Jumat, 04 Mei 2012

The Devil's Whisper


Penulis: Miyuki Miyabe
Penerjemah: Nadya Andwiani
Penyunting: Adi Toha
ISBN: 978-979-024-376-7
Halaman: 413
Penerbit: Serambi
Harga: Rp 49.000,-

Ada dua tipe manusia. Pertama adalah mereka yang tidak melakukan apa yang tidak ingin mereka lakukan bahkan jika mereka dapat melakukannya. Tipe kedua adalah mereka yang tidak menyerah sampai meraih apa yang mereka inginkan.  Aku tak dapat memberitahu tipe mana yang  lebih baik. Yang buruk adalah kau mencari-cari alasan untuk menjelaskan apa yang telah atau tidak kau lakukan

Mamoru kecil mungkin belum memahami apa arti kehidupan ini . Yang ia tahu tak ada teman yang mau bermain dengannya setelah mengetahui ayahnya  Toshio Kusaka dituduh  mencuri dari pembayar pajak. Sang ibu tentunya selalu membela sang ayah dengan segala macam dalih yang tak ia mengerti.

Suatu hari di bulan Agustus tanpa sengaja Mamoru bertemu dengan seorang kakek, Goichi Takahashio. Dari sang kakek ia belajar banyak hal seputar kunci. Aneh memang mengingat usianya yang masih sangat belia.Namun jika kau tidak memiliki sahabat untuk berbagi dalam waktu lama, saat seseorang menawarkan persahabatan,  segala hal yang melekat dirinya akan diterima dengan suka cita tanpa banyak pertimbangan. Keahlian itu ternyata kelak banyak memberikan manfaat bagi Mamoru. Salah satunya saat ia melakukan penyelidikan. 

Sejak ibunya meninggal, Mamoru tinggal bersama keluarga pamannya. Sang paman  adalah seorang supir taxi yang selama ini memiliki catatan bersih selama bertugas.  Suatu hari ia ditangkap dengan tuduhan menabrak orang hingga meninggal.

Tertangkapnya sang paman tidak saja membuat keluarganya merasa resah tapi juga membuka luka lama Mamoru. Ia yang sudah biasa dituduh memiliki kelakukan buruk mengingat  kondisi ayahnya, terpaksa sekali lagi harus menerima cemooh dari teman-teman di sekolah. Hanya rekan kerja dimana ia bekerja paruh waktu yang menghargai dirinya tanpa memandang latar belakang keluarganya.

Rasa penasaran membuat Mamoru melakukan penyelidikan.  Apalagi penelpon gelap  yang mengucapkan kalimat, " Terima kasih karena sudah menangani Yoko Sugano" makin membulatkan tekatnya untuk melakukan penyelidikan. Berbekal keahlian yang diwarisi dari kakek diam-diam Mamoru pergi  ke apartemen Yoko Sugano, seorang gadis yang menyebabkan pamannya tertangkap. Ia berharap bisa menemukan petunjuk guna membebaskan sang paman di sana.

Semula saya mengira kisah selanjutnya adalah mengenai  Mamoru yang melakukan penyelidikan seputar  peristiwa yang menyebabkan pamannya ditangkap serta kasus bunuh diri dua gadis lain. Walau bagaimana sepertinya kematian mereka berhubungan, apa lagi disinopsis sudah disebutkan mengenai kematian tiga orang gadis. Pembaca justru diarahkan untuk penasaran mengetahui bagaimanakah hubungan yang terjadi diantara ketiganya serta apa yang menyebabkan mereka bunuh diri.

Ternyata kisahnya lebih dari pada urusan aksi ala detektif belaka. Mamoru harus berurusan dengan pembunuh berdarah dingin yang menggunakan trik khusus, serta  seseorang dari masa lalunya.Ia tidak saja harus berpacu dengan waktu tapi juga harus sangat berhati-hati dalam bertindak jika tidak ingin jatuh korban lagi.

Buku ini memberikan gambaran kehidupan nyata dimana masih banyak masyarakat yang memegang pepatah "Buah Tak Jauh dari Pohonnya" Padahal dalam kenyataan tidak selalu anak mewarisi sifat serta kelakuan orang tuanya. Belum tentu jika sang ayah penjahat maka anaknya juga penjahat. Memang ada beberapa yang begitu tapi masih banyak yang beda. Mamoru contohnya, ia sangat berbeda dengan ayahnya.

Bayangkan betapa tersiksanya sosok Mamoru akibat anggapan negatif masyarakat terhadap dirinya. Untung jiwanya tidak tertekan sehingga membentuk dirinya menjadi sosok dengan pribadi menyimpang. Suka tidak suka, masyarakat memiliki peran terhadap pembentukan  watak kepribadian seseorang

Secara keseluruhan kisah dalam buku ini cukup menegangkan sekaligus menawan. Tambahan pengetahuan seputar dunia bisnis yang sering dikatakan kejam sungguh sangat membuka wawasan. Juga perihal alam bawah sadar yang sering disalahgunakan oleh orang yang tak bertanggung jawab. Pembaca dibuat untuk lebih waspada terhadap lingkungan sekitar. Bagi para penyuka kisah detektif, buku ini layak dibaca dan dikoleksi

Beberapa kalimat dicetak dengan miring dimaksudkan guna penekanan atau sebagai tanda bergolakan bathin tokoh kita, Mamoru. Dengan mencetak berbeda kita akan lebih mudah mengikuti arus kisah dalam buku ini.Namun ada juga beberapa kalimat yang sedikit aneh bagi saya. Misalnya di halaman 207, "Anak itu berakhir bekerja lembur selama satu jam sebelum akhirnya dia pulang, dengan kelelahan." Maknanya rancu bagi saya.

Ketidakbiasaan saya dengan nama Jepang juga sedikit menghambat saya menikmati kisah ini. Kadang saya sering tertukar nama tokoh. Belum lagi sempat kaget  saat membaca nama penulis, ada hubungannya dengan artis film itu tidak yah, namanya mirip. Tapi bagi mereka yang terbiasa dengan nama Jepang, kisah ini terasa gregetnya.

Hubungan antara para tokoh pada awalnya cukup menengangkan, namun sebuah "kebetulan kecil" yang dibuat penulis terkait dengan dua tokoh utama yang jadi berhubungan malah mengurangi greget kisah ini bagi saya. Seandainya setiap tokoh dibiarkan sendiri-sendiri tentu lebih membuat penasaran. Efek beruntun dari sebuah peristiwa atau hubungan antara tokoh dalam beberapa hal seakan dipaksakan jika  kebetulan semata maka menjadi kebetulan yang mencurigakan.

Bagian yang paling saya suka adalah saat pihak penjahat melakukan kontak dengan Mamoru. Ia begitu percaya dirinya hingga yakin Mamoru mau diajak bertemu tanpa melawan. Walau jahat namun ia juga melakukan sebuah kebaikan bagi Mamoru. Walau bagaimana ia dan Mamoru tidaklah sama, mereka memiliki pandangan yang berbeda mengenai kehidupan ini

Judul yang dipilih juga mengandung rasa ingin tahu. Jika membaca buku ini secara tuntas, kita baru bisa memahami makna yang tersirat dalam pemilihan  judul ini.

Akhir kisahnya ditutup dengan dramatis. Mengharukan sekali. Walau bagaimana baiknya seseorang terhadap kita, namun jika sudah bersinggungan dengan keluarga tentunya kita harus memilih dimana akan berpihak. Balas dendam memang kejam tapi sepertinya batasan antara balas dendam dengan meminta keadilan dalam kisah ini tipis sekali.

2 komentar:

  1. review yang bagus. terima kasih. saya jadi yakin untuk membelinya nanti :)

    BalasHapus
  2. kutipan pembuka yang sangat bagus: "Ada dua tipe manusia. Pertama adalah mereka yang tidak melakukan apa yang tidak ingin mereka lakukan bahkan jika mereka dapat melakukannya. Tipe kedua adalah mereka yang tidak menyerah sampai meraih apa yang mereka inginkan. Aku tak dapat memberitahu tipe mana yang lebih baik. Yang buruk adalah kau mencari-cari alasan untuk menjelaskan apa yang telah atau tidak kau lakukan"

    BalasHapus