2019 #10: Bumbu Spesial dari Bliss Bakery

Judul Asli The Bliss Bakery #5: Magic In The Mix
Penulis:  Kathryn Littlewood
Penerjemah: Nadia Andwiani & Yuke Ratna Permatasari
Penyunting: Yuli Puritanism
ISBN: 9786023853564
Halaman: 312
Cetakan: Pertama-2019
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp 79.000
Rating: 3/5

Ini Bakal sempurna! Pumpernickel berarti 'Kentut goblin' dalam bahasa Jerman, tahu tidak?  Karena adonannya begitu mudah meledak. Dan, kebetulan, aku tahu resep cepat untuk membuat Flambé Kentut Goblin tanpa perlu dipanggang."
~ The Bliss Bakery #5: Magic in The Mix, halaman 169~

Setiap orang berhak mendapat kesempatan kedua.
Kalimat tersebut sering diucapkan banyak orang, namun sedikit yang mau dan mampu melaksanakannya. Salah satu yang berani bersikap seperti itu adalah Rose Bliss.

Ia memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua bagi Bibi Lily. Banyak yang menganggap sang bibi merupakan sosok yang jahat. Butuh waktu bagi mereka untuk bisa menerima bahwa Bibi Lily sudah berubah.

Secara garis besar, keseluruhan buku ini berkisah mengenai bagaimana upaya Rose menyelamatkan sang bibi. Rose tentunya tidak berjuang sendiri. Ia dibantu  Kakek Balthazar, Ty kakaknya, Sage sang adik, dan tentunya sang kekasih Devin. Selain mereka, Rose juga mendapat dukungan dari sepasang tikus dan kucing paling spesial di dunia.

Dalam upaya penyelamatan, terkuak fakta bahwa selain harus terbang ke San Caruso untuk menyelamatkan Bibi Lily Le Fay dari penculikan Count Caruso, mereka juga harus berhadapan dengan perwakilan Asosiasi Internasional Penggilas Adonan yang mengancam meluluhlantahkan kota mereka jika Bibi Lily tidak diserahkan. Musuh dari dua sisi!

Kisah semakin seru ketika dalam upaya penyelamatan, mereka menemukan ada sebuah keluarga yang juga memiliki buku memasak seperti yang dimiliki oleh keluarga Bliss. Aneka resep ajaib  dengan bumbu yang tak biasa juga bisa ditemukan di sana.

Seseorang yang mereka anggap sebagai sahabat, ternyata berubah menjadi musuh dalam selimut. Sebuah pengalaman yang berharga bagi mereka. Bahwa mereka tidak bisa begitu saja percaya pada orang, apa lagi yang baru dikenal. Berkat kekompakan mereka semata maka semua masalah bisa terselesaikan.

Dibandingkan dengan kisah sebelumnya, saya mulai kurang merasakan greget. Kesannya, kisah ini tidak akan pernah tamat. Mungkinkan sambutan pembaca yang begitu hebat membuat penulis meneruskan lagi seri ini? Karena seingat saya, semula kisah ini hanya terdiri dari tiga buku saja.

Sekedar mengingatkan, ulasan buku pertama, buku kedua, buku ketiga, serta buku keempat bisa dibaca dengan langsung klik buku keberapa  yang ingin dibaca.

Kover tetap menawan seperti biasa. Dengan warna biru mewah dan aneka gambar kue. Sejauh ini, buku ini disajikan dengan ukuran dan jenis huruf yang paling ramah dengan mata saya

Unsur kekinian dalam kisah ini diwakili dengan adanya  No Direction. Sebuah group yang begitu digemari. Seperti yang diuraikan di halaman 22, Rose langsung mengenali mereka-semua gadis di kelasnya menyukai No Direction sampai terisak saat menonton video mereka di YouTube.

Jika dalam dunia nyata ada group dengan nama yang mirip beranggotakan lima orang, maka dalam kisah ini ada Zip, Arnold, Hunter dan Trevor.  Mereka menjadi penyamaran yang sempurna untuk Rose, Ty, Devin dan Sage.

Ketika kisah nyaris berakhir dengan membosankan (versi saya), mendadak muncul sebuah fakta baru yang sungguh tak terduga. Bagian ini membuat kisah menjadi lebih seru.

Tetap, saya berharap akhir yang manis dalam buku ini tidak diporak-porandakan dengan kemunculan sebuah kisah baru lagi. Penulis harus tahu, kapan ia harus mundur.



.