Kamis, 19 Januari 2012

#8 : Buku yang Tidak Bisa Kureview


Judul: Mockingjay
Penulis:  Suzanne Collins
Penerjemah: Hetih Rusli
ISBN:  9789792278439
Halaman: 432
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Tanggal Terbit 12 Januari 2012
Harga: Rp 68.000

Aku ingin memberi tahu  para pemberontak bahwa aku masih hidup. Aku ada di sini di Distrik Delapan, Capitol baru saja mengebom rumah sakit yang penuh dengan lelaki, perempuan, dan anak-anak tak bersenjata. Tak ada korban yang selamat.

Inilah yang mereka lakukan! Dan kita harus melawan balik

Namaku Katniss Everdeen. Umurku tujuh belas tahun. Rumahku di Distrik 12. Aku ikut Hunger Games. Aku melarikan diri. Capitol membenciku. Peeta dijadikan tahanan. Dia dianggap sudah tewas. Kemungkinan besar dia tewas. Mungkin yang terbaik baginya jika dia tewas…..

Bagaimana perasaanmu jika harus berseberangan dengan seseorang yang kau sayangi? Susah digambarkan dengan kata-kata. Tapi itulah yang dirasakan oleh Katniss saat melihat Peeta di televisi

Secara fisik Katniss bisa dibilang lumayan. Sisa-sisa pertarungannya mulai tak berbekas. Kondisi fisiknya kian membaik. Tapi tidak dengan kejiwaannya. Butuh waktu yang  lama untuk mampu menjadi dirimu sendiri. Selama dua hari, enam belas orang tewas, sebagian karena menyelamatkanmu. Terbunuh atau membunuh. Karena di arena mereka hanya punya satu tujuan, hidup sebagai  pemenang. Harganya lebih dari hidupmu.  Segala yang kau miliki dari dirimu. 

Memori Katniss  mau tak mau menyimpan kenangan yang menakutkan setelah ia melarikan diri dari Hunger Games. Apalagi berbagai kejadian yang menyeramkan terjadi secara beruntun.  Ia nyaris menjadi tanpa rasa, bahkan bisa menghitung dengan benar jumlah  orang yang meninggal demi dirinya dengan tenang. Ada delapan orang! Dari tewas kena peluru, meleleh akibat kapsul, hingga  dimutilasi mutt.

Bergabung dengan pemberontak membuat Katniss memiliki tugas khusus, yaitu menjadi Mockingjay. Selama Hunger Games ia menggunakan pin dengan lambang Mockingjay, belakangan lambang tersebut dianggap sebagai simbol pemberontakan.

Keberadaan Mockingjay sendiri sebenarnya tanpa direncanakan. Mockingjay  adalah hasil kawin silang dari burung Jabberjay dengan Mockingbird. Dahulu  Capitol menciptakan muttberupa burung jabberjay. Setelah pemberontakan usai, burung itu rencananya dimusnahkan dengan cara membuangnya ke alam liar. Tapi bukannya musnah  burung itu malah  bertahan bahkan menciptakan spesies baru hasil kawin silang, Mockingjay juga pandai menirukan suara orang. Kelebihan ini ternyata berguna bagi Katniss dan  Peeta kelak.

Banyak cara yang ditempuh katniss agar ia bisa melewati hari-hari. Dengan berburu dan menulis misalnya.  Menulis sepertinya bisa membantu kita mengurangi derita. Beberapa buku seperti Sky Burial juga mengisahkan betapa tokohnya menulis guna membantunya menjalani hari-hari yang berat. Demikian juga dengan Katniss, saat ia mengutarakan niatnya untuk menulis sebuah buku ia langsung mendapat pasokan sekotak besar kertas.

Dimulai dengan ide dari buku tanaman keluarganya, diikuti dengan detail yang ditulis secara hati-hati agar tidak ada yang terlupakan olehnya. Sketsa dan foto guna memperjelas kisah juga dimasukkan. Memori seputar Lady mencium pipi Prim, tawa ayahnya hingga Boggs yang memprogram ulang Holo. Belakangan  Haymitch menyumbangkan ingatan selama 23 tahun mengabdi

Buku ini tidak saja memberikan suguhan aneka adegan seru ala pertempuran, dimana darah bisa berada dimana-mana, menembak atau ditembak, setiap keputusan harus diambil secara cepat dan benar! Tapi juga sarat dengan kalimat-kalimat yang layak untuk direnungkan. Misalnya saja , “Aku  terperangkap selama berhari-hari, bertahun-tahun,, atau mungkin berabad-abad. Mati, tapi tak dibiarkan mati. Hidup tapi sama saja dengan mati. Aku merasa sendiri, hingga siapa pun atau apa pun, tak peduli semenjijikkan, apa pun akan kuterima kehdirannya di sini.”

Saya lebih menikmati kalimat serupa itu dibandingkan gambaran terinci mengenai situasi saat itu. Adegan-adegan itu pasti bisa saya nikmati saat buku ini beralih rupa menjadi film dan pastinya terekam dengan indah. Tapi untaian kata-kata indah dalam buku ini terasa mengendap lebih lama di benak saya.

Selesai membaca marathon ketiga buku ini, justru membuat saya jadi kian bingung untuk membuat sebuah review. Semuah hal sepertinya layak dibagikan. Terutama sekali jika mengusung semangat hidup Katniss serta rasa persahabatan yang terjalin diantara para tokoh. Semua hal sepertinya mampu  dilakukan oleh Katniss asal bersinggungan dengan orang-orang yang dikasihinya, seperti pada awal kisah saat ia  menggantikan adiknya secara sukarela.

Saya merasa menjadi  bagian dari Katniss. Ikut tertawa, menangis, khawatir bahkan sedikit gila. Saya menyerah…. Buku ini mungkin bukan untuk direview tapi dinikmati hingga huruf terakhir.

API SUDAH TERBAKAR
JIKA KAMI TERBAKAR
KAU TERBAKAR BERSAMA KAMI

Namaku Katniss Everdeen. Umurku dua belas tahun. Rumahku di Distrik 12. Tidak ada lagi Distrik 12. Akulah Mockingjay. Aku menjatuhkan Capitol. Presiden Show membenciku. Dia membunuh adikku. Sekarang aku akan membunuhnya. Dan Hungger Games akan berakhir...

Nyata atau tidak nyata???

Silahkan simak www.youtube.com/watch?v=e8LOwmxzyu8

Buat yang belum baca buku 1-2nya

Amerika Utara musnah sudah. Kini di bekasnya berdiri negara Panem, dengan Capitol sebagai pusat kota yang dikelilingi dua belas distrik. Katniss, gadis 16 tahun, tinggal bersama adik perempuan dan ibunya di wilayah termiskin di Distrik 12. 

Karena pemberontakan di masa lalu terhadap Capitol, setiap tahun masing-masing distrik harus mengirim seorang anak perempuan dan anak lelaki untuk bertarung dan ditayangkan secara langsung di acara televisi The Hunger Games. Hanya ada satu pemenang setiap tahun. Tujuannya adalah : membunuh atau dibunuh. 

Ketika adik perempuannya terpilih mengikuti The Hunger Games, Katniss mengajukan diri untuk menggantikannya. Dan dimulailah pertarungan yang takkan pernah dilupakan Capitol

 Api pemberontakan sudah tersulut. Dan Capitol ingin membalas dendam 

Katniss Everdeen berhasil keluar sebagai pemenang Hunger Games bersama Peeta Mellark. Tapi kemenangan itu menyulut kemarahan Capitol. Kemenangan Katniss ternyata membangkitkan semangat pemberontakan di beberapa distrik untuk menentang kekuasaan Presiden Snow yang kejam. 
Presiden Snow mengancam Katniss untuk meredakan kegelisahan penduduk distrik dalam Tur Kemenangan-nya. Satu-satunya cara untuk meredakan kegelisahan penduduk adalah membuktikan bahwa dia dan Peeta saling mencintai tanpa ada keraguan sedikit pun. Jika gagal, keluarga dan semua orang yang disayangi Katniss menjadi taruhannya.... 

1 komentar: