Selasa, 21 Maret 2017

2017 #21: Kisah Kim Yeong Hye Menolak Daging




















Judul Asli : Chaesikju-uija (Korea)
Pengarang : Han Kang
Penerjemah: Dwita Rizkia
Penyunting: Anton Kurnia
ISBN:9786026486073
Halaman:222
Cetakan: Pertama-Februari 2017 
Penerbit : Baca
Harga: Rp 65.000
Rating: 4/5


....Kulihat ratusan bongkahan daging kemerahan yang digantung di tongkat bambu panjang. Darah merah yang masih belum kering menetes dari sebongkah daging yang tak berujung, tapi tidak kunjung menemukan pintu keluar. Baju putihku basah terkena darah.

Namun, aku ketakutan. Darah masih mengotori bajuku. Saat tak ada yang memperhatikan aku meringkuk bersembunyi di balik pohon. Tanganku berlumuran darah. Bibirku berlumuran darah....

Tak mungkin bisa sesegar ini rasa daging mentah yang kukunyah....

Apa urusan mawar dengan vegetarian? Pertanyaan itu yang muncul pertama kali dalam benak saya ketika melihat kover buku ini. Mungkin saya salah, tapi kesan yang saya terima itu adalah gambar mawar. Benak saya selama ini menerima simultan bahwa vegetarian identik dengan sayuran, makanan non hewani.

Maka jika ada buku dengan judul Vegetarian, maka yang saya bayangkan pada kover adalah aneka macam sayuran. Ternyata memang ada maksud tertentu dibalik gambar Mawar tersebut.

Sungguh unik buku ini! Tidak hanya dari kisah yang diusung, cara penyajian hingga kover.  Kisah dalam buku ini terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan sisi pandang yang berbeda.

Bagian pertama, Vegetarian, dikisahkan dari sisi suami tokoh utama kisah ini. Bagaimana ia pertama kali menemukan istrinya tokoh utama kita, Kim Yeong Hye, suatu malam di bulan Februari terbangun karena bermimpi buruk. 
Versi Bahasa Swedi

Begitu terpengaruhnya ia akan mimpi itu sehingga begitu terjaga ia langsung mengosongkan isi lemari es. Semua daging dibuang tanpa peduli berapa harganya. 

Semula ia merasa sang istri hanya bereaksi berlebihan karena mimpinya. Namun segalanya menjadi mulai mengkhawatirkan ketika Kim Yeong Hye juga tidak mau memasak daging untuknya, bahkan tidak ada telur dan susu di lemari es.

Urusan sex juga terkena imbasnya. Kim Yeong Hye menolak berhubungan badan karena suaminya berbau daging! Serius, baca kutipan dari buku ini. 

     "Sebenarnya..."
     "Apa?"
     "Karena Bau"
     "Bau?"
     "Bau daging. Tubuhmu bau daging."

Aku tertawa terbahak.
     "Kamu tidak lihat tadi? Aku sudah mandi. Baunya dari mana?"
     Jawabannya serius, "Dari setiap pori-pori"

Selanjutnya melalui Tanda Lahir Kebiruan, pembaca akan mendapat kisah tentang kehidupan Kim Yeong Hye selama menjadi vegetarian. Kisah yang diceritakan dari sudut kakak ipar-suami kakaknya, membuat kisah ini  memiliki nuansa yang sangat berbeda dibanding bagian sebelumnya. 

Jika pada bagian pertama penuh dengan emosi sang suami, bagian ini justru penuh dengan kelembutan dan cinta kasih dari sang kakak ipar. Ternyata jawaban mengenai apa urusannya bunga dengan vegetarian ada di bagian ini. Saya tak mau membahas lebih lanjut mengenai bagian ini, baca sendiri dan nikmati sensasi penuh kejutan disetiap lembarnya.

Baiklah, supaya saya tidak disebut kejam karena membuat orang penasaran, ada sedikit bocoran. Kim Yeong Hye ternyata begitu menyukai segala hal yang berbentuk tumbuhan dan menikmati sinar matahari di kulitnya.  
Baginya telanjang lebih terasa alamiah ketimbang berpakaian. Ia Begitu menikmati tubuh dari pinggang ke atas terkena sinar matahari tanpa busana, tak peduli bagaimana tanggapan orang. Ia dan kakak ipar sama-sama menyukai bunga, terutama gambar bunga yang dicat di tubuh.

Pohon Kembang Api, bagian terakhir kisah ini.  membuat saya ingin memeluk kakak perempuan Kim Yeong Hye dan mengatakan segalanya akan membaik. Kuat dan tegarlah sebagai wanita karena ada seorang anak manis yang membutuhkan dirinya. Anak manis dan seorang adik rapuh tepatnya.

Bagian ini diceritakan dari sisi kakak perempuan Kim Yeong Hye. Sang kakak begitu mencintai adiknya. Ia berusaha memahami pikiran sang adik dan melakukan apa saja demi kesembuhan sang adik. 

Usaha yang sia-sia karena Kim Yeong Hye malah bertanya kenapa ia tak diperbolehkan mati. Ironi bukan, yang satu ingin menyelamatkan nyawa yang lain. Sementara yang ingin diselamatkan justru tak ingin selamat.

Bagi kedua orang tuanya, kelakuan  Kim Yeong Hye sungguh menyinggung harga diri mereka sebagai mertua. Ayah Kim Yeong Hye bahkan sampai meminta maaf pada menantunya-suami Kim Yeong Hye karena malu membesarkan anak yang tak bisa mengurus suami. Tamparan dan paksaan makan daging justru makin membuat parah kondisi kejiwaan Kim Yeong Hye.

Kim Yeong Hye, tokoh sentral yang menjadi benang merah ketiga bagian dalam kisah ini, benar-benar mampu membuat pembaca merinding.  Bukan upayanya menjadi seorang vegetarian yang akan pembaca temui dalam buku ini. Terlalu sederhana jika itu yang disajikan.  

Ini bukan kisah perihal pantang makan atau hanya mau makan jenis makanan tertentu, ini adalah kisah tentang psikologis seorang biasa yang mendadak berubah menjadi pribadi yang luar biasa aneh karena mimpi. 

Secara pribadi saya tidak menentang atau menganggap vegetarian merupakan hal yang buruk. Kembali pada individu masing-masing. Tokoh kita berubah menjadi sosok yang aneh bukan karena menjadi vegetarian, tapi karena obsesinya pada mimpi. 

Selayaknya buku ini dibaca oleh mereka yang ingin berkecimpung dalam dunia psikologi. Penulis dengan piawai membuat bagaimana kepribadian dan cara berpikir Kim Yeong Hye berubah total karena mimpi dan berdampak besar bagi orang terdekatnya. Secara langsung pada suami, kakak perempuan dan kakak iparnya, tak langsung pada kedua orang tuanya.  

Ia sudah tak peduli lingkungan sekitar, asyik dengan diri dan khayalannya sendiri.  Ia juga sudah begitu terobsesi dengan mimpinya hingga tak mau menjadi manusia yang terdiri dari daging dan darah, ia ingin menjauh dari segala hal yang bersinggungan dengan daging.  

Versi Bahasa China
Seperti yang tertera di halaman 15X, "Kak, aku berdiri dengan tanganku, daun tumbuh dari tubuhku, akar, mencuat dari tanganku ... Aku menancap ke dalam tanah. Tanpa henti, tanpa henti ... Uh, bunga ingin merekah dari selangkanganku sehingga aku harus melebarkan kakiku, mengangkang lebar-lebar... "

Pembaca ternyata juga disuguhi urusan percintaan yang terjadi antara tokoh dalam kisah ini. Tidak banyak, namun lumayan memberikan bumbu segar.

Jika yang diharapkan kisah cinta mendayu-dayu, lupakan saja! Tak ada dalam buku ini. Urusan percintaan diberikan untuk menjadi jembatan antara kisah, untuk menjadi pelengkap.

Bagaimana kehidupan sosial keluarga di Korea juga bisa kita ketahui dalam buku ini. Bagaimana sikap seorang ayah pada anak dan menantu, acara beramah-tamah dengan keluarga, sikap menghormati senior dan masih banyak lagi. Meski hanya sekilas namun cukup untuk dijadikan informasi bagaimana kehidupan masyarakat Korea.

Ada beberapa kekakuan bahasa dalam buku ini, mungkin karena alih bahasa yang cukup rumit. Meski begitu patut diberikan acungan jempol atas upayanya melakukan alih bahasa. Saya sempat ikut merasakan emosi meledak akan sikap amarah sang ayah, sedih dengan sang kakak dan merasakan hampa sang suami.

Kisah menawan dalam buku ini sudah mendapat ganjaran PEN Translation Prize Nominee for Deborah Smith tahun 2017 serta Man Booker International Prize pada tahun 2016. Tak heran jika banyak negara sudah menerbitkan versi terjemahannya.

Pada sebuah situs yang memuat aneka informasi, disebutkan bahwa vegetarian terdiri dari beberapa tingkatan. Mengacu pada uraian yang ada pada situs tersebut, maka  Kim Yeong Hye sudah termasuk dalam golongan Vegan, nabatiwan yang paling ketat. Mereka hanya mau bahan makanan dari nabati saja dan sama sekali tidak memakan hewan laut atau produk olahan hewani, termasuk madu dari lebah. Berikut tautannya.
Versi Bahasa Purtugis






Di tanah air, sudah ada IVS (Indonesia Vegetarian Society),  organisasi vegetarian Indonesia yang bersifat nirlaba, yang berdiri di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1998. IVS telah terdaftar menjadi anggota International Vegetarian Union sejak tahun 1999. IVS didirikan dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi seputar kehidupan vegetarian di Indonesia serta mengembangkan cinta kasih universal dan menyelamatkan kehidupan dunia melalui vegetarianisme

Selain perihal vegetarian, pembaca juga mendapat informasi  mengenai beberapa hal yang diduga dialami Kim Yeong Hye akibat akibat prinsip yang ia pegang. 

Bukan vegetariannya yang salah, tapi cara ia menyikapi mimpi lalu berupaya menjadi vegetarian yang membuat ia mengalami banyak hal, termasuk skizofrenia.

Menurut tautan berikut, Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku.

Kondisi yang biasanya berlangsung lama ini sering diartikan sebagai gangguan mental mengingat sulitnya penderita membedakan antara kenyataan dengan pikiran sendiri.

Perihal mimpi Kim Yeong Hye membuat saya jadi teringat sebuah lagu tentang mimpi dari Nidji. Tahu kan lagunya ^_^. Salah satu syair menyebutkan bahwa mimpi adalah kunci. Demikian juga kasus Kim Yeong Hye, mimpinya adalah kunci penyebab timbulnya segala perubahan bagi dirinya dan orang sekitar.

Sebagai hiburan, yuk bernyanyi tentang mimpi yang berbeda. Biar tidak terlalu teringat dengan Kim Yeong Hye 

Sumber gambar:
http://goodreads

Sumber video:
https://www.youtube.com

3 komentar:

  1. Saya hampir selesai membaca buku ini, tapi urung lanjut sebab saya mau baca ulang. Kayaknya saya terlalu menikmati cerita sampai-sampai saya lupa memperhatikan poin penting yang nantinya bisa saya sebutkan di resensinya. :)

    BalasHapus