Sabtu, 24 Maret 2012

Ulasan XV3 dari Dimensi Lain

Suasana di  Istana Vichattan sudah mulai terlihat lebih lenggang dibandingkan beberapa waktu yang lalu. Para Pendeta Vichattan menyebar ke seluruh penjuru guna memantau keadaan serta melakukan pembenahan yang dirasa perlu. Dalam beberapa hari lagi bisa dipastikan suasana akan kembali seperti semula

Kara au Yamenti,  biasa dipanggil Kara terlihat mengusap butiran keringat yang mengucur deras. Walau ia adalah satu satu dari empat ahli waris ia tetap seorang anak yang punya keterbatasan. Kurang istirahat selama seminggu ditambah dengan makan yang tak teratur membuat staminanya mulai menurun.

Perlahan Kara berjalan menyusuri koridor istana menuju ke kamarnya. Sepertinya saat ini memungkinkan  jika ia beristirahat  sejenak. Lagi pula penjagaan sudah diperketat dan situasi tidak sekacau yang lalu. Sebuah paket dari LEx yang baru diterimanya juga menggoda untuk segera dibuka. LEx adalah Light Express,  jasa pengiriman dengan menggunakan peri cahaya. Hanya perlu meniup  kayu untuk memanggil peri cahaya yang bertugas di LEx. Tak sulit membedakan mana peri cahaya yang  bertugas di LEx.  Cukup lihat saja peri yang menggunakan topi biru kecil bertuliskan LEx serta menggunakan pin berwarna ungu di dada.

Paket kecil terbungkus kertas ungu bertuliskan huruf-huruf yang tak lazim dipakai di Vichattan tergeletak di meja riasnya. Tanpa membaca ia sudah tahu apa arti tulisan itu, " Rachel Tan, Singaporean" Rachel Tan adalah sahabat penanya dari dimensi lain. Ia tinggal di negara  berbentuk pulau  bernama Singaporean. Konon Singaporean berarti kota singa, cocok dengan maskot negara mereka yang berbentuk singa dengan tubuh ikan, Merlion.

Dengan bersemangat  segera di raihnya paket dan dibukanya. Sebuah surat terlihat di atas  buku. Segera dibacanya surat tersebut

Ni Hao....
Bagaimanakah kabarmu sahabatku? Sudah berapa kali putaran purnama sejak  peri cahaya LEx mengantarkan kiriman istimewa darimu, buku sejarah pertempuran panjang yang ditulis oleh salah satu pujangga dari tanah leluhurmu  Bonmedo Tambunan.

 Rupanya dirimu terlalu rendah hati sahabat, sehingga tak tercantum namamu selaku nara sumber. Begitu juga soal kisah kasihmu dengan Pangeran Kegelapan yang hanya sedikit terungkap. Sepertinya kau masih enggan membagi kebahagianmu dengan khalayak ramai. Padahal aku sangat ingin mendengar kisahmu dengannya.


Para sahabatku di sekolah tak percaya saat kuceritakan bahwa aku sudah mempunyai satu buah buku berjudul  Xar & Vichattan: Empat Tubuh Statera  padahal buku itu baru saja mendarat di perpustakaan sekolah kami. Maklum peraturan di tempat kami  mengharuskan perpustakaan memiliki terbitan terbaru,  baru beberapa waktu buku tersebut bisa diperoleh untuk umum.

 Segera saja aku didaulat untuk bercerita mengenai isi buku tersebut oleh majalah sekolah. Setiap buku baru memang diupayakan untuk dibuat semacam review  oleh pihak sekolah . Gunanya untuk menarik minat baca serta menginformasikan sebuah buku baru.

Berikut aku lampirkan apa yang kutulis di majalah kampus. Semoga kau suka.

------------------------------------------
Judul: Xar & Vichattan Seri Ahli Waris Cahaya-Empat Tubuh Statera
Penulis: Bonmedo Tambunan
Penerbit: Adhika Pustaka
Tebal: 431 halaman
Cetakan: Januari 2012

Segala sesuatu tercipta pasti memiliki alasan tersendiri tergantung bagaimana pemanfaatannya saja. Contohnya Buku Iblis yang selama ini menjadi  momok menakutkan bagi banyak pihak. Di tangan Kara  au Yamenti seorang penyhir muda dari Vichattan, buku tersebut  justru menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Jika dalam buku-buku sebelumnya kita disuguhi mengenai usaha para ahli cahaya memerangi kegelapan, dibuku ini justru mereka akan berusaha memanfaatkan kegelapan demi keselarasan kehidupan.  Banyak yang mulai mengingat bahwa cahaya dan gelap adalah satu yang sama, tetapi  bertolak belakang.  Keduanya saling melengkapi, dua adalah satu. Yang satu saling menjelaskan, satu yang saling mencipta.

Gelap dan terang datang atau tercipta begitu saja, tetapi waktu yang kemudian datang lalu memisahkan gelap dan terang sehingga mereka tidak saling bertabrakan. Setelah gelap dan terang terpisah, waktu  mengumpulkan tanah, air, api dan udara lalu membentuk dunia yang sekarang dengan memastikan mereka tidak kacau dan saling membinasakan. Belakangan spirit muncul.

Setiap unsur harus seimbang. Memang  tidak setiap saat unsur bisa seimbang tapi ada batasan minimum yang harus dipenuhi. Jika tidak terpenuhi, maka  unsur lain akan mulai berguguran. Belakangan  cahaya mulai tumbuh dengan pesat. Kecepatan tumbuhnya kekuatan cahaya telah memaksa kuil Kegelapan untuk bertindak. Semakin terang  Cahaya, Kegelapan pun semakin lemah.

Para ahli waris cahaya harus berhati-hati! Salah melangkah  bisa-bisa mereka malah menghancurkan dunia. Apalagi selama ini Gelap merupakan sesuatu yang harus mereka hancurkan alih-alih manfaatkan. Terutama karena Gelap bersinggungan dengan kehilangan dan kematian. Pengikut Gelap bisa dipastikan tak akan berumur panjang.


Secara keseluruhan buku ini menawarkan kasih  yang tak biasa. Segala sesuatu yang terlihat putih belakangan terbukti justru bukanlah “putih” sementara yang hitam bisa saja berubah menjadi “putih”.  Pembaca tidak bisa menebak arah kisah karena segala sesuatunya bisa saja terjadi. Hitam bisa juga kian menjadi hitam. Tak ada yang tak mungkin dalam kisah ini.

Ciri khas penulis yaitu paragraf  yang terdiri dari kalimat-kalimat panjang masih terlihat disini. Walau sepertinya kalimat yang ada tidak sepanjang buku-buku terdahulu. Agaknya kritikan pembaca yang merasa kurang nyaman dengan kalimat panjang mendapat perhatian penulis. Penulis berusaha mengakumodir keinginan pembaca tentunya dengan tidak meninggalkan ciri khasnya.

Pemimpin Peri Udara alias Ventosus  Flaman sering dipanggil Bee karena kesukaannya meneriakkan kata Bee saat sedang terbang seharusnya cukup ditulis Bee saja. Di bagian depan, penulis sudah menerangkan mengenai nama panggilan Bee, maka sebaiknya kebelakang cukup ditulis Bee saja tidak perlu  Ventosus Flaman alias “Bee”

Percakapan singkat antara Dalrin dan kara di halaman 315 membuatku penasaran, sepertinya penulis menyampaikan pesan tersembunyi. Demikian juga dengan percakapan antara  Gerome dan Antessa di halaman 415.


Entah mengapa aku merasa penulis masih menyisakan beberapa hal. Misalnya saja peristiwa kalahnya kekuatan besar yang selama ini merajalela. Sedikit aneh jika  pertempuran sengit yang meminta korban banyak dari kedua belah pihak selesai dengan begitu mudahnya. Untuk saya kemenangan keempat anak muda itu diakhir dengan terlalu mudah.  Mungkinkan ada seri selanjutnya?

Kisah ini merupakan kisah fantasy. Fantasy sendiri menurut The Encyclopedia of Fantasy besutan John Clute dan John Grant menyebutkan, "A fantasy text is a self-coherent narrative. When set in this world, it tells a story which is impossible in the world as we perceive it; when set in an otherworld, that otherworld will be impossible, though stories set there may be possible in its terms."

Sementara itu literatur yang lain menyebutkan "‎"...general description of any literary work whose action takes place in an extravagantly imaginary world, partakes of the supernatural or generally flouts expectations about what can and cannot happen " Fantasy in Columbia dictionary of Moderen Literary and Cultural Criticism."

Apapun pengertiannya, kisah ini benar-benar memikat.
Apalagi membaca endors yang ada, sungguh menggoda.
Layak untuk dibaca, apalagi dikoleksi box setnya.
------------------------------------------

Kara tesenyum  puas membaca uraian sahabat penanya Rachel Tan. Ia memang sudah membuat kesepakatan dengan penulis untuk tidak menyebutkan jati dirnya sebagai sumber kisah. Terutama kisah mengenai tambatan hatinya.  Masih banyak yang belum bisa menerima kisah kasih mereka walau pihak istana sudah memberikan sinyal restu. Semuanya membutuhkan waktu.

Buku yang dikirim oleh sahabatnya berjudul Takdir Elir, Chronicles of Elir karangan Hans J. Gumulia. Menurut Rachel, buku itu sedang berada di puncak peringkat buku terlaris. Senang rasanya membaca kisah dari dimensi lain.Bisa menambah wawasannya.

Perlahan Kara berjalan menuju teras depan kamarnya sambil membaca buku Takdir Elir, Cupcake resmi Istana Vichattan dari Vicky  Muffin & Cupcake serta segelas teh kesehatan. Diaturnya posisi duduk hingga nyaman sebelum mulai membaca. Ini merupakan salah satu caranya untuk beristirahat. Sesaat sebelum mulai membaca, sudut matanya menangkap pohon mawar hitam dan ungu yang sedang bermekaran indah dalam pot besar di sudut teras yang bermandikan cahaya. Bunga mawar itu merupakan hadiah dari  Kuil Kegelapan. Sebersit rindu untuk  Pangeran Kegelapan mampir di hatinya.

Biarrrrrrrrr
Mendadak seberkas sinar tanda Ilmu Perjalanan Cahaya baru dipergunakan berpendar di sisi lain teras. Kara segera mengambil posisi siaga. Mendadak bau harum yang sangat dikenalnya semerbak menyebar.
Kara sungguh tak mengira ia datang.......

1 komentar: