Kamis, 02 November 2017

2017 #53: Ayo Beres-beres



















Judul asli: The life-Changing Magic of Tidying up
Penulis: Marie Kondo
Penerjemah: Reni Indardini
Penyunting: Ika Yuliana Kurniasih
ISBN: 9786022912446
Halaman; 206
Cetakan: Kelima-Agustus 2017
Penerbit: Bentang
Harga: Rp 54.000
Rating: 4/5

Pernahkan suatu saat Anda begitu bersemangat merapikan rumah, lalu dalam sekejap semuanya kembali berantakan? Padahal rasa pegal setelah bebenah juga belum hilang. Bukan hal yang lumrah. Hanya mungkin Anda belum menemukan metode yang tepat.

Buku ini memberikan pemecahannya, ternyata hanya hal sederhana. Mulai proses beres-beres dengan membuang, merapikan secara menyeluruh, sekaligus dalam satu waktu. Sederhana tampaknya namun susah untuk melakukannya.

The life-changing magic of tidying up(2017) merupakan sebuah buku yang berisikan penjelasan seputar  Metode  KonMari, sebuah metode untuk beres-beres secara tepat dan tepat yang diciptakan oleh Marie Kondo. Dengan mempergunakan metode tersebut,  seseorang yang sudah melakukan beres-beres atau bebenah rumah tak akan memiliki rumah yang berantakan kembali. Rumah tersebut akan selalu rapi dalam jangka waktu lama.

Belakangan, metode ini sudah dikemas dalam bentuk program televisi laris di Jepang, “Tidy Up with KonMari.” Mereka yang ingin menjadi klien, harus menunggu selama tiga bulan! Metode ini juga sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Perlu diingat, kegiatan ini adalah kegiatan memilah mana yang akan kita simpan, bukan mana yang akan disingkirkan. Putuskan dengan seksama mana barang yang akan kita simpan. Singkirkan sisanya.

Maka langkah  awal untuk  merapikan  rumah adalah dengan memilah mana barang yang benar-benar  kita inginkan,  simpanlah. Sisanya buang. Lakukan secara bersamaan, jangan berdasarkan kategori.

Bagaimana bisa mengetahui mana benda yang layak disimpan atau dibuang? Metode KonMari memberikan tips sederhana. Lihat dan raba sebuah benda lalu Tanya pada diri sendiri, apakah benda tersebut membangkitkan kegembiraan? Jika ya simpanlah benda tersebut, jika tidak buang saja.

Dalam  proses memilih benda yang akan disimpan,  ada urutan yang harus dipatuhi. Yaitu:
1. Pakaian
2. Buku
3. Kertas
4. Pernak-pernik
5. Kenangan
 
Lakukan sesuai urutan yang disarankan, jangan mengubahnya karena bisa mengakibatkan upaya Anda untuk bebenah justru malah menjadi tak pernah terjadi. Bayangkan jika Anda memulai   dengan barang kenangan terlebih dahulu,  waktu akan habis dengan Anda yang sibuk mengenang peristiwa terkait suatu benda. Akhir waktu, justru tak ada barang yang pindah dalam kantung sampah. Semua tetap berada  pada posisi awal. Sia-sia waktu Anda!

Selama bebenah ingatlah untuk tidak merapikan dengan memindahkan atau menyimpan barang ke tempat yang tak terlihat mata. Itu sama saja dengan membuat ilusi semu yang berantakan sudah rapi. Padahal faktanya belum! Menyimpan sama saja dengan menimbun. 

Berikan barang yang sudah disingkirkan pada pihak lain. Dalam artian bukan diberikan pada saudara atau teman serumah, atau disimpan di rumah orang tua atau saudara. Relakan! Berikan kepada mereka yang tinggal tidak serumah. Kadang barang yang tidak kita butuhkan justru bermanfaat di tempat lain.

Beberapa kenalan saya melakukan garage sale, menjual barang yang sudah tidak mereka butuhkan tapi masih dalam kondisi sangat layak. Selain bisa mendapat penghasilan, mereka juga sudah melakukan beres-beres. Pilihannya terserah Anda, intinya singkirkan barang-barang itu segera!

Bagi saya, urutan beres-beres yang dianjurkan oleh metode ini sudah sering saya lakukan. Barang-barang juga sudah sering berkurang dengan cepat, kalau pun ada penambahan biasanya karena merupakan hadiah. Jika sudah begitu, saya upayakan segera melakukan seleksi lagi.
“Kali pertama menjumpai sebuah buku
 adalah saat paling tepat untuk membacanya”

Marie Kondo
Hanya satu yang masih mengganjal saya, bagaimana menyingkirkan buku-buku. Biasanya buku-buku yang tak saya baca  atau tidak ingin dibaca lagi atau kurang berkenan di hati, sering saya berikan kepada siapa saja yang mau menerima. Belakangan juga untuk sumbangan.

Hanya saja, masih masih ego, tidak rela jika buku yang saya berikan kepada mereka yang begitu menggebu memintanya, justru dijual bukan disimpan. Rugi dua kali saya, selain ongkos kirim saya yang menanggung, rasa kesal juga saya alami. Sejak itu, lebih baik buku-buku saya hibahkan pada taman bacaan saja.

Ksatria Kerapian ini, Marie Kondo merupakan penemu KonMari Method, juga seorang konsultan dan juga penulis buku dengan tema serupa. Buku-bukunya seperti Spark Joy masuk dalam best seller. Pada tahun 2015 namanya masuk dalam jajaran 100 Most Influential People versi majalah Times.

Anda juga bisa melihat di youtube panduan mengenai bagaimana melipat pakaian mulai dari kemeja hingga pakaian dalam. Hal ini terkait dalam urusan beres-beres rumah yang terangkum dalam Metode KonMari.

Jadi, sudah siapkah Anda beres-beres rumah?


1 komentar: