Kamis, 26 Februari 2015

2015 #28 :Melbourne: Rewind (Setiap Tempat Punya Cerita #4)

Penulis Winna Efendi
Penyunting: Ayuning, Gita Romadhona
Proofreader: Mita M. Supardi
Desainer sampul: Levina Lesmana
ISBN: 9797806456  
ISBN13: 9789797806453
Halaman: 340 
Cetakan: 1-Juni  2013 
Penerbit: Gagas Media
Harga: Rp 46.800

Hidup ini memang unik. 

Beberapa waktu yang lalu saya  melihat sebuah tayangan tentang seorang gadis yang bisa menikmati liburan keliling dunia gratis karena namanya sama dengan nama mantan sang pemenang undia.  Seorang pria memenangkan undian berlibur keliling dunia, sayangnya saat undian diumumkan ia sudah berpisah dengan kekasihnya. Sementara ia terlanjur memasukan namanya dan nama sang mantan. Dari pada paket  itu hangus, maka ia menawarkan bagi siapa saja yang memiliki nama sama dengan mantannya untuk ikut berlibur gratis. Dan seorang gadis beruntung menjadi pemenang.apakah selanjutnya terjalin kisah cinta diantara keduanya, itu urusan selanjutnya.

Pertemuan saya dengan buku ini juga unik. Meski saya penggemar kisah Winna tapi saya bukanlah seorang penggemar yang cukup ter-update mengenai buku Winna. Terutama sekali karena saya bukan pembaca kisah-kisah dengan genre seperti ini. Untungnya seorang teman yang menggemari genre ini memiliki buku Winna. Dan buku ini saya temukan ketika iseng membongkar timbunan bukunya. Lama setelah saat terbitnya. Tapi begitulah buku, tidak ada kadaluarsa. Bisa dinikmati kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja. Dan kali ini saya yang  menikmati buku lawas Winna.

Bagi teman-teman yang seumuran dengan saya *ngelas* pasti ingat betapa walkman merupakan benda yang paling digemari. masukan kaset, putar lagi, dengarkan melalui earphone.  Meski melalui earphone, kadang orang di sekitar juga masih bisa mendengarkan lagu yang diputar. Yang penting gaya he he he. 
 
rewind bermakna memutar ulang sebuah lagu. Generasi terdahulu mengenal istilah ini saat menggunakan walkman atau tape. Bisa diartikan kisah cinta dalam buku ini bagaikan sebuah lagu yang diputar ulang, pada akhirnya cinta itu akan kembali ke kisah yang pertama.


Kisah dalam buku ini terbagi dalam empat bagian layaknya pengoperasin tombol yang ada di walkman; rewind, pause, play, dan fast forward. Dia bagian terdiri dari beberapa "track" atau kisah yang diberi judul sesuai dengan nama sebuah lagu. Misalnya pada Fast Forward terdapat 4 track dengan rincian; Track 13: Fix you (coldplay), Track 14: All i know (Five for Fighting), Track 15: Kiss Me Slowly (Parachute) dan Track 16: Love Song (The Cure). Sayangnya tidak ada lagu dari pemusik tanah air. Uniknya,  penulis memberikan cuplikan lagu dari lagu yang dijadikan  nama untuk track. Pembaca jadi semakin bisa merasakan kenikmatan tersendiri saat membaca.

Marlbourne berkisah  tentang dua orang yang sama-sama menyukai kopi dan menderita insomania, dipertemukan oleh sebuah walkman tua, berpisah, lalu bertemu kembali. Max sangat menyukai cahaya bahkan ia membuat replika landscape Kota Melbourne di malam hari di kamarnya. Sementara Laura menyukai makanan manis dan lagu-lagu nyeleneh. Keduanya sering habiskan waktu bersama di sebuah bar, Prudence. Semula hubungan mereka berjalan lancar hingga suatu saat ketika Max ingin membawa Laura keliling dunia, Laura justru ingin mengahiri hubungan mereka.

Pada  Rewind, kita akan disuguhi kisah tentang bagaimana Max dan Laura berkenalan. Alasan apa yang membuat Max seakan terobsesi dengan cahaya hingga menjadi orang sukses di bidang lighting Design. Max yang sekarang menjadi orang sukses kembali ke Melbourne dimana ia menyadari rasa rindu pada seseorang. Ketika ia mendengarkan suara seorang penyiar radio di tengah malam, tahulah ia bahwa ia merindukan sosok Laura. Penyiar radio itu adalah Luara cinta lama MAx. Keduanya bertemua kembali dengan kondisi seperti sebelum berpisah. Duduk di dekat jendela, kopi hitam dan berbagi kisah. Pertemuan sebagai sepasang sahabat.

Pause mengisahkan tentang persahabatan keduanya setelah bertemu kembali. Max ternyata masih memendam rasa. Baginya tak mungkin mereka berdua bersahabat. Apa lagi ada yang mengatakan pada max ad dua hal yang membuat sepasang anak manusia mengaku sahabat, cinta tak sampai alias hanya memendam rasa atau saling jatuh cinta tapi enggan mengakui. Dan Max sangat tahu dia termasuk dalam golongan yang mana ketika ia cemburu pada seorang pria yang disukai Laura. Jika max seakan diam di tempat, maka Laura beranggapan bukan hal yang mustahil jika mereka berdua menjadi sahabat sejati.
Bagaimana persahabatan Max dan Laura setelah bertemu kembali diuraikan dengan manis dalam Play. Cemburu walau bagaimana tetaplah menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Rasa sungkan kadang menghampiri. Tapi pastinya rasa saling menjaga tetap ada meski kadanya beda tiap orang berbeda. Sakit, senang, bahagia dan takut dirasakan bersama, karena itu gunanya sahabat. 

Hubungan keduanya menemukan titik temu pada Fast Forward. Pada akhirnya kisah cinta memang harus memiliki akhir. Ego harus ditahan, menerima segala kekurangan dan bersyukur atas segala kelebihan.

Kisah tentang cinta dan persahabatan yang cukup menghibur. Winna terlihat berusaha membuat sosok Max dan Laura berbeda dalam banyak hal namun memiliki banyak persamaan yang mampu mengurangi jumlah perbedaan diantara keduanya. Maz selalu diceritakan dengan menyebut dirinya "Gue" sementara Laura menggunakan kata "Aku" Sosok sahabat Laura membuat kisah ini lebih hidup.

Sejauh ini karya Winna yang saya sukai adalah Ai dan Happy Ever. Sementara untuk yang ini saya memberikan bintang 3 dari 5. Entahlah, tapi bagi saya ada yang kurang pas saja. Ide serta cara penyajiannya memang unik tapi saya merasa kurang menikmati sepak terjang kedua tokoh dalam kisah ini. Untuk lebih mengenal Winna silahkan berkunjung ke 


Melbourne merupakan ibu kota negara bagian Victoria di Australia. Kota ini terletak di dekat teluk besar alam, yaitu 'Port Philip Bay. Melbourne merupakan kota  kedua  terbesar di Australia.  Penduduk Melbourne biasanya disebut sebagai Melburnian. Sudah empat kali  kota ini mendapatkan predikat  The World's  Most liveable Cities, kota paling nyaman untuk ditinggali.

Melbourne dirikan pada tahun 1835, setelah 47 tahun kolonisasi Inggris di Australia, dan merupakan ibu kota Australia tahun 1901 hingga 1927. Pada masa 'Victorian gold rush' tahun 1850-an, Melbourne menjadi kota paling besar dan kaya di seluruh dunia.

Suber gambar:
http://id.wikipedia.org/wiki/Melbourne






I









2 komentar:

  1. Aku ga terlalu suka buku ini mbak tru.. kesannya gloomy, melow gimana gt

    BalasHapus
  2. Aku juga kurang suka, ada yang kurang aja.

    BalasHapus