Judul: Harem Sang Sultan
Penulis: Colin Falconer
Penerjemah: Fahmy Yamani
Penyunting: Adi Toha
Pemeriksa Aksara: Dian Pranasari
Pewajah Isi: Eri Ambardi
ISBN: 978-979-024-387-3
Halaman:720
Penerbit: Serambi
Harga: Rp 85.000
Di balik sosok lelaki hebat, pasti ada seorang wanita yang luar biasa
Entah sudah berapa kali kita mendengar hal itu, mungkin bukan kalimat yang berbunyi sama persis, namun maknanya adalah sama. Ada seorang wanita dibalik kesuksesan seorang pria. Kesuksesan dan kehancuran tepatnya.
Buku ini berkisah seputar Sultan Suleiman yang Agung dan haremnya (http://www.serambi.co.id/katalog/534/harem-sang-sultan#.VJ2jpAAQ). Harem adalah semacam istana yang dihuni oleh ratusan bahkan ribuan wanita cantik. Tidak ada pria yang boleh masuk kecuali sang sultan. Para penjaga bahkan harus kehilangan salah satu bagian tubuh agar bisa bertugas di sana dengan baik.
Setiap wanita yang berada dalam harem merupakan wanita pilihan, wanita wajah cantik serta memiliki kemampuan khusus seperti menyulam, bernyanyi dan lainnya. Yang membedakan hanya bagaimana cara mereka masuk, dibeli sebagai budak, hadiah atau rampasan. Mereka menghias diri secantik mungkin dan bersaing ketat suatu saat, kelak, entah kapan keberuntungan akan menghampiri. Wanita yang beruntung akan dipilih untuk menemani sang sultan. Sejauh ini hanya ada satu wanita yang beruntung, Gülbehar, sang Mawar Musim Semi. Keberuntungannya kian bertambah saat ia memberikan seorang putra, pewaris tahta bagi sang sultan.
Layaknya bumi yang berputar, keberutungan juga tidak selalu bersama Gülbehar.Keberuntungannya berakhir saat Hürrem, gadis molek berdarah Tatar menjadi bagian dari harem. Mulanya ia merupakan sosok wanita penghuni harem seperti yang lain. Namun dengan kecerdasan dan kelicikannya ia mampu menjadi kesayangan sang sultan. Hürrem adalah nurani bagi sang sultan, penghibur, penasehat, konselor dan yang mampu menenangkan.
Bersama dengan Hürrem, Wanita Tertawa yang Paling disukainya sang sultan menghabiskan waktu serta menikmati kejutan-kejutan yang diberikannya. Ia juga bisa berdiskusi tentang negara suatu hal yang dulu tak bisa dilakukannya. Semua yang diucapkan oleh Hürrem selalu didengar oleh sultan. Tak hanya membuat Gülbehar tersingkir, ia bahkan mampu membuat sultan bertekuk lutut dengan membunuh sahabatnya serta melanggar tradisi Kesultanan Utsmani demi kepentingan pribadinya.
"Tolong jangan tinggalkan aku, Russelana! Aku tidak bisa hidup tanpamu sekarang. Aku telah membunuh sahabatku dan menghukum mati anakku, tapi aku tidak pernah mengkhianati cintaku untukmu. Itu adalah satu hal yang kuketahui dalam hatiku yang benar dan baik. Jangan tinggalkan aku, Russelana; tolong jangan tinggalkan diriku." bathin sultan
Cara Hürrem membuat sang sultan taklum sungguh spektakuler. "... Wanita Rusia cilik itu telah menguasai telinganya begitu pula.... Aku harus membiarkan hal ini, untuk sementara waktu ..."(hal 198). Ia Benar-benar cerdik dan menghalalkan segala cara, walau jika ditelaah memang masuk akal. Silahkan simak bagaimana cara yang dilakukan oleh Hürrem mulai halaman 478 hingga 488.
Berlatar abad ke-16 di Istanbul, ibu kota imperium Turki-Utsmani pada
puncak kejayaannya. Sultan Suleiman I (6 November 1494 – September 1566) adalah Sultan Turki Utsmaniyaj ke-10 yang berkuasa dari tahun 1520 hingga 1566. Mendapat julukan Suleiman yang Luar Biasa dan pemberi hukum karena pencapaiannya dalam menyusun kembali sistem undang-undang Utsmaniyah. Dengan kepemimpinannya tentara Utsmaniyah menaklukan Belgrade, Rodes serta sebagian besar Hongaria. Armada Utsmaniyah juga berhasil menguasai Laut Tengah, Laut Merah dan Teluk Persia.
Harem dibentuk oleh tradisi untuk membuat kesultanan menjadi kuat dan melahirkan para putra, bukan untuk kemalasan dan kepuasan semata.. Ada mekanisme yang berlaku disana. Misalnya saja ada yang disebut dengan nobet gecesi, yaitu malam giliran, hak progreatif mereka yang terpilih menjadi kadin. Menurut adat, sultan harus tidur menimal sekali seminggu. Lalu saat sang sultan harus pergi untuk urusan negara, menahannya adalah pelanggaran protokol tingkat tinggi.
Melalui kisah Hürrem, kita bisa mengetahui bagaimana persaingan yang terjadi di harem hingga praktek lesbian di dalamnya. Nasib perempuan saat itu juga diuraikan di sana. Tengok saja kisah pilu pelayan Hürrem, Muomi. Perlakuan yang diterimanya saat kecil sungguh menakutkan, itu sebabnya ia menerima ajakan konspirasi yang ditawarkan Hürrem.
"Ketika aku berusia tujuh tahun, dukun di suku kami datang ke gubuk keluarga kami dengan jelatang yang menyengat. Dia membuka kedua kakiku dan mengusap jelatang ke kemaluanku. Tujuannya adalah untuk membuatnya bengkak. Hari berikutnya dia kembali lagi dan mencuci kemaluanku dengan mentega dan madu kemudian memotong apa pun yang memberikan kenikmatan kepada seorang wanita dan membakar luka itu dengan bara merah panas. Ibuku berpura-pura menangis gembira untuk menutupi jeritanku. Ketika menikah, suamiku membuka diriku dengan pisau untuk berhubungan denganku. Lalu menyuruhku dijahit lagi sampai waktu berikutnya. Hal yang sama terjadi saat bayi datang."
Penulis tidak saja mampu membuat pembaca merasa merinding terhadap keberadaan sosok Hürrem, namun juga menyisakan rasa hormat akan kepandaiannya. Di hadapan Hürrem Sultan digambarkan bisa menjadi dirinya sendiri sesuatu yang tak bisa dilakukan di hadapan orang lain.
Berbagai kisah tentang seorang wanita yang berada di balik pemerintahan, baik di Istambul, China atau pun di belahan dunia manapun menawarkan kisah yang nyaris sama. Intrik, sex dan konspirasi. Semuanya dipadukan dengan manis dengan aneka gaya yang berlainan hingga membuat sebuah kisah berbeda dengan yang lain. Tidak membosankan bagi yang membacanya
Berbagai kisah tentang seorang wanita yang berada di balik pemerintahan, baik di Istambul, China atau pun di belahan dunia manapun menawarkan kisah yang nyaris sama. Intrik, sex dan konspirasi. Semuanya dipadukan dengan manis dengan aneka gaya yang berlainan hingga membuat sebuah kisah berbeda dengan yang lain. Tidak membosankan bagi yang membacanya
Pembaca mendapat pelajaran moral bahwa kita harus selalu berpikir jernih saat bersikap jangan sampai napsu dunia membuat kita mengambil keputusan yang salah. Ada beberapa hal yang harus dibiarkan berjalan sesuai kebiasaan agar keseimbangan kehidupan berjalan mulus.Terpenting, sosok perempuan dalam buku ini digambarkan sebagai sosok yang kuat bukan kaum lemah. Kisah cinta yang terjadi dalam buku ini menunjukan bahwa ketika seseorang jatuh cinta maka apapun akan dilakukannya.
Seandainya buku ini dicetak ulang, akan sangat menyenangkan jika tersedia glosarium. Pembaca mungkin saja tahu apa makna iqbal, kiaya, kadin, gedicli, dan lainnya. Namun karena banyaknya halaman bisa saja seseorang melupakan apa itu iqbal, atau bisa juga ada yang tidak mengerti atau ragu akan makna iqbal, akan memudahkan jika ia bisa langsung melihat glosarium dan kembali menikmati kisah bukannya membolak-balik halaman mencari makna iqbal.
--------->
Sosok Hürrem membuat saya ngeri dan kagum.
Akalnya sungguh luar biasa. Kepandaianya sungguh menakjudkan Ia mampu melihat kesempatan yang tak dilihat orang lain. Pastinya ia sangat optimis menghadapi hidup.
Pikiran-pikiran liarnya sangat memukau saya. Sebenarnya saya sedikit takut, jangan-jangan alam bawah sadar saya menyetujui semua sepak terjang Hürrem, mengingat seseorang pernah menyatakan betapa nekatnya saya jika sudah menginginkan sesuatu. Jika saya berada adalam posisi Hürrem (untungnya tidak) mungkinkah saya berbuat hal yang sama. Hemmmm
Belahan jiwaku mengatakan, ia memilihku dibandingkan yang lain karena denganku ia bisa menjadi dirinya sendiri, ia merasa nyaman dan terpenting ia bisa menjadi manusia seutuhnya bukan karena jabatan dan lainnya. Mungkin itu juga yang membuat sang sultan begitu memuja Hürrem. Rasa nyaman yang ditawarkannya.
tapi begitulah rasa, tak bisa ditawar dan direkayasa. Saat seseorang sudah merasa nyaman di dekat yang lain maka apapun dipertaruhkan dan dilakukan untuk terus mendapatkan rasa nyaman itu.
--------->
Sosok Hürrem membuat saya ngeri dan kagum.
Akalnya sungguh luar biasa. Kepandaianya sungguh menakjudkan Ia mampu melihat kesempatan yang tak dilihat orang lain. Pastinya ia sangat optimis menghadapi hidup.
Pikiran-pikiran liarnya sangat memukau saya. Sebenarnya saya sedikit takut, jangan-jangan alam bawah sadar saya menyetujui semua sepak terjang Hürrem, mengingat seseorang pernah menyatakan betapa nekatnya saya jika sudah menginginkan sesuatu. Jika saya berada adalam posisi Hürrem (untungnya tidak) mungkinkah saya berbuat hal yang sama. Hemmmm
Belahan jiwaku mengatakan, ia memilihku dibandingkan yang lain karena denganku ia bisa menjadi dirinya sendiri, ia merasa nyaman dan terpenting ia bisa menjadi manusia seutuhnya bukan karena jabatan dan lainnya. Mungkin itu juga yang membuat sang sultan begitu memuja Hürrem. Rasa nyaman yang ditawarkannya.
tapi begitulah rasa, tak bisa ditawar dan direkayasa. Saat seseorang sudah merasa nyaman di dekat yang lain maka apapun dipertaruhkan dan dilakukan untuk terus mendapatkan rasa nyaman itu.