsil warna yang saya gunakan. Warna hijau saya pakai karena memang saya menyukai warna itu, setelah biru tentunya *ngeyel*. 

Warna ungu dipilih begitu saja. Alam bawah sadar saya yang menuntun ke sana karena warna itu juga sering saya cari. Bukan berarti saya suka ungu lho. Sebetulnya mama dan keponakan saya yang suka warna ungu, lalu bos saya yang dulu juga suka warna ungu. Teman satu bagian saya juga penggila ungu. Alhasil setiap kali mencari oleh-oleh atau suatu barang untuk mereka saya akan mencari  yang warna ungu. Maka ketika tiada lagi pilihan maka tanpa saya sadari saya mengambil pinsil warna ungu.

Jadi hiraukan saja ocehan saya ya. Karena beberapa teman yang mencoba mewarnai buku ini menyebutkan bahwa buku ini menarik dan menawarkan aneka pilihan gambar yang bisa ditafsirkan berbeda bagi tiap individu. 

Saya cukup membaca sajalah.
Kemampuan intelektual saya tidak cocok dibagian visualisasi.











2 komentar: