Senin, 22 Juli 2019

2019 #19: Besali, Kisah Tentang Aku dan Dia

Penulis: Shabrina Wa
Penyunting: Avifah Ve
ISBN: 9786024075606
Halaman: 292
Cetakan: Pertama-2019
Penerbit: Laksana
Harga: Rp 68.000
Rating: 3.25/5

"Besi tak bisa dihadapi dengan amarah, ia hanya takluk dengan ketelatenan."
~Besali, hal 127~

Kehilangan orang yang kita cintai, apalagi seorang ayah, tentunya memberikan duka sendiri. Percayalah, saya tahu sekali rasanya karena papa saya berpulang ketika saya berusia 9 tahun. Hanya buku-buku cerita koleksi saya yang membuat saya mampu mengatasi kondisi saat itu.

Demikian juga bagi Lohita Sasi. Sejak ketiga kakaknya keluar  dari rumah, disusul dengan berpulangnya sang ibu, kehidupannya hanya diisi bersama dengan ayah tercinta. Bisa dibayangkan betapa terpukulnya Lohita ketika sang ayah menyusul ibu.

Kesedihan ditinggal ayah, perlahan tapi pasti bisa ia atasi dengan dasar  keimanan. Lohita mulai menata hidupnya kembali. Memang ada yang berubah dalam aktivitasnya sehari-hari. Tak ada ayah yang sering berpesan untuk jangan pulang terlalu larut malam. Atau suara-suara tempaan besi yang sedang dikerjakan ayah.

Seiring waktu, Lohita sadar, ia harus mampu mengatasi rasa kehilangan tersebut. Hidup harus berjalan bagaimana pun situasi yang ia alami. Namun wasiat yang ia temukan secara tak sengaja di bawah bantal ayahnya, membuat hidupnya menjadi rumit.

Tahu apa ia tentang Besali?
Tak ada!  Ia hanya tahu bahwa Besali adalah kehidupan ayah. Seperti ia yang begitu mencintai buku-buku sehingga membuat toko buku, sang ayah begitu mencintai besi-besi sehingga meminta agar Lohita mau mempertahankan keberadaan Besali.


Bukan hal mudah. Lohita harus bekompromi dengan rasa malu yang berubah menjadi rasa keengganan. Harga dirinya terlalu tinggi untuk meminta bantuan seseorang untuk mempertahankan keberadaan Besali. Bahkan ketika orang tersebut sudah direkomendasikan langsung oleh sang ayah! 

Disisi lain, ia sangat paham bahwa dengan mengubungi murid didik ayahnya, semua urusan Besali akan beres. Tak ada ilmu yang tidak diturunkan ayah pada sosok murid sang ayah. Hingga kesamaan prinsip menolak pembuatan senjata, walau hanya untuk sekedra pameran seni semata.

Mendadak Besali menajdi topik penting bagi keluarga mereka. Bahkan kakaknya yang selama ini seakan menganggap remeh Besali mendadak ikut meributkan kelangsungannya. Lohita merasa terpojok!  Mereka mendesak Lohita untuk segera menjalankan wasiat sang ayah bagaimana pun caranya. Dilema. 

Belum lagi, hatinya yang mulai terusik oleh seorang pria. Siapa yang mengira sosok yang berkutat dengan aneka angka dalam upaya menyambung hidup, mampu melahirkan bait-bait kalimat indah. Ketika buku kumpulan puisi pria itu terbit, ada rasa hangat dan  nyaman yang menyelimuti Lohita. Apakah ini yang disebut getar-getar cinta? Entahlah, semuanya jadi membingungkan.

Dan...,
Aneka kejutan muncul membuat pembaca merasa penasaran. Hati-hati, kisah cinta selalu memiliki banyak elemen kejutan. Sebanyak riak-riak yang menjadi bumbu sebuah kisah percintaan (mendadak saya menjadi melow). Sesuatu yang digambarkan indah tak selalu berakhir indah, begitu juga sebaliknya.
Oh ya, awalnya saya agak bingung apa yang dimaksud dengan Besali.  Dalam https://ongkeksuling.wordpress.com,  disebutkan bahwa Besali  merupakan bagian dari rumah yang digunakan untuk bekerja, melakukan suatu kegiatan produksi untuk menghasilkan suatu barang. Pada halaman awal karena disebutkan sang ayah mencintai besi-besi, maka bisa kita simpulkan bahwa profesi beliau  adalah seorang pandai besi. 

Kembali merujuk pada kisah, beberapa kali disebutkan bahwa Lohita bisa melihat kesibukan ayahnya bekerja dari dalam rumah.  Dengan demikian, Besali yang dimaksud dalam kisah ini adalah sebutan tempat bagi tempat seorang pandai besi bekerja. Atau bisa kita katakan sebagai bengkel kerja sang ayah yang berprofesi sebagai pandai besi.

Menilik ayah tokoh digambarkan sebagai pandai besi, maka wajar jika pembaca menemukan banyak istilah terkait pandai besi. Misalnya ilmu tentang perpandean di halaman 23. lalu mande  di halaman 45. Sayangnya tidak diberikan keterangan lebih lanjut mengenai hal tersebut sehingga pembaca bisa paham maknanya. 

Misalnya  seperti yang tertera di halaman 11, sebagai catatan kaki penulis memberikan pemahaman mengenai arti kata Besali. Selanjutnya pada halaman 158 terdapat pemahaman mengenai panjak, orang yang membantu pandai besi.

Sosok Lohita sesungguhnya bisa digali lebih dalam.  Kesannya serba tanggung. Pada bagian awal berkesan sebagai gadis  keras kepala yang acuh, kemudian berubah sebagai gadis berkerundung yang religius. Gambaran lengkap mengenai sosok Lohita saya peroleh ketika membaca uraian yang ada di halaman 59.

Sentilan bagi penggila buku  ada di halaman 184, "Diskon atau ngak, mereka yang ingin memiliki buku ni tetap akan beli.  Begitu pun sebaliknya. Dikasih gratis kalau orang ngak mau baca juga ngak bakalan baca." 

Pembaca juga dimanjakan dengan banyaknya kalimat cantik dengan tata letak khusus yang diletakkan pada awal bab. Jika ditelaah lebih dalam, kalimat tersebut secara tak langsung berhubungan dengan inti kisah pada bab terkait. Hati-hati baper ya ^_^, banyak kalimat yang bisa mewakili suasana hatimu he he he.

Salah satu kelebihan buku ini adalah dengan mengambil setting lokasi kisah di Jawa Timur. Penulis juga mengajak kita ikut menikmati keindahan pantai eksotis yang ada di sana. Sejak jalur Trenggalek-Pacitan-Solo  dipergunakan, pesona beberapa pantai yang semula hanya diketahui  penduduk lokal ikut terangkat. Ada Pantai Soge, Pantai Watu Bale, serta Pantai Pindakan yang beberapa kali disebutkan dalam kisah kali ini. 

Selain itu, pembaca akan menemukan banyak kata-kata inspiratif dalam buku ini. Entah dalam bentuk penggalan kalimat dengan tata letak khusus di awal bab, atau kata-kata yang muncul dalam percakapan. Satu kata yang membuat saya tertawa tiada henti adalah perihal nasi hangat yang bisa membuat perasaan nyaman (cari sendiri ya di halaman berapa wk wk wk).

Buku yang cocok dibaca segala golongan pembaca.
Apa? Tertarik tapi lagi banyak keperluan?
Yee, ikut dung blogtour........

GRATIS...TIS...TIS!!!
===================================================


BLOGTOUR & GA

Tertarik buku ini? Gampang sekali syaratnya, simak di bawah ini:
1. Peserta tinggal di Indonesia
2. Follow akun twitter dan IG  @Laksana_Fiction, Jangan lupa share dengan hestek GA #Besali serta IG Truly Rudiono
3. Cukup tulis nama dan senjata lokal yang kalian ketahui.
Contoh: Anita, Keris

Batas waktu pengiriman sampai Minggu, 28 Juli 2019 pukul 23.59 WIB. Pengumuman pemenang pada  Senin, 5 Agustus 2019.

Hadiah akan langsung dikirimkan oleh penerbitnya.

Semoga keberuntungan menyertai teman-teman semua^_^

17 komentar:

  1. Mbaaaak. Makasiiih banyaaak. Nasi hangat selalu saya rekomendasikan. Cobain yaaa heheee

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Mohon kirim alamat lengkap dan nomor yang bsia dihubungi ke jengtruly@gmail.com.
      Ditunggu

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Terima kasih sudah berpartisipasi ^_^
    Setelah diundi, maka pemenang kali ini adalah RAHMA AS dengan jawaban ANJAR, MANDAU
    Harap Kirim alamat lengkap dengan kode pos dan no yg bisa di hub ke jengtruly@gmail.com.
    Ditunggu.....
    Sampai bertemu di GA selanjutnya

    BalasHapus