Kamis, 23 Januari 2020

2020 #5: Kisah Salva Mencari Tanah Lada



Judul asli: Di Tanah Lada
Penulis: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Editor: Mirna Yulistianti
ISBN:6020318966
ISBN13: 9786020318967
Halaman:244
Cetakan: Pertama- Agustus 2015
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Rating:3/5

"Kakek Kia pernah bilang, "kataku, perlahan-lahan, "kala orang-orang di sini pikir, nama adalah doa. Jadi, orang tua yang baik memikirkan nama dengan arti yang bagus untuk anak-anak mereka. Papa bukan orang tua yang baik, jadi dia mencoba menamaiku 'ludah'. Dia memperlakukan aku sepperti 'ludah' karena menurut dia, namaku 'ludah' dan dia mendoakan agar aku hidup seperti ludah. Tapi Mama mencoba jadi orang tua yang baik, makanya namaku 'Salva'."
~Di Tanah Lada, hal 232~

Tak sengaja menemukan buku ini di timbunan. Saya sendiri lupa bagaimana sejarahnya buku ini bisa berada di rak saya. Karena komitmen untuk membabat timbunan, maka mulailah membongkar rak dan menemukan beberapa buku yang membuat dua alias saya bertemu, salah satunya buku ini. Kok bisa punya buku ini ya? Heran sendiri saya ^_^.

Hal pertama yang menarik perhatian saya adalah judulnya. Tepatnya pada kata  "Tanah" yang langsung mengingatkan pada sebuah buku karangan Anindita S. Thayf berjudul "Tanah Tabu". Sepintas, saya menduga kisahnya mungkin tak berbeda jauh. namun begitu saya membaca blurd, saya baru sadar bahwa kisah ini menawarkan sesuatu yang berbeda.

Selanjutnya, pada halaman awal, pembaca disuguhi ilustrasi seorang gadis kecil yang duduk dengan wajah sendu. Kesan yang ditampilkan adalah  sosok seorang anak yang merasakan kesepian dan ketakutan.

Entah apa salah Ava, atau ada misteri apa dibalik kelahirannya sehingga papanya begitu membencinya. Dimulai dari  rencana pemberian nama yang berarti ludah, hingga sikap keras pada diri dan mamanya. Seakan segala kesusahan yang mereka hadapi adalah akibat Ava. Hanya sang mama dan Kakek Kia-papanya papa yang selalu bersikap baik padanya.

Sang kakek memberikan Ava sebuah kamus. Sejak itu, setiap mendengarkan sebuah kata yang baginya terasa asing atau tak dimengerti, Ava langsung mencari artinya dalam kamus tersebut. Bagi beberapa orang, hal tersebut membuatnya terlalu pandai sehingga malah menakutkan. Namun Ava menemukan keasyikan sendiri dari kamus tersebut.

Guna menegaskan keseruan Ava dalam mencari makna kata dalam kamus, pembaca disuguhi bagaimana Ava mencari  dan memahami makna kata 'tolol, bebal, dan bodoh' pada halaman 3. 

Kehidupan Ava bersama mama dan papa berubah ketika Kakek Kia meninggal dan mewariskan banyak uang. KITA KAYA, begitu sorak papa begitu selesai bertemu dengan seseorang. Kakek Kia ternyata meninggalkan banyak warisan uang bagi papa. Sepertinya hanya papa yang gembira, mama tak terlihat bahagia sejak menerima kabar tersebut.

Selanjutnya, pembaca akan diajak mengikuti bagaimana kehidupan Ava yang penuh dengan hal luar biasa. Mulai dari kepindahannya ke sebuah rumah susun, berteman dengan seorang anak bernama P, hingga melarikan diri dari rumah karena takut papa. Banyak kisah yang dapat membuat pembaca merasa terharu.

Secara garis besar buku ini berkisah mengenai kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga namun dari sisi seorang anak perempuan. Namun jika dikaji lagi, sebenarnya tidak hanya Ava, dalam kisah ini  P yang  berusia 10 tahun juga mengalami kekerasan walau dengan cara yang agak berbeda.

Keduanya tak butuh lama untuk menjadi sahabat. P sering bertindak sebagai kakak yang tak pernah Ava miliki. Sementara Ava membagikan banyak hal baru bagi P, termasuk tentang novel misteri.

Kita seakan sedang mendengarkan seorang anak berusia 6-10 tahun bercerita. Penulis dengan cerdik merangkai kata secara konsisten dari sudut pandang  anak. Benar-benar menarik. Meski pada beberapa bagian, cara berpikir dan berbicara Ava  dan P terkesan terlalu dewasa bagi anak seusianya.

Saya penasaran dengan kata "Tanah Lada" yang ada  pada judul. Baru pada halaman 217 saya menemukan jawabannya. Tanah Lada [kb.] : Tanah yang menumbuhkan kebahagiaan. Mungkin penulis ingin memberikan akhir kisah yang membahagiakan bagi tokoh dalam kisah ini. Meski  menurut saya, buku ini ditutup dengan akhir yang cukup rumit bagi pemikiran seorang anak kecil.

Beberapa tokoh dewasa yang ditampilkan terasa kurang "menggigit" bagi saya. Contohnya tokoh papa. Meski digambarkan suka main judi, sering marah-marah dan menggebrak meja, namun kesan menyeramkan kurang terasa. Hanya ketika sang mama bercerita dengan nada khawatir baru tercipta sosok papa yang menyeramkan.

Buku ini layak dinikmati oleh segala usia, walau untuk anak-anak masih butuh pendampingan dalam membaca. Bagi para calon orang tua, atau mereka yang memutuskan untuk menikah, buku ini bisa menjadi pembelajaran bagaimana seharusnya bersikap pada anak.

Kadang, kita justru mendapat pelajaran kehidupan dari sosok anak kecil. Buku ini membawa kita untuk paham apa dan bagaimana harapan seorang anak tentang makna keluarga bahagia serta sosok orang tua idaman.

Oh ya, dalam buku ini ada dua novel yang sempat disinggung penulis. Pertama Cards on the Table karya Agatha Christie yang sedang dibaca oleh mamanya Ava serta Le Petit Prince karya Antoine de Saint-Exupéry.

Konon buku ini memperoleh penghargaan berupa Literary Awards Kusala Sastra Khatulistiwa Nominee for Prosa - longlist (2016), Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta for Juara II (2014), Anugerah Pembaca Indonesia Nominee for Buku dan Penulis Fiksi Terfavorit - Shortlist (2016)


Menyentuh dan inspiratif.














3 komentar:

  1. Pernah punya buku ini tetapi tidak sampai dibaca dan saya berikan ke orang lain. Sudah tau kalau buku ini menarik dan mendapat respon positif, bahkan diganjar dengan banyak penghargaan, tetapi waktu itu saya tidak punya ketertarikan dengan buku ini.

    Mungkin lain waktu saya akan coba cari lagi bukunya dan membacanya. Padahal buku penulis yang berikutnya sempat saya baca.

    BalasHapus
  2. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    BalasHapus