Senin, 08 April 2013

Kitab Wisata Nusatara Terindah & Terlengkap

Penulis: Hamid Bahari
Editor: Virsya Hany
ISBN: 978-602-978-664-4
Halaman: 316
Penerbit: DIVA Press

Sudah  ke Danau Hoan Kiem? 
Sudah menyusuri Sungai Kwai? 
Berapa yah harga paket wisata ke Tibet?

Sering kali kita mendengar pembicaraan mengenai kisah perjalanan seseorang ke luar negeri. Betapa indahnya pemandangan, keramahan masyarakat, aneka kebudayaan, makanan yang menggugah selera serta tak ketinggalan sekian rupiah yang harus dihabiskan.

Sering kali, warga negara kita  sudah menjelajah seluruh Eropa namun belum pernah merasakan hembusan angin di Sungai Musi saat senja, menikmati belanja di 
Pasar Terapung Muara Kuin atau sekedar mengunjungi Museum Nasional di tengah kota Jakarta. Sungguh sayang, kita bisa bercerita tentang negara lain dengan fasih tapi tidak tahu keindahan tanah air.

Buku ini memberikan panduan mengenai obyek wisata yang bisa dikunjungi di tanah air kita. Ada tiga puluh tiga bagian, yang menandakan tiga puluh tiga profinsi. Tiap bagian terdiri dari beberapa obyek wisata. Jumlahnya tidak merata. Misalnya pada Bagian 13 kalimantan Barat terdapat lima obyek wisaya, yaitu: Pantai Pasir Panjang, Pulsau Sawi, Taman Nasional Danau Senatrum, Taman Wisata Alam Bukit Kelam, serta Tugu Khatulistiwa.

Pada Bagian 24 Papau Barat kita akan menemui obyek wisata sebanyak tiga buah yaitu: Wisata Bawah Laut Perairan Raja Ampat, Pantai Rupat, serta Situs Purbakala Tapurarang. Sementara  Bagian 11 Jawa Tengah menawarkan obyek terbanyak sebanyak 11 obyek, yaitu Air Terjun Curug Sewu, Air Terjun Grojogan Sewu, Pantai Kartini, Pantai Teluk Penyu, Kepulauan Karimunjawa, Dataran Tinggi Dieng, Kawasan Wisata Alam Colo, Gua Jatijajar, Batu Raden, Candi Borobudur dan Museum Purbakala Sangiran.

Pada setiap bagian akan ditemukan peta pada halaman awal. Gunanya agar kita bisa lebih memahami daerah yang akan kita tuju  Pada tiap obyek wisata kita akan menemukan tiga uraian hal utama yaitu: Daya Tarik, Lokasi serta Fasilitas. 

Air Terjun Coban Rondo pada Bagian 12 Jawa Timur misalnya.  Daya tarik utamanya adalah adanya air terjun y
ang  mengalir deras. Pemandangan Pohon Pinus dan Jati serta kicauan burung di sekitar air terjun menambah rasa nyaman.

Konon nama air terjun ini berdasarkan legenda kisah Dewi Anjarwati yang ditinggal mati suaminya Raden Baron Kusuma akibat terbunuh oleh Joko Lelono hingga membuat ia menjadi janda, rondo. Sekitar 4 km dari  Air Terjun Coban Rondo terdapat dua air terjun yang  mengalir deras berjejer layaknya pengantin, Manten.

Lokasi air terjun ini berada di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, kabupaten Malang, Jawa Timur. Jaraknya hanya sekitar 30 km dari kota Malang. Bagi pengguna jasa angkutan umum, dari Terminal Arjosari  pilih jurusan Terminal landungsari disambung bus jurusan kendiri, kemudian turun tepat di depan patung Sapi yang merupakan pintu gerbang menuju kawasan itu.

Fasilitas yang tersedia juga komplit. Selain aneka tempat makan yang menyajikan hidangan lezat, pengunjung juga bisa bermalam. Ada dua alternatif yang bisa dipilih. Pertama menyewa penginapan di lokasi wisata atau daerah Songgoriti dan Batu. Kedua memanfaatkan arena perkemahan.

Museum Sonyine Malige di Maluku Utara menawarkan bagunan museum sekitar 300 meter persegi yang dibangun di atas tanah seluas 800 meter persegi yang bersikan aneka koleksi peninggalan Kesultanan Tidore dan Ternate.

Koleksi yang bisa dijumpai antara lain singgasana kesultanan, peralatan gerabah, rumah adat, cap kesultanan, kerajinan khas Tidore, serta yang paling istimewa mahkota kesultanan yang terbuat dari emas.

Museun ini berada di Kota Soasio, Pulau Tidore, Maluku Utara. Bagi yang ingin berkunjung dari Pelabuhan Bastiong menggunakan kapal cepat atau feri ke Pelabuhan Rum disambung dengan jasa angkutan umum sekitar 24 km.

Di jalan utama pulau, bisa dinikmati aneka panganan khas Tidore. Jika ingin menginap, tersedia aneka penginapan yang sesuai dengan kemampuan kantong pengunjung. 

Saya sedikit terganggu dengan kata "Terlengkap" Karena beberapa tempat wisata yang sering saya kunjungi justru tidak ada dalam buku ini. Dasar pertimbangan pemilihan tempat wisata mana yang layak dicantumkan dan mana yang tidak dalam buku ini tidak saya temukan. 

Kenapa Jakarta hanya disebutkan Taman Mini Indonesia Indah, monumen nasional, Mesjid istiqlal dan Kebun Binatang Ragunan saja? Tempat yang selalu saya kunjungi saat membawa tamu daerah saat masih menjabat menjadi Humas malah tidak ada, yaitu Taman Impian Jaya Ancol terutama sekali Dufan dan Seaword. Monumen Lubang Buaya sepertinya juga layak dipertimbangkan. 

Buku ini memang memberikan nomer telepon biro perjalan dan penginapan, namun sayangnya tidak ada info mengenai kontak pengelola tempat wisata tersebut. Bagaimana saya bisa menghubungi Pengelola Museum Lampung misalnya, atau Pengelola Taman Nasional Teluk Cenderawasih. Bisa saja saya mempergunakan bantuan internet tapi tentunya membutuhkan waktu serta kemungkinan data yang ada bukan terkini. Dan lagi hal tersebut menjadi tidak sesuai dengan judul buku ini yang menggunakan kata "Terlengkap" Mungkin ini bisa jadi masukan saat akan dicetak ulang.

Dengan hadirnya buku ini, minimal banyak yang melek bahwa di sekitar kita pun banyak obyek wisata yang tak kalah indahnya. Walau harus diakui, kadang biaya trasnportasi ke  obyek wisata dalam negeri lebih mahal dari pada biaya melancong ke luar negeri. Semoga hal ini menjadi perhatian pihak-pihak terkait jika memang ingin membangkitkan  industri pariwisata lokal.

Foto dari:
www.merbabu.com

5 komentar: