Senin, 12 Agustus 2019

2019 #20: Cara Mengembangkan Potensi Anak secara Optimal

Judul asli: How Maximizing Child Potensial: Cara Ampuh Memaksimalkan Potensi Anak
Penulis: Angga Pebria
Editor Julia Suzanna
ISBN: 9786020489414
Halaman: 150
Cetakan: Pertama-2019
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Harga: Rp 59.800
Rating: 3/5


“ Mungkin kalau orang tua hanya sekedar memberitahu apa yang harus dilakukan oleh anaknya, semua anak pada umumnya juga pasti bisa melakukannya. Akan tetapi menjadi orang tua yang benar-benar memaksimalkan potensi anaknya, memiliki tantangan tersendiri dalam mengarahkan anaknya ke masa depan yang lebih baik lagi"
How Maximizing Child Potensial:Cara Ampuh Memaksimalkan Potensi Anak,  Angga Pebria~

How Maximizing Child Potential: Cara ampuh memaksimalkan potensi anak (2019), merupakan sebuah buku yang menjelaskan tentang bagaimana sebagainya orang tua mengarahkan dan mengembangkan potensi anak secara optimal hingga bermanfaat bagi kehidupannya kelak.

Setiap individu merupakan sosok yang unik, tidak ada yang sama meski saudara kembar. Demikian juga anak kandung dengan orang tuanya. Untuk itu, orang tua perlu tahu potensi anak , kemudian membimbing, serta mengembangkan secara optimal guna masa depannya kelak.


Pemberian motivasi, pemetaan potensi anak, membuat anak merasa nyaman dengan proses pengembangan potensinya, hingga pendampingi selama proses bukanlah hal yang mudah. Banyak orang tua yang tidak paham bagaimana cara mengembangkan potensi anak. Banyak yang salah kaprah dengan membuat anak menekuni hal yang orang tua anggap sebagai potensinya, padahal itu potensi orang tuanya.

Kata "potensi" acap kali diucapkan orang, terutama sekali jika berhubungan dengan tumbuh kembang seorang anak. Namun apakah Anda paham makna sesungguhnya  dari potensi anak?  Potensi berbeda dengan minat dan bakat anak.

Minat bisa diartikan sebagai  ketertarikan, respon positif pada rangsangan objek, atau keinginan kuat anak pada suatu hal.  Sementara bakat adalah kemampuan yang dimiliki anak sejak lahir. Potensi harafiah bisa diartikan sebagai tolak ukur, kemampuan untuk melihat  dan menentukan tingkat IQ, bakat, prestasi, kekuatan serta  bakat terpendam yang belum dipergunakan secara optimal  pada seorang anak.

Memahami anak memang bukan hal yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Perlu diingat, dalam proses mendidik anak, Anda harus bersikaplah kompak dengan pasangan Anda dalam hal apapun di depan anak. Anda dan pasangan adalah satu tim! Beri pengertian pada orang sekitar untuk tidak ikut  campur dengan cara mendidik yang Anda dan pasangan lakukan. Hal ini untuk menghindari kebingunan pada anak.

Zaman akan selalu mengalami perubahan, walau  Anda tidak menyadarinya. Artinya, teknologi juga mengalami perkembangan. Beberapa hal bisa membantu meringankan kita, namun ada juga hal yang jika  dipergunakan namun tidak diawasi dengan bijak justru akan menyusahkan kita. Apa lagi anak-anak lebih rentan terhadap pengaruh.

Tidak ada larangan untuk memberikan gawai pada anak Anda, yang perlu diperhatikan apakah usianya sudah pantas memiliki barang tersebut? Manfaat apa yang bisa diperoleh, Tentunya ada efek yang bisa ditimbulkan dari anak yang selalu mengisi hari-hari dengan dawai.

Secara garis besar, buku ini membantu orang tua untuk lebih memahami anaknya.  Cocok dibaca oleh para calon orang tua, psikolog dan guru-guru PAUD. Juga layak dibaca bagi mereka yang sedang mempertimbangkan menikah. Siapa saja yang memiliki minat pada proses tumbuh kembang anak, layak membaca buku ini.

Buku yang berguna sebenarnya. Hanya saja cara penulis menyampaikan ide masih harus ditingkatkan lagi. Ada beberapa point yang sebenarnya salah tempat. Misalnya ketika sedang membicarakn tentang hal X, uraiannya justru leboh tepat pada bagian membahas T.

Contoh lain, pada BAB XII yang memuat mengenai Sepuluh Hal Ampuh Untuk  Memaksimalkan Potensi Anak, penulis justru hanya memberikan 8 point. Mulai dari Mencermati Bakat Anak yang Paling Utama hingga Mendukung Anak Setiap Hari. Dari point A hingga H. Kesalahan yang cukup fatal menurut saya. Entah kalau saya yang kurang teliti membaca, tapi dari A hingga H, sepemahaman saya hanya ada 8 huruf.

Beberapa salah ketik juga ditemukan dalam buku ini, suatu hal yang seharusnya tidak ada. Sepertinya penulis ingin menyampaikan banyak hal, berbagi pengalamannya selama ini sehingga terlalu bersemangat dalam menyampaikannya. Beberapa bagian menjadi susah dipahami. Penggunaan kalimat yang singkat dan padat lebih tepat dari pada uraian panjang lebar.

Lumayan untuk bacaan santai.


1 komentar:

  1. keren tulisannya. selamat berkarya teroos. saya suka juga tampilan blognya
    btw, jangan lupa mampir juga ke blog saya Blog Alister N ya. sekalian krisan kalo berkenan.

    BalasHapus