Kamis, 05 April 2012

Stravaganza #1: City of Masks


Penulis: Mary Hoffman
Penerjemah: Rini Nurul Badariah
Editor: Richanadia
Penerbit: Mizan Fantasi
Halaman:  442
ISBN : 978-979-433-659-5
Penerbit : Mizan Fantasy


Kota Air
Kota Topeng
Kota Jembatan
Kota Mengambang
Kota Kanal

Siapa yang tak terpesona melihat keindahan kota yang dikelilingi air dan pemandangan menawan? Bahkan Lucien Mulholland, seorang remaja yang sedang menjalani  kemoterapi pun tersedot pesonanya.  Tidak hanya  Lucien, Arianna seorang gadis yang bercita-cita menjadi seorang pendayung  mondola. Ia nekat  mengikuti seleksi pemilihan mondolier , seorang pendayung mondola.

Awalnya Lucien yang sedang dalam masa penyembuhan beristirahat sambil memegang sebuah buku catatan hadiah sang ayah sambil membayangkan keindahan sebuah kota yang mengapung dia air dan penuh dengan kanal serta  perahu. Betapa terkejutnya ia saat sadar ia sudah berada di  tempat seperti  yang ada dalam mimpinya. Terpenting, ia sehat!

Di tempat barunya Lucien berteman dengan Arianna, seorang  gadis yang ceria.  Ia juga bertemu dengan banyak pihak yang sepertinya memahami sekali mengenai  peristiwa yang menimpanya. Lucien ternyata seorang  Stravagante, seseorang yang mampu melakukan penjelajahan ruang dan waktu dengan jimat. Cirinya adalah ia tak memiliki bayangan di dunia  tempat ia berkunjung.  Ilmunya disebut Stravagation. Perjalanan antar ruang  dan waktu juga pernah dijadikan cerita dalam Star Trek. Anak laki-laki sang dokter belakangan diketahui adalah seorang penjelajah. Kisah yang mengharukan!

Lucien ternyata  tidak hanya sekedar numpang lewat saja di sana. Ia harus berurusan dengan penguasa setempat yang ternyata adalah seorang wanita, keluarga yang berniat merebut kekuasaan serta sekumpulan orang yang memiliki kemampuan yang sama dengannya. Lucien juga harus berhati-hati agar tubuhnya di dunia nyata, dunia tempat ia berada tidak mengalami gangguan. Salah bersikap bisa-bisa ia meninggal!

Sementara  Arianna dibalik sikap optimis dan cerianya ternyata menyimpan ambisi dan masa lalu yang misterius. Sebagai  anak perempuan yang telah lama ditunggu kelahirannya di pulau tempat tinggalnya ia sangat disayangi oleh banyak orang. Tapi itu tidak cukup banginya. Perbuatan nekatnya semula hanya karena ingin membuat terobosan baru. Siapa yang mengira ia justru berperan penting dalam sejarah di sana.

Secara keseluruhan kisah dalam buku ini cukup menantang. Selain ide ceritanya yang unik, butuh ekstra perhatian saat membacanya. Kita akan berurusan dengan aneka nama tokoh dan lokasi yang kurang akrab di telinga karena menggunakan bahasa Italia. Sekali kita lupa, sebaiknya kembali  beberapa halaman guna menyegarkan ingatan. Hal ini perlu dilakukan agar bisa menikmati kisah secara utuh. Banyak hal baru yang bisa kita peroleh dari kisah yang ada dalam buku ini,

Penulis juga kadang menggunakan penyebutan yang berbeda bagi seseorang sehingga kadang membinggungkan. Misalnya disuatu saat ia menyebut ibu Lucien dengan sebutan Mum, tapi dibeberapa bagian menyebutnya dengan menggunakan nama Vicky. Memang  penyebutan tersebut  terkait dengan kisah tapi sepertinya bisa disebut Mum saja. Kisah yang paling mengharukan justru ada di bagian belakang, terkait dengan orang tua Lucien.

Kover dengan dominasi warna kuning lembut juga menarik perhatian. Gambar topeng yang ada menimbulkan kesan misterius bagi yang melihat. Gambar perahu  yang melintas langsung membuat kita teringat pada gondola. Apalagi posisi bangunan yang ada menunjukkan bahwa di sana banyak kanal.

Hanya saja, saya tidak bisa menebak sosok yang ada di gondola. Jika Lucien, kenapa sepertinya berbeda dengan persepsi saya. Jika tokoh yang lain sepertinya terlalu muda. Namun begitu secara keseluruhan cukup mampu membuat seseorang melirik.

Para tokoh juga memiliki karakter yang unik. Setiap individu ternyata memiliki peranan walau hanya sedikit dalam kisah ini. Jangan mengabaikan nama atau  lokasi karena kelak akan menjadi bumbu penyedap bagi cerita ini. Sebuah kisah singkat mengenai seorang wanita yang merenda  membuat saya teringat pada buku  Snow Flower and the Secret Fan.

Venesia atau  Venezia  terletak di Italia. Kota ini memiliki luas wilayah sekitar 412 km² . Ingat Marco Polo? Konon ia berasal sana. Kota ini disebut juga sebagai Kota Air. dengan sarana transportasi air yang dikenal dengan sebutan gondola. Dalam kisah  ini  disebut mondola.

Berdasarkan hukum Venesia, seorang gondolier harus lahir di Venesia dan  gondola harus dicat hitam.Hingga akhirnya tahun 1094 Gondola hanya untuk melayani kaum ningrat. Kepemilikannya juga diperoleh secara turun temurun, warisan tradisional ayah pada anak laki-lakinya. Itu sebabnya, tak ada Gondolier atau pengemudi Gondola berjenis kelamin perempuan seperti yang ingin diubah oleh salah satu tokoh kita dalam cerita ini.

Sebuah Gondola terbuat dari 280 potong kayu yang terdiri atas 8 jenis kayu, yaitu fir, oak, cherry, walnut, elm, mahogany, larch, dan limedan. Sisi kiri gondola dibuat lebih panjang dibanding sisi kanan untuk menyeimbangkan berat gondolier.

Seri ini sudah beredar dalam beberapa judul, yaitu: 
  1.  City of Mask
  2. City of Stars
  3. City of Flowers
  4. City of Secrets
  5. City of Ships
  6. City of Swords

Hemm.......
Lucien mengetahui ia bisa penjelajah ruang dan waktu saat tertidur sambil memeluk buku catatannya yang berfungsi sebagai semacam jimat sambil membayangkan kota yang mengambang. Untuk itu hati-hatilah yang suka tertidur, jangan sampai berada di tempat lain tanpa sadar.

Terpenting, jangan sampai mendadak dirimu tak memiliki bayangan saat sedang melakukan "perjalanan" di dunia yang lain.

Waspadalah.....
Waspadalah....!

1 komentar: