Sabtu, 07 November 2020

#44: Kisah Serdadu Schweik

Judul asli: Schweik Si Serdadu Lugu di Garis Belakang
Penulis: Jaroslav Hasek
Penerjemah: Anton WP
Ilustrasi: Joseph Lada
ISBN: 9786020947983
Halaman: 296
Cetakan: Kedua-Oktober 2018
Penerbit: Penerbit KATTA
Harga: Rp 75.000
Rating: 3.25/5

"Harus ada bajingan juga di dunia ini," kata Schweik, berbaring di kasur jeraminya. "Jika semua orang jujur satu sama lain, mereka segera mulai saling memukul hidung mereka."
~Schweik Si Serdadu Lugu di Garis Belakang, halaman 41~

Tokoh dalam kisah ini, Jacob Schweik, dianggap menderita gangguan jiwa. Sebenarnya  saya rancu, entah gangguan jiwa atau karena ia terlalu lugu Bisa juga  terlalu pandai sehingga bisa menemukan berbagai cara untuk keluar dari masalah.

Schweik sering berkata jujur jika ditanya perihal apapun,   yang celakanya justru disalahartikan oleh banyak orang sehingga menimbulkan berbagai masalah.  Guna membiayai hidup, Schweik berbinis jual-beli anjing.

Ketika sedang menghabiskan waktu di kedai minum, atas laporan seorang mata-mata Schweik ditangkap dengan tuduhan mengkhianati negara. Namun karena jawaban dan tingkah lakunya yang dianggap tak wajar, maka ia dibebaskan dengan alasan menderita gangguan jiwa alias gila sehingga tak tahu apa yang ia lakukan.

Saat  Kementrian peperangan Austria memanggil Schweik untuk masuk dinas militer ia begitu bersemangat. Hingga ketika encoknya kambuh, ia tetap ingin bergabung. Dengan menggunakan kursi roda ia mencegat rombongan tentara. Kelakukannya ini justru membuat ia dianggap ingin menghindari wajib militer.  Akibatnya ia dikirim ke tangsi militer.

Meski  seseorang yang dianggap idiot akan terlepas dari tuduhan pelanggaran, namun kasusnya akan beda jika terkait  Schweik. "Saya telah dikeluarkan dari militer karena idiot. Komisi khusus melaporkannya secara resmi sebagai idiot. Komisi khusus melaporkannya secara resmi sebagai idiot. Saya secara resmi idiot."

Tak ada yang percaya bahwa ia idiot, walau sudah ada laporan resmi mengenai hal tersebut. Belum lagi tingkah lakunya tak membuktikan ia seorang idiot. Schweik dianggap mampu menjalani hari-hari sebagai tentara seperti yang lain.

Di tangsi militer itu,  ia bertemu dengan pendeta militer bernama Otto Katz. Sang pendeta yang terpesona akan kemmapuannya yang membuat orang percaya dengan segala yang ia ucapkan, berikut tampilan wajah polosnya, mengangkat Schweik menjadi pesuruh pendeta.

Namun nasib ternyata masih suka bermain dengan  Schweik. Ia dijadikan  pembayaran taruhan saat sang pendeta bermain kartu dengan Letnan Lukash. Cerita tentang dirinya kembali bergulir, terutama keinginannya untuk selalu berbuat baik dan membantu Letnan Lukash meski hasilnya justru malah membuat celaka.  "Saya selalu  ingin berbuat untuk kebaikan Tuan,dan bukanlah kesalahan saya bila hasilnya tidak seperti yang kita harapkan.

Meski seru dan sering membuat tertawa,  ada beberapa bagian yang jika dikaji lebih dalam, merupakan sindiran bagi kondisi sosial dimasyarakat. Hanya karena dikemas dengan apik, banyak pihak yang tak merasa itu sebuah sindiran. 

Misalnya penggalan kalimat yang ada di halaman 52, "Seorang polisi seperti itu bisa berbuat jahat saat dia marah, dan saat dia lebih marah lagi dia akan tetap melakukan sesuatu." Silakan maknai sendiri ya ^_^.

Pada halaman tertentu, membaca kisah ini 
membutuhkan ekstra konsentrasi. Hal ini terjadi karena ada paragraf yang terdiri dari banyak baris kalimat. 

Sebagai contoh, pada halaman  24, ada 46 baris. Lalu di halaman 117 ada 34 baris.  Sementara di halaman 240, terdapat  50 baris.  Paragraf paling panjang ada di halaman 219-222 (dari halamannya saja sudah tergambar panjangnya kalimat), saya berhenti menghitung begitu mencapai angka 80. Sungguh membutuhkan konsentrasi bukan?

Namun demikian, ada juga paragraf yang hanya terdiri dari beberapa baris kalimat. Di halaman 21, 26, 189, 225 ,  dan 268 misalnya, terdapat paragraf yang hanya terdiri dari dua baris saja.  Sementara yang terdiri dari 3 baris,  sebagai contoh ada di halaman 119 , 144,  165,  dan 284.

Kisah yang berlatarbelakang perang antara Austria,  Ceko dan Jerman melawan Rusia, jauh dari unsur seram. Bahkan adegan tembak-menebak  antara dua belah pihak juga bisa dikatakan sangat minim. Lebih banyak kisah tentang kelakuan  Schweik seorang prajurit biasa. 

Untuk memanjakan pembaca, penerbit memberikan berbagai ilustrasi yang menarik pada tiap awal bab. Bisa dikatakan, ilustrasi tersebut merupakan gambaran singkat kisah  yang terjadi pada bab tersebut. 

Dari sisi alih bahasa, juga lumayan bagus. Tidak membuat saya harus mengulang membaca sebuah kalimat guna bisa memahami maksudnya. Semua mengalir lancar.

Schweik merupakan orang biasa yang justru lebih mampu membuat banyak perubahan dari kisahnya.  Menarik.

Sumber foto:
1. Web Penerbit KATTA
2. Buku Schweik Si Serdadu Lugu di garis Belakang

























2 komentar:


  1. Numpang promo ya Admin^^
    ajoqq^^cc
    mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
    mari segera bergabung dengan kami.....
    di ajopk.com ^_~
    segera di add Whatshapp : +855969190856

    BalasHapus
  2. JACKPOT yang besar hanya di AJOQQ :D
    WA : +855969190856

    BalasHapus