Kamis, 05 Juni 2014

Review 2014#29 : Hatiku tertinggal di Sapporo-SPOILER*


Judul: Yuki no Hana, Salju tak mampu membekukan hatiku
Penulis: Primadonna Angela
Penyunting: Ida Wajdi, Jason Abdul
Penyelaras Aksara: Putri Rosdiana, Lian Kagura
Penata AKsara: Nurul M. Janna
Perancang Sampul: Fahmi Ilmansyah
Penggambar Ilustrasi Isi: Yulianto Qin
ISBN: 978-602-1606-72-8
Halaman 256
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp 44.000

Aku ingin menemanimu mengunjungi Yuki Matsuri setiap hari, Hana-chan. Bukan Yuki Matsuri  saja. Kalau kamu menginginkannya, aku ingin menemanimu seumur hidup

Cinta acap kali bekerja dengan cara yang aneh. Demikian juga urusan cinta Hana, seorang gadis remaja anak pengusaha mapan di tanah air. Saat ulang tahun ke-8, orang tua Hana memberikan hadiah dengan mengajaknya berlibur ke Sapporo-Jepang untuk menikmati Yuki Matsuri, Festival Salju Sapporo.

Sapporo Yuki Matsuri  diadakan selama satu minggu setiap bulan Februari di ibukota Hokkaido Sapporo. Ini adalah salah satu acara paling populer musim dingin di Jepang. Acara ini berawal   ketika siswa SMA membangun patung salju di Taman Odori pada tahun 1950. Sejak itu berkembang menjadi  acara komersial. Dalam festival tersebut menampilkan salju spektakuler dan patung es. Ada  tiga tempat digelarnya festival tersebut: Odori Site, Susukino Situs dan Tsu Dome Site. 

Awalnya ia menikmati makan malam bersama keluarga hingga mendadak menemukan dirinya berada dalam perkelahian kedua orang tuanya. Kata-kata yang tak pernah dipahami  terucap dari bibir kedua orang tuanya, seperti selingkuh, bercerai, berpisah dan lainnya. Seakan bukan berada di restoran, tempat umum kedua orang tua Hana saling berbicara teriak tanpa perduli pandangan orang sekitar. Bahkan tanpa sengaja saat  tangan sang ibu bersentuhan dengan ayahnya, terlihat wajah jijik sang ayah seolah bersentuhan dengan semacam kuman mematikan.

Sebenarnya ada satu kata yang dipahami Hana, kata yang diajarkan oleh sahabatnya di sekolah. Bercerai. Artinya ia harus memilih untuk tinggal bersama ayah atau ibunya.

Hana kecil yang terluka dan sedih justru saat seharusnya ia berbahagia pada hari ulang tahunnya, berlari meninggalkan hotel hingga tersesat. Untunglah seorang anak lelaki kecil dengan jaket hitam menjadi sahabatnya malam itu. Bersama anak itu, ia menikmati Yuki Matsuri dengan gembira serta menikmati takoyaki yang lezat.

Siapa yang mengira, kenangan akan malam itu bgitu berbekas sehingga menjadi semacam obsesi untuk kembali ke Sapporo guna menemui sahabat kecilnya dan menikmati Yuki Matsuri bersama lagi. Anak lelaki kecil itu bernama Takahashi, sejak itu ia menjadi orang yang berarti bagi Hana.

Selanjutnya pembaca akan disuguhi bagaimana perjuangan keras Hana untuk mengumpulkan setiap rupiah uang dari usahanya sendiri guna mewujudkan impiannya. Bukan hal yang mudah ternyata. 

Kenapa tidak meminta ke orang tuanya yang digambarkan cukup mapan? Tentunya ada hal-hal yang bersifat pribadi dan terus terang saya sangat sependapat dengannya. Pembaca bisa menemukan sendiri dalam buku ini. Yang pasti Hana adalah sosok tegar yang tidak ingin mengadahkan tangan untuk meminta walau pada orang tuanya sendiri. Disinilah kekuatan kisah ini sebenarnya. Perjuangan Hana menggapai impian dan memenuhi janjinya sepuluh tahun silam.

Beberapa bagian dalam buku ini mengisahkan tentang keindahan dan kebudayaan Jepang, sayangya penulis kurang memanfaatkan  setting guna menciptakan kisah yang lebih kental suasana Jepangnya. Padahal banyak disebut tentang makanan, kebudayaan bahkan cara hidup.

Sapporo adalah ibu kota Prefektur Hokkaido, Jepang. Kota ini berada di Subprefektur Ishikari, Hokkaido, dan merupakan kota berpenduduk terbanyak nomor empat di Jepang, setelah Yokohama, Osaka, dan Nagoya. Sapporo mulai dikenal orang sejak diselenggarakannya Olimpiade Musim Dingin  pada tahuh 1972, yang merupakan Olimpiade Musim DIngin pertama di Asia.

Saat berkesempatan mengunjungi Sapporo, Tanam Odori terlihat sungguh menawan. Tidak hanya karena banyak aneka bunga dan tanaman indah namun suasana kekeluargaan terpancar di berbagai sudut. Ada sekeluarga yang sedang duduk di kursi sambil menyuapi sang anak di kereta, ada sepasang suami istri  dalam balutan pakaian kantor  duduk di rumput bersama seorang anak yang menggunakan seragam sekolah. Ada juga beberapa pria yang setengah berlari menuju sebuah bagian di taman, ternyata mereka hendak bergegas memenuhi kebutuhannya pada sebatang rokok! Di taman itu juga disediakan sebuah ruangan khusus untuk merokok dengan dilengkapi berbagai perlengkapan sehingga asap rokok tak mengganggu  udara cerah taman. Penulis bisa mengungkap bagaimana keindahan taman tersebut tidak hanya saat festival tapi juga setelah festival. Sama-sama menawan.     

Atau tentang ramen yang dalam buku ini dianggap makanan terkenal. Para sahabat saya yang berada di sana mengatakan tidak semua raman halal, itu sebabnya saya hanya bisa melihat dari kejauhan wajah nikmat sahabat saya saat menikmati semangkuk besar ramen dengan kuah yang berwarna menggoda dengan asap yang mengepul mengenai wajah disenja yang dingin. Andai saya menerima buku ini sebelum berangkat, tentu akan saya tanya dimanakah ramen halal dijual.

Penulis sepertinya beranggapan setiap pembaca memahami aneka masakan atau makna bahasa Jepang dalam buku ini sehingga tak perlu memberikan ulasannya walau sedikit. Soal Takoyaki misalnya, Takoyaki nama makanan asal daerah Kansai di Jepang, berbentuk bola-bola kecil dengan diameter 3-5 cm yang dibuat dari adonan tepung terigu diisi potongan gurita di dalamnya.

Memang pada setiap pergantian bab disebutkan sebuah kata  dalam bahasa Jepang berikut penulisan kanji dan artinya. Lalu ditambah dengan sebait kalimat yang bisa dianggap saripati dari bab tersebut. Hanya saja tidak semua kata ada artinya, pada halaman 80 misalnya tidak dituliskan apa makna kata tersebut.

Disebutkan pada halaman empat belas  tentang kosakata bahasa Jepang Hana yang terbatas sehingga ia kebingungan menjawab pertanyaan seorang anak kecil. Hal ini agak aneh, karena di depan sama sekali tidak disebutkan tentang Hana yang bisa mengerti bahasa Jepang walau hanya sedikit. Malah kian menjadi aneh saat Hana dan teman barunya  diceritakan menikmati suasana  Yuki Matsuri bisa berkomunkasi dalam bahasa Jepang walau hanya sepotong dan dicampur dengan bahasa ala tarzan 

Kemudian bagaimana asal mula para tokoh dalam kisah ini bisa saling berhubungan? Misalnya bagaimana Hana dan Taka bisa terus berhubungaan selama sekian tahun? Sebaiknya dikisahkan tentang pertukaran alamat kedua bocah tersebut lalu dilanjutkan dengan era e-mail.

Satu hal yang sebenarnya mengganggu pikiran saya adalah bagaimana kedua kakak adik tersebut bisa berkomunikasi dengan Hana tanpa ia menyadari telah berkomunikasi dengan dua orang yang berbeda? Atau jangan-jangan Hana hanya berkomunikasi dengan salah satu diantara keduanya, sementara yang lain hanya diam meredam rindu sambil menanti saat pertemuan yang sudah dijanjikan

Juga bagaimana Hana bisa tak mengenai mana yang pertama kali ditemuinya malam itu. Apakah Sho sang kakak atau Taka sang adik. Walau masih anak kecil tapi usia Hana juga sudah cukup untuk mengingat wajah seseorang. Penulis sebaiknya memberikan semacam hal lain sehingga menyebabkan kesalahan Hana terlihat wajar. Seperti , "Wajah bocah itu agak tertutup syal yang dibalutkan tinggi ke leher sehingga separuh wajahnya tak terlihat Hana. Hanya jaket dan sarung tangan yang membuat Hana yakin itu bocah sama yang ditemuinya kemarin." Semacam itulah.

Agar kisah dalam buku ini tidak hanya tentang urusan perasaan, penulis mencoba memberikan unsur kejutan berupa penculikan ala mafia pada tokoh kita. Hanya saja urusan penculikan tersebut kurang diramu dengan apik sehingga kesan  serba kebetulan. Begitu mudahnya masalah muncul dan terselesaikan. Padahal idenya sudah cukup baik.

Judul buku ini juga agak membuat saya bingung. "Salju tak mampu membekukan hatiku." Kenapa hati Hana harus membeku sementara ia justru mendapatkan cinta sejatinya di Sapporo? Apakah beku dalam artian sakit hati akan kelakuan kedua orang tuanya? Atau sebagai gambaran bahwa sedingin apapun Sapporo hatinya tetap hangat karena cintanya pada seseorang.

Paling menarik adalah soal ilustrasi berwarna sebanyak kurang lebih 7 halaman. Dengan memandangnya saja saya sudah bisa menikmati keindahan festival. Merasakan detak jantung Hana yang berdetak bahagia serta merasakan keceriaan para penikmat acara festival. Bagian ini merupakan bagian terbaik dari keseluruhan isi buku menurut saya. Sang ilustrator memainkan kuas/penanya dengan begitu indah.  

Sepenggal kalimat mengusik hati saya, "Kalau ingin membalas kebaikan saya, balaslah pada yang lain. Jagalah kebaikan dan kebajikan agar tetap menyebar …” Sederhana tapi bermakna dalam. Saat hanya sedang mengalami kesusahan seorang wanita muda membantunya. Ketika Hana bertanya tentang nama dan alamatnya, agar kelak dalam kondisi yang lebih baik ia bisa menemui dan berterima kasih, wanita itu hanya tersenyum memberikan jawaban singkat tadi.

Sebuah buku karya Enid Blyton juga memberikan pesan yang kurang lebih sama. "Teruskan pahala kebaikan kepada sesama agar kebaikan terus berputar." Dengan kata lain, jika saya menerima kebaikan seseorang, maka saya juga harus berbuat kebaikan bagi kepada orang lain. Dan orang yang menerima kebaikan saya harus melakukan kebaikan pada yang lain, maka kebaikan akan terus menyebar di muka bumi. Indah.

Namun..... ada bagian dalam buku ini yang juga mengajarkan bahwa ramah memang perlu namun haruslah tetap berhati-hati. Jangan sampai sifat ramah dan keinginan untuk meneruskan kebaikan malah membuat kita celaka. Seperti yang dialami oleh Hana. Bijaklah dalam bersikap dan berikan teruskan kebaikan hanya pada mereka yang sangat layak menerimanya.

Mungkin karena buku ini diperuntukan bagi para remaja, maka banyak hal kecil yang dirasa penulis tak perlu dijabarkan. Beda jika kisah ini ditunjukan untuk dewasa, hal-hal kecil justru menjadi benang merah sebuah cerita.

Terlepas dari segala kekurangan yang ada, buku ini mengajarkan kita untuk fokus pada tujuan serta mandiri dalam banyak hal. Semangat berusaha keras meraih apa yang kita impikan karena tak ada yang tak mungkin selama kita yakin mungkin.

SEMANGAT!!!!!!!

1 komentar:

  1. komplit dan lengkap reviewnya, mba. jadi mau dikritisi mb truly :D

    BalasHapus