Jumat, 09 November 2012

Mark-Alem dari Istana Mimpi dan Amber Sang Penghuni Sementara


Pengarang: Ismail Kadare
Penerjemah: Fahmy Yamani
Penyunting: Adi Toha
Pemeriksa Aksara: Dian Pranasari
ISBN: 978-979-024-368-2
Halaman: 280
Penerbit: Serambi 
Harga: Rp 39.000

Hidup adalah mimpi!

Minimal begitulah syair lagu yang sempat naik daun beberapa saat lalu. Namun hati-hatil  di Tabir Sarrail, atau Istana Mimpi. Mimpi seseorang bisa saja malah membahayakan diri dan keluarga. Para penguasa setempat sangat takut akan makna yang terkandung dalam mimpi warganya. Itu sebabnya mereka membangun Tabir Sarrail, untuk mengawasi mimpi-mimpi warganya. Dari mimpi-mimpi yang dikumpulkan, petugas berusaha menelaah dan mencari Mimpi Utama yang akan memberikan pertanda bagi takdir Kekhalifahan dan peristiwa-peristiwa besar yang akan datang. Tidak ada satu mimpi pun yang lolos dari pemeriksaan.

Mark-Alem mula-mula merasa bangga bisa bekerja di  Istana Mimpi. Nama keluarganya mungkin saja berpengaruh, tapi begitulah adanya kehidupan. belakangan ia malah merasa ngeri sendiri akan rahasia kelam keluarganya. Hidup kadang memang nyeleh.

Buku ini bisa diumpamakan sindiran bagi para penguasa yang menindas dan mengekang kebebasan warganya.  Walau bagaimana sesuatu yang dipaksakan tidak akan bertahan lama. Tapi berjaga-jaga tetap perlu khan.... mungkin itu yang dianut oleh penguasa di sana


Sempat dilarang beredar di negaranya, buku ini  menawarkan kisah yang sangat menawan.

Kata yang pas adalah INSPIRATIF


Penulis: Linda Joy Singleton
Penerjemah: Maria Susanto
Penyunting: Diksi Dik
Pemeriksa Aksara: Adi Toha
ISBN: 978-979-024-384-2
Halaman: 356
Harga: Rp. 49.000

Catatan:
Jangan pernah berjanji pada nenek, apa lagi yang sudah meninggal!

Amber kembali harus membantu sang nenek untuk "merapikan" kehidupan beberapa orang yang tanpa sengaja menjadi porak-poranda. Kali ini ini Amber berada dalam tubuh sahabatnya, Alyce.

Walau bersahabat dengan seseorang, ternyata kita belum tentu mengetahui dan memahami sahabat kita dengan baik. Mungkin saja kita tahu apa warna kesukaannya, makanan favorit atau siapa yang sedang ditaksirnya. Tapi apakah kita cukup tahu mengapa ia selalu membenci warna tertentu, bagaimana hubungannya dengan orang tuanya, bahkan kenapa saat ini kita berada dalam  peti mati. Sahabat walau bagai mana juga memiliki rahasia yang tak ingin dibagi.

Kata yang paling tepat adalah MENGGEMASKAN 


------------------->
Sosok Adi  "Sanibul Hikayat" Toha dengan perawaan imuts  tak pernah membuatku berhenti terkagum-kagum. Siapa yag mengira di balik sosok sederhana tersebut banyak karya-karya yang sudah dihasilkan. beberapa memang hanya mencantumkan nama sebagai seorang Pemeriksa Aksara tapi justru yang membuatku terkagum-kagum. Belum lagi konsistennya dalam bekerja, dalam sekian waktu sudah siap kisah menawan yang mendapat sentuhan tangannya.

Sebagai biang typo *sadardiri.com* rasanya kepalaku tak paham  bagaimana caranya menelaah aksara sekaligus menikmati kisahnya. Aku menyebutkan menikmati karena  kita bisa membawa reviewnya di Goodreads, artinya ia tak hanya menelaah huruf per huruf tapi juga memahami kisah.

Tak sabar menunggu kisah-kisah mahakaryanya ^_^

1 komentar: