Jumat, 24 Agustus 2012

Sekar, Mutiara yang Terpendam

Cintaku, belahan jiwaku

Tak terasa sudah seminggu kita berpisah. Sungguh hati ini kian miris melihat kondisimu yang terekam dalam foto. Betapa kurusnya dirimu cintaku. Wajahmu terlihat lelah. Walau kau berusaha terseyum tapi guratan di wajahmu bercerita lebih banyak dari yang kau katakan.

  Sabar cintaku, perpisahan ini  hanya sementara. Jika semuanya sesuai rencana kita dan Ridho-NYA maka hasil yang kita petik akan sangat indah. Kondisiku di sini juga tak lebih baik darimu. Setiap aku  memandang yang terlihat hanyalah wajahmu. Hanya hadiah kecil yang kau berikan sebelum pergi membuatku kuat.

 Cintaku
Seperti yang kau tahu, salah satu caraku menghilangkan kesedihan adalah mengunjungi toko buku. Kebiasaan yang sering kau cela. Apa masih kurang buntelan yang hadir katamu. Beberapa penerbit memang sudah berbaik hati mengirimi aku buku, namun tetap aku menemukan sensasi yang  berbeda setiap kali menyambangi toko buku. Apa lagi toko buku di kota ini.

 Saat memandang buku-buku yang baru datang, mendadak mataku menemukan sebuah judul buku yang sudah lama aku cari. Sejak sekolah menengah atas tepatnya, lama sekali yah. Dulu aku pernah membaca buku sejenis, hanya saja buku itu hilang entah kemana. Bagaikan menemukan durian runtuh rasanya. Lebih dari 10 tahun  untuk  bisa membaca kisah ini lagi.


  Buku itu berjudul Sekar, 
 Penulis: Maria A. Sardjono
 Editor: Eka Pudjawati
 ISBN : 978-979-22-8717-2
 Halaman: 320 
 Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
 Harga : Rp. 43.000

Kisahnya sungguh unik. Seorang gadis yang berusaha keras membuktikan eksistensinya sebagai seorang manusia yang utuh. Sekar memang hanya anak seorang pembantu rumah tangga dari sebuah keluarga priyayi . Sejak Sekar kecil, keluarga Suryokusumo sudah menanggapnya sebagai bagian dari keluarga mereka. Sekar kecil terbiasa hidup dengan memandang Joko anak laki-laki keluarga itu sebagai sosok yang harus dikagumi.

  Joko sendiri terlanjur menganggang Sekar adalah bagian dari keluarga. Hanya ia yang boleh "menakali" Sekar. Jika ia mendapat sesuatu pasti akan dibaginya bersama Sekar. Namun, suatu selisih paham kecil diantara mereka memicu Sekar menjadi orang yang pantang mundur serta memiliki semangat juang tinggi. Hal itu juga yang membuat Sekar berusaha keras menempa dirinya menjadi sosok yang mandiri, cerdas namun tetap sederhana dan penyayang.

  Walau keluarga tersebut cukup demokrat,  Sekar dan yang lainnya cukup tahu diri. Ia sangat menyadari ada jurang perbedaan yang cukup besar diantara mereka. Itu sebabnya ia meredam cintanya pada Joko. Sementara itu Joko sendiri sebenarnya diharapkan menjalin hubungan dengan Dewi, seorang gadis manis yang menurut bibit, bobot dan bebet sangat cocok untuk dipersandingkan dengannya.

Joko berada diantara dua pilihan, tetap menjaga hubungan dengan Dewi demi mewujudkan harapan keluarga atau mengikuti kata hatinya memilih Sekar, sosok yang mampu membuatnya lupa diri.  Dewi memang memiliki darah biru yang kental, wajahnya juga cantik dengan gayanya yang kenes. Tapi Dewi sering bersikap kekanak-kanakan. Ia bahkan tak mau mengenal dunia Joko, lelaki yang ingin dijadikannya sebagai suami.

  Buku ini tidak saja mengisahkan mengenai betapa agungkan cinta kasih dua anak manusia dengan latar belakang budaya feodal Jawa. Tapi juga memberikan banyak wejangan dan pengetahuan mengenai budaya Jawa tanpa berkesan menggurui.  Sang Penulis, Maria A. Sardjono mampu membuat wejangan nilai-nilai luhur budaya Jawa mudah dicerna dan cocok diterapkan disaat sekarang.

  Simak saja pengetahuan tentang bagaimana seharusnya wanita bersikap dalam budaya Jawa. Ada istilah 3 M yaitu Macak, Manak dan Masak. Seorang wanita harus pandai  menghias diri agar enak dipandang suami, bisa menyenangkan suami di tempat tidur dan memberikan keturunan serta pandai memasak.

 Mbok Kromo, walau hanya sebagai pengasuh Joko namun karena sudah berpuluh tahun mengabdi tanpa disadari juga memahami bagaimana tatacara kehidupan seorang priyayi. Sikap dan pikirannya mungkin bisa lebih priyayi dan pada priyayi yang arogan. Sikap ini terbukti dari ucapannya saat menasehati Sekar. "Sikap priyayi yang lebih menyangkut dunia batin seseorang kan bisa terlihat sesudah kita bicara selama lima menit saja denganya."

 Sosok Sekar yang digambarkan sempurna secara fisik juga dikisahkan memiliki kepribadian yang menawan. Dari rasa hormat yang ditunjukan pada Keluarga Suryokusumo, kasih sayang bagi para muridnya hingga pengabdian yang dilakukannya atas nama cinta bagi Joko. Sekar begitu mencintai Joko, namun rasa hormatnya kepada keluarga itu membuatnya bersedia melakukan apapun  bahkan mengorbankan kebahagiannya dengan Joko. "Cinta bagi saya adalah sesuatu yang tidak bisa dinilai oleh apa pun   kecuali oleh cinta itu sendiri. Tidak boleh ada pamrih di dalamnya. Tidak boleh hati ini merasa direndahkan, disepelakan, atau semacam itu."

Sesuai petunjuk, ada beberapa bagian dari buku ini yang mengalami revisi. Terutama sekali karena buku ini diterbitkan ulang oleh penerbit yang berbeda. Misalnya pada halaman 240, disebutkan Sekar mendapatkan hadiah HP untuk memudahklan komunikasi dengan  Joko. Keberadaan HP baru sekitar tahun 1984.Juga tentang laptop di halaman  295 Lalu halaman 61 disebutkan Mbok Kromo berjualan pecel dan lainnya. Semoga saya yang salah, tapi seingat saya di buku yang lain jualannya adalah gorengan ketela pohon dan sejenisnya. Di halaman 319, pada buku yang lain disebutkan Joko akan menemui Mbok Kromo sementara dalam buku ini tidak ada.

Bagian mengenai pembuktian cinta Sekar sedikit mengusik hatiku. Bagaimana jika ada pembaca ABG yang menganggapnya sebagai sesuatu yang layak ditiru? Bisa kacau! Memang kisah itu bisa dianggap sebagai bumbu penyedap kisah tapi perlu dipikirkan juga efeknya bagi pembaca.Di belakang memang ada kode novel dewasa sekedar usul sebaiknya diletakan di kover depan.

Cintaku,
Buku ini juga menyebutkan bahwa cinta sejati tidak harus dipatrikan di dalam sebuah perkawinan. Seorang pria bisa saja menemukan calon istri yang ideal, tapi belum tentu ia adalah kekasih hatinya.  Walau aku sudah memasrahkan diriku, seperti juga Sekar ,hendak kemana kisah cinta ini dibawa. Bahkan sampai posisi terendah pun, Aku sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Namun aku tetap berharap cinta kita bisa dipatrikan dalam sebuah ikatan suci, aku bukan saja menjadi calon istri yang ideal tapi kekasih bagi hatimu.

Mendadak aku jadi ingat coretanmu beberapa waktu yang lalu,   "Cinta adalah ANUGERAH TERINDAH untuk semua makhluk yang sudah di GARISKAN oleh TUHAN sebagai SESEMBAHAN Manusia, dan ketika cinta terhalang oleh apapun, yang menjadi penyebab cinta itu bergeser dari KODRAT yang ada, Saat cinta itu TULUS dia tidak kan memandang, perbedaan baik status sosial dan apapun pangkatnya, hingga ketika disadari CINTA hanya untuk dapat di Hayati, Jalani dan diterima dengan IKHLAS dan menjadi SEBUAH DINAMIKA yang saling BERIMBANG" Kita memang bukan Joko dan Sekar,  namun kita juga memiliki perbedaan yang harus  kita satukan. Kondisi kita justru lebih  rumit dari mereka. Tapi, tak ada yang tak mungkin jika kita menginginkan sesuatu dengan sepenuh hati. 

Aku sudah tahu apa keinginanku
Kuharap cintaku juga tahu apa yang diinginkan

Pagi sudah menjelang cintaku
Semoga kisahku ini bisa menghiburmu
Serta menjadi kekuatan bagi perjuangan cinta kita

Love u selalu






5 komentar:

  1. Ow, ternyata ini dulu sudah pernah diterbitkan.

    Kalau lihat dari cover mirip dg cover2 teenlit ya, tapi kalau ga salah di belakang cover ada tanda Novel Dewasa bukan? Semoga nggak banyak remaja yg salah tiru ya :D

    BalasHapus
  2. novel dewasa? Hemm... mikir dulu, apa seperti novel Pengakuan Pariyem gitu? :).

    BalasHapus
  3. @Oky setuju
    @enggar aku rada lupa yg mana yah

    BalasHapus
  4. cinta [seharusnya] memang tidak memandang status dan kelas sosial.

    BalasHapus
  5. puisi yang indah di akhir resensi

    BalasHapus