Jumat, 24 Juni 2011

Hidup Adalah Pilihan, Tapi Cinta Datang Tanpa Bisa Memilih




















Judul Novel               : Hidup Adalah Pilihan
Penulis                     : Delian
Editor                      : Dra. Eni Setiati
Perwajahan Sampul : Lee Reggi - LA'CIRQUE
Perwajahan Isi        : Kusprihantoro
Halaman                 :  205
ISBN                     : 978-602-8955-38-6
Diterbitkan oleh      : Purnama Putra Tunggal Publishing
Harga                    : Rp 40.000

Hidup adalah pilihan
Dari dulu, sekarang dan besok saya sangat yakin akan hal itu. Terlepas dari urusan lagu salah satu band besar yang menginspirasi penulis, saya yakin bagaimana hidup ini berjalan tergantung pada pilihan kita. Kadang pilihan kita mungkin salah, tapi dari pada menyesal dan meyalahkan masa lalu akan lebih baik jika kita mencoba memperbaiki salah pilih yang sudah terlanjur terjadi.   Jika pilihan kita sudah berada di jalan yang benar, kita tetap harus waspada dan bersyukur. Lebih baik memilih walau salah dari pada hanya diam tidak memilih.

Kadang, pilihan kita akan menimbulkan pro dan kontra. Tapi kita hidup tidak untuk membuat semua orang senang. Suatu saat kita harus menerima kenyataan kita menyakiti  seseorang dengan pilihan kita. Asalkan mereka bukan kedua orang tua kita, dan kita  sangat yakin akan pilihan kita itu janganlah ragu untuk melangkah. Bagaimana kehidupan akan kita jalani, hanya diri kita sendiri yang bisa menentukan dan menjalaninya.

Demikian juga dengan Bram dan  Glen. Saat cinta datang, mereka tidak bisa menghindar. Pilihan hidup sudah ditetapkan. Dalam masyarakat kita, apa yang Bram dan Glen lakukan masih dipandang sebagai sesuatu hal yang aneh. Tak heran beberapa pasangan memilih tinggal di luar negeri demi kelangsungan hubungan mereka.Bagi banyak orang, kisah cinta mereka masih dianggap sebagai hal yang menyalahi norma. Sang penulis beberapa kali menyebutkan sosok permuka agama guna memperjelas bagaimana tanggapan masyarakat mengenai hubungan mereka, hubungan kisah kasih sesama jenis.

Bram merupakan anak tunggal dari keluarga berada. Dominasi sang ibu serta sikap ketidakacuhan sang ayah membuatnya mencari sosok lelaki yang mampu mengayominya. Gayanya yang flamboyan membuatnya mudah menarik hati gadis-gadis. Dipacarinya mereka namun tidak ada getar-getar cinta dirasa. Hatinya selalu merasa resah.

Pertemuannya dengan Glen teman dari masa lalunya membuat benih-benih kasih yang selama ini terpendam kembali bermekaran. Keduanya menjalani hari bak sepasang kekasih, penuh dengan kemesraan. Perbedaannya hanya mereka  tidak bisa begitu saja mengumbar kisah kasih mereka layaknya pasangan lain. Berapa tempat yang disebutkan penulis sepertinya menjadi tempat dimana mereka bebas memadu kasih.

Secara garis besar, penulis menawarkan sebuah kisah yang tidak biasa. Salah jika pembaca mengira ini hanya sebuah kisah tentang percintaan sesama lawan jenis. Penulis menambahkan sosok seorang perempuan sebagai krikil-krikil cinta di antara mereka. Jessy, nama perempuan itu sangat memuja sosok Bram, walau ia tahu Bram sudah memilih Glen menjadi belahan jiwanya. Tapi jika cinta sudah bicara siapa yang bisa mencegahnya. Lalu bagaimana kisah kasih mereka selanjutnya? Silahkan baca sendiri.

Pengolahan kisahnya cukup baik. Hanya saja akhirnya seakan dipaksakan. Seharusnya kisah ini bisa ditutup dengan aneka adegan yang menawan. Kisah kasih Bram dan Glen  juga bisa lebih dikembangkan tidak hanya sebatas itu saja. Siikap keras kepala Bram yang sangat tega (menurut saya) kepada kedua orang tua sempat membuat saya terheran-heran. Akhir kisah menjadi kurang menarik dan membuat sosok Bram seakan menjadi orang yang paling kejam, padahal diawalnya digambarkan berbeda.

Kekurangan utama dari kisah ini adalah tidak konsisten penulis saat bercerita. Suatu saat nama pelaku adalah Bram dan Glen. Hanya terpisah sekian baris  Bram dan Glem menjadi Aku dan Glen, dengan asumsi saat itu Bram sedang bercerita. Kemudian perkataan ”Beruntung Glen adalah seorang dokter, sehingga Bram  tidak begitu mengkhawatirkan keadaan Glen.”  Biar bagaimana juga Glen tetap manusia. Dengan segala kelebihan dan kekuranggnya.

Kover yang disajikan dengan nuansa warna yang berbeda dengan novel kebanyakan membuat buku ini kian menarik dilihat. Sayangnya permainan warna dibagian bel;akang justru membuat mata saya sedikit sakit. Apa lagi ukurannya yang sangat pas untuk dibawa.  Buku ini sangat direkomendasikan bagi mereka yang berani keluar dari zona nyaman dan mencoba sesuatu bacaan yang berbeda.

Beberapa sahabat saya menjalani kehidupan ala Glen dan Bram. Awalnya sempat heran. Keheranan itu terutama  saya tujukan untuk sahabat yang setahu saya dahulu punya segudang pacar cantik. Jika bertemu saat mereka sudah  menjalani pilihan hidup ala Glen dan Bran tentunya saya akan lebih bersikap masa bodoh. Bagi saya itu adalah pilihan hidup mereka. Selama kami tidak bersinggungan, saya tetap akan menghormati pilihan mereka itu.

Bram dan Glen sudah berani memilih 
Terlepas dari urusan betul atau salah
Bagaimana dengan Anda???? 

 ---------------
Thx buat para model....
kovernya terlalu gelap buat ditaruh khusus he he he he

4 komentar:

  1. dunia sekarang kayaknya memang bukan tempat yang layak untuk bicara hitam dan putih ya?! tudingan - tudingan hanya akan memperkeruh keadaan. sama seperti teroris yang semakin diburu semakin banyak bermunculan wajah - wajah baru. saya tertarik dengan perkataan Onno W. Purbo ketika sedang hangat - hangatnya pemblokiran situs porno. Bang Onno berkata: lebih baik kita memperbanyak konten yang positif untuk membendung konten - konten porno daripada memblokir situs - situs porno itu. memblokir situs porno bukan langkah yang efektif. terdapat banyak cara untuk dapat mengakses konten porno di internet yang telah diblokir.
    karena itu, buku seperti ini seharusnya tidak terancam ditarik dari pasar sebagaimana terjadi pada buku - buku "merah" lainnya. memperbanyak buku dengan konten - konten yang positif akan lebih menolong.
    salut mbak Truly!

    BalasHapus
  2. THX Mas....
    Sbenarnya buku sejenis sudah banyak beredar hanya mungkin dipasarkan dikalangan terbatas. Mungkin naif, tapi sebagai sahabat aku hanya bisa mengingatkan, sisanya mereka yang harus memilih.

    BalasHapus
  3. di mana saya bisa mendapatkan buku ini?

    BalasHapus
  4. coba langsung penulisnya di 0857 192 139 14 atau 021 996 53024

    BalasHapus