Senin, 30 Desember 2019

2019 #38: Terjemahan Kisah Hercule Poirot Versi Lawas

Berulang kali saya bersyukur  ketika mendapat tugas melakukan pengembangan koleksi untuk kantor. Artinya saya ketiban tugas mencari dan merekomendasikan buku-buku yang layak berada dalam koleksi perpustakaan. Plus dalam beberapa kesempatan juga  membeli buku-buku tersebut. Kenikmatan tiada tara bisa memilih dan membeli buku, tapi tidak keluar uang he he he.

Ketika berkesempatan melakukan pengembangan koleksi beberapa waktu lalu, ingatan saya langsung menuju pada buku-buku karya Agatha Christie. Selain jumlahnya memang lumayan banyak, buku jenis ini lumayan sering dipinjam mahasiswa. Akibatnya kondisinya juga sudah tidak bagus lagi, layak diganti.  Sepertinya buku-buku karya Agatha Christie bakall menjadi rekomendasi.

Membaca beberapa judul, mendadak saya teringat pernah membeli dua buku karya Agatha Christie melalui daring. Saya beli karena penasaran akan judulnya. Sepertinya saya tak pernah membaca kisah tersebut. Mungkin saya salah, kadang terjemahan sebuah buku bisa memiliki judul yang berbeda jauh dari judul aslinya.

Berikut dua buku yang saya beli beberapa waktu lalu.

Misteri Kota Maut
Judul Asli: Mrs. Mc Ginty's Dead
Alih basa: Alex
Halaman: 336
Cetakan: Pertama- April 1978
Penerbit: Apollo

Kisah Hercule Poirot kali ini tentang seorang wanita tua bernama Mrs McGinty yang ditemukan tewas di rumah peristirahatan. Kamarnya diobrak-abrik, tabungan sebesar  30 pound raib. Seorang tersangka telah ditemukan. Pengadilan setempat memutuskan ia bersalah dan harus dihukum mati. Namun seorang polisi merasa bahwa keputusan itu salah. Ia meminta bantuan Poirot untuk melakukan penyelidikan.

Semula banyak yang mengira Poirot hanya buang-buang waktu.  Toh tersangka sudah ditemukan, apa lagi yang harus diselidiki? Namun ketika sebuah pembunuhan terjadi lagi, barulah warga Broadhinny merasa ketakutan! Ada pembunuh yang berkeliaran dengan bebas di kota mereka.

Setiap pembaca setia Aghata Christie pasti paham bagaimana Poirot bekerja. Menggabungkan sel-sel kelabu dengan gaya khas,  cenderung menyebalkan menurut saya. Tapi memang ia layak untuk bersikap sombong he he he. 

Bagaimana tidak, dengan hanya melakukan pengamatan saja, banyak hal kecil yang bisa diperoleh. Bayangkan jika ia juga aktif mencari informasi dan melakukan pengecekan mengenai hal-hal yang dirasa kurang pas langsung ke lokasi kejadian, bakalan spektakuler sekali hasilnya.

Buku yang cukup menarik. Dari sisi alih bahasa  enak untuk dibaca. Tak ada penggunaan kata yang kurang pas. Layak diacungi jempol, sebuah hasil kerja yang baik. Awalnya saya sempat khawatir, maklum belum pernah mengetahui nama alih bahasa. 

Juga mengingat buku ini di cetak pada tahun 1978, tentunya belum banyak hal yang bisa membantu pekerjaan seorang ahli bahasa.  Ternyata saya salah. Secara keseluruhan terjemahannya cukup nyaman dibaca.

Justru kekurangannya ada pada tata letak yang lumayan kacau. Pada beberapa bagian, tercetak miring sehingga membuat mata tak nyaman membacanya. Apalagi cetakannya lebih menyerupai stensil dengan mutu tinta yang tak rata pada beberapa bagian. Membacanya butuh kesabaran khusus.  Ditambah menahan rasa gatal karena  ini merupakan buku lawas yang sudah mulai gripes pada bberapa bagian.


Mistery Sebuah Pembunuhan
Judul Asli: Am I The Murder?
Gubahan: Christina
Halaman: 251
Cetakan: Pertama-November 1983

Aneh! Saya tak menemukan nama penerbit meski di halaman awal tercantum larangan untuk mengutip tanpa izin pemerbit. Penerbit mana yang dimaksud? Kepada siapa harus meminta izin jika ingin mengutip?  Tidak jelas juga.

Kisahnya tentang seorang gadis muda, Norma Restarick, pewaris satu-satunya dari harta yang berlimpah. Menurut pengakuannya, ia telah melakukan dua kali pembunuhan. Apa dan bagaimana detailnya, ia tak ingat. Yang ia tahu ia berada dekat dengan tubuh korban

Namun ternyata urusan yang harus dihadapi Poirot tak hanya urusan memecahkan misreri apakah benar gadis tersebut melakukan pembunuhan atau tidak. Ternyata ada misteri lebih besar yag ada dibalik kasus tersebut. Sekali lagi sel kelabu Poirot harus berpacu dengan waktu jika tidak, satu nyawa lagi akan melayang!

Kali ini Poirot didampingi oleh seorang wanita penulis kisah misteri.  Kepridiannya yang cenderung ramah, serta nama besarnya sebagai penulis membuat ia leluasa melakukan penyelidikan atas nama Poirot. Anggaplah Poirot memiliki asisten untuk melakukan pengecekan pada beberapa hal.

Saat membaca beberapa halaman awal, saya seakan  dejavupernah membaca kisah ini. Namun sungguh saya lupa kisah Poirot mana yang sama dengan kisah ini, minimal mirip. Maklum ada banyak kisah yang mengambil Poirot sebagai tokoh utama. Apalagi dahulu sepertinya banyak penerbit indie yang bebas menerjemahkan sebuah kisah lalu memberikan judul yang dianggap paling pas.

Saya mencoba mencari di Goodreads tapi belum juga menemukan mana yang paling mirip. Duh bikin penasaran, jadi PR saya ini.  Jika ada yang tahu, jangan ragu memberitahu saya ya ^_^.

Pada kover belakang, tertera harga buku sebesar Rp 2000,- Pada tahun 1983 tentunya termasuk lumayan juga. Apalagi melihat kondisi tata letak serta penjilidan buku ini. Mungkin buku terjemahan tak seperti saat ini, sehingga bagaimana  pun kondisinya, ada saja pembeli yang mau.  

Gatal? Jelas terasa. Mungkin saya perlu memeprtimbangkan untuk mengurangi membeli buku-buku jadul seperti ini jika tidak ingin mengalami gatal berulang. Atau memeprtimbangkan cara membaca yang lebih pas, mempergunakan sarung tangan misalnya.









1 komentar:

  1. Ya Tuhan itu bukunya jadul banget. Kuatan ya baca versi itu, pasti beneran menguji.

    Sepanjang saya menyukai membaca buku, belum pernah membaca karya Agatha Christie satu judul pun. Sayang banget ya. Kayaknya bakal nyoba di tahun 2020 ini deh.

    BalasHapus