Sabtu, 26 November 2011

Shangri-La The Hidden City : Rahasia Sihir dan Angka 13



Penulis : Ken Budha
Penyunting : Dita Sylvana, Salahuddien Gz
Penindai Aksara : Muhammad Bagus SM
Penggambar Sampul : Yudi Komarudin
Penggambar Ilustrasi : M. Komarudin
Penata Letak : MT Nugroho

Daya yang ada di pundakku, bangkitlah
cacing putih yang ada di tulang belakangku, bangkitlah
sang puter putih yang ada di mata kaki, bangkitlah
sang jati putih yang ada di telapak kaki, bangkitlah
aku kuat dan perkasa
mendapat tenaga dari Allah
Laillah Haillalahtak
Muhammadurasullulah

Mantra Menambah Kekuatan
dari Buku Mantra Orang Jawa oleh Supardi Djoko Damono

Kalian percaya sihir?
Frencine tidak pada awalnya hingga suatu saat ia mengalami kejadian aneh dalam kehidupannya.

Kehidupan Francine awalnya  biasa-biasanya saja. Maksudnya biasa saja bagi ukuran keluarga oposisi. Hobinya memang sedikit aneh, bukannya belajar memasak seperti anak perempuan berusia 13 tahun lainnya, ia malah sangat  menyukai ilmu pengetahuan terutama proses terjadinya  halilintar.

Hingga suatu malam, seluruh  keluarganya dibantai oleh orang bertopeng. Ia nyaris mati jika tidak dengan cerdik bersembunyi. Lolos dari senapan, Francine malah nyaris di perkosa! Saat ketakutan ia teringat kejadian saat sore beberapa teman laki-lakinya mengejeknya. Amarahnya mendesak rasa takut. Ia membayangkan dengan mata terbuka awan gelap di atas kepala pria yang menyekapnya dan mengeluarkan halilintar menyambar mereka.

Mendadak matanya membalik! Bola mata hitamnya lenyap di balik kelopak mata,  giginya gemeretak, tubuhnya bergetar dan diselimuti kabut kelabu dengan pijar-pijar halilintar keluar menyambar pria yang menyekapnya. Tanpa sadar Francine sudah mempratekan  sihir tingkat tiga tanpa pernah mempelajarinya terlebih dahulu!

Untungnya John seorang  Perantas di dunia sihir    menyelamatkan dirinya dan menjadikannya murid. Ternyata Francine mengembang tugas besar menyelamatkan dunia sihir bersama  tujuh  orang Perantas  dan enam  anak  murid magang pilihan lainnya. Mereka berasal dari berbagai suku bangsa yang telah dipilih secara teliti. Tiga belas orang, jika biasanya tiga belas sering dianggap angka sial, maka dalam  buku ini tiga belas justru merupakan jumlah orang yang bisa melindungi dunia sihir


Mereka ditempa dalam segala macam pengetahuan praktis mengingat waktu yang tersedia hanya 13 minggu di Kota Shangri-la, kota yang tersembunyi dan penuh dengan aneka pengaman sihir. Dalam kota ini sihir dipadukan dengan teknologi moderen sehingga para penyihir bisa bertahan dan menjalani hidup dengan lebih nyaman.
Pada saat melihat buku ini di toko buku favorit saya TM Bookstore  sudah tergoda. Tapi entah mengapa seakan ada sesuatu yang membuat saya untuk tidak segera memindahkannya ke tas belanjaan, Terutama saat ada tulisan  Dracul dan pengisap darah. Sepertinya saya sedang jenuh dengan kisah seputar mereka. Saat Sis Dina  merekomendasikan buku ini saya masih  pikir-pkir, namun ketika Mas Zupri memberikan hadiah buku ini maka mau tak mau saya harus membacanya. Semoga tidak mengecewakan.

Saat membaca, awalnya  semua berjalan dengan lancar hingga muncul sebuah kata manag dinghwa. Saya segera menghentikan laju membaca saya, ini apa yah sepertinya tidak ada di depan. Sampai 3 kali saya mengulangi membaca halaman awal tidak juga menemukan maknanya. Untung  sis Dina Begum memberikan "bocoran" agar saya mau bersabar karena di belakang akan diterangkan bahkan sampai di dua halaman yang berbeda. Sekedar usul kenapa tidak dicantumkan di awal saja?

Paragraf mengenai perantas yang menggunakan t-shirt gambar seorang penyihir remaja berkaca mata bundar berjubah hitam dengan sebatang tongkat pendek berdiri di depan Downing Street no 10 bertuliskan Prime Minister of Magic   menunjukan walau bagaimana penulis  mengagumi tokoh tersebut hingga memberikan sebuat kalimat khusus.

Sedangkan paragraf mengenai Hikoza, Si Pedang Tujuh Bintang segera mengingatkan saya pada Mas Yudhi Herwibowo penulis kisah J-novel dari Solo. Bagian ini menunjukan keaneragaman bacaan sang penulis.

Penulis juga beberapa kali menggunakan kata "meluruk" Maafkan pengetahuan bahasa saya yang minim, tapi sepertinya kata tersebut masih jarang digunakan. Saya mencoba mencari di KKBI kok malah mumet, duh sepertinya saya kurang konsentrasi nih.

Setuju sekali dengan penulis yang mengambil murid  magang dari berbagai  bangsa demi menunjukan bahwa dunia sihir tidak tergantung dari satu bangsa saja.  Juga dengan menyebutkan mengenai negara kita, sayangnya tidak dikembangkan misalnya dengan menciptakan sebuah mantera khas dari tanah air.

Beberapa hal  menjadi ganjalan buat saya. Misalnya tokoh utama kita, Francine yang mendadak bisa menguasai sihir tingkat tiga tanpa pernah belajar sebelumnya. Tentunya dalam waktu 13 minggu setiap murid magang dan Francine ditempa agar siap bertempur, sepertinya sangat sedikit digambarkan bagaimana proses belajar Francine yang tentunya berbeda dengan murid lainnya dimana mereka memulainya dari dasar.

Mohon maaf sekali lagi untuk konsentrasi saya yang terbagi tapi saya masih sedikit bingung mengenai asal usul keahlian Francine. Jika HP disebutkan memiliki keahlian warisan dari orang tuanya dibagia mana yah yang menyebutkan dari mana asal kemampuan sihirnya? Sis Dina mohon bantuannya ^_^

Lalu efek dramatis yang diberikan penulis di bab belakang sangat etrasa kurang. Bukannya terkejut saya malah merasa heran dan aneh. Di bagian awal kisah ini mengalir lancar namun kian kebelakang kisahnya menjadi seakan "garing" bagi saya.    Beberapa kejadian mau tak mau mengingatkan saya pada kisah HP. Mulai dari anak yatim piatu, tidak tahu dirinya adalah penyihir, terhebat di kelasnya, nekat dan sembrono. Sayang sebenarnya, ide cerita yang menarik jadi tertutup dengan gaya bercerita yang buat saya seakan bertele-tele dan alurnya sangat lambat.

Walag begitu, buku ini juga sarat akan petuah kehidupan.  Contohnya bagaimana sikap iri hati mampu membuat seseorang celaka tapi di lain sisi membuat seseorang jadi belajar akan makna kehidupan. Kekuatan sihir berjalan dengan berbagai cara tergantung bagaimana penyihirnya.

Dibanyak bangsa, angka 13 dianggap angka yang membawa kesialan.  Sebenarnya, kepecayaan tahayul dan aneka mitos yang ada berasal dari pengetahuan kuno bernama  Kabbalah. Kabalah merupakan sebuah ajaran mistis kuno, yang telah dirapalkan oleh Dewan Penyihir tertinggi rezim Fir’aun yang kemudian diteruskan oleh para penyihir, pesulap, peramal, paranormal, dan sebagainya—terlebih oleh kaum Zionis-Yahudi yang kemudian mengangkatnya menjadi satu gerakan politis—dan sekarang ini, ajaran Kabbalah telah menjadi tren baru di kalangan selebritis dunia. Bangsa Yahudi sejak dahulu merupakan kaum yang secara ketat memelihara Kabbalah.

Di Marseilles, Perancis Selatan, bangsa Yahudi ini membukukan ajaran Kabbalah yang sebelumnya hanya diturunkan lewat lisan dan secara sembunyi-sembunyi. Mereka juga dikenal sebagai kaum yang gemar mengutak-atik angka-angka (numerologi), sehingga mereka dikenal pula sebagai sebagai kaum Geometrian. Menurut mereka, angka 13 merupakan salah satu angka suci yang mengandung berbagai daya magis dan sisi religius, bersama-sama dengan angka 11 dan 666.
(http://aziztheripper.blogspot.com/2011/11/misteri-angka-13.html)

Terakhir marilah kita menutup repiu ini dengan membaca  Mantra Menggenggam Kilat dari Buku Mantra Orang Jawa
Sang hitam putih
lemaslah kau
tak lain akulah
hakikat Allah

Foto dari
http://thetripmaster.vickiechan.com/news/2011/02/28/shangri-la.html

6 komentar:

  1. sis Dina hayuh merapal doa cantik *buka primbon*

    BalasHapus
  2. "Dan tanggung jawab besar ada pada kita." Kredo san sebastian

    BalasHapus
  3. Shangri-La adalah kota kuno penuh keajaiban

    BalasHapus
  4. legenda kota kuno penuh keajaiban jadi inspirasi di jaman modern, komentar juga ya ke blog saya www.goocap.com

    BalasHapus