Selasa, 30 Agustus 2016

2016 # 94: Batik Selayang Pandang

Judul: Batik: Pola & Tjorak-Pattern & Motif
Teks: N. Tirtaamidjaja, SH
English Text: B.R.O.G Anderson
Foto: Jazir Marzuki
ASIN: B004R2546C
Halaman: 111
Cetakan: Pertama-1966
Penerbit: Penerbit Djambatan

Salah satu keuntungan bekerja di perpustakaan adalah bisa menemukan dan membaca buku-buku yang sudah sulit ditemukan. Mungkin masih ada yang menjual, tapi harganya lumayan tinggi.

Begitulah pertemuan saya dengan buku buluk yang satu ini. Salah seorang teman sedang berupaya melakukan perawatan dan perbaikan atas buku ini. Mulanya saya tidak tahu ini buku tentang apa, hanya tergoda oleh kover yang menyerupai motif batik.  

Ternyata kover yang ada juga sudah merupakan hasil perbaikan dan perawatan.  Terbit pada tahun 1966 dan dibaca banyak mahasiswa (terlihat dari kartu yang menempel di bagian belakang), tentunya membuat buku ini tidak dalam kondisi yang prima. Tapi soal isi jelas masih sangat dibutuhkan.

Dimaksudkan untuk memperkenalkan kembali kepada khalayak umum akan mutu batik yang tinggi, merupakan tujuan penyusunan buku ini. Termasuk bagi mereka yang ingin menggali pola-pola kuno.
https://www.amazon.com/

Terbagi dalam tiga bagian besar, bagian pertama meliputi sejarah atau asal-usul batik dilanjutkan dengan perkembangannya pada saat ini. Bagian kedua memuat cara atau proses batik. Terakhir memuat mengenai pola beserta keterangannya. 

Disebutkan bahwa dari segi pola batik memakai pola yang berasal dari tanaman dan dunia binatang dari tanah air. Dalam perkembangannya, memang mendapat  pengaruh dari budaya asing.  Sedangkan pola geometris memperlihatkan garis serta gaya yang dikenal di tanah air. 

Inti cara membatik adalah menutupi bagian atas kain atau bahan adsar yang hendak diberi warna dengan bahan penutup berupa lilin,  Kualitas kain yang dipergunakan sebagai bahan akan berpengaruh pada hasil pewarnaan.

Untuk pembagian pola batik dibagi menjadi ukuran geometris serta tidak bersifat geometris. Untuk geometris misalnya pola ceplok atau ceplokan, pola meniru tenunan atau anyaman, dan lainnya. Sementara pola yang tidak bersifat geometris seperti semen merupakan pola yang tak terbatas, karena penciptanya tidak begitu terikat oleh ukuran atau gaya tertentu. 
Canting, Alat Untuk Membatik
https://id.wikipedia.org

Dengan penulisan ejaan lama, buku ini tetap menarik untuk dibaca. Baru pendahuluan saja, saya sudah mendapat banyak ilmu. Misalnya, perbedaan utama membatik zaman dahulu dan sekarang ada pada prnggunaan bahan pewarna, apakah alami atau bahan kimia. Ini juga akan berpengaruh pada lamanya proses pembatikan.

Membatik dengan cara tradisional, bukan dicap mampu mengembangkan kreativitas. Beda dengan batik cap yang hanya tinggal dicap saja. Itu juga yang membedakan antara nilai batik tulis dan batik cap. Kesalahan yang disebabkan unsur manusia dalam batik tulis menjadi nilai tersendiri.

Pembaca sangat dimanjakan dengan aneka foto. Bagaimana tidak,  dari 111 halaman hanya sekitar 28 halaman  yang berisi uraian mengenai batik. Itu pun dibagi dalam dua bagian, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sisanya sekitar 83 halaman berisi foto corak kain batik. Baik dalam bentuk berwarna atau hitam putih. 

Begitu kita membuka halaman awal, sudah disuguhi gambar peta pulau di tanah air lalu khusus untuk pulau Jawa diberi tanda untuk pusat-pusat pembatikan. Terlihat ada Tasikmalaya, Indramayu, Surabaya, Pekalongan dan lainnya.

Sayangnya, pemilihan huruf serta tata letak yang berkesan padat membuat mata kurang nyaman membaca. Kontras sekali tata letak halaman yang berisi tulisan dengan yang hanya berisi gambar. Sepertinya jika gambar diberikan ruang selebar mungkin. 
Iwan Tirta
http://www.tokohkita.com/

Penggunaan juga bahasa Inggris,  membuat buku ini bisa dinikmati seipa saja asalkan  mereka mengerti bahasa Inggris. Bisa disebutkan cara ini merupakan salah satu sederhana untuk mempromosikan keberadaan batik di tanah air.

N. Tirtaatmidjaja, SH yang disebut sebagai penyusun teks dalam bahasa Indonesia,  adalah sosok Iwan Tirta. Lahir di Blora, Jawa Tengah, 18 April 1935 dengan nama  Nusjirwan Tirtaamidjaja, Iwan merupakan perancang busana yang dikenal melalui rancangan dengan unsur batik. Pada pertemuan APEC tahun 1994, hasil karyanya berupa baju batik dipergunakan oleh para  kepala Negara. Tiap desain yang dikenakan oleh para kepala Negara tidak ada yang sama.  Iwan meninggal dunia pada usia 75 tahun di Jakarta, 31 Juli 2010.  Presiden Joko Widodo atas nama negara memberikan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada Nusjirwan Tirtaamidjaja

1 komentar:

  1. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
    saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
    jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    BalasHapus