Kamis, 16 Oktober 2014

Review 2014# 55: The Clock Three

Penulis: Matthew Kirby
Ahli Bahasa: Julanada Tantani
ISBN: 978-602-03-0815-9
Halaman: 448
Penerbit: Gramedia
Harga: Rp 88.000


Tiga anak
Tiga Latar belakang
Bersatu demi satu tujuan hidup

Giuseppe, Hannah, serta Frederick merupakan tiga orang anak yang memiliki latar belakang kehidupan yang sangat berbeda. Mereka tidak saling mengenal satu sama lainnya pada awalnya, takdirlah yang membuat mereka bertemu, bersahabat bahkan saling jatuh cinta.

Terdapat 25 bab serta sebuah penutup dalam buku ini. Pada bagian awal, kita akan disuguhi kisah seputar sosok setiap anak. Pada Bab Biola Hijau, kita akan berkenalan dengan sosok  Giuseppe. Giuseppe pandai memainkan alat musik, ia memainkan biola untuk mencari nafkah. Suatu saat, ia menemukan biola berwarna hijau dari kapal karam. Ia sangat menyukai biola itu sehingga tak rela jika  sampai jatuh ke tangan  tuannya yang kejam, Stephano. Butuh beberapa saat agar untuk sampai ke markas Stephano di Crosby Street. Cukup waktu untuk menyembunyikan biola temuannya itu. Biola tersebut ternyata mampu menghasilkan musik yang amat menawan sehingga ia dengan cepat bisa mendapatkan uang. 

Frederick, ternyata adalah anak yatim yang beruntung menjadi asisten seorang pembuat jam. Bakatnya dalam memperbaiki sesuatu sangat luar biasa.  Seorang tukang jam mengetahui bakatnya dan mengambilnya dari rumah yatim piatu tempat ia diasuh dengan kejam.  Nasibnya lebih baik dari Giuseppe bahkan Hannah karena sang tukang jam memperlakukannya dengan sangat manusiawi. Diam-diam ia sedang merancang sesuatu yang hebat terkait jam. Ia juga berusaha mencari tahu siapa dan dimanakah ibu yang telah melahirkannya berada. Hal itu bisa kita temui dalam  Bab 2 Peluncur Batu Bara dan Mesin Jam. 

Satu-satunya anak gadis, Hannah, merupakan sosok tumpuan keluarga. Sang ayah hanya bisa terbaring di tempat tidur, ibunya harus sering memiringkan bolak-balik  tubuhnya agar tidak berada dalam satu posisi yang samda dalam waktu lama. Adik-adiknya butuh biaya untuk sekolah, keluarga butuh makan maka jadilah ia sebagai tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai pelayan di hotel. Satu-satunya hiburan yang dimiliki adalah dengan membaca buku Peri Biru berulang kali, karena hanya ada buku itu yang tersisa di rumah  mereka. Menemukan harta karun akan sangat membantu keluarganya. Kisah Hannah berada di Bab 3 Tamu yang Aneh.

Suatu saat, tanpa sengaja mereka bertemu dengan terlibat dalam berbagai hal yang menegangkan.  Mereka sadar bahwa dengan membantu yang lain maka keinginan mereka akan tercapai. Hannah bisa mendapatkan uang untuk berobat sang ayah,  Frederick mampu menciptakan jam berbentuk manusia, Dan Giuseppe bisa membeli tiket untuk kembali ke Italia. Mereka sepakat saling bekerja sama.

Kisahnya mungkin sederhana, mengenai tiga orang anak yang berusaha mencari kebahagian dan keberuntungan guna membahagiakan keluarganya. Jalan yang harus mereka tempuh, kendala yang harus dihadapi, serta hal-hal lain membuat upaya mereka menjadi sesuatu yang menarik untuk dibaca. Nilai-nilai kehidupan seperti mencintai keluarga, berbagi, bekerja dengan jujur, mencintai lingkungan dan sebagainya terjalin menjadi sebuah kisah yang menawan dalam buku ini. Sinopsis yang ada di bagian belakang buku sebenarnya sudah cukup memberikan gambaran menegnai kisah yang ada. bahkan mengandung unsur spoiler ^_^

Urusan lingkungan hidup juga terdapat dalam buku ini. Dimulai dari hutan yang nyaman, keseimbangan kehidupan di sana hingga peran manusia dalam ikut menjaga keseimbangan ekosistem. Agak sedikit tidak masuk akal bagi saya tapi  jika tujuannya untuk mengajak anak muda agar ikut prihatin dan melestarikan lingkungan hidup, maka layak diacungi jempol. 

Ada beberapa hal yang membuat saya penasaran selain urusan huruf yang tidak ramah bagi mata.  Salah satunya ketika Giuseppe disebutkan diculik. Kenapa disebutkan diculik? Jika menyimak kalimat pada halaman 16, ".... Aku ingat pondok pamanku yang baru, lalu seorang pria datang membawa uang dan bersalaman dengan pamanku, Aku ingat kakakku menjerit, lalu pamanku menamparnya, dan pria itu menarik tanganku. Aku pergi bersama pria itu, dan hal terakhir yang kuingat sebelum kapal dan laut adalah adik perempuanku menangis di tengah jalan." Buat saya maknanya  Giuseppe dijual oleh sang paman bukan diculik.

Tertulis pada halaman 187, " Giuseppe melirik Hannah dan mengangkat bahu kembali. Hannah tersenyum dan mereka bahu mengikuti Frederick. " Mungkinkan yang dimaksud adalah lalu? karena kata lalu lebih pas pada kalimat tersebut. Atau maksudnya mengikuti bahu Frederick?


http://en.wikipedia.org/wiki/The_Clockwork_Three memuat tulisan, "Hannah is a twelve-year-old girl who had to...." Sementara pada buku ini di halaman 49-50 ketika Madame Pemeroy, salah seorang tamu bertanya berapa umurnya, Hannah menjawab empat belas tahun. Jadi bagaimakah yang sebenarnya? 

Ide untuk The Clockwork Three diperoleh penulis ketika ia membaca sebuah kisah tentang seorang anak bernama Joseph di surat kabar dari 1873 [ 3 ] Yusuf telah diculik dari Italia dan harus bermain biola di jalan-jalan Inggris untuk mendapatkan uang untuk tuannya, sampai akhirnya ia melarikan diri. Hal ini yang menjadi latar belakang kisah kehidupan Giuseppe. 

Kekerasan yang harus dihadapi oleh Giuseppe juga banyak terjadi di sekitar kita. Tak terhitung anak kecil yang mengamen demi suap nasi bagi keluarganya. Bahkan ada yang melakukannya agar tidak mendapat siksaan dari  tuannya. Penculikan anak banyak terjadi, banyak yang berakhir sebagai pengemis atau pengamen dan berhasil ditemukan oleh keluarganya. Namun ada juga yang tak tentu rimbanya. 

Kover buku ini mengingatkan saya pada kisah lain tentangs eorang anak lelaki  yang menemukan eh mencuri  mata ajaib hingga akhirnya mengalami aneka petualangan seru. Gambarnya memang beda namun ciri khasnya terlihat sekali. Terutama penggunaan warna biru. 

Secara garis besar buku ini layak dibaca. 


Sumber gambar:
1.http://en.wikipedia.org/wiki/The_Clockwork_Three
2.  http://www.kingsenglish.com/event/matthew-kirby-and-clockwork-three

1 komentar: